Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PSIKOLOGI DAKWAH
“MOTIVASI SEBAGAI MODEL PENDEKATAN PSIKOLOGI
DAKWAH”

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Dosen Pengampu :
Umi Rojiati, M.Kom.I

KPI Kelas F
Kelompok 4:
1. Muhamad Aji Suprapto (2141010183)
2. Rio Firnanda (2141010204)
3. Rizkiana Wahyuningsih (2141010207)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat “Tuhan Yang Maha Esa” yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-NYA sehingga kami dapat menyusun
dan menyelesaikan makalah ini. Pada dasarnya, tujuan dibuatnya makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Psikologi Dakwah dan
Opini. Kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang dengan tulus memberikan
do’a, saran dan kritik yang membangun, sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DEPAN/SAMPUL JUDUL ....................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 1
1.3. Tujuan Masalah ................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Motivasi dan Klasifikasinya ............................... 2
2.2. Motivasi dalam Al-Qur’an ................................................... 4
2.3. Peran Motivasi daam Proses Dakwah ................................... 5

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan.......................................................................... 6
3.2. Saran ................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dalam berdakwah pengetahuan sangatlah penting, metode dakwah juga
sangat penting. Akan tetapi sesungguhnya yang paling penting dan menjadi
pokok persoalan segala sesuatu adalah motivasi. Di dalam proses kegiatan
dakwah, faktor motivasi menjadi penentu bagi keberhasilannya. Adapun
tujuan motivasi bagi seorang da’i adalah menggerakkan atau memacu objek
dakwah (mad’u) agar timbul kesadaran membawa perubahan tingkah laku
sehingga tujuan dakwah dapat tercapai. Namun, tidak semua motivasi yang
telah direncanakan tersebut berjalan mulus tanpa sandungan sedikitpun.
Permasalahan seringkali muncul yang berkaitan dengan pemberian motivasi
dalam dakwah, yaitu ketika da’i dalam mengarahkan tingkah laku mad’u
tidak sesuai dengan tujuan dakwah tersebut, seperti pribadi da’i yang
mungkin kurang dapat diterima,dll. Untuk itu dalam makalah ini akan
membahas lebih rinci terkait motivasi dalam dakwah.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi, dan seperti apa klasifikasinya?
2. Seperti apa motivasi dalam Al-Qur’an?
3. Seperti apa peran motivasi dalam proses dakwah?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan motivasi, beserta klarifikasinya.


2. Mengetahui motivasi dalam Al-Qur’an
3. Mengetahui peran motivasi dalam proses dakwah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Motivasi dan Klasifikasinya


2.1.1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan
atau daya penggerak”. Motivasi berasal dari kata “motif” yang
diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
1
melakukan sesuatu. Motif merupakan alasan atau dorongan
didalam manusia yang menyebabkan manusia itu melakukan
sesuatu. Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang
memberikan kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. 2
Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan,
mengarahkan, dan menompang tingkah laku manusia. Istilah
motivasi baru digunakan pada awal abad ke-20 M. Sebelumnya,
selama beratus-ratus tahun pandangan utama para pakar filsafat dan
teologi ialah bahwa manusia adalah makhluk rasional dan intelek
yang memilih tujuan serta menentukan runtutan perbuatannya
secara bebas. 3 Dalam hal ini cara berpikirlah yang menentukan apa
yang dilakukan oleh manusia sehingga konsep motivasi tidak lagi
diperlukan. Pandangan prosedural ini menyatakan bahwa tingkah
laku manusia dipengaruhi atas dua hal, yakni kekuatan internal dan
eksternal. Bagian terpenting dari pandangan prosedural ini ialah
teori naluri atau insting, yaitu suatu teori yang berpendapat bahwa
kekuatan psikologis bawaan dapat memengaruhi organisme untuk
bertingkah laku dengan cara tertentu dalam keadaan yang tepat.

1
Sihbudi, M. Riza . 1991. “Psikologi Umum”. Bandung: Mizan. hlm .24.
2
H. Machasin. 2015. “Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi” Semarang: CV. Karya Abadi. ,
hlm.105.
3
Faizah, Effendi, &Muchsin, 2000. “ Psikologi Dakwah”. Jakarta: Bumi Aksara. hlm. 125

2
2.1.2. Klasifikasi Motivasi
Para ahli psikologi berusaha menggolongkan motif-motif yang ada
dalam diri manusia sebagai berikut:
a. Sartain, beliau mengklasifikasikan motivasi ke dalam dua
golongan yaitu:
1. Physiological drive ialah dorogan-dorongan yang bersifat
fisiologis;
2. Social motive ialah dorongan-dorongan yang ada
hungungannya dengan manusia lain dalam masyarakat.

b. Woodworth, beliau mengklasifikasikan motif sebagai berikut:


1. Unlearned motives (motif-mosif pokok yang tidak
dipelajari);
2. Learned motives (motif-motif yang dipelajari).
.
c. Drs. H. M. Arifin, M. Ed. Beliau mengklasifikasikan motif ke
dalam hal-hal berikut:
1. Motif yang mendorong aktifitas pribadi atau self actualism,
diaman di dalamnya mengandung dorongan yang bersifat
jasmaniah dan rohaniah;
2. security motive;
3. Motif untuk mengadakan respons;
4. Motif yang bersifat individual;
5. Motif yang mendorong untuk mencari pengalaman yang
baru;
6. Emergency motive;
7. Objective motive.4

d. Dr. W.A. Gerungan. Dipl. Psych. Beliau mengklasifikasikan


motif ke dalam hal-hal berikut:
1. Motif Tunggal dan Motif Bergabung;
2. Motif Biogenis dan Motif Sosiogenis;

4
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. “Psikologi Umum” . Jakarta: Balai Pustaka.

3
3. Motif Teogenis (motif-motif yang berasal dari interaksi
manusia dengan Tuhan).5

2.2. Motivasi Dalam Al-Qur’an


motif fisiologis adalah dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan akan makan, minum, bernafas, bergerak dan lain-lain. Al-Qur’an
telah mengemukakan bahwa dorongan fisiologis dapat dikategorikan dalam
hal-hal berikut:
1. Dorongan-dorongan Untuk Menjaga Diri
Dalam berbagai ayat Al-Qur’an Allah mengemukakan dorongan fisiologis
yang terpenting untuk menjaga diri dan kelangsungan hidup individu.
Sebagaimana dalam Q.S. An-Nahl ayat 80:
َ ‫ست َ ِّخفُّ ْونَهَا يَ ْو َم‬
‫ظ ْعنِّكُ ْم َويَ ْو َم‬ ْ َ ‫س َكنًا َّو َجعَ َل لَكُ ْم ِّم ْن ُجلُ ْو ِّد ْاْلَ ْنعَ ِّام بُيُ ْوت ًا ت‬َ ‫ّٰللاُ َجعَ َل لَكُ ْم ِّم ْۢ ْن بُيُ ْوتِّكُ ْم‬
‫َو ه‬
‫ش َع ِّار َها ٓ اَثَاثًا َّو َمتَاعًا ا ِّٰلى ِّحيْن‬ ْ َ ‫اِّقَا َم ِّتكُ ْم ۙ َو ِّم ْن اَص َْوا ِّفهَا َوا َ ْو َب ِّار َها َوا‬
Artinya: “Dan Allah menjadikan rumah-rumah bagimu sebagai tempat
tinggal dan Dia menjadikan bagimu rumah-rumah (kemah-kemah) dari
kulit hewan ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya pada waktu
kamu bepergian dan pada waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya
pula) dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing, alat-alat rumah
tangga dan kesenangan sampai waktu (tertentu).”

Dalam ayat di atas, Allah mengisyaratkan sebagian dorongan untuk


menjaga diri dari panas, dingin, lelah, dan rasa sakit.

Selain itu, dalam sistem nafs, motifasi bersifat fitri, dalam arti bahwa manusia
memiliki kecenderungan dan potensi yang berlaku secara universal, meski
setiap orang memiliki keunikan pada dirinya. Di dalam sistem nafs juga
terdapat naluri atau insting yang memiliki kecenderungan tertentu. Dorongan-
dorongan nafs tersebut ada yang disadari dan ada pula yang tidak disadari.
Isyarat tentang adanya penggerak tingkah laku manusia (motif) alam sistem
nafs dipaparkan dalam Al-Qur’an dalam surat Yusuf ayat 53:

َ ‫س ْۤ ْو ِّء ا َِّّْل َما َر ِّح َم َربِّ ْۗ ْي اِّنَّ َربِّ ْي‬


‫غفُ ْو ٌر َّر ِّح ْي ٌم‬ ُّ ‫ارةٌ ْۢ بِّال‬ ْ ْۚ ‫ئ نَ ْفس‬
َ ‫ِّي اِّنَّ النَّ ْف‬
َ ‫س َْلَ َّم‬ ُ ‫َو َما ٓ اُبَ ِّر‬

5
Ahmad, Abu. “Psikologi Umum”. Jakarta: Rineka Cipta. 139

4
Artinya: “Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena
Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun
lagi Maha penyanyang.”
Ayat diatas secara jelas mengisayarakatkan adanya sesuatu di dalam sistem
nafs yang menggerakkan tingkah laku manusia yang mengajak pada
kejahatan.

Selanjutnya, surat an-Nas mengisaratkan adanya penggerak tingkah laku pada


manusia yang disebut waswas.

Artinya:
1. "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai)
manusia.
2. Raja manusia.
3. Sembahan manusia.
4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan)
jin dan manusia.
6. Dari (golongan) jin dan manusia

2.3. Peran Motivasi dalam Proses Dakwah


Dakwah merupakan suatu kegiatan untuk mengajak seseorang kepada
kebaikan, baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang
dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain,
baik individual maupun kelompok agar sesuai dengan ajaran agama (Islam).

5
Dari sini dapat disimpulkan bahwa motivasi dalam dakwah adalah dorongan
dalam diri seseorang sebagai usaha untuk memenuhi keinginannya, maksud
dan tujuan dalam mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang
benar sesuai dengan perintah Allah SWT untuk kemaslahatan dan
kebahagiaan mereka di dunia dan juga di akhirat.
Di dalam proses dakwah terdapat unsur da’i yaitu pelaku dalam dakwah.
Dalam hal ini, adapun tujuan motivasi bagi seorang Da’i adalah
menggerakkan atau mendorong objek dakwah (Ma’du) agar timbul kesadaran
yang membawa perubahan tingkah laku sehingga tujuan dakwah dapat
tercapai. Dalam proses dakwah diharapkan seorang Da’i mampu
menggerakkan atau menimbulkan kekuatan dalam diri Ma’du dan memimpin
Mad’u untuk bertindak sesuai dengan ajaran-ajaran agama yang disampaikan.
Selanjutnya seorang Da’i dituntut untuk mengarahkan tingkah laku Mad’u
sesuai dengan tujuan dakwah yang kemudian menompang tingkah laku
Mad’u dengan menciptakan lingkungan yang dapat menguatkan dorongan-
dorongan tersebut. Jadi, penting bagi seorang Da’i mengetahui motif-motif
mendesak dari sasaran dakwahnya agar mampu menyesuaikan materi
dakwah, metode dakwah atau strategi dakwah yang tepat agar tujuan dakwah
dapat tercapai.6

6
M. Arifin, Psikologi Dakwah: Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VI, 2004),
hlm. 6

6
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberikan
kontribusi pada tingkat komitmen seseorang Motivasi mengandung tiga
komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menompang
tingkah laku manusia. Dalam pengkasifiksiannya motivasi juga terbagi ke
dalam beberapa macam sebagaimana yang telah dipaparkan tadi. Di dalam
Al-Qur’an motif fisiologis adalah dorongan-dorongan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan akan makan, minum, bernafas, bergerak dan lain-lain.
Adapun peran motivasi dalam proses dakwah yaitu berperan sebagai
dorongan dalam diri seseorang sebagai usaha untuk memenuhi keinginannya,
maksud dan tujuan dalam mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada
jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT untuk kemaslahatan dan
kebahagiaan mereka di dunia dan juga di akhirat.

3.2. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari dosen pengampu mata kuliah serta dari para
pembaca agar kedepannya makalah ini dapat menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Sihbudi, M. Riza . 1991. “Psikologi Umum”. Bandung: Mizan.


H. Machasin. 2015. “Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi” Semarang: CV.
Karya Abadi. , hlm.105.
Faizah, Effendi, &Muchsin, 2000. “ Psikologi Dakwah”. Jakarta: Bumi Aksara.
hlm. 125
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. “Psikologi Umum” . Jakarta: Balai Pustaka.
Ahmad, Abu. “Psikologi Umum”. Jakarta: Rineka Cipta.
M. Arifin, Psikologi Dakwah: Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet.
VI, 2004)

Anda mungkin juga menyukai