Anda di halaman 1dari 19

KOMUNIKASI ORGANISASI PENDIDIKAN

MAKALAH

Perilaku Organisasi Pendidikan

Pengampu: Ust Ulil Multazam

OLEH:

Ade Junaidi Rahmat

Armawan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUQMAN AL-HAKIM

PONDOK PESANTREN HIDAYATULLAH SURABAYA

2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Karena berkat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penulis
masih diberi kesempatan waktu dan kemampuan untuk bisa menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Komunikasi Organisasi Pendidikan”.

Tak lupa pula shalawat dan salam tertuju kepada baginda Rasulallah SAW yang telah
membimbing kita dari Zaman gelapnya kebodohan, dan kekafiran menuju zaman terangnya
cahaya keimuan, dan keselamatan.

Tak lupa pula penulis mengucapkan terimah kasih kepada Ust. Ulil Multazam M.Pd.I
selaku dosen pengampu kami, yang berkenan meluangkan waktunya membantu membimbing
dalam menyelesaikan proses pengerjan makalah ini hingga selesai. Karena keterbatasan
penulis sebagai manusia, bila terdapat kesalahan dalam penulisan
kata maupun isi materi dalam makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga Allah SWT selalu membimbing penulis selalu dalam kebenaran. Aaamiin

Surabaya, 30 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….3

A. Latar Belakang………………………………………………...……………….….4

B. Tujuan ………….…………….………………………………....…………………5

C. Pembahasan………………………………………………………………………..5

1. Konsep dasar komunikasi organisasi………………………………………….5


Tujuan utama komunikasi organisasi………………………………………….6
a) Sebagai tindakan organisasi……………………………………………6
b) Membagi informasi…………………………………………………….6
c) Menampilkan perasaan dan emosi……………………………………...7

2. Bentuk pendekatan dalam komunikasi


organisasi……………………………...10
a) Pendekatan struktur dan fungsi…………………………………………
10
b) Pendekatan human
relation……………………………………………..11
c) Pendekatan kultur atau budaya…………………………………………
11
d) Pendekatan resolusi
konflik…………………………………………….12

3. Dimensi-dimensi dalam komunikasi organisasi……………………………….16


a) Komunikasi internal……………………………………………………16
b) Komunikasi eksternal…………………………………………………..17

3
D. Kesimpulan…………………………………………………………………………18

E. Daftar Pustaka………………………………………………………………………19

A. Latar belakang

Teori atau ilmu perilaku organisasi (organization behavior) pada hakekatnya


mendasarkan kajiannya pada ilmu perilaku itu sendiri (akar ilmu psikologi), yang
dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam
organisasi.1 Dengan demikian, kerangka dasar teori perilaku organisasi ini didukung
oleh dua komponen pokok, yakni individu-individu yang berperilaku dan organisasi
formal sebagai wadah dari perilaku tersebut.
Organisasi merupakan sekumpulan orang dengan ikatan tertentu yang
merupakan wadah untuk mencapai cita-cita mereka. 2 Dalam organisasi tersusun dari
beberapa komponen yang memiliki tugas dan peranan masing- masing. Untuk
mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien ada beberapa faktor penting
dalam organisasi salah satunya adalah komunikasi. Efektifitas suatu organisasi sangat
dipengaruhi dari tingkah laku individu apalagi dalam berkomunikasi. Manusia yang
selalu nampak seperti orang kebingungan kemungkinan besar mereka itu tidak
memiliki kemampuan berkomunikasi dari berbagai aspek sebelum memulai suatu
tugas yang dipercayakan kepada mereka. Pemahaman peranan dan tugas komunikasi
sangat penting karena tanpa komunikasi yang efektif, maka pemahaman dan
pengertian pelaksanaan berbagai tugas tidak mungkin dimiliki manusia dalam
manajemen.3
Jadi, perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek- aspek
tingkah laku manusia dalam organisasi atau suatu kelompok tertentu. Aspek pertama
meliputi pengaruh organisasi terhadap manusia, sedang aspek kedua pengaruh manusia
terhadap organisasi. Pengertian ini sesuai dengan rumusan Kelly dalam bukunya
Organizational Behavior yang menjelaskan bahwa perilaku organisasi di dalamnya
terdapat interaksi dan hubungan antara organisasi di satu pihak dan perilaku individu di
lain pihak.4 Kesemuanya ini memiliki tujuan praktis yaitu untuk mengarahkan perilaku
manusia itu kepada upaya-upaya pencapaian tujuan.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menunjukkan mekanisme
umpan balik (feedback mechanism). Jika komunikasi tidak mendapatkan umpan balik hal
itu menjadi pertanda adanya hambatan dalam proses komunikasi. 5 Komunikasi yang
efektif akan dapat meningkatkan kualitas kerja personil-personil yang ada di dalamnya.
1
Handoko, T. Hani. Manajemen, Edisi Kedua. (BPFE: Yogyakarta. 2000.), hlm 10
2
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2004), hlm. 1
3
Makmur, Teori Manajemen Stratejik, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hlm. 41
4
Wexley, Kenneth. M. And Gary A. Yuki. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. (Rineka Cipta:
Jakarta 2005.), hlm 35
5
Ismail Nawawi, Perilaku Organisasi (Teori, Transformasi, Aplikasi pada Organisasi Bisnis Publik dan
Sosial), (Jakarta: CV. Dwi Putra Pustaka Jaya, 2010),hlm. 303

4
Karena komunikasi yang efektif akan memudahkan pekerja dalam memahami tugasnya
sehingga organisasi dapat berjalan sesuai harapan bersama.
Dalam proses komunikasi terdapat alur dan bentuk. Alur merupakan arah suatu
komunikasi ditinjau dari pelaku komunikasi sedangkan bentuk merupakan cara
penyampaian pesan kepada penerima pesan dalam proses komunikasi. Komunikasi
antara individu dan kelompok akan melahirkan harapan-harapan bagi perilaku individu
maupun kelompok dalam organisasi. Selanjutnya harapan-harapan ini akan
menghasilkan peranan-peranan tertentu agar semua tujuan organisasi tercapai. Setiap
organisasi dipimpin oleh seorang pemimpin yang bertugas untuk mengkoordinasi dan
memimpin kinerja komponen-komponen dalam organisasi tersebut.
Komunikasi sangat diperlukan oleh setiap manusia. Sejak dilahirkan, manusia
hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang menjadi wadah kehidupan. Sebagai makhluk
sosial, manusia akan membutuhka untuk tukar pendapat, berbicara, membagi
pengalaman, memberi informasi, bekerjasama dengan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan tersebut hanya akan terpenuhi melalui kegiatan komunikasi
dengan orang lain dalam suatu sistem sosial tertentu termasuk di dalamnya suatu sistem
orgaisasi pendidikan.
Dengan demikian maka penulis akan mencoba menggali mengenai komunikasi
organisasi pendidikan sebagai salah satu intstrument untuk mengelola suatu lembaga
pendidikan.

B. Tujuan
1. Untuk menjelaskan konsep komunikasi organisasi
2. Untuk mendeskripsikan pendekatan dalam komunikasi organisasi
3. Untuk menjelaskan dimensi-dimensi dalam komunikasi organisasi

C. Pembahasan

1. Konsep dasar komunikasi organisasi


Komunikasi organisasi menurut Wiryanto6 adalah pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang di
setujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan
organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan
berbagai pekerjaan yang harus di lakukan dalam organisasi. Adapun
komunikasi informal adalah komunikasi yang di setujui secara sosial.
Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.
Komunikasi organisasi juga dapat di definisikan sebagai proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang
saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti
atau yang selalu berubah – ubah.7
6
Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap, (Jakarta : Grasindo, 2011), hlm. 2
7
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), hlm. 67

5
komunikasi organisasi adalah komunikasi antar manusia (human
communication) yang terjadi dalam konteks organisasi.8 Oleh karena itu,
ketika organisasi dianggap sekedar sekumpulan orang yang berinteraksi, maka
komunikasi organisasi akan berpusat pada simbol – simbol yang akan
memungkinkan kehidupan suatu organisasi, baik berupa kata – kata atau
gagasan – gagasan yang mendorong, mengesahkan mengkoordinasikan dan
mewujudkan aktivitas yang terorganisir dalam situasi – situasi tertentu.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia – manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk
komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa
yang di pergunakan, media apa yang di pakai, bagaimana prosesnya, faktor –
faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya.
Jawaban dari pertanyaan – pertanyaan tersebut adalah sebagai bahan
telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu
organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup
organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi di
lancarkan.

Fungsi penting komunikasi organisasi menurut Brent D. Ruben antara


9
lain:
a) Mengoordinasikan aktivitas individu, kelompok atau unit – unit
lain dalam organisasi.
b) Memberikan pengarahan organisasi secara keseluruhan.
c) Memfasilitasi pertukaran informasi dalam organisasi.
d) Menjamin adanya arus timbal balik (two way flow information)
antara organisasi dan lingkungan eksternal (di luar) organisasi.

Ada 3 (tiga) tujuan utama dari komunikasi organisasi, yaitu :


a) Sebagai Tindakan Organisasi.
Komunikasi dalam organisasi bertujuan untuk
mengkoordinasikan sebagian atau seluruh tugas dan fungsi
organisasi yang di bagi-bagi dalam bagian yang melaksanakan
visi dan misi organisasi di bawah pimpinan atau manajer serta
bawahan mereka. Tanpa komunikasi, maka organisasi hanya
merupakan kumpulan orang – orang yang terbagi dalam tugas
dan fungsi masing – masing yang melaksanakan aktivitas
mereka tanpa keterkaitan satu sama lain (tanpa sinkronasi dan
harmonisasi). Organisasi tanpa komunikasi dan koordinasi sama
dengan organisasi yang menampilkan aspek individual dan
bukan menggambarkan aspek kerjasama.

b) Membagi Informasi (Information Sharing)

8
S. Djuarsa Senjaya, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), hlm. 133
9
Alo Liliweri, Wacana Komunikasi Organisasi, (Bandung: Mandar Maju, 2004), hlm. 64

6
Salah satu tujuan komunikasi yang penting adalah
menghubungkan seluruh aparatur organisasi dengan tujuan
organisasi. Komunikasi mengarahkan manusia dan aktivitas
dalam organisasi. Sebuah informasi atau pertukaran informasi
berfungsi untuk membagi kemudian menjelaskan informasi
tentang tujuan organisasi, arah dari suatu tugas, bagaimana
usaha untuk mancapai hasil dari pengambilan keputusan.

c) Menampilkan Perasaan dan Emosi


Di dalam organisasi terdapat sekumpulan manusia yang
bekerja sendiri maupun bekerjasama dengan orang lain.
Mereka mempunyai kebutuhan dan keinginan, perasaan dan
emosi yang harus di ungkapkan kepada orang lain.

Terdapat beberapa macam media komunikasi dalam


organisasi. Media adalah alat atau sarana yang di gunakan
untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada
komunikan (khalayak). Media komunikasi yang digunakan
dalam organisasi antara lain adalah :
1) Media Antar Pribadi
Media komunikasi antar pribadi salah satunya
adalah telepon. Sejak di temukannyna teknologi
selular, penggunaan telepon genggam (handphone)
semakin marak di kalangan anggota masyarakat. Ini
pertanda bahwa telepon selular tidak lagi di
maksudkan sebagai simbol prestise, melainkan lebih
banyak di gunakan untuk kepentingan bisnis, kantor,
organisasi dan urusan keluarga.10
2) Media Kelompok
Dalam aktivitas komunikasi yang melibatkan
khalayak lebih dari 15 orang, maka media
komunikasi yang lebih banyak di gunakan media
kelompok. Misalnya rapat, seminar dan konferensi.
Rapat biasanya di gunakan untuk membicarakan hal –
hal penting yang di hadapi oleh suatu organisasi.
Media kelompok banyak di gunakan dalam bentuk
organisasi profesi, organisasi olahraga, pengajian,
arisan, dan organisasi lainnya.11

Komunikasi organisasi mengandung tujuh konsep


kunci yaitu proses, pesan, jaringan, saling tergantung,

10
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 173
11
Ibid, 175

7
hubungan, lingkungan, dan ketidakpastian. Masing – masing
penjelasan dari konsep kunci ini antara lain :12

1). Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka
yang dinamis, menciptakan dan saling menukar pesan
di antara anggotanya, karena gejala menciptakan dan
menukar informasi yang berjalan terus menerus
dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai
suatu proses.
2). Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti
tentang orang, objek, kejadian yang di hasilkan oleh
interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi
seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran
mental, memberi gambaran itu dan mengembangkan
suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut
efektif kalau pesan yang dikirim atau diartikan sama
dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim.
Simbol – simbol yang digunakan dalam pesan dapat
berupa verbal dan nonverbal.
3). Jaringan
Organisasi terdiri dari beberapa orang yang tiap
– tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu
dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari
orang – orang ini sesamanya terjadi melalui suatu set
jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi.
4). Keadaan saling tergantung
Konsep kunci dari komunikasi organisasi yang
ke empat adalah keadaan yang saling tergantung antara
satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah
menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan
suatu sistem terbuka.
5). Hubungan
Hubungan manusia dalam organisasi berkisar
mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua
orang atau diadik sampai kepada hubungan yang

12
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 68

8
kompleks, yaitu hubungan dalam kelompok kecil
maupun besar dalam organiasi.
6). Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah
semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang
diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai
individu dalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat
dibedakan atas lingkungan internal dan lingkungan
eksternal.
7). Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang
tersedia dengan informasi yang diharapkan. Untuk
mengurangi faktor ketidakpastian ini organisasi
menciptakan dan menukar pesan diantara anggota,
melakukan suatu penelitian, pengembangan organisasi,
dan menghadapi tugas – tugas yang kompleks dengan
integrasi yang tinggi.

Pada saat ini, organisasi terus berkembang dan mengalami


perubahan. Perkembangan organisasi tak luput dari kerja keras
para anggota di dalamnya. Setiap orang berhak memberikan
pendapatnya untuk membawa suatu perubahan positif bagi
perusahaan atau organisasi.
Akan tetapi, dalam pelaksanaanya justru pendapat atau
komunikasi antara yang satu dengan lainnya dapat
menimbulkan sebuah permasalahan. Bahkan menurut
Harrington masalah komunikasi memiliki skala 9 dari 10 di
sebuah organisasi. Ini menunjukkan betapa sensitifnya
komunikasi sehingga bisa mengakibatkan masalah yang cukup
berarti dalam sebuah organisasi bahkan akan berdampak pada
perkembangan organisasi tersebut. Adapun hambatan yang
terjadi karena komunikasi antara lain :
 Hambatan Teknis
Disini yang termasuk dalam hambatan teknis
adalah keterbatasan fasilitas dan peralatan
komunikasi. Dilihat dari sisi teknologi, maka
hambatan ini akan semakin berkurang seiring dengan
adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi
dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat di
andalkan dan efisien sebagai media komunikasi.
 Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam
9
proses penyampaian pengertian atau idea secara
efektif. Faktor pemahaman bahasa dan istilah
tertentu serta kata- kata yang dipergunakan dalam
komunikasi terkadang mempunyai arti yang
berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara
pemberi pesan dan penerima pesan. Misalnya
adanya perbedaan bahasa (bahasa daerah, nasional
maupun internasional) serta adanya istilah – istilah
yang hanya berlaku pada bidang – bidang tertentu
saja, misalnya bidang bisnis, industri, kedokteran
dan lain sebagainya.
 Hambatan manusiawi
Terjadi karena adanya faktor emosi dan
prasangka pribadi, perspesi, kecakapan atau
ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan
alat – alat panca indera seseorang dan lain
sebagainya.

2. Bentuk pendekatan dalam komunikasi organisasi13

a). Pendekatan Struktrur dan Fungsi


Teori pertama yang memiliki berkaitan dengan pendekatan ini
adalah teori birokrasi yang diperkenalan oleh Max Weber, seorang
teoritis terkenal sepanjang zaman. Ia mendefinisikan organisasi sebagai
sistem dari suatu aktivitas tertentu yang bertujuan dan
berkesinambungan.Inti dari teori Weber mengenai birokrasi adalah
konsep mengenai kekuasaan, wewenang dan legitimasi. Menurut
Weber, kekuasaan adalah kemampuan seseorang dalam setiap
hubungan sosial guna mempengaruhi orang lain. Ia juga
mengemukakan adanya tiga jenis kewenangan (otoritas) yaitu:
1) Kewenangan tradisional terjadi ketika perintah atasan
dirasakan sebagi sesuatu yang sudah pantas atau sudah benar
menurut ukuran tradisi.
2) Kewenangan birokratik merupakan bentuk yang paling
relevan dalam birokrasi, karena kekuasan diperoleh dari aturan-
aturan birokrasi yang disepakati oleh seluruh anggota
organisasi.
3) Kewenangan karismatik merupakan kekuasaan yang
diperoleh karena karisma dari kepribadian seseorang.
Teori lain yang berhubungan dengan pendekatan struktur dan fungsi
organisasi adalah teori sistem. Menurut Chester Barnard, organisasi hanya
dapat berlangsung melalui kerjasama antarmanusia, dan bahwa kerjasama
adalah sarana di mana kemampuan individu dipadukan guna ,mencapai tujuan
bersama atau tujuan yang lebih tinggi.Sementara menurut Daniel Katzdan
Robert Kahn, sebagai suatu sistem sosial organisasi memiliki keunikan di
13
Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2003), hlm 76

10
dalam kebutuhannya guna memelihara berbagai masukan untuk menjaga agar
berbagai perilaku manusia di dalam organisasi tersebut tetap terkendali. Itu
artinya, sistem memiliki tujuan-tujuan bersama yang mengharuskan menomor
duakan kebutuhan individu-individu.

b). Pendekatan Human Relation


Pendekatan struktural dan fungsional mengenai
organisasi dianggap hanya menekankan pada produktivitas dan
penyelesaian tugas, sedangkan faktor manusia yang diabaikan.
Menurut Chris Agrys, praktik organisasi yang demikian
dipandang tidak manusiawi, karena penyelesaian suatu
pekerjaan telah mengelahkan perkebangan individu dan
keadaan ini berlangsung secara berulang. Ketika kompetensi
teknis dinomorsatukan maka kompetensi antarpribadi
dikurangi. Berdasarkan pemikiran itu maka pendekatan human
realtions ini muncul. Ada beberapa anggapan dasar dari
pendekatan ini:
1) Produktivitas ditentukan oleh norma sosial, bukan psikologis.
2) Seluruh imbalan yang bersifat non ekonomis, sangat penting
dalam memotivasi para karyawan.
3) Karyawan biasanya memberikan suatu reaksi persoalan,
mengutamakan kelompok daripada individu.
4) Kepemimpinan memberikan peranan yang sangat penting
dan mencakup aspek formal dan informal.
5)Komunikasi merupakan proses penting dalam pengambilan
keputusan.

c). Pendekatan Kultur atau Budaya


Dikemukakan oleh Michael Paconowsky dan Nock
o’DonnelTrijullo yang memandang organiasasi sebagai
suatu kultur, dalam arti bahwa komunikasi organisasi
merupakan pandangan hidup (way of life) bagi para
anggotanya. Menurut Pacanowsky dan Trujillo ada lima
bentuk penampilan organisasi, yaitu:
1) Ritual yaitu merupakan bentuk penampilan yang diulang-
ulang secara teratur, suatu aktivitas yang dianggap oleh suatu
kelompok sebagai sesuatu yang sudah biasa dan rutin. Ritual
merupakan bentuk penampilan yang penting karena secara

11
tetap akan memperbarui pemahaman seseorang mengenai
pengalaman bersama dan memberikan legitimasi terhadap
sesuatu yang sedang difikirkan, rasakan dan dilakukan.
2) Hasrat yaitu bagaimana para karyawan dapat mengubah
pekerjaan- pekerjaan rutin dan membosankan menjadi
menarik dan merangsang minat. Cara yang biasa digunakan
adalah dengan penuturan pengalamanpribadi, rekan sekerja
ataupun pengalaman yang diorganisasi ataupun perusahaan
tempat ia bekerja.
3) Sosialitas yaitu bentuk penampilan yang memperkuat
suatu pengertian bersama mengeni kebenaran ataupun
norma-norma dan penggunaan aturan-aturan dalam
organisasi, seperti kata susila dan sopan santun. Aspek lain
dari sosialitas adalah “privacy”, yaitu penampilan sosialitas
yang dikomunikasikan dengan penuh perasaan dan bersifat
sangat pribadi seperti pengakuan, memberi nasihat dan
penyampaian kritik.
4) Politik organisasi yaitu merupakan bentuk penampilan
yang menciptakan dan memperkuat minat terhadap
kekuasaan dan pengaruh, seperti memperlihatkan kakuatan
diri, kekuatan untuk mengadakan proses tawar menawar
(bargaining power) dan sebagainya.
5) Enkulturasi yaitu proses mengajarkan budaya kepada para
anggota organisasi. Contoh bentuk penampilan ini adalah
“learning theropes” yang terdiri dari urut-urutan penampilan
ketika orang mengajarkan kepada orang lain tentang
bagaimana mengerjakan sesuatu.

d). Pendekatan Resolusi Konflik


Resolusi merupakan keputusan atau kebulatan
pendapat yang berupa permintaan atau tuntutan yang
diterapkan oleh rapat atau musyawarah. Memilih sebuah
resolusi konflik yang cocok tergantung pada beberapa teknik
yang digunakan untuk mengurangi konflik antar kelompok
melalui resolusi sebagai berikut:14
1). Superordinat
 Tujuan Superordinat
Tujuan superordinat adalah tujuan bersama yang
dianut oleh dua unit atau lebih yang memaksakan dan
sangat menarik,
14
Ibid, hlm 7

12
yang tidak dapat dicapai dengan sumber dari unit mana
saja secara terpisah. Tujuan superordinat adalah tujuan
yang tidak akan dicapai tanpa kerja sama dari kelompok-
kelompok yang terlibat.
Dalam resolusi konflik diantara kelompok, teknik
tujuan superordinat melibatkan pengembangan sebuah
himpunan tujuan dan sasaran yang tidak dapat diperoleh
tanpa kerja sama dari kelompok yang terlibat.
Kenyataannya, tujuan tidak dapatdicapai oleh satu
kelompok dan menghilangkan semua tujuan yang lain
dari suatu kelompok yang terlibat dalam konflik.
 Perluasan Sumber Daya
Menambah sumber daya adalah teknik yang
berhasil secara potensial untuk memecahkan
masalah dalam banyak kasus. Dengan kata lain
memperluas sumber daya merupakan suatu metoda
resolusi yang berhasil membuat pihak-pihak yang
berkompromi puas.

 Pemecahan Masalah Bersama


Pemecahan masalah bersama merupakan
pertemuan tatap muka dari pihak-pihak yang
berkonflik dengan maksud mengidentifikasi masalah
dan memecahkan lewat pembahasan yang terbuka.
Tujuan pertemuan ini adalah untuk mengenal
konflik dan menyelesaikannya, kelompok-kelompok
yang berkonflik berdebat terbuka mengenai berbagai
topik dan membahas informasi yang relevan sampai
keputusan tercapai. Metode ini efektif, tetapi untuk
masalah yang lebih kompleks, misalnya kelompok
yang memiliki sistem nilai yang berbeda, maka
metode ini kurang tepat.

2). Sistem Naik Banding


Penyelesaian konflik/perselisihan dengan cara
naik banding dapat dilihat dalam dua versi, yaitu :
 Versi pemimpin
Dari versi ini, pemimpin unit yang lebih rendah
bila tidak dapat menyelesaikan konflik antara
anggotanya dapat meneruskan pada pimpinan
setingkat lebih tinggi, demikian seterusnya, naik
banding itu sampai pada pucuk pimpinan tertinggi
dilingkungan organisasi tersebut
 Versi pihak yang bertikai

13
Versi ini berarti pihak yang bertikai merasa tidak
puas terhadap penyelesaian dari pimpinan suatu
jenjang, dapat meneruskan masalahnya pada
pimpinan jenjang yang lebih tinggi.

3). Penggantian Variabel Manusia


Menggunakan teknik pengubahan perilaku
manusia misalnya, hubungan manusia untuk mengubah
sikap dan perilaku yang menyebabkan konflik. Cara ini
berfokus pada satu atau banyak sebab konflik dan pada
sikap orang yang terlibat, meskipun cara ini lebih
lamban daripada cara yang lain dan mahal, yang pada
akhirnya penggantian variabel manusia dapat
mempunyai hasil jangka panjang yang lebih nyata.
4). Penggantian variabel structural
Mengubah struktur organisasi formal dan pola
struktur interaksi dari pihak-pihak yang berkonflik lewat
desain pekerjaan, pemindahan, penciptaan posisi
koordinasi dan perputaran anggota kelompok atau
mempunyai koordinator, penghubung diantara orang-
orang yang tetap menjaga komunikasi antara yang satu
dengan yang lainnya di dalam kelompok.
5). Membaurkan unit yang berkonflik
Agar salah satu yang berkonflik memperluas batas-
batasnya dan menyerap sumber kejengkelannya. Contoh,
sistem sekolah dasar dan menengah menggunakan
teknik mengijinkan orang-orang yang kritis terhadap
kurikulum untuk turut serta dalam meninjau kembali dan
mengevaluasi program, kebijaksanaan sistem tersebut,
mereka meminta para pengkritik dengan membaurkan
mereka ke dalam sistem tersebut.
6). Perintah kekuasaan
Penggunaan kekuasaan bisa dikatakan paling
banyak digunakan untuk menyelesaikan konflik diantara
kelompok, menggunakan cara ini dengan mudah
menyelesaikan masalah yang dilihatnya pantas dan
mengkomunikasikan keinginan-keinginannya kepada
kelompok-kelompok yang terlibat, bawahan biasanya
berpegang pada keputusan atasan. Perintah kekuasaan
biasanya bekerja dalam jangka pendek, tidak
memfokuskan pada sebab-sebab konflik tetapi agak
berfokus pada hasilnya.

14
7). Pelunakan
Suatu teknik yang dikenal sebagai pelunakan,
menekankan kepentingan umum dari kelompok yang
berkonflik dan melunakan perbedaan-perbedaannya.
Pemimpin harus menjelaskan pada pihak yang
berkonflik bahwa kerja organisasi akan berada dalam
bahaya jika kelompok tidak saling bekerja sama, maka
bila pimpinan tidak memihak kelompok yang berkonflik
akan setuju, paling tidak membatasi permusuhan.
Pelunakan ini juga merupakan penyelesaian konflik
jangka pendek.
8). Penghindaran
Penghindaran dapat diartikan menarik diri atau
menekan konflik. Menghindari konflik bukan
merupakan penyelesaian yang efektif dan tidak juga
menghilangkan, tetapi konflik harus dihadapi. Namun
dalam beberapa keadaan penghindaran merupakan
alternatif sementara yang paling baik.

9). Kompromi
Kompromi merupakan cara tradisional untuk
menyelesaikan konflik antar kelompok. Kompromi
dapat digunakan secara efektif ketika bentuk tujuan
(misalnya uang) dapat dibagi secara adil. Jika ini tidak
mungkin, salah satu kelompok harus merelakan sesuatu
yang berharga sebagai konsesi. Oleh karena itu
sebenarnya tidak ada pihak yang benar-benar puas
menerima hasil kompromi, dengan demikian berarti
kompromi sekedar merupakan pemecahan konflik yang
bersifat sementara.
10). Interaksi yang makin bertambah
Interaksi yang terus menerus akan mengurangi
konflik antar unit kerja, bila dalam setiap unit kerja
tersebut terjadi ketidakharmonisan antara satu pegawai
atau karyawan dengan pegawai atau karyawan lain,
maka diadakanlah pertukaran atau mutasi antara instansi
yang sama atau antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya.
11). Kriteria evaluasi untuk seluruh organisasi dan
sistem imbalan

15
Jika pemisahan evaluasi dan imbalan menciptakan
konflik, pemimpin harus mempertimbangkan ukuran
prestasi yang mengevaluasi dan memberi imbalan
kepada unit-unit yang bekerja sama. Dengan
memastikan kendali mutu, auditing, fungsi
kebijaksanaan devaluasi untuk kontribusi pencegahan
dalam menemukan kesalahan akan mengurangi konflik.

3. Dimensi-dimensi dalam komunikasi organisasi


Terdapat dua dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi
antara lain:15
a). Komunikasi internal
Organisasi sebagai kerangka (framework) menunjukan adanya
pembagian tugas antara orang – orang di dalam organisasi itu dan
dapat di klasifikasikan sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang di
pimpin. Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan
yang akan dicapai, ketua dan pengurus mengadakan peraturan
sedemikian rupa sehingga tidak perlu berkomunikasi langsung dengan
seluruh anggota. Anggota membuat kelompok – kelompok menurut
jenis pekerjaannya dan mengangkat seseorang sebagai penanggung
jawab atas kelompoknya. Dengan demikian, pimpinan cukup
berkomunikasi dengan para penanggung jawab kelompok. Jumlah
kelompok serta besarnya kelompok bergantung pada besar kecilnya
organisasi.
Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal
dan horisontal.
1). Komunikasi vertical
Komunikasi vertikal yakni komunikasi dari atas ke bawah
(downward communication) dan komunikasi dari bawah ke atas
(upward communication) yang merupakan komunikasi dari pimpinan
kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal
balik (two-way traffic communication). Dalam komunikasi vertikal,
pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi dan penjelasan
kepada bawahannya. Dalam komunikasi dari bawahan ke pimpinan,
bawahan memberikan laporan, saran serta pengaduan kepada
pimpinan.
Komunikasi dua arah secara timbal balik tersebut dalam
organisasi penting sekali karena jika hanya satu arah saja dari
15
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Rosda Karya, 2007), hlm. 122

16
pimpinan kepada bawahan, roda organisasi tidak akan berjalan
dengan baik. Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan atau
saran anggota sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan dapat di
ambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
2). Komunikasi horizontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar,
antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan dengan karyawan
dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya
lebih formal, komunikasi horisontal sering kali berlangsung tidak
formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu
mereka sedang bekerja, melainkan pada saat waktu – waktu luang.
Dalam situasi komunikasi seperti ini, desas – desus cepat sekali
menyebar dan menjalar, dan yang menjadi pokok pembicaraan sering
kali mengenai hal – hal yang menyangkut pekerjaan atau tindakan
pimpinan yang merugikan mereka.
Menjalarnya desas – desus di kalangan anggota mengenai suatu
hal sering kali di sebabkan oleh interpretasi yang salah. Antara
komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal tersebut kadang –
kadang terjadi apa yang disebut dengan komunikasi diagonal.
Komunikasi diagonal atau yang disebut juga dengan komunikasi
silang (cross communication) adalah komunikasi pimpinan divisi
dengan anggota lain.
b). Komunikasi eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan
organisasi dengan khalayak diluar organisasi. Komunikasi eksternal
terdiri atas dua jalur secara timbal balik yaitu komunikasi dari
organisasi kepada khalayak dan komunikasi dari khalayak kepada
organisasi.
1). Komunikasi dari organisasi kepada khalayak
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya
bersifat informatif, yang di lakukan sedemikian rupa sehingga
khalayak merasa memiliki keterlibatan. Kegiatan ini sangat penting
dalam usaha memecahkan suatu masalah jika terjadi tanpa di duga.
2). Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan
balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang di lakukan oleh
organisasi. Jika informasi yang di sebarkan kepada khalayak itu
menimbulkan efek yang sifatnya kontroversial (menyebabkan adanya
pro dan kontra di kalangan khalayak), maka itu disebut opini publik.
Opini publik ini seringkali merugikan organisasi. Karenanya harus di
usahakan agar segera dapat diatasi dalam arti kata tidak menimbulkan
permasalahan.

17
D. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka kami menarik kesimpulan berupa:
1. Komunikasi organisasi adalah pengiriman pesan baik formal maupun
nonformal oleh organisasi kepada khalayak atau sebaliknya. Korelasi antara ilmu
komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada
manusia – manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu
komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam
organisasi, metode dan teknik apa yang di pergunakan, media apa yang di pakai,
bagaimana prosesnya, faktor – faktor apa yang menjadi penghambat, dan
sebagainya.
Ada 3 tujuan utama komunikasi orhanisasi yaitu, sebagai tindakan
organisasi, membagi informasi, menampilkan perasaan dan emosi. Komunikasi
juga banyak macamnya , diantaanya adalah media antar pribadi,media kelompok
dll.
2. Bentuk pendekatan dalam organisasi ialah, pertama pendekatan struktur dan
fungsi, yang kedua ialah pendekatan human relation, ketiga pendekatan kultur dan
budaya, keempat pendekatan resolusi konflik
3. Dimensi-dimensi dalam organisasi meliputi, komunikasi internal yang terdiri
dari komunikasi vertical dan komunikasi horizontal. Kedua komunikasi eksternal
yaitu komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak diluar organisasi.
Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal balik yaitu komunikasi
dari organisasi kepada khalayak dan komunikasi dari khalayak kepada organisasi.

18
Daftar Pustaka
Cangara Hafied. (2009) Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Djuarsa Senjaya S. (1994) Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Liliweri Alo, (2004) Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung: Mandar Maju.

Muhammad Arni. (2009) Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.


Nawawi Ismail. (2010) Perilaku Organisasi(Teori, Transformasi, Aplikasi pada Organisasi
Bisnis Publik dan Sosial). Jakarta: CV. Dwi Putra Pustaka Jaya.

Pidarta Made. (2004) Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.


Makmur. (2009) Teori Manajemen Stratejik. Bandung: PT Refika Aditama.

Romli Khomsahrial. (2011) Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta : Grasindo.

T Handoko. Hani.(2000) Manajemen, Edisi Kedua. BPFE: Yogyakarta.

Uchjana Effendy Onong. (2007) Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Rosda
Karya.

Veithzal Rivai. (2003) Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.

Wexley, Kenneth. M. And Gary A. Yuki. (2005)Perilaku Organisasi dan Psikologi


Personalia. Rineka Cipta: Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai