Dosen Pengampu:
Ismail, S.Pd.i., M.Pd.i
Disusun Oleh
Kelompok 8 (Delapan)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt karena atas limpahan rahmat
dan Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehinggah makalah ini yang berjudul
terselesaikan. Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Sejarah
kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah kami ini masih banyak
memiliki kekurangan baik dari segi penulisan meupun segi penyusunan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangunkan kami terima dengan
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya, atas
perhatian dan kesempatan yang diberikan untuk membuat makalah kami ucapkan
terimakasih.
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………...
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………………….
A. Latar Belakang……………………………………………………………...
B. Rumusan
Masalah…………………………………………………………...
C. Tujuan
Penulisan…………………………………………………………….
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………...
BAB 3
PENUTUP…………………………………………………………………..
A. Kesimpulan ………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menandai bermulanya era baru politik indonesia yang disebut Demokrasi Terpimpin. Ada
beberapa alasan bagi Soekarno mengeluarkan dekritnya. Pertama, anjuran presiden dan
pemerintah untuk kembali ke UUD 1945 pada 22 Juni 1959 tidak memperoleh jawaban
dari konstituante; kedua, sebagian besar anggota konstituante menyatakan walk out dari
sidang, sehingga tugas-tugas mereka tak bisa terselesaikan; ketiga, keadaan demikian
menimbulkan bahaya bagi ketatanegaraan dan keselamatan Negara. Akhirnya pada 5 Juli
Era ini dapat dianggap sebagai masa-masa sulit bagi partai Islam. Setelah
mengeluarkan dekret, Soekarno yang sudah terobsesi untuk menjadi penguasa mutlak di
kalangan partai Islam. Ahmad syafi’i ma’arif membagi era Demmokrasi Terpimpin ini
menjadi periode kristalisasi (hingga Desember 1960) dan Periode Kolaborasi (hingga
kawan dan lawan, pendukung dan oposisi terhadap kebijakan Soekarno tersebut.
yang ikut bersama demokrasi terpimpin, termasuk dengan komunis, yang merupakan
salah satu pilar penyangganya. Tujuan pokok dalam tulisan ini adalah mencoba melihat
realitas politik yang tercermin dalam tingkah laku politik praktis partai-partai Islam pada
demokrasi terpimpin (1959-1965), suatu periode singkat dalam sejarah modern indonesia,
tapi cukup penting dan genting bila di tempatkan dalam suatu perspektif sejarah
Islam yang dinyatakan sebagai mayoritas, namun posisi politik Islam sungguh sangat
lemah. Partai-partai Islam pada masa itu merupakan kelompok minoritas dalam lembaga-
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
sudah merdeka Indonesia masih terus mengalami gejolak dan peperangan. Salah
kabinet bertanggung jawab kepada DPR, kekuasaan legislatif lebih kuat daripada
eksekutif, program kebijakan kabinet harus sesuai tujuan politik.Tak hanya itu, di
masa Orde Lama juga tidak terlalu banyak pembangunan untuk kepentingan
masyarakat bahkan jumlahnya dapat dihitung. Salah satunya sarana olahraga yang
berada di kawasan Senayan, Pabrik Baja Krakatau Steel, dan Bendungan
Jatiluhur.
Republik Indonesia Serikat serta UUDS 1950 yang menganut sistem parlementer.
Situasi politik pun dinilai belum stabil bahkan keamanan negara juga cukup
tidak sejahtera.
presiden hanya berhak bertindak selaku kepala negara dan mengatur pembentukan
perdana menteri sebanyak delapan kali dan turut berdampak pada sistem
pemerintahan.
Dewan Konstituante saat itu sempat diperintah untuk menyusun UU baru sesuai
amanat UUDS 1950. Akan tetapi prosesnya tidak kunjung dibuat sampai akhirnya
Soekarno merilis Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang menyatakan pembubaran
konstitusi.
hasil Dekrit Presiden 1959, yang menyatakan bahwa semua sistem pemerintahan
UUD 1945 kembali diterapkan dan UUDS 1950 dinyatakan sudah tidak berlaku.
menyeimbangkan. Meski menurut Soekarno adanya campur tangan PKI bisa jadi
tersebut justru menimbulkan konflik yang berujung pada puncak peristiwa G30S
Bahkan hal tersebut membuat reputasinya menurun dan sudah tidak dipercayai
lagi. Terlebih rakyat juga khawatir jika pemimpin negara terlalu dekat dengan PKI
Soeharto, masa Orde Lama beralih menjadi Orde Baru sebagai tanda pergantian
pemerintahan.
perhatian serius dari pemerintah, baik di sekolah negeri maupun swasta. Usaha
“Madrasah dan pesantren yang pada hakikatnya adalah satu alat dan pencerdasan
rakyat jelata yang sudah berurat berakar dalam masyarakat Indonesia pada
umumnya, hendaklah pula mendapat perhatian dan bantuan nyata tututan dan
dalam, setelah sekian lama terpuruk di bawah kekuasaan penjajah. Pada zaman
penjajahan Belanda, pintu masuk pendidikan modern bagi umat Islam sangat
sempit.
Dalam hal ini, ada dua hal yang menjadi penyebabnya, yaitu: 1). Sikap
terhadap kaum muslimin. 2). Politik non kooperatif para ulama terhadap Belanda
yang menfatwakan bahwa ikut serta dalam budaya Belanda, termasuk pendidikan
Mereka berpegang teguh pada salah satu hadis Nabi Muhammad SAW.
dalam golongan itu.” Hadis tersebut melandasi sikap para ulama pada waktu itu
(Saidi, 1984: 6)
yang dijiwai oleh keIslaman, yaitu kemerdekaan membuahkan sesuatu yang luar
agama maupun politik. Oleh karena itu, wujud kemerdekaan adalah cermin, cita-
Dengan demikian, bentuk sistem dan tata cara pemerintahan disusun atas
dasar cita-cita dan kehendak bangsa Indonesia. Dasar Negara yang telah
disepakati bersama saat mendirikan Negara adalah Pancasila, yang tertuang dalam
pembukaan UUD 1945 dan merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dengan
batang tubuh UUD 1945. Pancasila dan UUD 1945 inilah yang kemudian
memperhatikan masalah pendidikan yang dianggap cukup vital dan untuk itu
dibentuklah Kementrian Pendidikan dan Pengajaran dan Kebudayaan (PP dan K).
Umum yang isinya memerintahkan pada semua kepala-kepala sekolah dan guru-
guru (Djumhur & Danasyaputra, 1979: 200), (Aly, 1998: 111), yaitu:
a) Dari tahun 1945-1950 Landasan Idiil pendidikan ialah UUD 1945 dan
falsafah Pancasila.
e) Pada tahun dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. (Samsul, 2007:
246-348
sekolah umum tersebut, maka pada bulan Desember 1946 dikeluarkanlah Surat
4 Tahun 1950 pada Bab XII pasal 20 (Hasbullah, 1999 77), yaitu: Dalam sekolah-
sekolah negeri diadakan pelajaran agama, orang tua murid menetapkan apakah
Agama.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Orde lama tidak terlalu banyak pembangunan untuk kepentingan masyarakat
bahkan jumlahnya dapat dihitung. Salah satunya sarana olahraga yang berada dikawasan
senayaann, pabrik baja Krakatau steel, dan bendungan jatiluhur. Ketiga sarana terseut
diketahui tidak tuntas pembangunannya dan baru rampung pada masa orde baru.
sekolah negeri maupun swasta. Usaha untuk itu dimulai dengan memberikan
bantuan terhadap lembaga sebagaimana yang dianjurkan oleh Badan Pekerja
“Madrasah dan pesantren yang pada hakikatnya adalah satu alat dan pencerdasan
rakyat jelata yang sudah berurat berakar dalam masyarakat Indonesia pada
umumnya, hendaklah pula mendapat perhatian dan bantuan nyata tututan dan
4 Tahun 1950 pada Bab XII pasal 20 (Hasbullah, 1999 77), yaitu: Dalam sekolah-
sekolah negeri diadakan pelajaran agama, orang tua murid menetapkan apakah
Agama.
B. Saran
Dalam makalah ini tentunya ada banyak sekali koreksi dari pada pembaca ,
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun daripara
pembaca yang dengan itu semua kami harapkan makalah ini akan menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA