Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK 2

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

Dosen Pengajar :
Supriyanto,M. Pd

Disusun Oleh:
1. M. Farhan H. Wahid. (G1CO21136)
2. Anisa Dwicahyani. (G1C021137)
3. Dwi Roch Mujiati. (G1C021138)
4. Diana Putri Ayunda. (G1C021139)
5. Dorothea Yuningsih P. (G1C021140)
6. Najla Hana Putri G.N. (G1C021141)
7. Ardya Dena Pramesti. (G1C021142)
8. Berlian Syifa Arwida. (G1C021143)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI D-IV ANALIS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul Pancasila
Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah adalah untuk memenuhi tugas dari bapak Supriyanto,M.Pd pada bidang studi
Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
mengenai sejarah bangsa Indonesia bagi para pembaca dan penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada teman - teman kelompok saya karena
kerja sama dan partisipasi yang sangat baik sehingga makalah ini bisa terselesaikan dengan
cepat dan tepat pada waktunya.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Orde Lama 2
B. Orde Baru 3
C. Era Reformasi 4
BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan
bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling
berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan kejadian masa
sekarang dan semuanya bermuara pada masa yang akan datang. Hal ini berarti bahwa
semua aktivitas manusia pada masa lampau berkaitan dengan kehidupan masa sekarang
untuk mewujudkan masa depan yang berbeda dengan masa yang sebelumnya
Dasar Negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu
memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara Indonesia dibangun
juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu pancasila. Pancasila, dalam
fungsinya sebagai dasar Negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur
Negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni
pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya merupakan dasar
pijakan penyelenggaraan Negara dan seluruh kehidupan Negara Replubik Indonesia.
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai arti yaitu mengatur penyelenggaraan
pemerintahan. Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum. Hal ini menempatkan pancasila sebagai dasar Negara yang berarti melaksanakan
nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh
karena itu, sudah seharusnya semua peraturan perundang-undangan di Negara Republik
Indonesia bersumber pada Pancasila.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan pancasila dilihat sebagai kajian sejarah bangsa indonesia?
2. Bagaimana pancasila dalam orde baru?
3. Bagaimana pancasila dalam orde lama?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pancasila pada era orde lama

2. Menjelaskan pancasila pada era orde baru

3. Menjelaskan pancasila pada era reformasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Orde Lama
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengalami berbagai proses implementasi yang
berbeda-beda dari masa ke masa. Salah satu periode penerapan Pancasila dalam sejarah
Indonesia adalah pada masa Orde Lama yang dipimpin Presiden Soekarno, khususnya dari
tahun 1959 hingga 1966. Terdapat tiga periode soal penerapan Pancasila pada masa Orde
Lama. Penerapan di setiap periodenya pun berbeda-beda. Hal ini disebabkan kondisi sosial-
budaya yang berada dalam masa peralihan dari masyarakat terjajah menjadi masyarakat
merdeka. Terdapat tiga periode soal penerapan Pancasila pada masa Orde Lama. Penerapan di
setiap periodenya pun berbeda-beda. Hal ini disebabkan kondisi sosial-budaya yang berada
dalam masa peralihan dari masyarakat terjajah menjadi masyarakat merdeka. Masa Orde
Lama ini merupakan pencarian dari penerapan Pancasila dalam sistem kenegaraan. Dikutip
dari berbagai sumber, berikut ini tiga periode penerapan Pancasila saat Orde Lama:
1. Periode 1945 – 1950

Pada periode ini, banyak sekali tantangan yang harus dihadapi dalam penerapan
Pancasila. Mulai dari upaya-upaya menggantikan Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa Indonesia hingga munculnya berbagai
pemberontakan untuk mengganti ideologi. Pemberontakan yang terjadi pada
periode ini, yaitu:

1) Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun pada 18


September 1948. Pemberontakan yang dipimpin oleh Muso ini bertujuan
untuk mendirikan Negara Soviet Indonesia dengan ideologi komunis.

2) Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DII) yang dipimpin


Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo. Pemberontakan ini bertujuan untuk
mengganti Pancasila dengan syariat Islam.

•Periode 1950 – 1959

2
Penerapan pada periode ini ingin mengarahkan Pancasila seperti ideologi liberal.
Pada periode ini pun masih ada beberapa pemberontakan, yakni:

1) Republik Maluku Selatan (RMS)

2) Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)

3) Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) yang ingin lepas dari NKRI.

4) Dari segi politik, demokrasi pada periode ini berjalan lebih baik dengan
adanya Pemilu untuk memilih anggota Konstituante. Namun,
Konstituante gagal menjalankan tugasnya hingga Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya membubarkan
Konstituante dan kembali memakai UUD 1945.

•Periode 1956 – 1965

Periode ini juga dikenal dengan Demokrasi Terpimpin. Demokrasi tidak berada
pada kekuasaan rakyat, melainkan kekuasaan pribadi Presiden. Hal ini yang
menyebabkan terjadinya penyimpangan dalam penafsiran Pancasila. Pada masa
ini, Presiden Soekarno dianggap menjadi otoriter karena ingin diangkat menjadi
presiden seumur hidup. Ia pun menggabungkan paham Nasionalis, Agama, dan
Komunis (Nasakom) menjadi satu yang ternyata tidak cocok dengan NKRI. Di
masa ini pun pemberontakan kembali terjadi. Yang dimaksud adalah peristiwa
G30S/PKI pada 30 September 1965 yang dipimpin oleh D.N. Aidit. Tujuan
pemberontakan tersebut adalah mendirikan Negara Soviet Indonesia dan
mengganti Pancasila dengan paham Komunis.

B. Orde Baru
Setelah lengsernya Ir. Soekarno sebagai presiden, selanjutnya Jenderal Soeharto yang
memegang kendali terhadap negeri ini. Dengan berpindahnya kursi kepresidenan tersebut, arah
pemahaman terhadap Pancasila pun mulai diperbaiki. Pada peringatan hari lahir Pancasila, 1
Juni 1967 Presiden Soeharto mengatakan, “Pancasila makin banyak mengalami ujian zaman
dan makin bulat tekad kita mempertahankan Pancasila”. Selain itu, Presiden Soeharto juga
mengatakan, “Pancasila sama sekali bukan sekedar semboyan untuk dikumandangkan,
Pancasila bukan dasar falsafah negara yang sekedar dikeramatkan dalam naskah UUD,
melainkan Pancasila harus diamalkan. Jadi, Pancasila dijadikan sebagai political force di
samping sebagai kekuatan ritual. Begitu kuatnya Pancasila digunakan sebagai dasar negara,
maka pada 1 Juni 1968 Presiden Soeharto mengatakan bahwa Pancasila sebagai pegangan
hidup bangsa akan membuat bangsa Indonesia tidak loyo, bahkan jika ada pihak-pihak tertentu
mau mengganti, merubah Pancasila dan menyimpang dari Pancasila pasti digagalkan.
Selanjutnya pada tahun 1968 Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 12
tahun 1968 yang menjadi panduan dalam mengucapkan Pancasila sebagai dasar negara, yaitu:
Satu : Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa

3
Dua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
Tiga : Persatuan Indonesia
Empat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
Lima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Instruksi Presiden tersebut mulai berlaku pada tanggal 13
April 1968.

C. Reformasi
Reformasi merupakan suatu perubahan yang bertujuan untuk memperbaiki kerusakan-
kerusakan yang diwariskan oleh Orde Baru atau merombak segala tatanan politi,
ekonomi, sosial dan budaya yang berbau Orde baru. Atau membangun kembali,
menyusun kembali.
Dalam rangka menanggapi tuntutan reformasi dari masyarakat dan agar dapat
mewujudkan tujuan dari reformasi tersebut maka B.J.Habibie mengeluarkan beberapa
kebijakan, antaranya:
1. Kebijakan Dalam Bidang Politik
reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket undang-undang masa
orde baru dengan tiga undang-undang politik yang lebih demokratis. Berikut ini tiga
undang-undang tersebut.
• UU No. 2 Tahun 1999 tentang partai politik
• UU No. 3 Tahin 1999 tentang pemilihan umum
• UU No. 4 Tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan DPR/MPR
2. Kebijakan Dalam Bidang Ekonomi
Untuk memperbaiki prekonomian yang terpuruk, terutama dalam sektor perbankan,
pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional ( BPPN ). Selanjutnya
pemerintah mengeluarkan UU No 5 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
3. Kebebasan Dalam Menyampaikan Pendapat dan Pers
Kebebasan menyampaikan pendapat dalam masyarakat mulai terangkat kembali. Hal
ini terlihat dari mumculnya partai-partai politik dari berbagaia golongan dan ideology.
Masyarakat dapat menyampaikan kritik secara terbuka kepada pemerintah. Di samping
kebebasan dalam menyampaikan pendapat, kebebasan juga diberikan kepada Pers.
Reformasi dalam Pers dilakukan dengan cara menyederhanakan permohonan Surat Ijin
Usaha Penerbitan ( SIUP ).
4
4. Pelaksanaan Pemilu
Pada masa pemerintahan B.J. Habibie berhasil diselenggarakan pemilu multipartai
yang damai dan pemilihan presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48
partai politik. Dalam pemerintahan B. J. Habibie juga berhasil menyelesaikan masalah
Timor Timur . B.J.Habibie mengambil kebijakan untuk melakukan jajak pendapat di
Timor Timur. Referendum tersebut dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 1999
dibawah pengawasan UNAMET. Hasil jajak pendapat tersebut menunjukan bahwa
mayoritas rakyat Timor Timur lepas dari Indonesia. Sejak saat itu Timor Timur lepas
dari Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Timur mendapat kemerdekaan penuh
dengan nama Republik Demokratik Timor Leste.
Selain dengan adanya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh B.J. Habibie,
perubahan juga dilakukan dengan penyempurnaan pelaksanaan dan perbaikan
peraturan-peraturan yan tidakk demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-
lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan
tanggung jawab yang mengacu kepada prinsip pemisahan kekuasaan dn tata hubungan
yang jelas antara lembaga Eksekutuf, Legislatif dan Yudikatif.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara
lain :
1. Keluarnya ketetapan MPR RI No X / MPR/1998 Tentang Pokok-Pokok
Reformasi.
2. Ketetapan No VII/MPR/ 1998 tentang pencabutan Tap MPR tentang referendum
3. Tap MPR RI No XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bebas dari
KKN.
4. Tap MPR RI No XIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan presiden dan
wakil presiden RI.
5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai Amandemen I,II,III,IV.
2.2 Sistematika Pelaksanaan UU 1945 pada Masa Orde Reformasi
Pada masa orde Reformasi demokrasi yang dikembangkan pada dasarnya adalah
demokrasi dengan berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945. Pelaksanaan
demokrasi Pancasila pada masa Orde Reformasi dilandasi semangat Reformasi,
dimana paham demokrasi berdasar atas kerkyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dilaksanakan dengan rahmat
Tuhan Yang Maha Esa serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan
5
beradab, selalu memelihara persatuan Indonesia dan untuk mewujudkan suatu keadilan
sosila bagi seluruh rakyat Indonesia. Pelaksanaan demokasi Pancasila pada masa
Reformasi telah banya member ruang gerak kepada parpol dan komponen bangsa
lainnya termasuk lembaga permusyawaratan rakyat dan perwakilan rakyat mengawasi
dan mengontrol pemerintah secara kritis sehingga dua kepala negara tidak dapat
melaksanakan tugasnya sampai akhir masa jabatannya selama 5 tahun karena dianggap
menyimpang dari garis Reformasi.
Ciri-ciri umum demokrasi Pancasila Pada Masa Orde Reformasi:
1. mengutamakan musyawarah mufakat
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat , bangsa dan negara
3. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
4. Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan hasil musyawarah
6. Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang luhur
7. Keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Than Yang Maha
Esa, berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan
8. Penegakan kedaulatan rakyar dengan memperdayakan pengawasan sebagai
lembaga negara, lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakat
9. Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga Legislatif, Eksekutif dan
Yudikatif.
10. Penghormatan kepada beragam asas, cirri, aspirasi dan program parpol yang
memiliki partai
11. Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari pelaksanaan hak asasi
manusia
Setelah diadakannya amandemen, UUD 1945 mengalami perubahan. Hasil perubahan
terhadap UUD 1945 setelah di amandemen :
• Pembukaan
• Pasal-pasal: 21 bab, 73 pasal, 170 ayat, 3 pasal peraturan peralihan dan 2 pasal
aturan tambahan.
2.3 Sistem Pemerintahan pada Masa Orde Reformasi
Sistem pemerintahan masa orde reformasi dapat dilihat dari aktivitas kenegaraan
sebagai berikut:

6
1. Kebijakan pemerintah yang memberi ruang gerak yang lebih luas terhadap hak-
hak untuk mengeluarkan pendapat dan pikiran baik lisan atau tulisan sesuai pasal 28
UUd 1945 dapat terwujud dengan dikeluarkannya UU No 2 / 1999 tentang partai
politik yang memungkinkan multi partai
2. Upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersuh dan berwibawa serta
bertanggung jawab dibuktikan dengan dikeluarkan ketetapan MPR No IX / MPR /
1998 yang ditindak lanjuti dengan UU no 30/2002 tentang KOMISI pemberantasan
tindak pidana korupsi.
3. Lembaga MPR sudah berani mengambil langkah-langkah politis melaui siding
tahunan dengan menuntuk adanya laporan pertanggung jawaban tugas lembaga
negara , UUD 1945 di amandemen, pimpinan MPR dan DPR dipisahkan jabatannya,
berani memecat presiden dalam sidang istimewanya.
4. Dengan Amandemen UUD 1945 masa jabatan presiden paling banyak dua kali
masa jabatan, presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat mulai dari
pemilu 2000 dan yang terpilih sebagai presiden dan wakil presiden pertama pilihan
langsung rakyat adalah Soesilo Bambang Yodoyono dan Yoesuf Kala, MPR tidak lagi
lembaga tertinggi negara melainkan lembaga negara yang kedudukannya sama dengan
presiden , MA , BPK, kedaulatan rakyat tidak lagi ditangan MPR melainkan menurut
UUD.
Di dalam amandemen UUD 1945 ada penegasan tentang sisten pemerintahan
presidensial tetap dipertahankan dan bahkan diperkuat. Dengan mekanisme pemilihan
presiden dan wakil presiden secara langsung.
• kebijakan dari B.J Habibieyang meliputi:
― kebijakan dalam bidang politik
― kebijakan dalam bidang ekonomi
― kebijakan dalam menyampaikan pendapat dan pers
― kebijakan pemilihan umum
• dikeluarkannya ketetapan MPR dan Tap MPR
• dilaksanakannya Amandemen UUD 1945
setelah dilaksanakannya Amandemen, UUD 1945 mengalami perubahan. Pelaksanaan
demokrasi didasari atas nilai-nilai yang terkandumg dalam pancasila. Sistem
pemerintahan pada masa orde reformasi mulai diatur dalam UU dan ataupun UUD
1945.
7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa pancasila adalah lima nilai dasar luhur
yang ada dan berkembang bersama dengan bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejarah
merupakan deretan peristiwa yang saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau
yang berhubungan dengan kejadian masa sekarang dan semuanya bermuara pada masa yang
akan datang. Hal ini berarti bahwa semua aktivitas manusia pada masa lampau berkaitan
dengan kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan masa depan yang berbeda dengan masa
8
yang sebelumnya. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia berlalu dengan melewati suatu proses
waktu yang sangat panjang. Dalam proses waktu yang panjang itu dapat dicatat kejadian-
kejadian penting yang merupakan tonggak sejarah perjuangan. Negara Indonesia dibangun
juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu pancasila. Pancasila, dalam
fungsinya sebagai dasar Negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur Negara
Replubik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah,
wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya seperti inilah yang merupakan dasar
pijakan penyelenggaraan Negara dan seluruh kehidupan Negara Replubik Indonesia.

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
juga jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki kesalahan dari
makalah tersebut penulis meminta kritik yang membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

9
1. https://kumparan.com/berita-hari-ini/bagaimana-penerapan-pancasila-pada-masa-orde-
lama-1uCjuA5efTy

2. https://andinurhasanah.wordpress.com/

3. https://blog.ub.ac.id/gumilangrama95/2015/09/13/pancasila-dalam-kajian-sejarah-bangsa-
indonesia/

10

Anda mungkin juga menyukai