RELATIONS
HUMAS 2D
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya,
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Refleksi Akhlak dalam
Kehidupan Seorang Public Relations. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik secara teknis
maupun materi mengingat minimnya kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu, kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak dibutuhkan demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah Swt memberikan imbalan setimpal kepada mereka
yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan itu sebagai ibadah.
\
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Frank Jefkins (2004), Public Relations adalah semua bentuk komunikasi
yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya, dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian.
Komunikasi bagi manusia merupakan kebutuhan paling mendasar dalam hidupnya,
Islam juga menempatkan komunikasi sebagai sesuatu yang penting dan bernilai ibadah
apabila komunikasi itu dilakukan berdasarkan nilai-nilai yang terdapat dalam alquran dan
sunnah Nabi Muhammad saw., keduanya merupakan pedoman yang berisi tuntunan hidup
bagi setiap muslim yang harus dijunjung tinggi dan menjadi ukuran-ukuran dalam
berkomunikasi.
Etika komunikasi islami dimaksudkan sebagai sebuah nilai-nilai yang baik yang
pantas dan memiliki manfaat ketika melakukan proses komunikasi, apakah komunikasi itu
berupa komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi atau
komunikasi massa kesemua bentuk komunikasi yang akan dilakukan tersebut harus
didasarkan pada nilai-nilai alquran dan sunnah Nabi Muhammad saw. Bagaimana kita
sebagai seorang Public Relations merefleksikan nilai-nilai akhlak yang ada di dalam
alquran dan sunnah Nabi Muhammad saw dalam Profesi Public Relations.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Etika Komunikasi Islam dan Public Relations?
2. Bagaimana Konsep Etika Komunikasi Islam?
3. Apa saja prinsip Kode Etik dalam Public Relations?
4. Apa hubungan Akhlak dengan Profesi Public Relations?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui etika berkomunikasi dalam kehidupan Public Relations.
2. Dapat mengamalkan nilai-nilai alquran dan sunnah Nabi Muhammad saw dalam
Profesi Public Relations.
3. Untuk mengetahui Kode Etik dalam Profesi Public Relations.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Sobur sebagai pedoman baik buruknya perilaku, etika adalah nilai-nilai, dan
asas-asas moral yang dipakai sebagai pegangan umum bagi penentuan baik buruknya perilaku
manusia atau benar salahnya tindakan manusia sebagai manusia. Kemudian Kenneth E.
Andersen, mendefinisikan etika sebagai suatu studi tentang nilai-nilai dan landasan bagi
penerapannya. Ia bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai apa itu kebaikan atau
keburukan dan bagaimana seharusnya.
Dapat disimpulkan bahwa etika komunikasi islam adalah tata cara berkomunikasi yang
sesuai dengan nilai moral dalam menilai benar atau salah perilaku seseorang disampaikan
dengan mengandung unsur islami mengarahkan manusia kepada kemaslahatan dunia dan
akhirat dalam bentuk hubungan manusia dengan tuhan (iman), sesama Manusia dan alam
semesta .
2. Kebebasan
Kebebasan dalam menjalankan profesinya tanpa rasa takut atau ragu- ragu, tetapi
memiliki komitmen dan tanggungjawab dalam batas-batas atauran main yang telah ditentukan
oleh kode etik sebagai standar perilaku profesional.
3. Kejujuran
Jujur dan setia serta merasa terhormat pada profesi yg disandangnya, mengakui
kelemahan dan tidak menyombongkan diri serta berusaha mengembangkan diri. Tidak
melacurkan profesinya demi materi. Hal ini juga sebenarnya ada dalam akhlak terhadap
sesame manusia, yaitu mengembangkan sikap kejujuran dalam berperilaku sehari-hari.
4. Keadilan
Memiliki kewajiban dan tidak dibenarkan melakukan pelanggaran terhadap hak atau
menganggu milik orang lain, lembaga/organisasi hingga mencemarkan nama baik bangsa
dan negara. Saling menghormati, menghargai hak-hak dan menjaga kehormatan. Hal ini
juga menjadi salah satu penekanan dalam akidah manusia kepada sesamanya.
5. Otonomi
Dalam prinsip ini, seorang profesional memiliki kebebasan secara otonom untuk
menjalankan profesinya sesuai dengan keahlian, pengetahuan, dan kemampuannya. Kebebasan
otonom merupakan hak dan kewajiban yang dimiliki setiap profesional.
Kode etik yang dikenal dalam dunia PR di Indonesia, lazimnya dikeluarkan oleh
lembaga profesi yang menanungi profesi PR, diantaranya Persatuan Hubungan Masyarakat
(Perhumas) dan Asosiasi Perusahan Public Relation Indonesia (APPRI).Tujuan diadakannya
kode etik tersebut ialah agar para anggota organisasi bersangkutan mempunyai pedoman untuk
bersikap dan berperilaku dalam rangka menjaga citra organisasi.(Effendy, 1998:164).
Keterkaitan antara aqidah akhlak dengan profesi PR juga dapat terlihat dari prinsip
kode etik PR yang harus dijalankan seorang PR dalam profesinya seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
Public Relations Profesional akan selalu menghindari:
Menutup-nutupi kebenaran apa pun alasannya;
Menyiarkan informasi dan berita yang tidak didasari fakta yang aktual, kenyataan, dan
kebenaran;
Mengambil bagian dalam usaha yang tidak etis dan tidak jujur yang akan dapat
merusak martabat dan kehormatannya;
Menggunakan segala macam cara dan teknik yang tidak disadari serta tidak dapat
dikontrol sehingga tindakan individu itu tidak lagi didasarkan pada keinginan pribadi
yang bebas dan bertangung jawab.
Sebagai profesi, PR tidak bisa lepas dari etika ketika menjalankan pekerjaannya.Etika
tersebut dicantumkan dalam sebuah kode etik yang merupakan standar moral bagi setiap
profesi yang dituangkan secara formal, tertulis dan normatif dalam suatu bentuk aturan main
dan perilaku. Meskipun dalam kenyataannya, masih banyak sekali praktisi ataupun
professional PR yang belum seutuhnya menerapkan aturan main tersebut Ketika
menjalankan tugasnya.
Sebagai seorang muslim, tentu saja penerapan kaidah etika PR juga tak terlepas dari
kaidah-kaidah akhlak dalam penerapan kehidupan berprofesi, khususnya dalam profesi PR.
Sebagai khalifah di muka bumi, manusia berkewajiban untuk memandu dunia menuju arah
yang lebih baik. Salah satunya adalah dengan menggunakan dan mendayagunakan ilmu
pengetahuan juga profesi yang dimiliki sesuai dengan akhlak al karimah yang diajarkan dalam
islam. Seorang PR muslim hendaknya tidak hanya concern pada apa yang menjadi bidang
kajiannya saja tapi juga peduli terhadap kehidupan lingkungannya. Tidak bisa hanya egois
memikirkan ‘perutnya’ sendiri namun juga harus memiliki moral dan etika yang patut sebagai
konsekuensi sebuah profesi.
Dalam terminology arab lain berkaitan dengan komitmen dalam pekerjaan ada juga
istilah Ilzam. lzam adalah dasar terpenting untuk membangun system akhlak dalam Islam.
Yang dimaksud dengan ilzam adalah iltizam yaitu komitmen seseorang dalam menghadapi
masalah kemanusiaan semuanya berdasarkan pada statusnya sebagai mukallaf (yang dibebani
ubudiyyah) dalam kehidupan ini.Dia memiliki amanah, misi dan kebebasan kehendak yang
mengontrol amalnya, yang itu semua menjadi gantungan bagi pembalasan di akhirat. Oleh
karena itu iltizamakhlaki (komitmen terhadap kewajiban moral) ini merupakanindikator
tanggung jawab individual yang paling menonjol. Pun begitu dalam berperilaku dalam profesi
PR. Akhlak yang terwujud dalam kode etik profesi menjadi salah satu indikator dari tanggung
jawab seorang PR pada profesinya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari apa yang telah disampaikan di atas, terlihat betapa besarnya urgensi akhlak al karimah
pada profesi terutama profesi PR sebagai salah satu cabang dari ilmu komunikasi. PR sebagai suatu
profesi yang menjadi jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan masyarakat, akan sangat
bergesekan dengan publiknya baik itu publik internal yang berupa karyawan maupun publik eksternal
seperti media, pemerintah, pemangku kebijakan, investor dan sebagainya. Sebagai seorang PR yang
baik, perlu mengerjakan aktivitas profesinya sesuai dengan etika yang termaktub dalam kode etik
profesi PR. Dalam kode etik tersebut dapat dilihat korelasi yang sangat dekat dengan aqidah dan
akhlak terutama akhlak terhadap sesame manusia.
Percaya atau beriman kepada enam rukun iman akan membuat seorang PR lebih teguh dalam
menjalankan profesinya yang amat riskan dengan berbagai godaan suap atau perilaku menyembuyikan
fakta. Berkaitan dengan hal tersebut pula, akhlak menjadi salah satu yang urgen dimiliki oleh seorang
PR dalam berprofesi karena dengan akhlak yang baik maka hubungan kerja akan terbina dengan
baik dan islami.
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Komunikasi Politik; Konsep, Teori dan Strategi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009)
Muis dan Abdul Andi, Komunikasi Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001)
https://fpscs.uii.ac.id/blog/2019/06/20/akhlak-al-karimah-dalam-etika-profesi-public-relations/