Anda di halaman 1dari 20

POLA KOMUNIKASI USTADZ DALAM MENINGKATKAN BTQ

SANTRI QIROATI MI MA’ARIF KLIWONAN WONOSOBO


TAHUN 2015-2020

Proposal Skripsi
Program Sarjana (S-1)
Program Studi Komonikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

Oleh:

Nur Farid
2016050030

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN SOSIAL POLITIK


UNIVERSITAS SAINS AL-QUR'AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2020

1
NOTA PEMBIMBING

Lamp. : 3 (tiga) eksemplar


Hal : Persetujuan Naskah Proposal Skripsi

Kepada.
Yth. Bapak Dekan Fakultas Komunikasi dan Sosial Politik
UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah membaca, mengadakan koreksi, dan perbaikan sebagaimana


mestinya, maka kami menyatakan bahwa proposal skripsi/skripsi saudara/i:

Nama : Nur Farid

NIM : 2016050030

Program Studi : KPI

Judul Skripsi : POLA KOMUNIKASI USTADZ DALAM


MENINGKATKAN BTQ SANTRI QIROATI MI MA’ARIF
KLIWONAN WONOSOBO TAHUN 2015-2020

Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diujikan. Demikian,
atas perhatianya diucapkan terimakasih.

Wassalamua’alikum Wr. Wb.

Wonosobo, ...........................2020

Pembimbing,

Siti Robiah Adawiyyah, Alhz., S.Sos. I., M. S. I

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah hubungan kontak langsung maupun tidak
langsung antar manusia, baik itu individu maupun kelompok yang
merupakan kebutuhan setiap manusia dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya, bahkan hampir tidak mungkin lagi jika ada
seseorang yang dapat menjalani hidupnya tanpa berkomunikasi karena
manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu

dengan yang lain.1 Dalam persepektif agama, komunikasi sangat penting


peranannya dijelaskan Al-Qur’an surat ar-Rahman ayat 1-4 yang berbunyi:
          
Artinya: Tuhan yang maha pemurah yang telah mengajarkan Al-
Quran. Dia menciptakan manusia dan mengajarnya
pandai berbicara. (Q.S. Ar- Rahman : 1-4)

Surah Ar-Rahman Ayat 1-4 menjelaskan bahwa manusia menjadi


subjek pendidikan hal ini karena manusia diberikan akal pikiran dan
makhluk ciptaan Allah paling sempurna yang mampu menjadikan derajat
manusia lebih tinggi dari makhluk ciptaan lainnya. Sehingga manusia
memiliki hak untuk dijadikan subjek pendidikan bagi sesama ataupun bagi
makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Manusia bertugas sebagai penyampai
pesan (khalifah) untuk menjaga dunia agar senantiasa indah dan damai.
Dalam buku Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi
yang ditulis oleh Syaiful Rohim mengatakan bahwa komunikasi atau

communication berasal dari bahasa Latin communis atau dalam bahasa


inggris commun. Pengertian lain yang memiliki arti sama dengan
komunikasi adalah community yang menekankan kepada kata kesamaan
dan kebersamaan. Kata ini tertuju kepada sekelompok orang yang
berkumpul atau menghabiskan waktu bersama untuk mencapai tujuan
tertentu sebagai proses pembagian makna dan sikap. Hal lain terkait
makna komunikasi juga dituturkan oleh Astrid Susanto yang menjelaskan,
1
Toto Tasmora, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaga Media Pratama, 1997). Cet
ke-2, hal. 6.

3
“Komunikasi adalah proses penyampaian pendapat, pikiran dan perasaan
seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain”. Penjelasan ini dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam komunikasi kata-kata yang
disampaikan komunikator akan mengakibatkan terjadinya perubahan
tingkah laku seseorang.2
Pada hakikatnya peristiwa komunikasi tidak terlepas dari unsur-
unsur komunikasi, H.A.W. Widjaya dalam bukunya Komunikasi dan
Hubungan Masyarakat mengatakan “bahwa unsur-unsur komunikasi
terdiri atas sumber (orang, lembaga, buku, dokumen dan lain sebagainya),
komunikator (orang, kelompok, surat kabar, radio, tv, flim dan lain-lain),
pesan (bisa melalui lisan,tatap muka langsung), saluran media umum dan
media massa (media umum seperti radio, OHP, dan lain-lain, sedangkan
media massa seperti pers, radio, dan tv), komunikan (orang, kelompok
atau negara), efek atau pengaruh (perbedaan antara apa yang dirasakan
atau apa yang dipikirkan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan
sesudah menerima pesan)”. Efek atau pengaruh inilah yang merupakan
tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu proses komunikasi. Secara teoritis
komunikasi antar pribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis sifat. Pertama
komunikasi diadik (dyadic communication) adalah komunikasi antar
pribadi yang berlangsung antara dua orang yakni yang seorang adalah
komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi komunikan yang
menerima pesan. Kedua komunikasi triadik (triadic communication)
adalah komunikasi antar pribadi yang pelakunya terdiri atas tiga orang,
yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan.3
Perlu disadari bahwa peran komunikasi sangat diperlukan dalam
kehidupan bersosialisasi, bahkan pada proses belajar mengajar. Karena
proses komunikasi dalam pendidikan dan pengajaran berfungsi sebagai
pengalihan ilmu pengetahuan yang mendorong perkembangan intelektual,

2
Syaiful Rohim, Teori Komunikasi : Perspektif, Ragam, dan Aplikasi, (Jakarta :
PT. Rineka Cipta 2016), edisi revisi, hal. 9.
3
H.A.W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta :Bumi
Aksara, 1997), cet. Ke-3, hal.13

4
pembentukan akhlak dan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan

pada semua bidang kehidupan.4


Pada proses pembelajaran hakikatnya adalah proses komunikasi,
dimana terdapat penyampaian pesan dari Ustadz sebagai (komunikator)
kepada Santrinya (komunikan). Pesan yang disampaikan berupa isi atau
ajaran yang ditujukan kedalam simbol-simbol komunikasi, baik verbal
(kata-kata dan tulisan) maupun nonverbal. Sudah dapat diketahui bahwa
fungsi umum komunikasi adalah informatif, edukatif, persuasif dan
rekreatif.5
Harus disadari fungsi komunikasi sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sosial, bahkan dalam proses belajar mengajar. Dikarenakan
dalam proses belajar mengajar hakikatnya adalah terdapat proses
komunikasi, yaitu dimana proses penyampaian pesan dari sumber pesan
atau komunikator yaitu (Ustadz) melalui media atau saluran tertentu di
sampaikan kepada penerima pesan yaitu (Santri). Pesan yang akan
disampaikan adalah bahan atau materi pelajaran yang terdapat pada
kurikulum. Sumber pesannya bisa berasal dari ustadz, santri dan lain
sebagainya. Saluranya yaitu bisa berupa media pendidikan dan
penerimanya adalah Santri.6
Proses belajar mengajar merupakan suatu komunikasi tatap muka
dengan kelompok yang relatif kecil, meskipun komunikasi antara ustadz
dan santri dalam kelas itu termasuk komunikasi kelompok, ustadz bisa
mengubahnya menjadi komunikasi interpersonal dengan menggunakan
metode komunikasi dua arah atau dialog dimana ustadz menjadi
komunikator dan santri menjadi komunikan. Terjadi komunikasi dua arah
ini apabila para pelajar bersifat responsive, mengetengahkan pendapat atau
mengajukan pertanyaan diminta atau tidak diminta. Jika santri pasif saja,
atau hanya mendengarkan tanpa adanya gairah untuk mengekpresikan

4
H. A. W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1997), cet. ke-3, hal. 11.
5
Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000), hal. 23.
6
Sahbi H.M. Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : 2005), hal. 11.

5
suatu pernyataan atau pertanyaan, maka meskipun komunikasi itu bersifat
tatap muka, tetaplah berlangsung satu arah dan tidak efektif.7
Selain pertukaran informasi dan pesan, komunikasi juga memiliki
fungsi sebagai jembatan kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar
menukar data, fakta, dan ide. Komunikasi berlangsung efektif jika
informasi yang disampaikan oleh seorang pendidik diharapkan dapat
diterima dan dipahami oleh peserta didik dengan baik, maka seorang
pendidik perlu menerapkan pola atau strategi komunikasi yang baik pula.8
Komunikasi digunakan dalam berbagai lingkungan, termasuk
lingkungan Pendidikan Al-Qur’an yang dikenal dengan sebutan Taman
Kanak-kanak Al-Qur’an (TKQ/TKA), Taman Pendidikan Al-Qur’an
(TPQ), Ta’limul Qur’an Lil Aulad (TQA) dan bentuk lain telah tersebar
luas di Indonesia. MI Ma’arif Kliwonan Wonosobo merupakan Sekolah
atau Madrasah yang berbeda dengan lembaga-lembaga pendidikan Islam
di lingkungan Wonosobo dan sekitarnya, yang menjadi perbedaan khusus
dalam madrasah ini adalah dimasukkanya metode Qiroati serta hafalan Al-
Qur’an setiap harinya. Sekolah berbasis Agama Islam ini merupakan suatu
lembaga yang di dalamnya memadukan kurikulum pendidikan nasional
dan pesantren dengan senantiasa mengacu pada Al-Qur’an dan Hadist.
Banyak Lembaga Pendidikan Islam yang memakai simbol Al-Qur’an,
tetapi belum sesuai standar yang dikehedaki, baik standar pengelolaan,
standar administrasi terlebih standar hasil yaitu tercapainya anak yang
mahir dalam baca Al-Qur’an secara mujawad dan dan murotal
sebagaimana Firman Allah:
      
Artinya “Atau lebih dari (seperdua) itu dan bacalah Al-Qur’an
dengan pelan- pelan”. QS. Al-Muzammil Ayat 4. 9

7
Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2005). Cet ke-19, hal. 101-102
8
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta : Ciputat Press,
2002), hal. 7.
9
H. andi subarkah, Cordova, (Bandung tiem cordova 2012).

6
Sebagaimana juga dituliskan dalam buku pedoman kurikulum
TKA/TPQ Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Propinsi
Jawa tengah. Lembaga yang baik adalah Lembaga yang sudah memenuhi
standar tesebut. 10
MI Ma’arif Kliwonan memilih metode tersebut karena menurut
sebagian pengurus Yayasan metode tersebutlah yang sesuai dengan
perintah Al-Qur’an dan ketentuan standar di atas. Untuk mensukseskan
standar tersebut maka disini seorang pendidik dituntut untuk berperan dan
bertanggung jawab memiliki pola komunikasi yang baik agar apa yang
disampaikan dapat diterima dan dipahami sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan yaitu meningkatkan BTQ pada santri Qiroati MI Ma’arif
Kliwonan. Dalam menyikapi pandangan ini, penulis akan menganalisis
Pola Komunikasi Ustadz dalam Meningkatkan BTQ Santri Qiroati
MI Ma’arif Kliwonan Wonosobo Tahun 2015-2020

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah pada
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pola komunikasi Ustadz dalam meningkatkan BTQ Santri
Qiroati MI Ma’arif Kliwonan Wonosobo Tahun 2015-2020?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman BTQ Santri Qiroati MI Ma’arif
Kliwonan Wonosobo Tahun 2015-2020?

C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai oleh
penulis adalah:
1. Mengetahui pola komunikasi Ustadz dalam meningkatkan BTQ Santri
Qiroati MI Ma’arif Kliwonan Wonosobo Tahun 2015-2020.
2. Mengetahui peningkatan pemahaman BTQ Santri Qiroati MI Ma’arif
Kliwonan Wonosobo Tahun 2015-2020.

10
Buku pedoman kurikulum TKA/ TPQ Direktorat Pendidikan Diniyah dan
Pondok Pesantren Kanwil Jateng.

7
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan dari pembahasan dan penyusunan dari skripsi ini sebagai
berikut:
1. Untuk Peneliti
Penelitian ini bermanfaat sebagai penambah wawasan penulis
agar kedepannya bisa menerapkan apa yang diteliti terutama tentang
pola komunikasi dan peningkatan kemampuan baca tulis Al-Qur’an
anak. Contohnya perkembangan kemampuan baca tulis Al-Qur’an
melalui pendidikan formal.
2. Untuk Masyarakat
Menambah wawasan masyarakat tentang pola komunikasi
Ustadz dalam meningkatkan BTQ Santri Qiroati MI Ma’arif Kliwonan
Wonosobo Tahun 2015-2020 terhadap kemampuan baca tulis Al-
Qur’an anak. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang keberadaan MI Ma’arif
Kliwonan sebagai lembaga pendidikan formal yang juga peduli
terhadap baca tulis Al-Qur’an anak didiknya.

E. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dimaksudkan sebagai salah satu kebutuhan serta
refrensi yang berguna untuk memberikan kejelasan dan batasan
pemahaman informasi yang digunakan. Berikut penelitian yang berkaitan
dengan masalah yang diambil oleh penulis, diantaranya:
1. Sekripsi yang ditulis oleh Runtut Kurnia Rizki Mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Metro dengan judul “Strategi Dakwah Pondok Pesantren Hidayatul Qur’an
dalam meningkatkan Kecintaan Santri membaca Al-Qur’an” pada tahun
2018.11 Dalam penelitian ini Membahas strategi dakwah Pondok Pesantren
Hidayatul Qur’an dalam meningkatkan kecintaan Santri membaca Al-
Qur’an diantaranya meliputi, 1). Strategi dakwah yang digunakan oleh

11
Runtut Kurnia Rizki, Strategi Dakwah Pondok Pesantren Hidayatul Qur’an
dalam meningkatkan Kecintaan Santri membaca Al-Qur’an, (Metro: Islam Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, 2018).

8
Pondok pesantren Hidayatul Qur’an terbagi menjadi tiga tahap, tahap yang
pertama adalah mempelajari ilmu tajwid, tahap yang kedua adalah
membaca Al-Qur’an satu hari satu juz (tilawah one day one juz) dan
menghafal Al-Qur’an. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan peneliti, santri Pondok pesantren Hidayatul Qur’an ini memiliki
kesadaran yang tinggi akan tanggung jawabnya sebagai santri dan telah
memiliki rasa cinta dalam membaca Al-Qur’an. Hal ini dapat dilihat
dengan setiap harinya santri tilawah satu hari satu juz, tanpa di perintah
mereka sudah mengerjakannya, bacaan Al-Qur’an yang lebih baik dari
awal pertama kali datang ke Pondok pesantren hal ini didukung dengan
adanya program ilmu tajwid untuk membaca dengan benar, hafalan yang
semakin meningkat karena santri mengikuti program menghafal Al-
Qur’an. hal ini yang sangat diharapkan untuk menjadi generasi penerus
yang Berilmu, Beriman, Bertakwa, Berakhlak mulia dan berguna bagi
orang lain. 2). Faktor pendukung aktivitas dakwah Podok Pesantren
Hidayatul Qur’an diantaranya: a. Ustadz dan Ustadzah yang loyalitas dan
memiliki tanggung jawab dalam membimbing santri, b. Strategi yang
digunakan mudah dimengerti oleh santri. 3). Faktor penghambat aktivitas
dakwah diantaranya: a. minimnya sarana dan prasarana Pondok pesantren,
b. kerakter santri yang berbeda-beda, sehingga ustadz dan ustadzah harus
mampu memahaminya.
Keterkaitan skripsi Runtut Kurnia Rizki dengan skripsi ini terletak pada
pokok pembahasan pendidikan Al-Qur’an. Sedangkan perbedaannya,
skripsi Runtut Kurnia Rizki mengkaji strategi dakwah dan sekripsi kami
meneliti pola komunikasi Ustadz dalam meningkatkan BTQ Santri Qiroati
MI Ma’arif Kliwonan Wonosobo Tahun 2015-2020.
2. Skripsi yang ditulis oleh Nadya Ramayani Mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tahun 2013 dengan judul “Strategi Komunikasi Public Relations Hotel
Sofyan Betawi (Syariah) dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Terhadap
Tamu. Dalam penelitian ini membahas strategi promosi hotel Sofyan

9
Betawi yang menggunakan media cetak dan sales call sebagai bentuk
promosi. Strategi kedua, yaitu Pelayanan Syariah misal menerima
pasangan yang bukan mahrom, hanya menyediakan makanan dan
minuman halal, tiap kamar terdapat Al-Qur’an, buku doa, sajadah, dan
arah kiblat. Bentuk komunikasi Public Relation hotel Sofyan Betawi yaitu
komunikasi massa dan antar pribadi. Komunikasi massa Public Relation
Hotel Sofyan Betawi adalah sales call. Komunikasi antar pribadi berkaitan
dengan fasilitas yang nyaman dan syariah tentunya.
Keterkaitan skripsi Nadya Ramayani dengan skripsi ini terletak pada
pokok pembahasan strategi komunikasi. Sedangkan perbedaannya, skripsi
Nadya Ramayani mengkaji strategi komunikasi Public Relation hotel
Sofyan Betawi dan sekripsi kami meneliti pola komunikasi Ustadz dalam
meningkatkan BTQ Santri Qiroati MI Ma’arif Kliwonan Wonosobo Tahun
2015-2020.
3. Skripsi yang ditulis oleh Andini Riswanda Putri Mahasiswa Mahasiswa
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
pada tahun 2019 dengan judul “Pola Komunikasi Dakwah Guru Bidang
Studi Aqidah Akhlak dalam Mengembangkan Akhlak Siswa MI Al-Ikhlas
Jagir Surabaya”.12 Dalam penelitian ini membahas pola komunikasi
dakwah yang dilakukan guru aqidah akhlak dalam mengembangkan akhlak
Siswa MI Al-Ikhlas Surabaya adalah dengan mengunakan pola komunikasi
dakwah bilhikmah, Mau’idzotul Hasanah, dan Mujadalah Billati Hiya
Ahsan. Pola komunikasi dakwah ini merupakan bentuk pola komunikasi
dakwah yang sangat tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran dan
sangat berperan penting dalam membentuk, mengarahkan dan
mengembangkan akhlak Siswa sehingga mampu menjadikan Siswa
memiliki akhlak yang mulia baik dalam lingkungan Sekolah maupun
dilingkungan sehari-hari.

12
Andini Riswanda Putri, Pola Komunikasi Dakwah Guru Bidang Studi Aqidah
Akhlak dalam Mengembangkan Akhlak Siswa MI Al-Ikhlas Jagir Surabaya, (Surabaya:
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2019).

10
Keterkaitan skripsi Andini Riswanda Putri dengan skripsi ini terletak pada
pokok pembahasan pola komunikasi. Sedangkan perbedaannya, skripsi
Andini Riswanda Putri mengkaji Pola Komunikasi Dakwah Guru Bidang
Studi Aqidah Akhlak dalam Mengembangkan Akhlak Siswa MI Al-Ikhlas
Jagir Surabaya dan sekripsi kami meneliti pola komunikasi Ustadz dalam
meningkatkan BTQ Santri Qiroati MI Ma’arif Kliwonan Wonosobo Tahun
2015-2020.
4. Skripsi yang ditulis oleh Nur An Nisa Sholikhah Mahasiswa Mahasiswa
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun
2016 dengan judul “Strategi Komunikasi Dakwah Pondok Pesantren Waria
Al-Fattah dalam Upaya Pembinaan Keagamaan Santri Waria”. 13 Penelitian
ini membahas strategi komunikasi dakwah yang digunakan pembina
(Ustadz Muhaimin) dan pengurus pondok pesantren waria Al-Fattah dalam
pembinaan keagamaan adalah: Mengenal komunikan, menentukan pesan,
membujuk, mengontrol, mengantisipasi, dan merangkul.
Keterkaitan skripsi Nur An Nisa Sholikhah dengan skripsi ini terletak pada
pokok pembahasan strategi komunikasi. Sedangkan perbedaannya, skripsi
Nur An Nisa Sholikhah mengkaji strategi komunikasi dakwah yang
digunakan pembina (Ustadz Muhaimin) dan pengurus pondok pesantren
waria Al-Fattah dalam pembinaan keagamaan dan sekripsi kami meneliti
pola komunikasi Ustadz dalam meningkatkan BTQ Santri Qiroati MI
Ma’arif Kliwonan Wonosobo Tahun 2015-2020.
5. Skripsi yang ditulis oleh Hidayatu Hamzah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto tahun
2017 dengan judul “Upaya Guru Baca Tulis Al-Qur’an dalam
Meningkatkan Kualitas Baca dan Tulis Al-Qur’an Siswa di SD Islam Plus
Masyithoh Kroya Kabupaten Cilacap”.14 Beliau menjelaskan tetang upaya-

13
Nur An Nisa Sholikhah, Strategi Komunikasi Dakwah Pondok Pesantren
Waria Al-Fattah dalam Upaya Pembinaan Keagamaan Santri Waria. (Yogyakarta:
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2016).
14
Hidayatu Hamzah, Upaya Guru Baca Tulis Al-Qur’an dalam Meningkatkan
Kualitas Baca dan Tulis Al Qur’an Siswa di SD Islam Plus Masyithoh Kroya Kabupaten
Cilacap, ( Purwokerto: Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN), 2017).

11
upaya guru dalam meningkatkan pemahaman baca dan tulis Al-Qur’an
siswa diantaranya adalah :
a. Menambah jam pelajaran menjadi sepuluh jam pelajaran
perminggu.
b. Menciptakan kondisi dan motivasi yang baik pada waktu
pembelajaran BTA.
c. Menggunakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa, keempat menerapkan media yang sesuai pada
pembelajaran BTA.
d. Mencari dan menyediakan materi BTA.
e. Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran BTA.
Sedangkan sekripsi kami meneliti pola komunikasi Ustadz dalam
meningkatkan BTQ Santri Qiroati MI Ma’arif Kliwonan Wonosobo Tahun
2015-2020

F. Kerangka Teori

Untuk menghindari presepsi diluar konteks isi dan maksud yang


dikehendaki oleh penulis dalam penelitian ini, maka di bawah ini penulis
mencoba memaparkan penegasan judul, diantaranya :

1. Pola Komunikasi
Kata pola dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya bentuk atau
sistem.15 Cara atau bentuk yang tetap sehingga pola dapat dikatakan
sebagai contoh atau cetakan. Secara etimologis menurut Onong
Uchjana Effendi “istilah komunikasi berasal dari perkataan Inggris
communication yang bersumber dari bahasa latin, communication
berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Makna hakiki dari
communication adalah communis yang berarti sama, atau kesamaan arti
sama halnya dengan pengertian tersebut.16
2. MI Ma’arif Kliwonan
15
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kamus besar bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hal. 778.
16
Onong Uchjana Effendi, Spektrum Komunikasi, (Bandung: Bandar maju,
1992), cet. ke-1, hal. 4.

12
MI Ma’arif kliwonan adalah lembaga pendidikan Nahdlatul Ulama
yang berdiri pada tahun 1968. Dari tahun ketahun perkembanganya luar
biasa sampai sekarang, ada sisi plus dari MI Ma’arif kliwonan yaitu
suatu lembaga yang di bawah empat naungan yaitu Diknas,
Kementrian Agama, LP Ma’arif NU, dan Metode Qiroati, ini suatu
keunggulan yang tidak dimiliki oleh lembaga lain karena semua
naungan mempuyai kebijakan sendiri–sendiri.
3. Ustadz dan Santri Qiroati
Ustadz atau sering disebut Ustad dan Ustaz (Bahasa Arab: ‫تاذ‬LL‫ األس‬al-
`Ustāż), (Bahasa Persia: ‫ استاد‬Ustad) adalah kata dalam bahasa Indonesia
yang bermakna pendidik. Kata ini diserap dari bahasa Arab dan Bahasa
Persia dari segi kata, pelafalan dan makna yang sama yaitu guru atau
pengajar.17 Ustadz Qiroati adalah seorang yang telah memenui 3 syarat:
a. Lulus taskhih.
b. Mengikuti pembinaan pembinaan pembelajaran.
c. Praktik mengajar (PMQ) dan dinyatakan lulus oleh guru pamong.18
Sedangkan santri menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang
yang mendalami agama Islam, orang yang beribadah dengan sungguh-
sungguh, orang yang soleh.19

G. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, proses yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Jenis dan pendekatan penelitian
Jenis Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan
(field research) yaitu salah satu metode penelitian dengan
mengumpulkan data yang ada di lapangan dimana kasus itu berada. 20

17
Id.wikipedia.org
18
Koordinator cabang Qiroati,( memahami visi misi qiroati). hal. 3
19
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet. ke-1, hal. 783.
20
Https//id.m.wikipedia.org

13
Diantaranya termasuk dokumen-dokumen yang memuat permasalahan
pola komunikasi Ustadz dalam meningkatkan BTQ Santri Qiroati MI
Ma’arif Kliwonan Wonosobo Tahun 2015-2020.

Dalam hal ini pendekatan penelitian yang digunakan adalah


kualitatif dan kuantitatif.21 kualitatif maksudnya adalah penelitian
yang menghasilkan data yang disajikan dalam bentuk kata-kata
tertulis.22 Sedangkan Pendekatan kuantitatif merupakan suatu
pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada
fenomena atau gejala yang bersifat alami sebab dan akibat.
2. Sumber Data
Penelitian ini mempunyai dua sumber data yaitu:

a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dari sumber data yang pertama di lokasi penelitian atau objek
penelitian atau bahan-bahan yang mempunyai otoritas.23
b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang berasal dari orang
kedua bukan data yang datang secara langsung atau semua publikasi
yang bukan merupakan dokumen resmi, namun data-data ini
mendukung pembahasan penelitian.24 Fungsinya adalah memberikan
keterangan tambahan atau keterangan pendukung data primer.

3. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
empat metode yaitu:
a. Observasi

Observasi adalah bentuk pengamatan dan pencatatan secara


sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau

21
Agustinova, Danu Eko. Memahami metodepenelitian kualitatif, Yogyakarta Calpulis
22
5 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1989), hal. 3.
23
Peter Muhammad Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Prenada Media, 2005), hal.
141.
24
Ibid

14
gejala-gejala dalam objek penelitian.25 Dalam hal ini peneliti
mengamati secara penuh terhadap prosesi jalannya pembelajaran.
b. Interview
Interview atau wawancara adalah metode pengambilan data dengan
cara menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan
atau responden. Caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap
muka.26 Wawancara dilakukan dengan Ustadz dan Santri di MI
Ma’arif Kliwonan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah tekhnik pengumpulan data dan informasi melalui
pencarian dan penemuan bukti-bukti seperti foto ataupun video.27
Dalam pencarian data, penulis menggunakan foto-foto dan video
kegiatan belajar dan mengajar di Mi Ma’arif Kliwonan.
4. Metode Penelitian
Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisis data
dan mengambil kesimpulan data yang terkumpul. Kesemuanya adalah
untuk menyimpulkan data secara teratur dan rapi. Dalam mengelola
data ini penulis akan menggunakan metode deskriptif normatif yaitu
metode yang dipakai untuk membantu dalam menggambarkan
keadaan atau sifat yang dijadikan obyek dalam penelitian dengan
dikaitkan norma, kaidah hukum yang berlaku atau sisi normatifnya
untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum.28
5.

25
Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka
Setia, 2012), hal. 131.
26
Ibid, hal. hal, 134.
27
Ibid, hal. 141.

28
Johnny Ibrahim, op.cit, hlm. 57.

15
RANCANGAN DAFTAR ISI SKRIPSI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN

KATA PENGANTAR

PERSEMBAHAN

MOTTO

ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Tinjauan Pustaka

F. Kerangka Teori

G. Metode penelitian
H. Metode Pengumpulan Data

BAB II POLA KOMUNIKASI USTADZ DAN SANTRI

16
A. POLA KOMUNIKASI
1. Pengertian Pola Komunikasi
2. Jenis-Jenis Pola Komunikasi
3. Unsur-Unsur Komunikasi
B. USTADZ DAN SANTRI
1. Pengertian Ustadz
2. Pengertian Santri
3. Komunikasi Ustadz dan Santri
BAB III PROFIL MI MA’ARIF KLIWONAN
1. Sejarah Berdirinya
2. Letak Geografis
3. Visi dan Misi
4. Struktur pengurus
5. Program Pendidikan Formal
6. Program Pendidikan Non Formal
BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI USTADZ DALAM
MENINGKATKAN BTQ SANTRI QIROATI MI MA’ARIF KLIWONAN
WONOSOBO TAHUN 2015-2020
6. Analisis pola komunikasi Ustadz dalam meningkatkan BTQ Santri Qiroati
MI Ma’arif Kliwonan Wonosobo Tahun 2015-2020

7. Analisis peningkatan pemahaman BTQ Santri Qiroati MI Ma’arif


Kliwonan Wonosobo Tahun 2015-2020

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
C. Kata Penutup

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

17
DAFTAR PUSTAKA

Tasmora, Toto. 1997. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaga Media Pratama.

Rohim, Syaiful. 2016. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi.


Jakarta : PT. Rineka Cipta

Widjaya, H.A.W. 1997. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi


Aksara.

Effendi, Onong Uchjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Alisuf, Sahbi H.M. 2005. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta.

Effendy, Onong Uchana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Asnawir dan Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat


Press.

Subarkah, H. andi. 2012. Al-Qur’an dan Terjemah. Bandung: tiem cordova.

Buku pedoman kurikulum TKA/ TPQ Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok
Pesantren Kanwil Jateng.

Rizki, Runtut Kurnia. 2018. Strategi Dakwah Pondok Pesantren Hidayatul


Qur’an dalam meningkatkan Kecintaan Santri membaca Al-Qur’an.
Metro: Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.

Putri, Andini Riswanda. 2019. Pola Komunikasi Dakwah Guru Bidang Studi
Aqidah Akhlak dalam Mengembangkan Akhlak Siswa MI Al-Ikhlas Jagir
Surabaya. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Sholikhah, Nur An Nisa. 2016. Strategi Komunikasi Dakwah Pondok Pesantren


Waria Al-Fattah dalam Upaya Pembinaan Keagamaan Santri Waria.
Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

18
Hamzah, Hidayatu. 2017. Upaya Guru Baca Tulis Al-Qur’an dalam
Meningkatkan Kualitas Baca dan Tulis Al Qur’an Siswa di SD Islam
Plus Masyithoh Kroya Kabupaten Cilacap. Purwokerto: Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. kamus besar bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka.

Effendi, Onong Uchjana. 1992. Spektrum Komunikasi. Bandung: Bandar maju.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka.

Agustinova, Danu Eko. Memahami metodepenelitian kualitatif. Yogyakarta


Calpulis.

Afifudin dan Beni Saebani, Ahmad. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.


Bandung: Pustaka Setia.

19
LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai