MAKALAH
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata kuliah Psikologi Umum dan
Perkembangan
M Ikbal Alamsari
Nurul Rahmawati
Ramlan Maulana
Sarah Septiyani
Puji dan syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
atas segala limpahan nikmat, rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Motivasi ” ini tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam
tak lupa selalu kita curahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW beserta
para sahabatnya yang telah menuntun kita dari jaman jahiliyah hingga jaman yang
terang benderang seperti sekarang ini.
Penyusun ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
atas pembuatan makalah ini, terutama buat kedua orang tua yang selalu
memberikan motivasi yang sangat luar biasa yang bisa membuat saya lebih giat
untuk belajar, dan kepada dosen – dosen terutama yang terhormat Bapak M Nasir,
M. Ag yang telah memberikan begitu banyak pengetahuan dalam mata kuliah
“Psikologi Umum dan Perkembangan” ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi dikatakan sebagai suatu proses yang menjelaskan tentang
intensitas, arah,dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga
elemen utama dalam definisi ini diantaranya adalah intensitas, arah, dan
ketekunan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Motivasi?
2. Apa saja klasifikasi motif dan Pengertian Perasaan?
3. Apa saja macam-macam Motivasi?
4. Bagaimana Konflik Motif pengukuran motif?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan Pengertian Motovasi
2. Untuk memahami klasifikasi motif dan Pengertian Perasaan
3. Untuk mengetahui macam-macam Motivasi
4. Untuk mengetahui Konflik Motif dan pengukuran motif
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan akar kata dari bahasa Latin movore, yang berarti
gerak atau dorongan untuk bergerak. Motivasi dalam Bahasa Inggris berasal
dari kata motive yang berarti daya gerak atau alasan.
Motivasi dalam Bahasa Indonesia, berasal dari kata motif yang berarti
daya upaya yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Motif dapat
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri subyek untuk melakukan
aktivitas tertentu demi mencapai tujuan. Motif tersebut menjadi dasar kata
motivasi yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Motif merupakan tahap awal dari motivasi. Motif dan daya penggerak
menjadi aktif, apabila suatu kebutuhan dirasa mendesak untuk dipenuhi. Motif
yang telah menjadi aktif inilah yang disebut motivasi. Motivasi dapat
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang
menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan.
3
B. Klasifikasi Motif dan Pengertian Perasaan
Para ahli psikologi telah mengklasifikasikan motif yang ada pada diri
manusia sebagai berikut:
Motif primer merupakan motif yang dilatar belakangi oleh proses fisio-
kemis di dalam tubuh. Motif ini bergantung pada kondisi organik individu.
Yang merupakan motir primer seperti motif lapar, haus, bernafas istirahat.
Adanya motif ini bertujuan untuk mempertahankan kondisi equilibrium di
dalam tubuh individu. Adapun motif sekunder merupakan motif yang tidak
bergantung pada proses fisio-kemis pada tubuh individu.
4
Klasifikasi motif ini didasarkan pada reaksi individu terhadap
rangsangan yang datang. Bila reaksi individu terhadap stimulus yang datang
bersifat mendekat, maka disebut dengan motif mendekat. Dan jika reaksi
individu terdapat stimulus yang datang bersifat menjauh, maka disebut motif
menjauh. Stimulus yang menyebabkan individu bereaksi mendekat disebut
dengan stimulus positif. Sedangkan stimulus yang menyebabkan reaksi
menjauh merupakan stimulus negatif. Respon menjauh maupun mendekat
bisa didapatkan dengan pengalaman atau tanpa pengalaman.
Dilihat dari sudut asalnya, motif dibedakan menjadi tiga yaitu motif
biogenetis, sosiogenetis dan teogenetis. Motif biogenetis merupakan motif-
motif yang berasal dari kebutuhan organisme orang demi kelanjutan
kehidupannya secara biologis. Motif ini asli pada diri manusia dan
berkembang dengan sendirinya.
C. Macam-macam Motivasi
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu
demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri), motivasi yang didasarkan pada
sebuah ‘nilai’ dari kegiatan yang dilakukan tanpa melihat penghargaan dari
luar. Misalnya: Murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang
pada mata pelajaran yang diujikan itu sendiri.
5
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan
sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik ini sering
dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan (reward) dan hukuman.
Imbalan eksternal dapat berguna untuk mengubah perilaku. Fungsi imbalan
adalah sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, di mana tujuannya
adalah mengontrol perilaku murid.
Contohnya: guru memberi reward permen kalau murid bisa menjawab
pertanyaan dengan baik. Tetapi tentu kita juga menginginkan motivasi siswa
adalah motivasi yang memang berasal dari dirinya sendiri (intrinsik), hal ini
bisa dilakukan dengan cara memberikan hadiah yang mengandung informasi
tentang kemampuan murid sehingga motivasi intrinsik dapat meningkat,
kenapa? Karena dengan memberikan pujian dapat juga meningkatkan
perasaan bahwa diri mereka kompeten. Dalam masalah motif, terdapat
adanya bermacam-macam motif, namun pendapat antara para ahli berbeda-
beda, namun ada motif yang berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia.
Teori yang terkenal seperti teorinya Maslow (1970)
3. Motif Fisiologis
Motif fisiologis ini pada umumnya berakar pada keadaan jasmani, misal
dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan seksual, dorongan
untuk mendapatkan udara segar. Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan
kebutuhan-kebutuhan untuk melangsungkan eksistensinya sebagai makhluk
hidup, karena itu motif ini disebut basic motives atau motif primer.
Motif ini timbul karena tidak adanya atau keseimbangan dalam tubuh,
apabila keseimbangan ini terganggu, maka adanya usaha atau dorongan untuk
mencari keseimbangan. Mekanisme fisiologis untuk mempertahankan
keseimbangan ini dilengkapi dengan regulator atau motivated behavior,
misal udara dingin, maka keadaan ini mendorong manusia untuk mencari
kehangatan, mencari selimut, atau benda-benda yang dapat memberi
kehangatan bagi tubuhnya.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motif ini timbul apabila
adanya kebutuhan yang diperlukan, apabila ada kebutuhan, maka hal ini
memicu organisme untuk bertindak atau berperilaku untuk memperoleh
kebutuhan yang diperlukan. Namun kebutuhan juga dapat berperan sebagai
motif. Proses belajar juga mempunyai peranan penting dalam kaitannya
dengan motif, juga dalam tujuan serta dalam kebutuhankebutuhan.
4. Motif Sosial
Motif sosial merupakan motif yang kompleks, dan merupakan sumber
dari banyak perilaku atau perbuatan manusia. Berkaitan dengan motif sosial,
maka memahami motif ini adalah hal yang penting untuk mendapatkan
6
gambaran tentang perilaku individu atau kelompok. McCelland (Morgan,
dkk, 1984) berpendapat bahwa motif sosial dapat dibedakan dalam:
1) Kebutuhan akan berprestasi
2) Motif aafiliasi atau kebutuhan berafiliasi
3) Motif berkuasa atau kebutuhan berkuasa
7
6. Motif Eksplorasi, Kompetensi, dan Self-aktualisasi
1) Motif Eksplorasi dari Woodworth dan Marquis
Maksud motif ini adalah motif untuk mengatakan eksplorasi terhadap
lingkungan. Menurut mereka terdapat bermacam-macam motif, yaitu
motif :
a) Motif organis: Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan kelangsungan
hidup organisme, seperti makan, minum, seks, kebutuhan akan udara
segar, kebutuhan untuk aktif dan istirahat.
b) Motif darurat: Yaitu motif yang bergantung pada keadaan disekitar atau
diluar organisme, dimana organisme harus mengambil langkah untuk
menghindari bahaya, mengatasi hambatan.
c) Motif objektif: Merupakan motif yang bergantung pada lingkungan
organisme, juga termasuk motif eksplorasi, motif manipulasi yaitu
motif untuk menguasai keadaan sekitarnya, minat (interest) yaitu motif
yang timbul karena organisme tertarik pada suatu objek.
2) Motif Kompetensi (Competance Motive)
Motif kompetensi berkaitan dengan motif intrinsik, yaitu kebutuhan
seseorang untuk berkompetensi dan menentukan sendiri dalam kaitan
dengan lingkunganya. motif ini merupakan motif yang sangat penting
karena ini merupakan faktor yang sangat kuat dari perilaku manusia yang
dapat digunakan untuk membuat seseorang lebih produktif.
3) Motif Aktualisasi Diri dari Maslow
Motif aktualisasi diri merupakan motif yang ber- kaitan dengan kebutuhan
atau dorongan untuk mengaktualisasikan potensi yang ada pada diri
individu. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang paling tinggi,
dibawah ini adalah tingkatan kebutuhan menurut Maslow:
a) Self-actualization (aktualisasi diri)
b) Self-esteem (kebutuhan akan penghargaan)
c) Belongingness and love needs (kebutuhan akan kepercayaan dan kasih
sayang)
d) Safety needs (kebutuhan akan rasa aman)
e) Psyologiccal needs (kebutuhan akan fisiologis)
8
D. Konflik Motif dan Pengukuran Motif
Menurut Kurt Lewin ada 3 macam konflik motif, yaitu :
1. Konflik angguk-angguk (approach-approach conflict)
Konflik ini timbul karena adanya dua motif atau lebih yang
kesemuanya mempunyai nilai positif bagi individu yang bersangkutan, dan
individu mengadakan pemilihan diantara motif-motif yang ada.
2. Konflik geleng-geleng (avoidance-avoidance conflict)
Konflik ini timbul karena individu menghadapi dua atau lebih motif
dan semuanya mempunyai nilai negatif bagi individu yang bersangkutan,
individu tidak boleh menolaknya, harus memilih salah satu motif yang ada
3. Konflik Geleng-Geleng (approach-avoidance conflict)
Konflik ini timbul karena individu menghadapi objek yang
mengandung nilai positif dan negatif, hal ini dapat menimbulkan konflik
pada individu yang bersangkutan. Apabila individu menghadapi
bermacam-macam motif, ada beberapa kemungkinan respons yang dapat
diambil oleh individu yang bersangkutan:
a. Pemilihan atau penolakan Terjadi apabila mengandung nilai yaang positif
atau negatif bagi individu yang bersangkutan.
b. Kompromi Terjadi apabila individu dapat mengambil respons yang
bersifat kompromis, misal ingin belajar, tetapi juga ingin bekerja, maka
bisa dilaksanakan kedua-duanya.
c. Ragu-ragu (bimbang) Terjadi apabila individu diharuskan memilih atau
menolak antara dua motif, maka kadang-kadang terjadi kebimbangan,
dalam mengambil keputusn ini individu harus mempertimbngkan dan
memeriksa secara teliti segala aspek dari hal tersebut. Keputusan yang
diambil harus bersifat rasional, subjektif, keputusan keluar dari lubuk
hati, dari kata hati individu yang bersangkutan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Motivasi adalah keadaan individu yang terangsang yang terjadi jika suatu
motif telah dihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai. Sedangkan
motifnya adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motif tidak bisa dilihat begitu saja dari perilaku seseorang karena motif
tidak selalu seperti yang tampak, bahkan kadang-kadang berlawanan dengan
yang tampak.
Dari tujuan-tujuan yang tidak selalu disadari ini, kita terpaksa menangani
seluruh masalah motivasi yang tidak disadari itu. Karena teori motivasi yang
sehat tidak membenarkan pengabaian terhadap kehidupan tidak sadar.Dari
banyaknya pandangan yang berbeda mengenai motivasi yang mungkin
dikarenakan oleh penggunaan metode observasi yang berbeda-beda, kajian
tentang berbagai kelompok usia dan jenis kelamin yang berbeda, dan
sebagainya, terdapat model tentang motivasi yang digeneralisasi yang
mempersatukan berbagai teori yang ada.
Suatu perbuatan atau keinginan yang disadari dan hanya punya satu
motivasi bukanlah halyang biasa, tetapi tidak biasa. Karena suatu keinginan yang
disadari atau perilaku yang bermotivasi dapat berfungsi sebagai penyalur untuk
tujuan tujuan lainnya. Apabila dapat terjadi keseimbangan, hal tersebut
mencerminkan ”hasil pekerjaan seseorang yang berhadapan dengan potensinya
untuk perilaku, yang dapat diidentifikasi sebagai “kemampuannya”. Jadi,
motivasi memegang jabatan sebagai perantara untuk mentransformasikan
kemampuan menjadi hasil pekerjaan.
10
B. Saran
Setelah penyusun membuat makalah kelompok ini, penyusun menjadi tahu
pentingnya motivasi dalam keberhasilan pendidikan seseorang, karena dapat
meningkatkan semangat seseorang untuk meraih harapan serta cita – citanya.
Oleh karena itu penyusun menyarankan agar setiap orang, khususnya mahasiswa
memilki motivasi dalam belajar agar dapat menyelesaikan study tepat pada
waktunya dan mendapatkan Indeks Prestasi yang memuaskan (Cumlaude).
11
DAFTAR PUSTAKA
Purwa Atmaja Prawira. 2014. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru Ar-
Ruzz Media: Yogyakarta
John Eschols dan Hasan Shadily. 2003. Kamus Bahasa Inggris. Gramedia Pustaka:
Jakarta
12