Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI ISLAM

MOTIVASI SPIRITUAL

Dosen Pengampu : Abdul Hamid Cholili, M.psi, Psikolog

Disususn oleh :

Kelompok 4

Nouval Agum Ramadhan (200401110104)


Firda Widya Safinah (200401110116)
Zunaida Erma Rahmawati (200401110125)
Farah Tsabitah Khansa Amany (200401110130)
Fadhilah Purnama W. A. Djulian (200401110163)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah berjudul “Motivasi Spiritual” dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Abdul Hamid Cholili, M.Psi, Psikolog
selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Islam yang telah memberikan tugas penyusunan
makalah ini sehingga kami dapat menambah wawasan mengenai berbagai hal baru yang
bermanfaat. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusanan makalah ini.

Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Psikologi Islam. Kami
menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih memiliki kekurangan dan tentunya jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan makalah tersebut. Terlepas dari kekurangan yang ada, kami harap makalah ini
dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan pembaca.

Malang, 1 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
Rumusan Masalah ................................................................................................................... 5
Tujuan ..................................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
ISI............................................................................................................................................... 6
Motivasi Menurut Perspektif Barat ......................................................................................... 6
Gambaran Motivasi Spiritual Islam ........................................................................................ 7
Status Mental dan Status Fisik sebagai Pembentuk Manusia ............................................... 10
BAB III .................................................................................................................................... 12
PENUTUP................................................................................................................................ 12
Kesimpulan ........................................................................................................................... 12
Saran ..................................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Psikologi Islam tentang motivasi spiritual sangat penting untuk dipahami karena
motivasi spiritual adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang dapat
memberikan arti dan tujuan hidup. Sebagai manusia yang beriman, motivasi spiritual
memainkan peran penting dalam memandu perilaku dan pemikiran kita. Oleh karena itu,
memahami motivasi spiritual dari perspektif psikologi Islam dapat memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang bagaimana sumber daya spiritual dapat membantu individu
mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

Dalam konteks psikologi Islam, motivasi spiritual berhubungan erat dengan konsep
tauhid atau keyakinan pada keesaan Allah. Dalam ajaran Islam, motivasi spiritual merupakan
konsep yang sangat penting dan telah menjadi fokus utama dalam banyak kajian psikologi.
Islam menekankan pentingnya keberadaan Allah dalam kehidupan manusia dan bahwa Tuhan
merupakan sumber motivasi dan inspirasi yang seharusnya menjadi fokus utama dalam hidup.

Motivasi spiritual juga berkaitan dengan konsep ketaqwaan dan keikhlasan dalam
Islam. Ketaqwaan adalah kepatuhan dan kesetiaan terhadap Allah, sementara keikhlasan adalah
kesediaan hati untuk mengorbankan segala sesuatu demi keberhasilan akhirat. Konsep ini
memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku manusia, di mana motivasi spiritual
membantu individu untuk memahami bahwa setiap tindakan yang dilakukan harus selaras
dengan nilai-nilai Islam.

Dalam kehidupan sehari-hari, motivasi spiritual membantu individu untuk mencapai


tujuan-tujuan mereka dengan cara yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat. Motivasi
spiritual membantu individu untuk memahami bahwa kesuksesan tidak hanya berdasarkan
pada keberhasilan materi atau uang, tetapi juga pada keberhasilan spiritual. Dengan demikian,
motivasi spiritual dapat menjadi alat penting dalam mengembangkan sikap positif dan
membantu individu untuk mencapai kesuksesan sejati dalam kehidupan mereka.

Dalam kajian psikologi, motivasi spiritual menjadi tema yang penting untuk dikaji
karena berperan penting dalam memotivasi individu untuk melakukan tindakan positif dan
bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Kajian tentang motivasi spiritual dapat membantu
individu untuk memahami bagaimana mereka dapat mengembangkan sumber daya spiritual
mereka dan mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu,
penelitian psikologi Islam tentang motivasi spiritual dapat memberikan pemahaman yang lebih
dalam tentang bagaimana nilai-nilai Islam dapat membantu individu untuk mencapai tujuan-
tujuan mereka dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Rumusan Masalah

Penyusunan makalah ini mengambil rumusan masalah sebagai berikut :


1. Bagaimanakah pengertian motivasi menurut perspektif barat?
2. Bagaimanakah gambaran motivasi spiritual islam?
3. Bagaimanakah status mental dan status fisik sebagai pembentuk manusia?

Tujuan

Penyusunan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :


1. Memahami pengertian motivasi menurut perspektif barat.
2. Memahami gambaran motivasi spiritual islam.
3. Memahami status mental dan status fisik sebagai pembentuk manusia?
BAB II
ISI
Motivasi Menurut Perspektif Barat
Motivasi adalah konsep yang cukup penting dalam ilmu psikologi maupun ilmu
lainnya, sehingga perlu dari kita mengetahui dan memahami pengertian serta penjelasan
mengenai aoa itu motivasi. Menurut Duică,1982 dalam (Robescu & Iancu, 2016) motivasi
didefinisikan sebagai semua kekuatan pendorong internal dan eksternal yang membuat
individu untuk melakukan suatu kegiatan, apa yang menentukan batas dan bentuk kegiatan dan
yang memberikannya kegiatannya yang berorientasi pada pencapaian tujuan tertentu, Motivasi
adalah kekuatan yang menyebabkan gerakan pada manusia, bahkan setiap agen yang
menyebabkan aktivitas (internal atau eksternal) pada makhluk hidup dianggap sebagai
semacam motivasi (Tohidi & Jabbari, 2012), motivasi merupakan suatu kondisi psikologis
pada manusia sehingga manusia tersebut terdorong untuk melakukan sesuatu (ARIANTI,
2019).
Dari ketiga definisi tersebut dapat diketahui pengertian motivasi adalah dorongan dari
internal dan eksternal pada diri manusia untuk melakukan suatu aktifitas sehingga mencapai
tujuan yang diinginkan manusia tersebut, atau bisa disebut motivasi merupakan proses yang
menjelaskan mengenai intensitas, arah, dan ketekunan suatu individu untuk mencapai
tujuannya. Sedangkan menurut perspektif ilmuan psikologi berikut ini adalah beberapa
kumpulan pernyataan mengenai definisi dari motivasi adalah sebagai berikut :
1. Menurut Abraham Maslow motivasi adalah kebutuhan manusia untuk mencapai tingkat
tertentu dalam hierarki kehidupannya, dalam teorinya Maslow menyebutkan ada lima
tingkat kebutuhan manusia dimulai fisiologis, keamanan, sosial, pengakuan, dan
aktualisasi diri, manusia normal umumnya akan memperjuangkan tingkat kebutuhan
hingga mencapai tingkat aktualisasi diri (tingkat tertinggi pada kebutuhan manusia)
(Maslow, 1943).

2. Pengertian yang diberikan oleh B.F Skinner, motivasi adalah proses pembentukan
perilaku melalui penguatan hukuman, Skinner mengembangkan teori pembelajaran
operant yang menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh konsekuensi yang
mengikuti perilaku tersebut seperti penguatan atau hukuman (Skinner, t.t.), .
3. Menurut Edward L. Deci dan Richard M. Ryan, motivasi adalah dorongan di dalam diri
individu untuk melakukan aktivitas yang mempunyai nilai dan arti bagi diri individu
tersebut. Deci dan Ryan mengembangkan teori determination yang menyatakan bahwa
motivasi terjadi ketika individu mempunyai control atas aktvitas yang dilakukannya
dan merasakan keterhubugan dengan lingkungannya (Deci, 2017).

4. Menurut David McClelland, motivasi adalah dorongan dalam diri individu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. McClelland mengembangkan teori motivasi
prestasi yang menyatakan bahawa individu memiliki keinginan mencapai tujuan yang
mampu diraih, dan individu pasti memiliki keinginan untuk berprestasi yang tinggi
(MCCLELLAND, 2016)

5. Pengertian mootivasi berikutnya dikemukakan oleh Frederick Herzberg, menurutnya


motivasi adalah hasil dan bentuk dari faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik, kedua faktor
tersebut mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi yang dibentuk pada diri seorang
manusia, karena pada dasarnya interaksi dengan lingkungan maupun diri sendiri adalah
rangsangan kepada diri manusia tersebut untuk meraih sesuatu (Herzberg dkk., 1970).
Dari beberapa pengertian yang disampaikan oleh para ahli psikologi barat, bahwasanya
motivasi adalah suatu unsur dari psikologis manusia dimana unsur ini tidak bisa dipisahkan
dengan kehidupan sehari hari manusia karena jika dipisahkan maka kehidupan manusia hanya
stagnan dan tidak akan bisa melakukan apa-apa karena tidak ada motivasi dalam diri mereka
untuk beraktifitas. Berdasarkan pengertian tersebut muncul kata kunci dalam motivasi yaitu
kebutuhan, dorongan , aktifitas, serta tujuan dari beberapa kata kunci tersebut bisa disimpulkan
motivasi dalam diri manusia dapat timbul apabila adanya tujuan dan kebutuhan yang muncul
didalam benak manusia kemudian timbul dorongan untuk meraih kedua hal tersebut sehingga
tercipta aktifitas yang dilakukan manusia tersebut untuk mengupayakannya.

Gambaran Motivasi Spiritual Islam


Menurut Anshari (1993) motivasi spiritual seorang muslim menurut terdiri dari tiga, yaitu
motivasi aqidah, motivasi ibadah, serta motivasi muamalah.
1. Motivasi Aqidah
Motivasi aqidah merupakan keyakinan hidup yang bersumber dari hati. Jadi, motivasi
aqidah dapat diartikan sebagai motivasi dari dalam diri manusia yang muncul akibat
kekuatan akidah yang dimilikinya. Allport dan Ross (1967) dalam Beit, Hallahmi, dan
Argyle (1997: 68) lebih menyebut motivasi aqidah tersebut sebagai sikap intrinsik.
Dimensi aqidah ini mengacu pada tingkat keimanan umat Islam terhadap ajaran yang
fundamental dan dogmatis. Isi dimensi iman tersebut meliputi iman kepada Allah,
Rasul-Rasul, para Malaikat, kitab Allah, qadha dan qadar, serta surga dan neraka.

2. Motivasi Ibadah
Motivasi ibadah merupakan motivasi yang pasti dilakukan seseorang ketika ia memiliki
agama. Ibadah adalah suatu perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh orang yang
tidak beragama, contohnya seperti doa, shalat dan puasa itu hanya dilakukan oleh
orang-orang yang beragama. Ibadah bertitik tolak dari aqidah, jika aqidah diibaratkan
akar maka ibadah adalah pohonnya. Jika ibadah masih dalam taraf proses produksi,
sedangkan output dari ibadah adalah muamalah. Ibadah dalam ajaran Islam dapat
dicontohkan seperti, shalat, doa, puasa, zakat, haji, dll.

3. Motivasi Muamalah
Muamalah merupakan tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan
sesama manusia dan manusia dengan benda atau materi (Anshari, 1993: 44). Motivasi
muamalah ini berarti pengaturan pola hubungan manusia seperti: hubungan manusia
dengan manusia, manusia dengan lingkungan alam, dan manusia dengan hewan. Oleh
karena itu, manusia diharapkan mampu menjalin hubungan sesama manusia dengan
akhlak yang baik sebagai bagian dari muamalah menuju pencapaian rahmatan lil
alamin. Muamalah termasuk mengelola kebutuhan primer dan sekunder dengan tujuan
untuk meningkatkan kinerja. Motivasi muamalah adalah dorongan dari dalam diri
untuk memenuhi kebutuhan manusia yang dilandasi kekuatan moral spiritual, sehingga
dapat menghasilkan kinerja yang religius, karena diilhami oleh al-qur an dan sunnah.
Bekerja dan mencari nafkah untuk kehidupan dengan keuletan, amanah,
profesionalisme, amanah dan kejujuran adalah bagian dari muamalah.
Motivasi spiritual dalam Islam merupakan motivasi yang bersumber dari nilai-nilai dan
ajaran agama Islam. Motivasi ini mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang
bermanfaat dan membawa kebaikan dalam kehidupannya, baik untuk diri sendiri, keluarga,
masyarakat, maupun untuk umat manusia secara luas.
Motivasi spiritual dalam Islam didasarkan pada keyakinan bahwa manusia diciptakan
oleh Allah SWT untuk beribadah dan berusaha mencapai kebaikan. Motivasi ini juga
dipengaruhi oleh pemahaman tentang tujuan hidup, yakni mencari ridha Allah SWT dan meraih
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dalam Islam, motivasi spiritual dapat diwujudkan melalui
berbagai tindakan seperti shalat, puasa, membaca Al-Quran, berdzikir, bersedekah, dan berbuat
kebaikan kepada sesama.
Selain itu, motivasi spiritual dalam Islam juga dapat terwujud melalui kesadaran bahwa
Allah SWT selalu mengawasi dan menguji setiap tindakan yang dilakukan manusia. Oleh
karena itu, seseorang yang memiliki motivasi spiritual dalam Islam akan selalu berusaha
melakukan tindakan yang baik dan menghindari tindakan yang buruk, karena ia sadar bahwa
tindakannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT pada hari kiamat.
Motivasi spiritual dalam Islam dapat tercermin dalam berbagai tindakan sehari-hari
yang dilakukan oleh seorang Muslim. Salah satu contohnya adalah dengan menjalankan ibadah
lima waktu, yaitu shalat fardhu. Melaksanakan shalat fardhu dengan penuh khusyuk dan
khudhu' dapat memberikan kebahagiaan dan ketenangan hati bagi seorang Muslim, serta
menjadi pengingat untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selain itu, motivasi spiritual dalam Islam juga dapat tercermin dalam tindakan
bersedekah. Seorang Muslim yang memiliki motivasi spiritual yang kuat, akan selalu berusaha
untuk membantu sesama, baik dengan memberikan harta maupun tenaga. Dalam Islam,
bersedekah memiliki nilai yang sangat mulia dan dapat memperbaiki kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat yang kurang mampu.
Motivasi spiritual juga dapat tercermin dalam tindakan menjaga hubungan dengan
orang tua dan kerabat. Dalam Islam, hubungan dengan orang tua dan kerabat memiliki nilai
yang sangat penting. Seorang Muslim yang memiliki motivasi spiritual yang kuat akan selalu
berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan orang tua dan kerabatnya, serta selalu siap
untuk membantu mereka dalam keadaan apapun.
Selain itu, motivasi spiritual juga tercermin dalam tindakan berbuat kebaikan pada
lingkungan sekitar. Seorang Muslim yang memiliki motivasi spiritual yang kuat akan selalu
berusaha untuk membantu lingkungan sekitarnya, seperti membersihkan lingkungan,
menolong tetangga yang membutuhkan, dan menghindari tindakan yang merusak lingkungan.
Dalam keseluruhan, motivasi spiritual dalam Islam tercermin dalam setiap tindakan
yang dilakukan seorang Muslim. Tindakan tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa
Allah SWT selalu mengawasi dan menguji setiap tindakan yang dilakukan manusia, serta
dengan tujuan untuk mencari ridha Allah SWT dan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Status Mental dan Status Fisik sebagai Pembentuk Manusia
Motivasi spiritual dapat mempengaruhi status mental dan fisik manusia, karena
ketidakseimbangan antara aspek fisik dan mental dapat mempengaruhi kesejahteraan spiritual
seseorang. Status mental manusia meliputi aspek kognitif, emosional, dan sosial. Sementara
itu, status fisik manusia meliputi aspek fisik dan biologis yang mempengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan.

Dalam konteks motivasi spiritual, status mental yang sehat akan memberikan dukungan
yang kuat untuk mencapai kepuasan spiritual. Individu yang memiliki status mental yang sehat
dapat menghadapi situasi sulit dan menjaga kestabilan emosional. Sementara itu, status fisik
yang sehat juga sangat penting untuk menjaga kesejahteraan spiritual. Ketika seseorang merasa
sakit atau tidak nyaman secara fisik, maka kemampuan untuk mencapai keseimbangan spiritual
dan memenuhi kebutuhan spiritual akan terganggu.
Oleh karena itu, motivasi spiritual haruslah diimbangi dengan perhatian terhadap
kesehatan mental dan fisik individu. Upaya untuk menjaga status mental dan fisik yang sehat
harus menjadi prioritas, sehingga individu dapat mencapai keseimbangan yang diperlukan
untuk mencapai kepuasan spiritual yang lebih tinggi. Dalam konteks ini, psikologi positif dan
psikologi kesehatan merupakan dua bidang yang relevan untuk membahas hubungan antara
motivasi spiritual, status mental, dan status fisik. Psikologi positif memberikan fokus pada
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis dan meningkatkan kualitas hidup
individu, sedangkan psikologi kesehatan berfokus pada upaya untuk meningkatkan kesehatan
fisik dan mental.
Para psikolog modern membagi pada dua bagian status atau motif pembentukan
manusia yakni motif fisiologi dan motif mental spiritual. Motif fisiologi merupakan motif
bawaan yang berkaitan dengan segala hal kebutuhan fisik serta adanya gangguan
keseimbangan terhadap jaringan tubuh manusia. Fungsi utama dari motif fisiologi adalah
memberikan arahan terhadap perilaku sehingga dapat mencapai tujuan dan kepuasan tubuhnya.
Tujuan lain dari motif ini adalah untuk menutupi kekurangan yang dimiliki pada jaringan tubuh
sehingga dapat menyeimbangkan kembali kondisi tubuh. Akar dari motif fisiologis adalah
kondisi jasmanis individu seperti dorongan makan, dorongan seksual, dorongan berhubungan,
dan lain sebagainya. Segala hal tersebut dipengaruhi oleh keinginan untuk melangsungkan
hidup sebagaimana mestinya. Motif fisiologi merupakan motif primer, dapat dikatakan sebagai
motif bawaan yang pasti dimiliki oleh semua mahluk hidup. Dalam menjaga keseimbangan
tubuh tentunya diperlukan beberapa upaya berupa motivated behavior. Upaya tersebut dapat
digambarkan ketika manusia merasakan udara dingin sehingga memunculkan dorongan untuk
mencari kehangatana atau sesuatu yang membuat hangat. Dapat disimpulkan bahwa motif
tersebut terbentuk karena adanya kebutuhan yang mendorong.
Pembentukan manusia juga terbentuk melalui motif mental spiritual. Motif ini
berkaitan dengan psikologis dan spiritual manusia, yang mana motif ini tidak memiliki kaitan
dengan permasalahan fisiologis manusia. Motif psikologis atau kerap disebut dengan
psikososial. Hal tersebut disebabkan tujuan utama dari motif ini adalahh untuk
menyempurnakan kebutuhan psikologis individu. Sedangkan dalam sudut pandang lain, motif
ini berfokus pada perkembangan sosial antar individu. Beberapa pendapat dari psikolog
modern mengemukakan bahwa motif ini memiliki keterkaitan dengan motif fisiologi, yang
mana menjadi bagian atau cabang. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari interaksi sosial
yang dilakukan sehingga membentuk motif psikologis.
Menurut pandangan dari Erich Fromm menjelaskan bahwa motif psikologis antaranya
kebutuhan kehormatan, berafiliasi, dan identitas. Kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan
mendasar dari manusia. Sedangkan motif spiritual berkaitan dengan spiritual yang dimiliki oleh
manusia yakni ketakwaan, meyakini agama, dan lain sebagainya. Motif spiritual ini melandasi
adanya kebutuhan spiritual manusia yang meliputi harapan, keyakinan terhadap Tuhan dan
hidup, kepercayaan, dan lain sebagainya. Terdapat empat aspek dalam motif spiritual antaranya
memiliki keterkaitan dengan hal yang tidak diketahui dan tidak pasti dengan alam kehidupan,
memiliki tujuan dan makna dalam hidup, mengetahui kemampuan diri dalam memandang
kekuatan yang dimiliki, dan berkemampuan dalam merasakan adanya ikatan dengan sang
pencipta.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi spiritual merupakan aspek
yang penting dalam kehidupan manusia. Motivasi spiritual memiliki keterkaitan erat dengan
konsep tauhid, ketaqwaan, dan keikhlasan dalam psikologi Islam. Motivasi spiritual membantu
individu memahami bahwa kesuksesan sejati tidak hanya berdasarkan pada keberhasilan materi
atau uang, tetapi juga pada keberhasilan spiritual. Selain itu, motivasi spiritual juga
mempengaruhi status mental dan fisik manusia, sehingga individu yang memiliki status mental
dan fisik yang sehat dapat mencapai kepuasan spiritual yang lebih tinggi.
Dalam konteks motivasi, terdapat beberapa pengertian motivasi menurut para ahli
psikologi. Motivasi merupakan suatu unsur psikologis manusia yang sangat penting karena
tanpa adanya motivasi, manusia tidak akan bisa melakukan aktivitas yang berguna dan
mencapai tujuannya. Selain itu, keseimbangan antara motif fisiologi, motif mental spiritual,
dan motivasi spiritual sangat penting bagi kesejahteraan manusia secara keseluruhan. Oleh
karena itu, penelitian psikologi Islam tentang motivasi spiritual dapat memberikan pemahaman
yang lebih dalam tentang bagaimana nilai-nilai Islam dapat membantu individu untuk menjadi
pribadi yang lebih baik dan mencapai kesuksesan sejati dalam kehidupan mereka.
Dengan memahami motivasi spiritual, manusia dapat menemukan arti dan tujuan hidup
yang lebih besar dan lebih bermakna. Kajian tentang motivasi spiritual dalam Islam dapat
membantu individu untuk memahami bagaimana mereka dapat mengembangkan sumber daya
spiritual mereka dan mencapai tujuan-tujuan mereka. Keseimbangan antara aspek fisik, mental,
dan spiritual sangat penting bagi kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, pemahaman tentang
motivasi spiritual dapat membantu manusia untuk mencapai keseimbangan tersebut dan
memenuhi kebutuhan fisiologis dan spiritual mereka. Dengan demikian, motivasi spiritual
merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia yang perlu dipelajari dan dipahami secara
lebih dalam.

Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa perlu dilakukan lagi pembahasan lebih
mendalam pada beberapa aspek karena keterbatasan referensi dan pengetahuan penulis.
Adapun nantinya penulis akan melakukan perbaikan susunan makalah dengan menggunakan
tambahan referensi dari beberapa sumber agar isi dari makalah lebih terperinci dan mendalam.
Harapan kami, dengan sumber-sumber yang dapat kami temukan, pembuatan makalah ini dapat
membantu dalam pembelajaran mata kuliah Psikologi Islam dan dapat dijadikan landasan bagi
para pembaca yang ingin mempelajari lebih lanjut dan mendalam seputar motivasi spiritual.
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Endang Saifuddin, Haji; Anggoro, Arif. (1993). Wawasan Islam: Pokok-pokok
pikiran tentang Islam dan umatnya / H. Endang Saifuddin Anshari. Jakarta: Raja
Grafindo Persada,. (t.t.).
Anshari, S. (2004). Seligman. Gema Insani.
ARIANTI, A. (2019). Peranan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.
DIDAKTIKA : Jurnal Kependidikan, 12(2), 117–134.
https://doi.org/10.30863/didaktika.v12i2.181
Deci, R. and. (2017). SDT:Basic psychological needs, developement and wellness. Dalam
Progress in Neuro-Psychopharmacology and Biological Psychiatry (Vol. 27, Nomor 5).
Diener, E., Lucas, R. E., & Oishi, S. (2002). Subjective well-being: The science of happiness
and life satisfaction. Handbook of Positive Psychology, 63(73), 63-73. (t.t.).
Herzberg, F., Mausner, B., & Snyderman, B. B. (1970). Motivation to Work. Dalam Journal
of the Society of Dyers and Colourists (Vol. 86, Nomor 11).
https://doi.org/10.1111/j.1478-4408.1970.tb02928.x
Keyes, C. L. (2002). The mental health continuum: From languishing to flourishing in life.
Journal of Health and Social Behavior, 43(2), 207-222. (t.t.).
Maslow, A. (1943). A THEORY OF HUMAN MOTIVATION (hlm. 370–396).
https://doi.org/10.1007/978-3-030-36875-3_12
MCCLELLAND, D. C. (2016). THE ACHIEVING SOCIETY.
Park, C. L., & Ai, A. L. (2006). Meaning making and growth: New directions for research on
survivors of trauma. Journal of Loss and Trauma, 11(5), 389-407. (t.t.).
Robescu, O., & Iancu, A.-G. (2016). The Effects of Motivation on Employees Performance in
Organizations. Valahian Journal of Economic Studies, 7(2), 49–56.
https://doi.org/10.1515/vjes-2016-0006
Skinner, B. F. (t.t.). Science and Human Behavior-Free Press (1965).
Tohidi, H., & Jabbari, M. M. (2012). The effects of motivation in education. Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 31(2011), 820–824.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.12.148

Anda mungkin juga menyukai