Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOMUNIKASI POLITIK
Membahas mengenai “Nilai Etika dalam Komunikasi Politik”

Dosen Pengampu :
Ulfa, S.Sos., M.Si.

Disusun oleh:
Rukayya (2003020102)
Nursyamsia (2003020112)
Tenri Nuraden (2003020121)

Hukum Tata Negara


Fakultas Syariah
Institut Agama Islam Negeri Palopo
2022/2023
Semester Gasal
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat, karunia serta
kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan Tugas kami dengan sebaik mungkin. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus
satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SWA. tidak lupa pula pula saya
ucapkan terimah kasih kepada ibu Ulfa, S.Sos., M.Si. selaku dosen mata kuliah Komunikasi
Politik.

Dalam penulisan Tugas ini, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan
dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana mestinya.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakanh
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Perngertian Etika dan Komunikasi


B. Definisi dan Konsep Etika Komunikasi Islam
C. Nilai-Nilai Etika Komunikasi Islam

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semenjak memasuki era reformasi, masyarakat Indonesia berada dalam
suasana merdeka, bebas bicara tentang apa saja, terhadap siapapun, dengan cara
bagaimanapun. Hal ini terjadi, setelah mengalami kehilangan kebebasan bicara
selama 32 tahun di masa Orde Baru. Memasuki era reformasi orang menemukan
suasana kebebasan komunikasi sehingga tidak jarang cara maupun muatan
pembicaraan bersebrangan dengan etika ketimuran, bahkan etika Islam, sebagai
agama yang dianut mayoritas penduduk Indonesia.
Segala macam urusan semua diselesaikan lewat kominikasi baik urusan kecil
maupun urusan yang besar. Berbagai media yang dilakukan untuk menjalakan
komunikasi menjadi suatu untuk mencapai tujuan komunikasi itu sendiri. Apalagi
sekarang para generasi mampu berkomunikasi sangat luar biasa dalam menyampaikan
sebuah pengetahuan dan informasi yang dibutuhkan dikalangan masyarakat sehingga
seiring berjalannya waktu orang-orang mampu berkomunikasi yang lebih banyak
menampung kemanfaatan yang berdampak baik bagi warga dan negara dari
komunikasi akan memajukan negara Indonesia serta menghasilkan lebih banyak
generasi yang berkualitas dan berintelektual untuk Indonesia dimasa depan.
Bahkan dalam islam sebelum alam semesta diciptakan komunikasi sudah ada
yang mana interaksi itu terjadi anatara Alla Swt dan malaikat untuk menciptakan
kehidupan di alam semesta. Kemudian komunikasi pun terjadi kembali saat setelah
Nabi Adam a.s di ciptakan peristiwa tersampaikan dalam Al-Quran surah Al-A’raf
ayat 11-15 dimana antara Allah Swt, manusia, malaikat dan iblis. Allah Swt
memrintahkan kepada seluruh ciptaanya untuk bersujud kepada Adam a.s namun iblis
menolak hal tersebut.
Jadi, komunikasi itu sudah menjadi alat untuk berinteraksi agar gagasan atau
pesan yang ingin disampai akan tercapai dan menghasilkan sebuah tujuan didalam
melakukan komunikasi antara individu dengan individu lain.
Komunikasi merupakan suatu ativitas yang digunakan setiap proses interaksi
itu akan terjadi antara individu dengan individu lain. Komunikasi tercipta karena ada
suatu hal informasi atau kenutuhan perlu saling berhubungan untuk mencapai tujuan
yang ingin dicapai atau yang ingin didapatkan. Jadi. Makna komunikasi itu sendiri
adalah bagaimana respon itu didapatkan jika positif maka komunikasi berjalan sesuai
tujuan, akan tetapi jika hasil dari komunikasi itu negatif berarti ada kesalahan saat
interaksi komunikasi itu terjadi.
Maka Ketika komunikasi gagal harus menggunakan cara lain untuk
mengkomunikasikannya. Menurut berapa para ahli yang mendefenisikan tentang
komunikasi itu sediri diantaranya yaitu Everett M. Rogers komunikasi adalah proses
pengalihan ide dari satu sumber ke satu penerima atau lebih dengan tujuan agar
mengubah tingkah laku.1 Menurut Everett M. Rogers dalam buku Pengantar Ilmu
Komunikasi karya Hafied Cangara mendefinisikan komunikasi adalah proses dimana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka. 2
Selanjutnya bagaimana kerkaitan anatara komunikasi dengan etika yang
diketahui bersama bahwa dalam sebuah komunikasi ada hasil respon positif dan
negatif dari situ sudah pasti etika sudah masuk dalam hasil respon dari sebuah
komunikasi. Etika merupakan ilmu yang mempelajari baik dan buruknya sebuah
akhlak sesorang terkait benar dan salahnya. Hal ini tentu dibutuhkan dalam hal
bersosialisi yang mana ini akan membentuk kondisi yang baik dalam kehidupan.
Di lain sisi ada juga yang menyebut etika adalah ilmu kesusilaan dan perilaku
manusia yang menyangkut prinsip dan aturan tentang tingkah laku yang benar yaitu
sebuah kewajiban dan pertanggung jawaban moral dalam setiap berperilaku. Etika
komunikasi sangat berpengaruh dalam kehidupan bersosialisasi terjadinya proses
interaksi antar individu perlu ada nilai untuk saling menghargai satu sama lain
sehingga komunikasi terjalin efektif dan mencapai respon yang positif dari
komunikasi tersebut.
Adanya komunikasi namun tanpa etika didalamnya akan menganggu stabilitas
kehidupan bersosialisasi dengan adanya etika seseoranng dapat mengenal dan
memahami sebuah nilai norma dalam mendengarkan lawan bicaranya dengan
seksama sehingga terhindar penghakiman dari individu lain.
Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan

1
Rakha Fahreza Widyananda,/ https://www.merdeka.com/jatim/komunikasi-adalah-proses-penyampaian-makna-padaorang-lain-ketahui-
tujuan-dan-fungsi-kln.html / 18 November 2022
2
Subur Wijaya/ Etika Komunikasi Dalam Perspektif Al-Quran/ Vol. 15 No. 1 tahun 2015
komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu
komunikasi ber-akhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak
alkarimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan hadis (sunah
Nabi). tidak sedikit perselisihan, percekcokan, permusuhan, dan pertengkaran muncul
karena perkataan yang tidak terkontrol.
Bahkan tidak sedikit pertumpahan darah mengerikan yang berawal dari
pekerjaan lidah yang membabi buta. Perlu diketahui Allah SWT tidaklah suka yang
berlebih-lebihan, maka jika berkomunikasi atau berbicara, berbicaralah sewajar-
wajarnya, yang mengandung dorongan atau motivasi dan jangan berbicara bila hanya
untuk menyinggung perasaan seseorang. Karena apa yang kita bicarakan baik maupun
buruk semua itu akan kita pertanggung jawabkan di akhirat nanti.
Islam memberikan perhatian khusus terhadap pembicaraan, bahkan dipandang
salah satu perkara yang akan menyelamat-kan manusia, baik didunia dan diakhirat.
Pembicaraan dimaksud adalah pembicaraan yang beretika, sehingga proses
komunikasi berjalan dengan baikserta terjalin hubungan yang harmonis antara
komunikator dengan komunikan. 3
Etika yang mengatur baik buruknya sesorang dalam menyampaikan pesan saat
berkomunikasi dengan adanya hal tersebut juga akan menjaga dan mengontrol
kepribadian sesorang agar lebih berhati-hati saat komunikasi karenanya itu yang akan
menjadi salah satu untuk selamatnya umat islam dunia dan akhirat.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa
etika komunikasi islam adalah tata cara berkomunikasi yang sesuai dengan nilai moral
dalam menilai benar atau salah perilaku seseorang disampaikan dengan mengandung
unsur islami mengarahkan manusia kepada kemaslahatan dunia dan akhirat dalam
bentuk hubungan manusia dengan tuhan (iman), sesama Manusia dan alam semesta. 4
Di dalam Al-Qur’an menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia.
Untuk mengetahui bagaimana manusia seharusya berkomunikasi. Al-Qur’an
memberikan kata kunci (keyconcept) yag berhubungan dengan hal itu. Al-Syaukani,
misalnya mengartikan kata kunci al-bayan sebagai kemampuan berkomunikasi. Selain
itu, kata kunci yang dipergunakan AlQur’an untuk komunikasi ialah al-qaul. Dari
alqaul ini, Jalaluddin Rakhmat menguraikan prinsip, qaulan sadidan yakni
kemampuan berkata benar atau berkomunikasi dengan baik.

3
Muslimah/ ETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSFEKTIF ISLAM/media neliti/ Vol. 13, No. 2, 2016,hlm.116
4
Muslimah/ ETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSFEKTIF ISLAM/media neliti/ Vol. 13, No. 2, 2016,hlm.118
Dengan komunikasi, manusia mengekspresikan dirinya, membentuk jaringan
interaksi sosial, dan mengembangkan kepribadiannya. Para pakar komunikasi sepakat
dengan para psikolog bahwa kegagalan komunikasi berakibat fatal baik secara
individual maupun sosial. Secara individual, kegagalan komunikasi menimbulkan
frustasi; demoralisasi, alienasi, dan penyakitpenyakit jiwa lainnya.
Secara sosial, kegagalan komunikasi menghambat saling pengertian,
menghambat kerja sama, menghambat toleransi, dan merintangi pelaksanaan norma-
norma sosial Al-Qur’an menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia.
Dalam QS. Al-Rahman (55) / 1 – 4:

َّ ١﴿ َ‫علَّ َما ْلق ْرآن‬


ِ ‫الرحْ َمن‬ َ ‫ ﴾ َخلَقَ ْاْلن‬٣﴿ َ‫علَّ َمها ْلبَيَان‬
َ ﴾ ٢﴿ َ‫سان‬ َ ﴾

Terjemahan: 1. (Tuhan) Yang Maha Pemurah 2.Yang telah mengajarkan Al Qur'an 3.


Dia menciptakan manusia 4. Mengajarnya pandai berbica 5
Al-Syaukani dalam Tafsir Fath al-Qadir mengartikan al-bayan sebagai
kemampuan berkomunikasi. Untuk mengetahui bagaimana orang-orang seharusnya
berkomunikasi secara benar (qaulan sadidan), harus dilacak kata kunci (key-concept)
yang dipergunakan Al-Qur’an untuk komunikasi. Selain al-bayan, kata kunci untuk
komunikasi yang banyak disebut dalam Al-Qur’an adalah “al-qaul” dalam konteks
perintah (amr),
Dapat disimpulkan bahwa ada enam prinsip komunikasi dalam AlQur’an
yakni qaulan sadidan (QS. 4: 9: 33: 70), qaulan balighan (QS. 4:63), qaulan
mansyuran (QS. 17:28), qaulan layyinan (QS. 20:44), qaulan kariman (QS. 17:23),
dan qaulan marufan (QS. 4:5).6 Dari ke enam prinsip tersebut terbentuklah sebuah
komunikasi yang beretika sehingga mampu mengasilkan sebuah sumber dan hasil
yang positif.
Ketika komunikasi sudah tidak mempunyai etika maka akan berdampak buruk
pada sosialisasi sudah tentu pasti terjadi hoaks dan timbulnya penyakit hati serta
dendam disetiap individu yang menerima komunikasi yang buruk untuk itulah etika
sangat berpengaruh akan respon akhir dari komunikasi.
Sebagai kekasih Allah Swt Nabi Muhammad Saw menyebarkan syariat islam
melalu media komunikasi sehingga orang mampu memahami dengan efektif apa itu
islam bahkan sekarang agama islam masih menyebar luaskan ajarannya ke berbagai

5 QS. Al-Rahman (55) / 1 – 4


6 Jurnal Dakwah Tabligh, Vol .15, No. 1, Juni 2014 : 115 - 123
negara dan terus berkembang sampai sekarang. Bisa dilihat bahwa islam sudah
menerapkan etika dalam komunikasi dimana ini membutikan dengan perkembangan
agama yang dahulu diajarkan Nabi Muhammad saw.
Dari sifat teladan beliau perlulah kita meneladani segala etika yang beliau
terapkan salah satunya adalah menjaga lisan dari kata kotor, mecela, mencaci, dll. Hal
ini sudah diterangkan As-Shan’ani mengatakan bahwa hadits ini dihasankan oleh
Imam At-Tirmidzi dan di sahihkan oleh Al Hakim. Sedangkan Imam Ad-Daruquthni
merajihkan hadits ini sebagai hadits yang mauquf disebutkan:
‫ع ْنعَبْداللَّهقَا َل‬
َ : ‫سلَّ َم‬ َ ‫قَالَ َرسوُلللَّه‬:
َ ‫صلَّىاللَّهعَلَيْه َو‬
َّ ‫سالمؤْ منبال‬
‫طعَّان َو َُلاللَّعَّان َو َُلالفَاحش َو َُلالبَذيء‬ َ ‫لَ ْي‬
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu secara marfu’, Rasulullah ‫صلى هللا عليه‬
‫وسلم‬bersabda, “Bukanlah seorang mukmin, orang yang suka mencela, orang yang
suka melaknat dan orang yang suka berkata-kata kasar dan juga kotor.” 7

Hadist tersebut menjelaskan bahwa bukanlah muslim sejati jika lisan mereka
selalu berkata kotor dan melaknat orang lain, cara komunikasi inilah yang sangat
tidak bermanfaat bagi kehidupan. Orang-orang yang hanya berkomunikasi tentang hal
tersebut itulah orang yang paling rendah di dibandingkan dengan orang yang mereka
cela ini sudah tentu merusak komunikasi karena tidak adanya etika saat berbicara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Etika Dan Komunikasi
2. Apa definisi dan bagaimana konsep dari Etika Komunikasi Islam
3. Apa-apa saja nilai-nilai Etika dalam Komunikasi Islam

7 HR At-Tirmizi no. 1977 dan Al-Hakim no. 29 disahihkan oleh Al-Albani


BAB I
PEMBAHASAN
A. Perngertian Etika dan Komunikasi
1. Etika
Secara filosofis, Etika Menurut Soegarda Poerbakawatja adalah segala hal
tentang nilai-nilai dan atau ilmu yang mempelajari tentang kebaikan dan
keburukan bagi kehidupan manusia, khususnya perihal pola pikir dan rasa yang
menjadi pertimbangan untuk bertindak dalam mencapai tujuan tertentu. Jadi etika
dalam perspektif filsafat, etika berfungsi sebagai instrumen yang dapat
mempelajari dan mengetahui tentang nilai-nilai. Adapun perintah kebaikan dan
keburukan dalam filsafat Islam telah dikenal sejak hadirnya manusia pertama. Hal
tersebut dapat dipahami dalam penjelasan Q.S. Al-Baqarah/1: 35
Secara etimologi, Etika berasal dari kata “ethos” yang dalam bahasa Yunani
berarti watak kesusilaan atau adat. Lebih lanjut, Kees Bertens menyebutkan secara
lebih detail bahwa term etika memiliki dua makna, yaitu “Ethos” yang bermakna
bentukan tunggal; dan “Ta Etha” yang bermakna bentukan jamak yang berarti
kebiasaan, akhlak, atau watak,60 dalam adat istiadat dimana mengarah pada
norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan atau masyarakat tertentu
mengenai perbuatan yang baik dan yang buruk, misalnya etika ekonomi dan
bisnis; etika perbankan; etika politik dan pemerintahan; etika Kristen, etika Hindu,
etika Jawa; etika Bugis, etika Makassar dan sebagainya8
Adapun uraian beberapa definisi Etika oleh para ahli antara lain sebagai
berikut:
Menurut William K. Frankena:9
“Bagian dari cabang filsafat, yaitu filsafat moral dimana membahas tentang
moralitas; masalah dan pertimbangan moral..”
Menurut Achmad Charris Zubair:10
“Studi sistematis perihal tabiat konsep nilai, antara lain: baik dan buruk; benar
dan salah; dan lain sebagainya serta prinsip-prinsip umum yang membenarkan
apa saja yang akan, sementara dan telah dilakukan.”

8 Munawir Nasir, Etika dan Komunikasi dalam Bisnis, Edisi revisi (Makassar: CV. Sosial Politic Genius: 2020), hal. 26-27.
9 William K. Frankena. (1973). Ethics. New Jersey: Prentice Hall, hlm. 4 – 5.
10 Faisal Badroen, Suhendra, M. Arief Mufraeni, & Ahmad B. Bashori. (2007).
Dalam pengertian umum, etika diartikan dengan usaha yang sistematis untuk
memahami pengalaman individu dan masyarakat yang sedemikian rupa sehingga
menentukan aturan-aturan yang seharusnya dalam mengatur tingkah laku
manusia, nilai-nilai yang dikembangkan, dan sifat-sifat yang perlu dikembangkan
dalam menjalani kehidupan. Dari pengalaman individu dan masyarakat secara
empirik, berdasarkan nilai dan sifat kolektif sehingga menghadirkan berbagai
indikator yang etis dalam mengatur perilaku manusia 11
2. Komunikasi
Secara filosofis, Harold Lasswell mengartikan komunikasi sebagai sebuah
proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada
siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to
whom? with what effect?). Adapun komunikasi dalam Islam dapat dipahami
dalam penjelasan Q.S. Al-Ahzab/33: 70.
Secara etimologi, Komunikasi berasal dari kata “communis” yang dalam
bahasa Latin berarti sama, yaitu sama makna dan arti. Komunikasi dalam bahasa
Arab diistilahkan alaitisal (‫( االتصال‬dan padanannya di dalam AlQur’an ialah
pernyataan (‫ بيان‬.(Hal tersebut dapat dipahami dalam penjelasan Q.S. Ar-
Rahman/55: 4. Menurut Muhammad Ali Ash Shabuni, Ayat di atas menjelaskan
bahwa manusia diberikan petunjuk oleh Allah SWT untuk berkomunikasi dengan
baik sehingga dapat menerangkan maksud dari sesuatu.12
Adapun uraian beberapa definisi Komunikasi oleh para ahli antara lain sebagai
berikut:
Menurut Onong Uchjana Effendy:13
“Proses penyampaian pesan tertentu oleh seseorang kepada orang lain; atau
untuk mempengaruhi seseorang baik langsung secara lisan, ataupun tidak
langsung secara media sehingga terjadi perubahan sikap, pendapat atau
perilaku.”
Menurut Zulkifli Abdul Ghani:14
“Mengajak manusia kepada jalan dakwah (‫ ( دعوة‬yang lebih menekankan
kepada nilai-nilai agama dan sosial budaya, yakni dengan menggunakan
prinsip dan kaidah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits.”

11
Munawir Nasir, Etika dan Komunikasi dalam Bisnis, Edisi revisi (Makassar: CV. Sosial Politic Genius: 2020), hal. 30
12
Munawir Nasir, Etika dan Komunikasi dalam Bisnis, Edisi revisi (Makassar: CV. Sosial Politic Genius: 2020), hal. 33
13
Onong Uchjana Effendy. (1992). Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hlm. 4 – 5.
14
Zulkifli Abdul Ghani. (2008). Islam, Komunikasi dan Teknologi Maklumat. Dalam Eksistensi Ilmu Komunikasi Islam, diedit oleh
Muhamad Husni Ritonga. Bandung: Citapustaka, hlm. 99.
Dari penjelasan di atas, apabila etika dan komunikasi diimplementasikan
dalam hubungan sosial, dapat disimpulkan bahwa etika komunikasi islam adalah tata
cara berkomunikasi yang sesuai dengan nilai moral dalam menilai benar atau salah
perilaku manusia dan disampaikan dengan mengandung unsur ilahiah (‫ إلهي‬,(baik
dalam bentuk hubungan manusia dengan Allah SWT (‫( هلال من هبلوم‬dan manusia
dengan manusia (‫ مينا هبلوم‬,( sehingga mengarahkan manusia kepada kemaslahatan
dunia dan akhirat15

B. Definisi dan Konsep Etika Komunikasi Islam


1. Definisi Etika Komunikasi Islam
Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan keislaman dengan
menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam. maka komunikasi Islam
menekankan pada unsur pesan (message), yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan
cara (how), dalam hal ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa (retorika).
Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi
seluruh ajaran Islam, meliputi akidah (iman), syariah (Islam), dan akhlak (ihsan).
Pesan-pesan keislaman keislaman yang disampaikan tersebut disebut sebagai
dakwah. Dakwah adalah pekerjaan atau ucapan untuk mempengaruhi manusia
mengikuti Islam.
Abuddin Nata menilai etika komunikasi berusaha membahas perbuatan yang
dilakukanoleh manusia yang bersumber pada akal pikiran dan filsafat,yang
berfungsi untuk menilai, menentukan, dan menetapkan terhadap suatu perbuatan
yang dilakukan oleh manusia (apakah perbuatan manusia tersebut akan dinilai
baik, buruk, mulia, terhormat, dan sebagainya) yang berkaitan dengan proses
penyampaian dan penerima pesan dari seseorangkepada orang lain. 16
Al-Qur’an menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia. Untuk
mengetahui bagaimana manusia seharusya berkomunikasi. Al-Qur’an
memberikan kata kunci (key concept) yag berhubungan dengan hal itu. Al-
Syaukani misalnya mengartikan kata kunci al-bayan sebagai kemampuan
berkomuni-kasi. Selain itu, kata kunci yang diperguna-kan Al-Qur’an untuk
komunikasi ialah al-qaul. Dari al-qaul ini, Jalaluddin Rakhmat menguraikan

15 Munawir Nasir, Etika dan Komunikasi dalam Bisnis, Edisi revisi (Makassar: CV. Sosial Politic Genius: 2020), hal. 37
16 Nur Marwah, Etika Komunikasi Islam, UIN Alauddin Makassar, hal. 5
prinsip, qaulan sadidan yakni kemampuan berkata benar atau berkomuni-kasi
dengan baik.17
2. Konsep Etika Komunikasi Islam
Teori komunikasi menurut ajaran Islam selalu terikat kepada perintah dan
larangan Allah swt atau Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad saw Pada dasarnya
agama sebagai kaidah dan sebagai perilaku adalah pesan (informasi) kepada
warga masyarakat agar berperilaku sesuai dengan perintah dan Tuhan. Dengan
kata lain komunikasi menurut ajaran agama sangat memuliakan etika yang
dibarengi sanksi akhirat.
Al-Qur’an juga menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia.
Untuk mengetahui bagaimana manusia seharusya berkomunikasi. Al-Qur’an
memberikan kata kunci (key concept) yag berhubungan dengan hal itu.
AlSyaukani dalam Rahmat, misalnya mengartikan kata kunci al-bayan sebagai
kemampuan berkomuni-kasi. Selain itu, kata kunci yang diperguna-kan AlQur’an
untuk komunikasi ialah al-qaul. Dari al-qaul ini, Jalaluddin Rakhmat menguraikan
prinsip, qaulan sadidan yakni kemampuan berkata benar atau berkomuni-kasi
dengan baik.
Dengan komunikasi, manusia mengekspresikan dirinya, membentuk jaringan
interaksi sosial, dan mengembangkan kepribadiannya. Para pakar komunikasi
sepakat dengan para psikolog bahwa kegagalan komunikasi berakibat fatal baik
secara individual maupun sosial. Secara sosial, kegagalan komunikasi
menghambat saling pengertian, menghambat kerja sama, menghambat toleransi,
dan merintangi pelaksanaan norma-norma sosial Al-Qur’an menyebut komunikasi
sebagai salah satu fitrah manusia. Dalam QS. Al-Rahman/55:1 – 4.18

C. Nilai-Nilai Etika Komunikasi Islam


Berdasarkan pendekatan di atas dalam hal ini etika komunikasi islami
dimaksudkan sebagai sebuah nilai-nilai yang baik yang pantas dan memiliki manfaat
ketika melakukan proses komunikasi, apakah komunikasi itu berupa komunikasi
interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi atau komunikasi massa

17 Herman Jamaluddin, Aguswandi, Syahrul, Komunikasi Politik Islam (Nilai dan Etika Komunikasi Persfektif Islam), DDI Kota Makassar
Indonesia, hal. 1
18 Nur Marwah, Etika Komunikasi Islam, UIN Alauddin Makassar, hal. 5-6
kesemua bentuk komunikasi yang akan dilakukan tersebut harus didasarkan pada
nilai-nilai alquraan dan sunnah Nabi SAW. 19
Secara umum, nilai-nilai universal sebagai sebuah etika komunikasi islami antara
lain adalah:
1. Kejujuran (nilai jujur) Komunikasi
Aspek kejujuran atau objektivitas dalam berkomunikasi merupakan sebuah nilai
yang sangat penting untuk dijunjung tinggi dan diterapkan dalam proses kegiatan
komunikasi. Dalam alquran kejujuran ini disebut dengan istilah amanah, ghair al-
takzib, shidq, al-haq, sehingga seorang komunikator dalam menyampaikan pesan
dilarang untuk berdusta atau mengada-ada suatu informasi yang sebenarnya tidak
ada, gosip atau cerita palsu disebutkan pada Q.S. An-Nahl/16: 105
ْ ‫ولٰٓئِكَ   هُ ُم‬
َ‫  ال ٰك ِذب ُْون‬ ٰ ُ ‫ِ  ّللا   َۚ وا‬
ِ ٰ ‫  َل  يُؤْ مِ ن ُْونَ    ِب ٰا ٰيت‬
َ َ‫ِب  الَّ ِذيْن‬ ْ
َ ‫ ى  الـ َكذ‬‫اِنَّ َما   َي ْفت َِر‬
Terjemahan: “sesungguhnya yang mengadaadakan kebohongan, hanyalah orang-
orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang
pendusta”.

Dalam interaksi sehari-hari, tentulah kita tidak luput terhadap canda dan tawa
sebagai bagian dari “bunga-bunga komunikasi”, dan biasanya orang-orang suka
melebih-lebihkan candanya untuk mengundang gelak tawa orang yang diajak
bercanda. Hal itu terkadang dibuat sedemikian rupa dan dengan berbagai cara
terdakang juga dilakukan dengan harus berbohong dan mengada-ngada cerita. Hal
seperti itu, dengan tegas dinyatakan bahwa Islam tidak membolehkan hal yang
demikian dan termasuk kepada perbuatan yang dilarang.20
Orang-orang yang membiasakan dirinya dengan kata-kata dusta dalam
pergaulan dengan sesama maka bagi orang tersebut dianggap sebagai golongan
orang-orang yang munafiq, sebagaimana dinyatakan Nabi SAW dalam sebuah
hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa : “Tanda-tanda orang
munafiq ada tiga. Jika ia berkata, ia berdusta; Jika berjanji, ia menyalahi; dan jika
dipercaya ia berkhianat”21
Dalam komunikasi islami pemahaman jujur dalam berkomunikasi meliputi
nilai keadilan yaitu bagaimana menempatkan komunikasi pada tempatnya. Selain
itu, adil juga bermakna bahwa komunikasi itu semestinya harus ditempatkan pada

19 Joko Susanto, Etika Komunikasi Islami, Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang, hal. 14
20 Joko Susanto, Etika Komunikasi Islami, Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang, hal. 14-15
21 Joko Susanto, Etika Komunikasi Islami, Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang, hal. 16
nilai kewajaran dan kepatutan sesuai dengan kondisi masyarakat dimana
komunikasi itu berlangsung.22
2. Katakan yang Baik atau Diam (Falyakul Khairun au liyasmut)
Prinsip Falyakul Khairan au liyasmut (katakan yang baik atau diam), dapat
kita jumpai di dalam kitab-kitab hadis yang ditulis oleh imam-imam hadis. Dari
penelusuran penulis menemukan tema tersebut di dalam kitab hadis imam Bukhori
sebanyak 7 hadis termasuk salah satunya yang telah disebutkan di atas.
Selanjutnya terdapat 5 hadis di dalam kitab Imam Muslim, dan 1 hadis di dalam
kitab Imam Malik, dan juga terdapat 2 hadis yang bermakna sama di dalam kitab
Imam Ibnu Majah.
Perkataan yang baik tentunya akan tetap dijaga bagi mereka yang beriman
kepada Allah dengan sebenar-benarnya tentu dia takut kepada ancaman-Nya,
mengharapkan pahala-Nya, bersungguh-sungguh melaksanakan perintah dan
meninggalkan larangan-Nya.23
Diam dalam komunikasi Islam merupakan salah satu strategi dalam
berkomunikasi. Dia dianggap sikap yang baik dalam menghadapi suatu kondisi
tertentu yang mengharuskan seseorang untuk diam, dan dia tersebut lebih baik
dari ucapan-ucapan indah sekalipun. Setidaknya setiap muslim dalam
berkomunikasi mengetahui kapan dia harus berbicara dan kapan dia harus diam.
Sikap diam dalam komunikasi diperlukan
setidaknya dalam menghadapi empat kondisi yaitu : menghindari konfrontasi,
disaat perkataan sudah tidak efektif, dalam rangka menyusun taktik dan strategi,
diam dalam arti membangun komunikasi nonverbal yaitu komunikasi dengan
perbuatan tidak dengan kata-kata. Akan tetapi tidak setiap diam itu emas dan
bicara itu perak, dalam pribahasa yang mungkin sering kita dengar.
Diam juga ternyata menimbulkan dosa bagi setiap muslim yang melakukan
yaitu diam ketika kemungkaran dilakukan secara terang-terangan, diam itu dosa
jika berkenaan dengan informasi yang diperlukan masyarakat kita tetap diam tidak
mau menyampaikan atau dengan kata lain menyembunyikan informasi yang
dibutuhkan masyarakat, diam itu dosa apabila kita tidak mau mengakui kesalahan

22 Joko Susanto, Etika Komunikasi Islami, Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang, hal. 17
23 Joko Susanto, Etika Komunikasi Islami, Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang, hal. 17
sendiri, diam itu dosa adalah tidak mau berbicara selama tidak berkaitan dengan
keuntungan dirinya sendiri .24

3. Cermat dan akurat dalam berkomunikasi (Tabayyun)


Kehidupan manusia dilingkupi dengan lautan informasi yang sangat banyak
dan sangat beragam bentuknya. Oleh karena itu diperlukan kecermatan dan
keakuratan dalam menerima dan meneruskan atau melanjutkan komunikasi (pesan
atau berita atau informasi yang diterima). Menyampaikan pesan secara tepat
merupakan nilai yang penting untuk diperhatikan seorang komunikator, sehingga
komunikasi yang dilakukan tidak mengakibatkan kesalahan yang bisa berakibat
pada timbulnya konflik dan bencana terhadap diri pribadi maupun masyarakat
secara luas.
Untuk mencapai ketepatan data maupun fakta sebagai bahan informasi yang
akan disampaikan kepada orang lain atau masyarakat luas diperlukan terlebih
dahulu pemeriksaan secara seksama oleh komunikator. Hal ini penting karena
banyak masyarakat khususnya di daerah pedesaan mempercayai informasi dari
pemuka masyarakat (opinion leaders) sebagai sebuah kebenaran. Dalam alquran
hal ini disebut dengan tabayun dan hal itu diungkapkan dalam Q.S. Al-
Hujarat/49:6.
ٰ َ‫ٰٰۤيا َ يُّ َها  الَّ ِذيْن‬
ِ ُ ‫  ا َمنُ ٰۤ ْوا  ا ِْن   َجا ٰٓ َءكُ ْم  فَا ِس ٌق  بِنَبَاٍ  فَتَبَيَّنُ ٰۤ ْوا  ا َ ْن  ت‬
‫ص ْيب ُْوا  قَ ْو ًما  بِ َج َها‬
َ‫ع ٰلى   َما  فَ َع ْلت ُ ْم   ٰند ِِميْن‬
َ   ‫ص ِب ُح ْوا‬ْ ُ ‫لَةٍ  فَت‬
Terjemahan: "Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang
kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak
mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu
menyesali perbuatanmu itu."

Kata tabayyun adalah bentuk masdar dari kata fatabayyanu yang artinya maka
periksalah dengan teliti. Akar katanya adalah ba‟-ya‟-nun yang artinya berkisar
pada jauhnya sesuatu yang terbuka. Sehingga kata tabayyun diartikan yaitu bahwa
seseorang begitu saja menerima kabar dari orang lain yang patut dicurigai seperti
orang fasik, dan hendaklah selalu mencari kejelasan dan ketetapan atas berita
tersebut, terlebih lagi berita itu menyangkut hal yang penting. 25

24 Joko Susanto, Etika Komunikasi Islami, Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang, hal. 19
25 Joko Susanto, Etika Komunikasi Islami, Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang, hal. 20-21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi dalam kehidupan manusia sudah sangat dirasakan peran dan
fungsinya begitu signifikan. Manusia sebagai makhluk yang sempurna diciptakan
Allah ternyata tidak bisa hidup tanpa komunikasi, berkomunikasi yang dilakukan
manusia menunjukkan disitulah letak kesempurnaan penciptaan manusia. Komunikasi
yang dilakukan manusia dalam hidupnya adalah sebagai upaya untuk tetap menjaga
dan memelihara eksistensi kehidupan pribadi dan kehidupan sosialserta mewujudkan
kebaikan dan kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
Sehingga apapun motif manusia berkomunikasi, hal itu menunjukkan bahwa
komunikasi merupakan fitrah manusia. Sebagai sebuah fitrah maka komunikasi harus
senantiasa dilakukan dengan penuh kesadaran dan penuh tanggung jawab. Hal itu
dimaksudkan agar komunikasi yang dilakukan tidak membawa kerugian maupun
bencana bagi manusia dan diri sendiri.
Oleh karena itu, Islam sebagai agama rahmatan lil alamin memberikan
beberapa pedoman atau etika melalui nilai-nilai yang terdapat di dalam Alquran dan
Sunnah Nabi SAW tentang bagaimana sikap dan tingkah laku dalam berkomunikasi.
Komunikasi Islami mengajarkan kita menegakkan nilai-nilai kejujuran (kebenaran)
dalam berkomunikasi, kemudian dalam berkomunikasi didasarkan pada perkataan
yang baik (Falyakul Khairan au liyasmut), selain itu komunikasi islami juga menuntut
seorang komunikator untuk teliti dan cermat dalam memahami sebuah informasi atau
pesan yang diterimanya sebelum melanjutkannya kepada orang lain (nilai tabayyun).
Ketiga nilai-nilai tersebut merupakan modal utama dan sebagai ukuran bagi
setiap muslim dalam melakukan komunikasi, hal itu dimaksudkan agar proses
komunikasi yang berlangsung mendatangkan suatu baikan dan keselamatan serta
kebahagian bagi kehidupan umat manusia.

B. Saran
Terkait hal yang kami paparkan diatas semoga setelah mempelajari dan
memahaminya kita dapat mengambil hikmah dari ajaran Nilai Etika Komunikasi
Islam, pengertian, hingga konsep Etika Komunikasi Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Nasir, Munawir. Etika dan Komunikasi dalam Bisnis. Makassar: CV. Sosial Politic Genius,
2020.
Marwah, Nur. “Etika Komunikasi Islam.” Program pasca sarjana UIN Alauddin Makassar
Herman Jamaluddin, Aguswandi, dan Syahrul. “Komunikasi Profetik Islam (Nilai dan Etika
Komunikasi Persfektif Islam).”
Susanto, Joko. “Etika Komunikasi Islam.” Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli
Serdang.
Muslimah. “Etika Komunikasi dalam Perspektik Islam.” Jurnal Sosial Budaya 13, no.2
(2016).
Dahlan, Muh. Syawir. “Etika Komunikasi dalam Al-Qur’an dan Hadis.” Jurnal Dakwah
Tabligh 15, no.1 (2014).
Wijaya, Subur. “Al-Qur’an dan Komunikasi (Etika Komunikasi dalam Perspektif
Al-Qur’an.” 15, no. 1 (2015).
https://www.merdeka.com/jatim/komunikasi-adalah-proses-penyampaian-makna-pada-orang-
lain-ketahui-tujuan-dan-fungsi-kln.html
https://bekalislam.firanda.com/6488-larangan-mencela-melaknat-dan-berkata-kasar-serta-
kotor-hadis-23.html

Anda mungkin juga menyukai