Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

Disusun oleh:
Kelompok 2

1. Ahmad Ardilla S :CF191120228


2. Rizky Pradana : CF191120241

PROGRAM STUDI LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


ILMU SOSIAL DAN MANAGEMEN INSTITUT STIAMI

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan innayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia.

Makalah ini telah kami susun secara maksimal dengan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi isi materi, susunan kalimat, maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang Pancasila Dalam


Kajian Sejarah Bangsa Indonesia ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Bekasi, 01Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
2.1 Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia ............................. 3
2.1.1 Pancasila Era Orde Lama .................................................................. 3
2.1.2 Pancasila Era Orde Baru.................................................................... 5
2.1.3 Pancasila Era Reformasi .................................................................... 7
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia telah diterima


secara luas dan bersifat final. Namun, walau Pancasila saat ini telah dihayati
sebagai filsafat hidup bangsa dan dasar negara yang merupakan perwujudan
dari jiwa bangsa,sikap mental,budaya dan karakteristik bangsa, hingga saat ini
asal-usul dan kapan dikeluarkanatau disampaikannya Pancasila masih
dijadikan kajian yang menimbulkan banyak sekali penafsiran dan konflik yang
belum selesai hingga saat ini.

Dibalik itu semua, nyatanya Pancasila memang mempunyai sejarah


yang panjang tentang perumusanpembentukannya dalam perjalanan
ketatanegaraan Indonesia. Sejarah ini begitu sensitif dan bisa saja mengancam
keutuhan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan begitu banyak polemik serta
kontroversi yang akut dan berkepanjangan baik mengenai siapa pengusul
pertama sampai dengan pencetus istilah Pancasila.

Soekarno pernah mengatakan “jangan sekali-kali melupakan sejarah”.


Dari perkataan tersebut dapat dimaknai, bahwa sejarah mempunyai fungsi
yang beragam bagi kehidupan. Seperti diungkap seorang filsuf Yunani yang
bernama Cicero (106-43 SM) yang mengungkapkan “Historia Vitae
Magistra”, yang bermakna“sejarah memberikan kearifan”.Sejarah
memperlihatkan dengan nyata bahwa semua bangsa memerlukan suatu
konsepsi dan cita-cita.

Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang
bersama dengan bangsa Indonesia sejak dulu. Pancasila, dalam fungsinya
sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur negara

1
Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yaitu
pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya merupakan
dasar pijakan penyelenggaraan negara dan seluruh kehidupan negara Republik
Indonesia.

Kuat dan mengakarnya Pancasila dalam jiwa bangsa menjadikan


Pancasila terus berjaya sepanjang masa. Karena ideologi Pancasila tidak hanya
sekedar “confirm and deepen” identitas bangsa Indonesia semata.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka


dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa arti dan makna lambang Pancasila dan Garuda Pancasila?
2. Bagaimanakah Pancasila dalam kajian sejarah Indonesia?

1.3 Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuandari penulisan


makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Arti dan makna lambang Pancasila dan Garuda Pancasila.
2. Pancasila dalam kajian sejarah Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pancasila Dalam Kajian Sejarah Indonesia

2.1.1 Pancasila Era Orde Lama

Terdapat dua pandangan besar terhadap dasar negara yang


berpengaruh terhadap munculnya Dekrit Presiden. Pandangan tersebut yaitu
mereka yang memenuhi “anjuran” Presiden/Pemerintah untuk “kembali ke
Undang-Undang Dasar 1945” dengan Pancasila sebagaimana dirumuskan
dalam Piagam Jakarta sebagai Dasar Negara. Sedangkan pihak lainnya
menyetujui “kembali ke Undang-Undang Dasar 1945”, tanpa cadangan,
artinya dengan Pancasila seperti yang dirumuskan dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar yang disahkan PPKI tanggal 18 Agustus 1945 sebagai Dasar
Negara. Namun, kedua usulan tersebut tidak mencapai kuorum keputusan
Sidang Konstituante (Anshari, 1981:99). Majelis (baca: konstituante) ini
menemui jalan buntu pada bulan Juni 1959. Kejadian ini menyebabkan
Presiden Soekarno turun tangan dengan sebuah Dekrit Presiden yang disetujui
oleh kabinet tanggal 3 Juli 1959, yang kemudian dirumuskan di Istana Bogor
pada tanggal 4 Juli 1959 dan diumumkan secara resmi oleh presiden pada
tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00 di depan Istana Merdeka (Anshari, 1981: 99-
100). Dekrit Presiden tersebut berisi:

1. Pembubaran konstituante;
2. Undang-Undang Dasar 1945 kembali berlaku; dan
3. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Yang dinamakan demokrasi terimpin yaitu demokrasi khas Indonesia yang


dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Demokrasi terpimpin dalam prakteknya tidak sesuai dengan makna yang
terkandung didalamnya dan bahkan terkenal menyimpang.

3
Dimana demokrasi dipimpin oleh kepentingan kepentingan tertentu.
Pada masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan politik dan pemerintah sering
terjadi penyimpangan yang dilakukan Presiden dan juga MPRS yang
bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945. Artinya pelaksanaan
UUD1945 pada masa itu belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal ini
terjadi karena penyelenggaraan pemerintahan terpusat pada kekuasaan seorang
presiden dan lemahnya control yang seharusnya dilakukan DPR terhadap
kebijakan kebijakan, Selain itu, muncul pertentangan politik dan konflik
lainnya yang berkepanjangan sehingga situasi politik, keamanaan dan
kehidupan ekonomi makin memburuk puncak dari situasi tersebut adalah
munculnya pemberontakan G30S/PKI yang sangat membahayakan
keselamatan Bangsa dan Negara. Mengingat keadaan makin membahayakan
Ir. Soekarno selaku presiden RI memberikan perintah kepada Letjen Soeharto
melalui Surat Perintah 11 Maret 1969 (Supersemar) untuk mengambil segala
tindakan yang diperlukan bagi terjaminnya keamanaan, ketertiban dan
ketenangan serta kesetabilan jalannya pemerintah. Lahirnya Supersemar
tersebut dianggap sebagai awal masa Orde Baru.

Kajian Kesimpulan Pada Era Orde Lama

a. Kelebihan
1. Munculnya aksi-aksi positif dari masyarakat sebagai bentuk demokrasi.

b. Kekurangan
1. Munculnya komunisme dan liberalisme.
2. Meletusnya pemberontakkan G 30 S/PKI.
3. Sering jatuhnya kabinet.
4. Penyimpangan terhadap UUD dan Pancasila yang ironisnya dilakukan oleh
Presiden Indonesia sendiri.

4
c. Kesimpulan dan solusi
Pada masa orde lama ini banyak terjadi penyimpangan dalam badan UUD dan
Pancasila. Juga terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan seperti
munculnya liberlaisme dan komunisme. Puncaknya yaitu saat G 30 S/PKI dan
pemeritah dinilai tidak mampu mengatasinya sehingga Presiden Soekarno
memberikan mandat kepada Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan.

2.1.2Pancasila Era Orde Baru

Era Orde Baru dalam sejarah republik ini merupakan masa


pemerintahan yang terlama, dan bisa juga dikatakan sebagai masa
pemerintahan yang paling stabil. Stabil dalam artian tidak banyak gejolak
yang mengemuka, layaknya keadaan dewasa ini. Stabilitas yang diiringi
dengan maraknya pembangunan di segala bidang. Era pembangunan, era
penuh kestabilan, menimbulkan romantisme dari banyak kalangan.

Di era Orde Baru, yakni stabilitas dan pembangunan, serta merta


tidak lepas dari keberadaan Pancasila. Pancasila menjadi alat bagi pemerintah
untuk semakin menancapkan kekuasaan di Indonesia. Pancasila begitu
diagung-agungkan; Pancasila begitu gencar ditanamkan nilai dan hakikatnya
kepada rakyat; dan rakyat tidak memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang
mengganjal.

Di era Orde Baru, terdapat kebijakan Pemerintah terkait penanaman nilai-nilai


Pancasila, yaitu Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
Materi penataran P4 bukan hanya Pancasila, terdapat juga materi lain seperti
UUD 1945, Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Wawasan Nusantara,
dan materi lain yang berkaitan dengan kebangsaan, nasionalisme dan
patriotisme. Kebijakan tersebut disosialisaikan pada seluruh komponen bangsa
sampai level bawah termasuk penataran P4 untuk siswa baru Sekolah Dasar
(SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), yang lalu dilanjutkan di
perguruan tinggi hingga di wilayah kerja. Visi Orde Baru pada saat itu adalah

5
untuk mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Sejalan dengan semakin dominannya kekuatan negara, nasib


Pancasila dan UUD 1945 menjadi semacam senjata bagi pemerintahan Orde
Baru dalam hal mengontrol perilaku masyarakat. Seakan-akan ukurannya
hanya satu: sesuatu dianggap benar kalau hal tersebut sesuai dengan keinginan
penguasa, sebaliknya dianggap salah kalau bertentangan dengan kehendaknya.
Sikap politik masyarakat yang kritis dan berbeda pendapat dengan negara
dalam prakteknya malah dengan mudahnya dikriminalisasi.

Pada era Orde Baru sebagai era “dimanis-maniskannya” Pancasila.


Meskipun dianggap Panccasila hal yang paling luhur dan diagung-agungkan,
pada tahun-tahun akhir pemerintahan Presiden Soeharto malah banyak timbul
KKN dan meningkatnyta inflasi. Hutang Indonesia semakin banyak dan
ekonomi pun terpuruk. Puncaknya yaitu Mei 1998 yang akhirnya
menyebabkan Presiden Soeharto mengundurkan diri dan digantikan oleh
wakilnya B.J. Habibie

Kajian Kesimpulan Pada Era Orde Baru

a. Kelebihan
1. Pancasila betul-betul dilaksanakan secara nyata
2. Pada awal-awal, ekonomi Indonesia sangat kuat.
3. Membangun irigasi
4. Membentuk badan PPL

6
b. Kekurangan
1. Pancasila hanya dijadikan kedok untuk “pembenaran” pembangunan yang
dilakukan
2. Adanya politisasi Pancasila
3. Semaraknya KKN
4. Tidak mampu menguasai pimpinan Negara
5. Terbatasnya kebebasan berpendapat (pers)

c. Kesimpulan dan Solusi


Meskipun pada awalnya Pancasila begitu diagung-agungkan, dan masa Orde
Baru ini menunjukkan kinerja positif, tetapi lama kelamaan hanya menjadi
alat untuk orang yang berkepentingan. Sehingga Indonesia mencapai masa
terburuk pada tahun 1998. Peristiwa lengsernya Soeharto membawa Indonesia
pada era reformasi.

2.1.3 Pancasila Era Reformasi

Pelaksanaan UUD 1945 dan Pancasila pada masa orde lama dan orde
baru telah terjadi deviasi oleh oknum-oknum penyelenggara Pemerintah,
sehingga mendorong terjadinya reformasi oleh mahasiswa dan tokoh-tokoh
bangsa. Sehingga negara ini telah dilanda kritis, baik krisis dibidang ekonomi,
politik maupun kepemimpinan. Reformasi lahir dengan tujuan untuk
memperbaiki krisis yang berkepanjangan serta menata kearah yang lebih baik.

Memahami peran Pancasila di era reformasi, Pancasila sebagai


paradigma ketatanegaraan artinya Pancasila menjadi kerangka berpikir bangsa
Indonesia, khususnya sebagai dasar negara ia sebagai landasan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dalam kaitannya dengan pengembangan hukum,
Pancasila harus menjadi landasannya. Artinya hukum yang dibentuk tidak
dapat dan tidak boleh bertentangan dengan sila-sila Pancasila.

7
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial politik
mengandung arti bahwa Pancasila sebagai wujud cita-cita Indonesia merdeka
diimplementasikan sebagai berikut:

1. Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik,


agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mementingkan kepentingan rakyat/demokrasi dalam mengambil
keputusan.
3. Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan
berdasarkan konsep mempertahankan kesatuan.
4. Dalam pelaksanaan pencapaian tujuan keadilan menggunakan
pendekatan kemanusiaan yang adil dan beradab.
5. Nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan toleransi bersumber pada nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa.

Semenjak ditetapkan sebagai dasar negara (oleh PPKI 18 Agustus


1945), Pancasila telah mengalami perkembangan sesuai dengan pasang
naiknya sejarah bangsa Indonesia (Koento Wibisono, 2001) memberikan
tahapan perkembangan Pancasila sebagai dasar negara dalam tiga tahap yaitu:

a. Tahap 1945 – 1968 sebagai Tahap Politis

Dimana orientasi pengembangan Pancasila diarahkan kepada Nation


and Character Building. Hal ini sebagai perwujudan keinginan bangsa
Indonesia untuk survival dari berbagai tantangan yang muncul baik dari dalam
maupun luar negeri, sehingga atmosfir politik sebagai panglima sangat
dominan. Pancasila sebagai dasar Negara, menurut Notonagoro dan Driarkara,
bahwa Pancasila mampu dijadikan pangkal sudut pandangan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan bahkan Pancasila merupakan suatu
paham atau aliran filsafat Indonesia, sehingga Pancasila tidak lagi djadikan
alternatuf melainkan menjadi suatu imperative dan suatu philosophical
concensusdengan komitmen transenden sebagai tali pengikat persatuan dan

8
kesatuan dalam menyongsong kehidupan masa depan yang Bhineka Tunggal
Ika.

b. Tahap 1969 – 1994 sebagai Tahap Pembangunan Ekonomi

Yaitu upaya mengisi kemerdekaan melalui program-program


ekonomi. Orientasi pengembangan Pancasila diarahkan pada bidang ekonomi,
akibatnya cenderung menjadikan ekonomi sebagai ideologi. Pada tahap ini
pembangunan ekonomi menunjukkan keberhasilan secara spektakuler,
walaupun bersamaan dengan itu muncul gejala ketidakmerataan dalam
pembagian hasil pembangunan.

c. Tahap 1995 – 2020 sebagai Tahap Repositioning Pancasila

Karena dunia masa kini sedang dihadapi kepada gelombang


perubahan secara cepat, mendasar, spektakuler, sebagai implikasi arus
globalisasi yang melanda seluruh penjuru dunia, khususnya di abad XXI
sekarang ini, bersamaan arus reformasi yang sedang dilakukan oleh bangsa
Indonesia. Reformasi telah merombak semua segi kehidupan secara mendasar,
maka semakin terasa urgensinya untuk menjadi Pancasila sebagai dasar negara
dalam kerangka mempertahankan jatidiri bangsa dan persatuan dan kesatuan
nasional. Berdasarkan hal tersebut diatas perlunya reposisi Pancasila yaitu
reposisi Pancasila sebagai dasar negara yang mengandung makna Pancasila
harus diletakkan dalam keutuhannya dengan Pembukaan UUD 1945,
dieksplorasikan pada dimensi-dimensi yang melekat padanya.

Kajian Kesimpulan Pada Era Reformasi

a. Kelebihan
1. Munculnya kebebasan pers
2. Kembalinya jati diri bangsa Indonesia

9
b. Kekurangan
1. Masih banyak system yang berantakan
2. Kurangnya penanaman nilai-nilai Pancasila.
3. Menjamurnya globalisasi
4. Kurangnya kepedulian akan Indonesia ini

c. Kesimpulan dan Solusi


Seiring berjalannya waktu hingga kini, demokrasi di Indonesia masih juga
diwarnai dengan politisasi uang. Sehingga percuma ada demokrasi. Demokrasi
sudah hamper mati. Kurangnya juga penanaman nilai- nilai pancasila dalam
diri anak, sehingga tidak ada rasa cinta pada tanah air. Solusinya, kita sebagai
generasi muda harus berjuang memajukan Negara ini dengan Pancasila
sebagai pedoman dan pembimbing kita.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang
bersama dengan bangsa Indonesia sejak dulu. Pancasila, dalam fungsinya
sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur negara
Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yaitu
pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya merupakan
dasar pijakan penyelenggaraan negara dan seluruh kehidupan negara Republik
Indonesia.

Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia terbagi menjadi


beberapa tahap, yaituPancasila era orde lama, Pancasila era orde baru, dan
Pancasila era reformasi.

3.2 Saran

Pancasila yang merupakan ideologi dan jati diri bangsa Indonesia,


saat ini nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah mulai dilupakan
dan ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, para generasi
muda harus dapat bersatu dan damai walau berbeda suku, budaya, dan agama.
Dapat berpikir rasional, demokratis, dan kritis dalam menuntaskan berbagai
persoalan yang terjadi. Memiliki semangat jiwa muda yang membangun
Negara Indonesia, dengan cara cinta tanah air dan rela berkorban, serta
menjunjung tinggi nilai nasionalisme anatara agama, budaya, dan suku bangsa
agar tidak terjadi perpecahan antar sesama bangsa Indonesia.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37512047/PANCASILA_DALAM_KAJIAN_SEJARAH_BAN
GSA_INDONESIA

Diakses pada 1October 2019.

12

Anda mungkin juga menyukai