PSIKOLOGI DAKWAH
Kelompok 6 :
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat “Tuhan Yang Maha Esa” yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini. Pada dasarnya, tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah psikologi dakwah . Kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang
dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik yang membangun, sehingga makalah ini
dapat kami selesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah merupakan seruan atau ajakan kepada setiap muslim agar terjadi perubahan
dalam dirinya menjadi lebih baik sesuai dengan perintah Allah. Dalam dakwah tentu ada
komunikasi yang menyebabkan interaksi antara Dai dan Madu yang mana bertujuan untuk
mempengaruhi satu sama lain. Dalam proses komunikasi harus ada hubungan psikologis yang baik
antara Da’I dan Mad’u agar terjalin interaksi yang baik pula. Akan tetapi pada proses interaksi dan
komunikasi tentu ada hambatan-hambatan yang komunikasi.
Dakwah berarti mengajak, menyeru umat untuk ke jalan kebenaran beramal melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya agar menjadi masyarakat yang madani. Dakwah
merupakan kewajiban untuk semua umat muslim di dunia. Dakwah tidak hanya dilakukan melalui
ceramah saja. Tapi banyak cara untuk melakukan dakwah melalui metode dan media yang
beragam, bahkan media elektronik online seperti internet sekalipun bisa dijadikan untuk media
dakwah bagi kaum muslim sekarang ini.
Seiring dengan perkembangan zaman, manusia dari hari ke hari semakin tidak menentu
keadaannya baik itu segi moralitas keagamaan maupun kehidupan sosial, ekonomi atau politik.
Jadi sudah sepantasnya masyarakat muslim ini untuk banyak melakukan dakwah baik secara lisan,
tulisan, melalui media, dan alat yang menunjang untuk berdakwah lainnya. Sehingga dengan
dilakukannya dakwah setidaknya dapat memperbaiki keimanan individu, kelompok ataupun
masyarakat pada umumnya.
Dakwah pada saat ini telah banyak mengalami kemajuan bila dibandingkan dengan masa
lalu. Namun perjalanannya tidak dapat berjalan terus sebagaimana yang diharapkan karena banyak
hambatan-hambatan, baik yang berkaitan dengan dakwah secara langsung maupun tidak langsung
seperti masalah kemiskinan atau masalah lemahnya pendidikan da’I dalam penguasaan ilmu
agama.
B. Rumusan Masalah
- Apa Pengertian Adjusment Psikologi Da’i Dan Mad’u?
- Apa Bentuk-bentuk Adjusment Psikologi Da’i Dan Mad’u?
C. Tujuan
- Untuk Mengetahui Pengertian Adjusment Psikologi Da’i Dan Mad’u
- Untuk Mengetahui Bentuk-bentuk Adjusment Psikologi Da’i Dan Mad’u
BAB II
PEMBAHASAN
1. Secara Bahasa
a. Bahasa Inggris
Inggris Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti
saling berinteraksi. Apabila dua orang bertemu dan terjadi keadaan saling memperngaruhi di
antara mereka, maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi interaksi sosial di antara kedua orang
tersebut. Sedangkan kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “Communication”), secara
epitimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus dan perkataan ini
bersumber pada kata communis yang memiliki makna “berbagi” atau “menjadi milik bersama”
yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Jadi
komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain.
b. Bahasa Arab
Komunikasi dalam bahasa Arab adalah tawashul. Tawashul berasal dari kata “washala” yang
berarti “sampai”. Dengan demikian, tawashul adalah proses pertukaran informasi yang dilakukan
oleh kedua belah pihak sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh kedua belah pihak
yang melakukan komunikasi. Istilah lain dalam bahasa Arab istilah komunikasi adalah ittishal
yang lebih menekankan pada makna ketersambungan pesan. Dalam hal ini jika pesan yang
dikirimkan oleh komunikator sampai dan tersambung pada komunikan, maka itulah komunikasi
dan tidak harus terjadi feedback atau umpan balik.
Kata da’I berasal dari bahasa Arab bentuk mudzakar (laki-laki) yang berarti orang yang
mengajak, kalau muanas (perempuan) disebut da’iyah.
c. Bahasa Indonesia
Interaksi adalah suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek
mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau
lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Da’I adalah orang yang pekerjaannya berdakwah, pendakwah: melalui kegiatan dakwah
para da’I menyebarluaskan ajaran Islam. Dengan kata lain, da’I adalah orang yang mengajak
kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung, melalui lisan, tulisan, atau perbuatan
untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam atau menyebarluaskan ajaran Islam, melakukan upaya
perubahan kearah kondisi yang lebih baik menurut Islam.
Mad’u adalah objek dakwah bagi seorang da’I yang bersifat individual, kolektif, atau
masyarakat umum. Masyarakat sebagai objek dakwah atau sasaran dakwah merupakan salah satu
unsur yang penting dalam sistem dakwah yang tidak kalah peranannya dibandingkan dengan
unsur unsur dakwah yang lain oleh sebab itu masalah masyarakat ini seharusnya di pelajari
dengan sebaik-baiknya sebelum melangkah ke aktivitas dakwah yang sebenarnya. Maka dari itu
sebagai bekal dakwah dari seorang da’I atau muballig hendaknya memperlengkapi dirinya
dengan beberapa pengetahuan dan pengalaman yang erat hubungannya dengan masalah
masyarakat.
Jadi, pengertian interaksi secara bahasa adalah keadaan atau tindakan yang terjadi antara
dua atau lebih manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain. Sedangkan komunikasi adalah
proses penyampaian informasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak sehingga informasi
tersebut dapat dipahami oleh kedua belah pihak tersebut.
2. Secara Istilah
a. Non Islam
Interaksi sosial adalah salah satu bentuk hubungan manusia dengan lingkungannya.
Hubungan manusia dengan manusia (interaksi sosial) ini berkisar pada usaha menyesuaikan diri.
Baik bersifat autoplastis atau aloplastis dimana individu yang satumenyesuaikan diri dengan
individu lain, atau indivdu lain menyesuaikan pertama.1
1
Faizah dan Lala Muchsin Efendi, Psikologi Dakwah (Jakarta: Prenada Media Group, 2015), cet.
Sedangkan menurut Colin Cherry komunikasi adalah suatu proses dimana pihak-pihak
peserta saling menggunakan informasi, dengan tujuan untuk mencapai pengertian bersama yang
lebih baik mengenai masalah yang penting bagi semua pihak yang bersangkutan.2
b. Islam
Dalam prespektif ilmu komunikasi, eksistensi Al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman
hidup bagi manusia merupakan message yang Allah sampaikan kepada manusia lewat Malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad dan umat manusia. Bila dilihat dari sudut pandang komunikasi
seperti yang dijelaskan Harold Lasswel dan ilmuan komunikasi lainnya. Harold Laswell
mneyatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah dengan
menjawab pertanyaan: who, says what, in which channel, to whom, with what efffect.
Maka proses turunnya wahyu (qur’an) tersebut merupakan proses komunikasi karena di
dalamnya mengandung unsur-unsur yaitu, komunikator, komunikasi pesan, media, komunikan,
dan efek. Dalam hal ini komunikatornya adalah Allah pesannya berupa wahyu Al-Quran.
Sebagaimana Al-Quran Surah Thaha ayat 44:
“Maka berbicalah kamu bedua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-
mudahan ia ingat atau takut.”
Dari ayat ini dijelaskan bahwa ayat ini merekomendasikan untuk memberi peringatan dan
melarang sesuatu yang munkar dengan cara yang simpatik melalui ungkapan kata-kata yang baik
dan hendaknya hal itu dilakukan dengan menggunakan perkataan lemah lembut, lebih-lebih jika
Hal itu dilakukan terhadap penguasa atau orang-orang yang berpangkat. Bukankan Allah telah
memperingatkan dalam FirmanNya Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (firaun) dengan
kata-kata yang lemah lembut.
Ke-2, 129-130.
2
M. Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah (Pedoman untuk Mujahid Dakwah),
(Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), 14.
dari proses tersebut. Hadis komunikasi adalah perkataan, perbuatan maupun persetujuan Nabi
SAW. Yang berkaitan dengan proses yang menjelaskan “siapa” meengatakan ‘apa’ dengan
‘saluran’ apa ‘kepada siapa’ ‘dan dengan akibat apa’.
الر ُج ُل ُم ْختَصا
َّ ِي َ ُي أَ ْن ي
َ صل َ نُ ِه:َع ْنهُ قَال
َ ُي للا ِ ِيث أ َ ِبي ه َُري َْرةَ َر
َ ض ُ َحد
“Hadits Abu Hurairah RA. Dimana ia berkata: seseorang dilarang untuk mengerjakan sholat
dengan meletakkan tangan di pinggang.”
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi dan komunikasi adalah hubungan antara
manusia satu dengan manusia lainnya menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai
pengertian bersama. Sedangkan dalam Islam komunikasi adalah proses dimana turunnya wahyu
al-quran kepada umat manusia lewat malaikat Jibril dan Nabi Muhammad SAW.
b. Kesenangan
Komunikasi disebut juga komunikasi fasis yang dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan.
Komunikasi menjadikan hubungan antar individu menjadi hangat, akrab, dan menyenangkan.
3
Faizah dan Efendi, Psikologi Dakwah, hal 145.
d. Hubungan makin baik
Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Abraham Maslow
menyebutnya dapat terpenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif. Kebutuhan akan
cinta atau belongingness. Kebutuhan sosial ini.
e. Tindakan
Menimbulkan tindakan nyata merupakan indikator efektivitas yang paling penting. Karena
menimbulkan tindakan, seseorang harus berhasil terlebih dahulu menanamkan pengertian,
membentuk, dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan baik. Tindaka merupakan hasil
kumulatif seluruh proses komunikasi.4
Dalam ajaran Islam, komunikasi mandapat tekanan yang cukup kuat bagi manusia sebagai
anggota masyarakat dan sebagai makhluk Tuhan. Komunikasi tidak harus dilakukan terhadap
sesama manusia atau lingkungan hidupnya, maelainkan juga komunikasi kepada Tuhan.
Allah berfirman dalam Al-Quran Q. S. Ali Imron :112.
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada
tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat
kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir
kepada ayat-ayat Allah dan membunuh pada nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu
disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.”
Dalam interaksi antara Da’I dan Mad’u dapat menyampaikan pesan- pesan dakwah (materi
dakwah) melalui alat atau sarana komunikasi yang ada. Komunikasi dalam proses dakwah tidak
hanya ditujukan untuk memberi pengertian, mempengaruhi sikap, membina hubungan sosial
yang baik, tapi tujuan terpenting dalam komunikasi adalah mendorong Mad’u untuk bertindak
melaksanakan ajaran- ajaran agama dengan terlebih dahulu memberikan pengertian,
mempengaruhi sikap, dan membina hubungan baik.5
4
Ibid., 147.
5
Ibid., 150.
Mengenai proses hubungan baik,6komunikasi (penyampaian dan penerimaan) pesan dakwah
dapat dijelaskan melalui tahapan-tahapan, yaitu:
1) Penerimaan stimulus informasi.
2) Pengolahan informasi.
3) Penyampaian informasi.
4) Menghasilkan suatu informasi.
a. Sensasi
Sensasi berasal dari kata “sense” artinya pengindraan yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Dalam psikologi komunikasi dijelaskan bahwa sensasi adalah proses menangkap
stimuli (rangsang).
b. Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa dan hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
c. Memori
Salah satu kelebihan manusia adalah kemampuannya menyimpan informasi yang sangat banyak
dalam waktu yang lama dan dapat mengingat kembali. Jadi apa yang ditangkap pancaindra
(sensasi) kemudian diubah menjadi informasi (persepsi) selanjutnya di simpan di dalam memori
(ingatan).
d. Berpikir
Berpikir adalah suatu kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang sebagai
6
Ibid., 151-155.
pengganti objek dan peristiwa. Berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur
lingkungan dengan menggunakan lambang- lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan
kegiatan yang tampak.7
Menurut Soerjono Soekanto persaingan ada empat bentuk interaksi sosial, yaitu kerja sama
(cooperatin), (competition), pertentangan atau pertikaian (conflict), dan akomodasi atau
penyesuaian diri (accomodation), untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Kerjasama (cooperation)
Kerjasama adalah salah satu bentuk interaksi sosial yang utama. Kerjasama adalah suatu usaha
bersama orang per orang atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang
bersama. Timbulnya kerjasama karena kesadaran adanya kepentingan bersama. Kerjasama
menjadi kuat apabila ada musuh bersama atau ancaman bersama. Kerjasama juga dapat bersifat
agresif apabila kelompok mengalami kekecewaan dan perasaantidak puas.
b. Persaingan (cooperation)
Persaingan adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia bersaing mencari
keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada masa tertentu menjadi pusat perhatian umum
dengan cara menarik perhatian publik atau mempertajam prasangka yang telah ada. Bentuk
persaingan antara lain persaingan ekonomi, persaingan persaingan kedudukan, serta persaingan
ras.
c. Pertentangan atau pertikaian (conflict)
Pertentangan atau kelompok berusaha untuk persaingan adalah suatu proses sosial dimana
individu atau memenuhi tujuannya dengan cara menantang pihak lawan yang disertai ancaman
atau kekerasan. Penyebab terjadinya pertentangan adalah perbedaan antara individu, perbedaan
Antara individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial. Bentuk-
bentuk pertentangan antara lain pertentangan pertentangan pribadi, pertentangan antar kelas
sosial, pertentangan politik dan internasional.
d. Akomodasi (accomodation)
Akomodasi merupakan adanya perbedaan sehingga timbul adaptasi dengan kelompok lain yang
baik. Yang menimbulkan kerjasama Jadi dapat disimpulkan Mad’u dapat menyampaikan Dalam
interaksi antara Da’I dan pesan-pesan dakwah (materi dakwah) melalui alat atau sarana
7
Ibid., 148.
komunikasi yang ada. Komunikasi dalam proses dakwah tidak hanya ditujukan untuk memberi
pengertian, mempengaruhi sikap, membina hubungan sosial yang baik.
a. Hal-hal yang mencakup semantik, yaitu pengertian kata-kata yang sering mengandung
arti berbeda dari kali yang dimaksudkan oleh penyampai pesan. Bila kedua belah pihak
baik si penyampai pesan maupun si penerima pesan tidak memahami terminologi yang
sama, maka komunikasi sulit diperoleh secara efektif. Dalam keadaan demikian, maka
terjadilah communication break down, sebagai berikut :
b. Hal-hal yang mencakup pengalaman, yakni pengalaman yang telah lalu sering kali
menjadi menghambat terhadap komunikasi yang efektif. Dalam keadaan demikian
seseorang sering menafsirkan berbeda terhadap sesuatu keterangan akibat pengalaman
yang berbeda.
Dalam usaha dakwah sebenarnya yang lebih banyak berkepentingan adalah Da’I dengan maksud
supaya anjuran, nasehat, fatwa, ajakan dan sebagainya dapat dimengerti, dihayati, kemudian
diamalkan oleh penerima dakwah. Akan tetapi terkadang Da’I mengalami kegagalan ketika
8
Ibid., 149.
melakukan dakwah, yaitu terjadi komunikasi gagal.
Adapun faktor-faktor yang menjadi penghambat komunikasi sebagai berikut :
a. Faktor penghambat itu berasal dari Da’I dimana pribadinya mungkin kurang dapat
diterima, seperti watak yang terlalu keras dan kaku, sikap angkuh dan sombong, sifat
yang tidak terpuji, serta tingkah lakunya yang mungkin kurang mencerminkan sebagai
seorang Da’i.
b. Faktor tehnis penyampaian dakwah yang tidak sesuai dengan keadaan yang menerima.
c. Faktor penghambat itu berasal dari materi yang disampaikan kurang tepat sasarannya,
tidak sesuai dengan kebutuhan yang menerima atau tidak sesuai dengan kadar
kemampuannya.
d. Faktor alat yang dipergunakan tidak banyak menunjang keberhasilan dakwah.
e. Faktor tujuan yang tidak jelas dan mungkin belum dihayati sehingga akibatnya proses
dakwah berjalan tanpa arah.
f. Faktor yang kurang dipahami dan dihayati sebelumnya, sehingga proses dakwah itu
bukan merupakan refleksi dari dasar dakwah termasuk juga materi yang disampaikan
tidak berpijak pada dasar- dasar yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.9
Dalam mengadakan komunikasi dengan orang lain, memang banyak sekali hal-hal yang harus
kita peerhitungkan, baik merupakan kemungkinan-kemungkinan yang positif maupun yang
negati, dengan demikian dapat memberikan kesadaran bahwa kelebihan dan kekurangan pasti
ada.
Allah berfirman dalam Surat Al-A’raf: 178, sebagai berikut:
“Siapa yang ditunjuki oleh Allah maka dia telah mendapat petunjuk, dan siapa yan disesatkan
oleh Allah maka mereka itulah orang yang rugi.” (QS. Al-A’raf: 178).
Dakwah sebagaimana juga komunikasi mempunyai tujuan yaitu adanya perubahan- perubahan
sosial yang semakin baik dan semakin sesuai dengan ajaran-ajaran Tuhan, baik selaku pribadi
maupun kelompok. Perubahan tersebut menyangkut partisipasi, sikap-sikap, pendapat dan
9
Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, 18-19.
tingkah laku mereka.10
Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait
kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika seorang mengalami gangguan pendengaran maka ia
akan
mengalami hambatankomunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang tertekan (depresi)
tidakakan dapat melakukan komunikasi dengan baik.
Hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individuyang terkait dengan
lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya.
Contohnya, suara gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkankomunikasi tidak berjalan
lancar. Jadi, hambatan yang terjadi dalam interaksi dan komunikasi dalam dakwah berasal dari
dua faktor antara lain faktor internal dan eksternal antara da’I dan mad’u itu sendiri.
10
Ibid., 20-21.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Interaksi dan Komunikasi dalam Dakwah dan Adjusment (Hubungan) Psikologi
antara Da’i dan Mad’u adalah hubungan antara manusia satu dengan manusia lainnya
menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai pengertian bersama. Sedangkan dalam
Islam komunikasi adalah proses dimana turunnya wahyu al-quran kepada umat manusia lewat
malaikat Jibril dan Nabi Muhammad SAW.
Bentuk-bentuk Interaksi dan Komunikasi dalam Dakwah dan Adjusment (Hubungan) antara
Da’i dan Mad’u adalah Dalam interaksi antara Da’i dan Mad’u dapat menyampaikan pesan-
pesan dakwah (materi dakwah) melalui alat atau sarana komunikasi yang ada. Komunikasi dalam
proses dakwah tidak hanya ditujukan untuk memberi pengertian, mempengaruhi sikap, membina
hubungan sosial yang baik, tapi tujuan terpenting dalam komunikasi adalah mendorong Mad’u
untuk bertindak melaksanakan ajaran-ajaran agama dengan terlebih dahulu memberikan
pengertian, mempengaruhi sikap, dan membina hubungan baik.
Hambatan Interaksi dan Komunikasi dalam Dakwah dan Adjusment (Hubungan) Psikologis
antara Da’i dan Mad’u adalah hambatan yang terjadi dalam interaksi dan komunikasi dalam
dakwah berasal dari dua faktor antara lain faktor internal dan eksternal antara da’i dan mad’u itu
sendiri.
B. Saran
Demikinlahkalah yang kami susun,semoga makalah ini memberikan informasi yang akan
memperdalam ilmu ,dan tidak menjadi satu-satunya rujukan pembaca, karena kami menyadari
akan kekurangan makalah ini, akan tetapi makalah ini segalanya berlandasan dari sumber-sumber
terpercaya. Demi kesempurnaan makalh ini dan makalah selanjutnya,kami bersedia menerima
kritik dan saran dari pembaca. Demikian kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Pakar komunikasi, Komunikasi Islam, https://www.google.co.id/amp/s/pakarkomunikasi.co
m/komunikasi--islam/amp
Rino Triatmojo, Pengertian Komunikasi, https:///www.google.co.id/amp/s/rinotriatmojo.wordp
ress.com/2013/06/12/pengertian-komunikasi-kata--- atau-istilah-komunikasi-dari -bahasa-
inggris/amp/
Pengertian Interaksi Sosial, https://www.temukanpengertian.com/2013/09/penger tian-
interaksi.html?m=1
Imam Mudjiono, Konsep Komunikasi dalam Al-Quran, https://imamu.staff.uii.ac.id/konsep-
komunikasi-dalam-al-qur%E2%80%90a/
Faizah dan Lala Muchsin Efendi. Psikologi Dakwah. Jakarta: Prenada Media Group, 2015, cet.
Ke-2.
Anshari, M. Hafi. Pemahaman dan Pengalaman Dakwah (Pedoman untuk Mujahid Dakwah).
Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.
Hafzul, Interaksi Da’I dan Mad’u Tentang Penguasaan Media dan Metode Dakwah Dalam
Mencapai Hasil Dan Tujuan Dakwah (liwaul dakwah : volume 10) 2020.