Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

Kata pengantar 1

Daftar isi 2

BAB I Pembahasan

A. Latar belakang 3
B. Rumusan masalah 3
C. Tujuan makalah 3

BAB II Pembahasan

A. Sejarah Perkembangan Pancasila Orde Lama 4


B. Penyimpangan-Penyimpangan Orde Lama 6
C. Pengamalan Pancasila Di Era Orde Lama 7

BAB III Penutup


A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
C. Daftar pustaka 9

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum yang ada di Negara Kesatuan
Republik Indonesia, merupakan Maha karya pendahulu bangsa yang tergali dari jati diri dan
nilai-nilai adi luhur bangsa yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Dengan berbagai kajian
ternyata didapat beberapa kandungan dan keterkaitan antara sila tersebut sebagai sebuah satu
kesatuan yang tidak bisa di pisahkan dikarenakan antar sila tersebut saling menjiwai satu
dengan yang lain. Ini dengan sendirinya menjadi ciri khas dari semua kegiatan serta aktivitas
desah nafas dan jatuh bangunnya perjalanan sejarah bangsa yang telah melewati masa-masa
sulit dari jaman penjajahan sampai pada saat mengisi kemerdekaan. Ironisnya bahwa ternyata
banyak sekarang warga Indonesia sendiri lupa dan sudah asing dengan pancasila itu sendiri.
Ini tentu menjadi tanda tanya besar kenapa dan ada apa dengan kita sebagai anak bangsa yang
justru besar dan mengalami pasang surut masalah negara ini belum bisa mengoptimalkan
tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila tersebut. Terlebih lagi saat ini dengan jaman yang
disepakati dengan nama Era Reformasi yang terlahir dengan semangat untuk mengembalikan
tata negara ini dari penyelewengan-penyelewengan sebelumnya. Arah dan tujuan reformasi
yang utama adalah untuk menanggulangi dan menghilangkan dengan cara mengurangi secara
bertahap dan terus-menerus krisis yang berkepanjangan di segala bidang kehidupan, serta
menata kembali ke arah kondisi yang lebih baik atas system ketatanegaraan Republik
Indonesia yang telah hancur, menuju Indonesia baru. Pada masa sekarang arah tujuan
reformasi kini tidak jelas untungnya walaupun secara birokratis, rezim orde baru telah
tumbang namun, mentalitas orde baru masih nampak disana-sini. Sedangkan pancasila adalah
sebagai ideologi bangsa Indonesia yang merupakan hasil dari penggabungan dari nilai- nilai
luhur yang berasal dari akar budaya masyarakat Indonesia. Sebagai sebuah ideologi politik,
Pancasila bisa bertahan dalam menghadapi perubahan masyarakat, tetapi bisa pula pudar dan
ditinggalkan oleh pendukungnya. Hal itu tergantung pada daya tahan ideologi tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang hendak di uraikan dalam makalah ini adalah;
1. Bagaimana kondisi politik indonesian pada masa Orde Lama ?
2. Bagaimana kondisi politik pada masa demokrasi liberal dan
3. parlementer ?
4. Bagaimana proses peralihan kekuasaan dari orde lama ?
5. Bagaimana proses terjadinya peristiwa G 30 S/PKI ?
6. Bagaimana perbedaan kebijakan politik pada masa Orde Lama ?
C. TUJUAN PENULISAN
                Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk ;
            a. Mengetahui kondisi politik indonesian pada masa Orde Lama
            b. Mengetahui kondisi politik pada masa demokrasi liberal dan parlementer
            c. Mengetahui proses peralihan kekuasaan dari orde lama ke orde baru

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Pancasila Orde Lama

Kedudukan pancasila sebagai idiologi Negara dan falsafah bangsa yang pernah
dikeramatkan dengan sebutan azimat revolusi bangsa, pudar untuk pertama kalinya pada
akhir dua dasa warsa setelah proklamasi kemerdekaan. Meredupnya sinar api pancasila
sebagai tuntunan hidup berbangsa dan bernegara bagi jutaan orang diawali oleh kahendak
seorang kepala pemerintahan yang terlalu gandrung pada persatuan dan kesatuan.
Kegandrungan tersebut diwujudkan dalam bentuk membangun kekuasaan yang terpusat, agar
dapat menjadi pemimpin bangsa yang dapat menyelesaikan sebuah revolusi perjuangan
melawan penjajah ( nekolim, neokolonialisme ) serta ikut menata dunia agar bebas dari
penghisapan bangsa atas bangsa dan penghisapan manusia dengan manusia. Namun
sayangnya kehendak luhur tersebut dilakukan dengan menabrak dan mengingkari seluruh
nilai-nilai dasar pancasila.

Pada masa Orde lama, kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan
dan kondisi sosial-budaya berada dalam suasana peralihan dari masyarakat terjajah menjadi
masyarakat merdeka. Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk penerapan Pancasila
terutama dalam sistem kenegaraan. Pancasila diterapkan dalam bentuk yang berbeda-beda
pada masa orde lama. Terdapat 3 periode penerapan Pancasila yang berbeda, yaitu periode
1945-1950, periode 1950-1959, dan periode 1959-1966.

1. Periode 1945-1950
Pada periode ini, penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
menghadapi berbagai masalah. Ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Upaya-upaya tersebut terlihat dari
munculnya gerakan-gerakan pemberontakan yang tujuannya menganti Pancasila
dengan ideologi lainnya. Ada dua pemerontakan yang terjadi pada periode ini yaitu:
1). Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun terjadi pada tanggal 18
September 1948. Pemberontakan ini dipimpin oleh Muso. Tujuan utamanya adalah
mendirikan Negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis. Dengan kata lain,

3
pemberontakan tersebut akan mengganti Pancasila dengan paham komunis.
Pemberontakan ini pada akhirnya bisa digagalkan.
2). Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia dipimpin oleh Sekarmaji
Marijan Kartosuwiryo. Pemberontakan ini ditandai dengan didirikannya Negara Islam
Indonesia (NII) oleh Kartosuwiryo pada tanggal 17 Agustus 1949. Tujuan utama
didirikannya NII adalah untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan
syari’at islam. Upaya penumpasan pemberontakan ini memakan waktu yang cukup
lama. Kartosuwiryo bersama para pe ngikutnya baru bisa ditangkap pada tanggal 4
Juni 1962.
2. Pada periode 1950-1959
Pada periode ini dasar negara tetap Pancasila, akan tetapi dalam penerapannya lebih
diarahkan seperti ideologi leberal. Hal tersebut dapat dilihat dalam penerapan sila
keempat yang tidak lagi berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak
(voting).
Pada periode ini persatuan dan kesatuan mendapat tantangan yang berat dengan
munculnya pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS), Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta)
yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Dalam bidang politik, demokrasi berjalan
lebih baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap paling demokratis.
Tetapi anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun Undang-Undang
Dasar seperti yang diharapkan. Hal ini menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan
keamanan, yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 untuk
membubarkan Konstituante, Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950 tidak
berlaku, dan kembali kepada Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Kesimpulan yang
ditarik dari penerapan Pancasila selama periode ini adalah Pancasila diarahkan
sebagai ideology liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan.
3. Periode 1956-1965
Periode ini dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan berada
pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi
berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan
penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi. Akibatnya Soekarno menjadi otoriter,
diangkat menjadi presiden seumur hidup, dan menggabungkan Nasionalis, Agama,
dan Komunis, yang ternyata tidak cocok bagi NKRI. Terbukti adanya kemerosotan
moral di sebagian masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila,

4
dan berusaha untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi lain.
Pada periode ini terjadi Pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965 yang
dipimpin oleh D.N Aidit. Tujuan pemberontakan ini adalah kembali mendirikan
Negara Soviet di Indonesia serta mengganti Pancasila dengan paham komunis.
Pemberontakan ini bisa digagalkan, dan semua pelakunya berhasil ditangkap dan
dijatuhi hukuman sesuai dengan perbuatannya.

     Orde lama berlangsung dari tahun 1959-1966. Pada masa itu berlaku demokrasi terpipin.
Setelah menetapakan berlakunya kembali UUD 1945, Presiden Soekarno meletakkan dasar
kepemimpinannya. Yang dinamakan demokrasi terimpin.

                  Adapun yang dimaksud dengan demokrasi terpimpin oleh Soekarno adalah
demokrasi khas Indonesia yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. Demokrasi terpimpin dalam prakteknya tidak sesuai dengan makna yang
terkandung didalamnya dan bahkan terkenal menyimpang. Dimana demokrasi dipimpin oleh
kepentingan-kepentingan tertetu.

B. Penyimpangan-Penyimpangan Orde Lama

Penyimapangan-penyimpangan di era Orde Lama itu antara lain:


1. Presiden membubarkan DPR hasil pemilihan umum 1955 dan membentuk DPR
Gotong Royong. Hal ini dilakukan karena DPR menolak rancangan pendapaan dan
belanja Negara yang diajukan pemerintah.
2. Pimpinan lembaga-lembaga Negara  diberi kedudukan  sebagai menteri-menteri
Negara yang berarti menempatkannya sebagai pembantu presiden.
3. Kekuasaan presiden melebihi wewenang yang ditetapkan didalam UUD 1945. Hal ini
terbukti dengan keluarnya beberapa presiden sebagai produk hukum yang setingkat
dengan UUD tanpa prsetujuan DPR. Penetapan ini antara lain meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a) Penyederhanaan kehidupan partai-partai politik dengan dikeluarkannya
Penetapan Presiden nomer 7 than 1959
b) Pembentukan Front Nasional dengan PEnetapan Presiden nomer 13 tahun 1959.
c) Pengangkatan dan pemberhentian anggota-anggota MPRS, DPA dan MA oleh
presiden.

5
4. Hak budget DPR tidak berjalan karena pemerintah tidak mengajukan rancangan
undang-udang APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR.

C. Pengamalan Pancasila Di Era Orde Lama


Pada masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan politik dan pemerintah sering terjadi
penyimpangan yang dilakukan Presiden dan juga MPRS yang bertentangan dengan pancasila
dan UUD 1945. Artinya pelaksanaan UUD1945 pada masa itu belum dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi karena penyelenggaraan pemerintahan terpusat pada
kekuasaan seorang presiden dan lemahnya control yang seharusnya dilakukan DPR terhadap
kebijakan-kebijakan.
Selain itu, muncul pertentangan politik dan konflik lainnya yang berkepanjangan sehingga
situasi politik, keamanaan dan kehidupan ekonomi makin memburuk puncak dari situasi
tersebut adalah munculnya pemberontakan G 30 S/PKI yang sangat membahayakan
keselamatan bangsa dan Negara.
                 Mengingat keadaan makin membahayakan Ir. Soekarno selaku presiden RI
memberikan perintah kepada Letjen Soeharto melalui Surat Perintah 11 Maret
19669(Supersemar) untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan bagi terjaminnya
keamanaan, ketertiban dan ketenangan serta kesetabilan jalannya pemerintah. Lahirnya
Supersemar tersebut dianggap sebagai awal masa Orde Baru.

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1.     bahwa pancasila sebagai dasar falsafah dan pandangan hidup serta sumber dari semua sumber
hukum adalah warisan hukum yang digali dari nilai budaya, adat sertakepribadian bangsa.
2. tidak ada yang salah dalam pancasila hanya saja penjabaran pelaksanaan pada masa
pemerintahan sebelumnya hanya menjadi topeng dan kedok pembenaran kekuasaan saja.
3. pada masa reformasi ini sesuai dengan maknanya maka tidak salah dan tepat bila kitharus
kembali pada nlai-nilai pancasila yang telah sekian lama menjadi asing dan jauhdari
kehidupan kita sebagai bangsa.
4. Pengamalan nilai pancasila harus seiring dengan semangat reformasi dalam perubahanmenuju
tatanan masyarakat yang madani adalah menjadi tonggak sejarah dimana keberhasilan
reformasi justru pada keberhasilan mengembalikan kemurnian dan keutuhan serta kekuatan
pancasilaisme disetiap warga negara indonesia

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa saran yang dapat diberikan guna
mewujudkan upaya pembinaan masyarakat dalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila yang meliputi paham kebangsaan, rasa kebangsaan dan semangat
kebangsaan, antara lain:
1.     Untuk meningkatkan Wawasan Kebangsaan bagi segenap komponen bangsa diperlukan
perhatian dan penanganan pihak-pihak terkait secara integratif. Untuk itu,perlu diwujudkan
adanya suatu wadahatau lembaga yang akan menangani masalahWawasan Kebangsaan serta
perlunya buku pedoman nasional yang dapat digunakan baikmelalui pendidikan formal
maupun nonformal.
2.     Peran para elit pemerintah, elit politik dan tokoh masyarakat LSM serta media massa sangat
diperlukan untuk meningkatkan wawasan Kebangsaan. Untuk itu para tokoh tersebut harus
mempunyai komitmen untuk selalu mengutamakan kepentingan bangsadan negara di
ataskepentingan pribadi dan golongan dengan mengeyampingkan pemikiran sempit yang
menguntungkan hanya sekelompok orang Perlunya pengamalan Pancasila secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari melaluipenataran atau sertifikasi Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4), diseluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal,
agarlebih tertanam rasacinta tanah air, bangsa dan negara bahkan selalu siap dalam usaha bela
negara.
3.     Perlunya penyelengaran di seluruh elemen masyarakat tentang pembinaan dalammenghayati
dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang meliputi paham kebangsaan,rasa kebangsaan dan
semangat kebangsaan, di setiap Kabupaten atau Kota denganmelibatkan instansi terkait
secara bertahap dan berlanjut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Sumber: Buku K13 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas IX


http://dokumenqu.blogspot.co.id/2012/07/pancasila-dalam-era-orde-lama.html
https://hadipranataa.wordpress.com/2014/10/01/landasan-dan-tujuan-pendidikan-pancasila/
http://endangrahmana.blogspot.co.id/2013/01/tujuan-pendidikan-pancasila.html

Anda mungkin juga menyukai