Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“PANCASILA DI ERA ORDE BARU”

Dosen Pengampu: Sofyan Sauri Hasibuan S.E,MM

Disusun Oleh

Kelompok XIII :

AINUL ATIYAH 221020192

FITRI ANISA WULANDINI 221020188

LAUW RENDY MAYRIZAL 221020151

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja & Puji syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT, karena tanpa rahmat dan ridhonya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat waktu untuk mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
dengan judul “Pancasila di Era Orde Baru”

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
mahalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................3

1.3 Tujuan..................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................4

2.1 Pancasila Sebagai Ideologi Negara di Era Orde Baru.........................................4

2.2 Pancasila dalam Praktek di Era Orde Baru..........................................................6

2.3 Dampak dari Pancasila terhadap Masyarakat dan Politik di Era Orde Baru.......8

BAB III PENUTUP...................................................................................................12

3.1 Daftar Pustaka....................................................................................................12

3.2 Kesimpulan........................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era Orde Baru di Indonesia, yang mencakup periode kepemimpinan Jenderal


Soeharto dari tahun 1966 hingga 1998, adalah masa yang sangat menentukan dalam
sejarah politik dan sosial negara ini. Era ini bermula setelah terjadinya peristiwa
G30S/PKI pada tahun 1965 yang mengakibatkan penggulingan Presiden Sukarno dan
kemunculan Soeharto sebagai pemimpin baru Indonesia. Era Orde Baru menjadi
respons terhadap gejolak politik dan ekonomi yang melibatkan pemberontakan militer
dan ketidakstabilan politik selama pemerintahan Sukarno.

Jenderal Soeharto, yang pada awalnya menjabat sebagai Panglima Angkatan


Darat, mengambil alih kekuasaan sebagai Presiden pada tahun 1967. Salah satu
prioritas utama pemerintahannya adalah mengembalikan ketertiban, stabilitas politik,
dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, untuk mencapai tujuan ini,
pemerintah Orde Baru melakukan serangkaian langkah yang mengubah lanskap
politik dan ideologis Indonesia.

Pancasila, sebagai dasar negara dan ideologi nasional Indonesia, telah ada
sejak masa kemerdekaan pada tahun 1945. Namun, di bawah pemerintahan Soeharto,
Pancasila diubah menjadi "ideologi negara" yang dimanfaatkan sebagai alat untuk
mengendalikan masyarakat, mengatur politik, dan mengatasi ancaman terhadap
pemerintahan. Pemerintah menggunakan Pancasila untuk membenarkan tindakan-
tindakan otoriter dan pembatasan kebebasan berpendapat.

Terkait dengan hal ini, pemerintah Orde Baru juga mendefinisikan kembali
Pancasila dalam "empat asas" yang mencakup:

1
1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Kepercayaan kepada satu Tuhan yang esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab: Menjunjung tinggi martabat manusia,
nilai-nilai kemanusiaan, dan hak asasi manusia.
3. Persatuan Indonesia: Menjaga persatuan dan kesatuan dalam keragaman
budaya, agama, dan etnis.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan: Prinsip demokrasi yang menekankan musyawarah
mufakat dan pemilihan umum.

Pendefinisian ulang ini menciptakan pandangan baru tentang Pancasila yang


sangat terpengaruh oleh pemerintah, dan Pancasila pun menjadi alat politik yang
digunakan untuk menjaga stabilitas politik Orde Baru.

Meskipun pemerintah Orde Baru berpendapat bahwa pendekatan ini


diperlukan untuk mencegah terjadinya gejolak politik dan konflik, implementasinya
juga menghasilkan pembatasan terhadap kebebasan berpendapat dan berorganisasi
serta penindasan terhadap kelompok-kelompok yang dianggap mengancam
pemerintahan, terutama yang berhubungan dengan komunisme. Peristiwa G30S/PKI
pada tahun 1965 adalah salah satu episode paling tragis yang menunjukkan
bagaimana Pancasila digunakan sebagai dasar untuk menghilangkan kelompok
komunis dan oposisi politik.Dalam konteks yang lebih luas, latar belakang ini
menciptakan fondasi untuk memahami bagaimana Pancasila digunakan dalam praktik
politik selama era Orde Baru, dengan dampak yang mencakup perkembangan politik,
hak asasi manusia, dan tatanan sosial di Indonesia. Setelah Orde Baru runtuh pada
tahun 1998, Indonesia mengalami reformasi politik yang membawa perubahan
signifikan dalam cara Pancasila diimplementasikan dan dimaknai dalam politik dan
masyarakat. Dalam makalah ini, kita akan mengkaji lebih lanjut dampak penerapan
Pancasila dalam konteks Orde Baru, serta bagaimana perubahan politik pasca-
reformasi telah memengaruhi pandangan dunia dan politik nasional Indonesia.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah
ini ialah:
1. Bagaimana kedudukan pancasila sebagai ideologi negara di era orde baru?
2. Bagaimana pelaksanaan pancasila dalam praktek di era orde baru?
3. Bagaimana dampak dari pancasila terhadap masyarakat dan politik di era orde
baru?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah pancasila pada orde baru

2. Untuk mengetahui makna dari pancasila sebagai dasar Negara dan peranan

pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia pada era orde baru

3. Untuk menambah wawasan siswa tentang sejarah pancasila pada orde baru

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pancasila Sebagai Ideologi Negara di Era Orde Baru

Era Orde Baru di Indonesia, yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998 di
bawah kepemimpinan Jenderal Soeharto, memainkan peran yang signifikan dalam
penafsiran dan implementasi Pancasila sebagai ideologi negara. Dalam era ini,
Pancasila ditegaskan sebagai dasar negara dan ideologi nasional, dan pemerintah
Orde Baru menggunakan Pancasila untuk menjalankan kontrol politik, sosial, dan
budaya yang kuat. Berikut adalah bagaimana Pancasila diinterpretasikan dan
diimplementasikan selama era Orde Baru:

1. Pancasila sebagai Alat Kontrol Politik:


Pemerintah Orde Baru menggunakan Pancasila sebagai alat untuk
mengendalikan politik dan oposisi. Partai politik yang ada harus sepakat
dengan "Pancasila sebagai ideologi negara," yang pada dasarnya membatasi
keragaman ideologi politik. Partai politik yang tidak mendukung Pancasila
atau dianggap subversif dapat dibubarkan.
2. Pancasila sebagai Dasar Hukum:
Pancasila digunakan sebagai dasar hukum untuk mengawasi kelompok-
kelompok yang dianggap mengancam pemerintahan. Hal ini terutama
mencakup kelompok-kelompok yang memiliki kaitan dengan komunisme atau
pergerakan politik kiri lainnya. Peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965 adalah
contoh ekstrim dari penggunaan Pancasila sebagai dasar hukum untuk
menghilangkan kelompok komunis. Di dalam perkembangannya, keberadaan
Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum ditentukan oleh setiap rezim
yang berkuasa. Ketika rezim Orde Baru (Orba) berkuasa Pancasila menjadi
dogma statis karena dikultuskan dengan Pancasila Sebagai Sumber Segala

4
Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional menerapkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) secara murni dan konsekuen. Pada
ruang dan waktu tersebut, Pancasila tidak hanya sebatas sebagai sumber
segala sumber hukum dalam tatanan hukum nasional tetapi sekaligus sebagai
pemberi legitimasi yang sahih bagi kekuasaan otoriter Orba. Pembatasan
Kebebasan Berpendapat dan Berorganisasi:
Di bawah Orde Baru, kebebasan berpendapat dan berorganisasi dibatasi
secara signifikan. Pemerintah menggunakan Pancasila untuk membenarkan
tindakan keras terhadap aktivis politik, jurnalis, dan kelompok oposisi. Hal ini
mengakibatkan pelanggaran hak asasi manusia dan pengawasan ketat terhadap
media dan organisasi masyarakat sipil.
3. Pancasila dalam Pendidikan:
Pancasila juga diterapkan dalam sistem pendidikan nasional. Setiap siswa
harus mempelajari Pancasila sebagai mata pelajaran, dan setiap guru harus
mengamalkan dan mengajarkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kurikulum
mereka.

4. Kultus Kepribadian Pancasila:

Soeharto mempopulerkan "kultus kepribadian Pancasila" yang menggambarkan


dirinya sebagai pelindung Pancasila dan pahlawan Pancasila. Pemerintah
menggunakan propaganda untuk mempromosikan dan menghubungkan dirinya
dengan nilai-nilai Pancasila.

Sementara pemerintah Orde Baru mengklaim bahwa penggunaan Pancasila


sebagai alat kontrol politik dan stabilitas politik adalah penting untuk mencegah
ketidakstabilan, banyak pihak yang melihatnya sebagai alasan untuk tindakan represif
dan penindasan hak asasi manusia. Beberapa kelompok masyarakat dan aktivis hak

5
asasi manusia mengalami penindasan dan pelanggaran hak-hak mereka di bawah
pemerintahan ini.

Setelah runtuhnya Orde Baru pada tahun 1998, Indonesia mengalami


reformasi politik yang membuka jalan bagi pemulihan demokrasi dan kebebasan
berpendapat. Meskipun Pancasila tetap sebagai ideologi negara, pendekatan terhadap
implementasinya telah berubah, dengan penekanan lebih besar pada hak asasi
manusia dan kebebasan sipil. Pancasila tetap menjadi bagian integral dari identitas
nasional Indonesia, tetapi maknanya telah berkembang dengan perubahan politik dan
sosial di Indonesia pasca-Orde Baru.

2.2 Pancasila dalam Praktek di Era Orde Baru

Era Orde Baru di Indonesia, yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998,
memiliki dampak signifikan pada bagaimana Pancasila diterapkan dalam praktek
sehari-hari, khususnya dalam politik, sosial, dan budaya. Di bawah kepemimpinan
Jenderal Soeharto, pemerintah Orde Baru menggunakan Pancasila sebagai alat utama
untuk mengendalikan masyarakat, menjaga stabilitas politik, dan mempertahankan
otoritas mereka. Berikut adalah beberapa cara di mana Pancasila diterapkan dalam
praktek selama era Orde Baru:

1. Pancasila sebagai Dasar Ideologi Negara:


Selama Orde Baru, Pancasila menjadi ideologi negara yang harus diikuti oleh
semua lapisan masyarakat dan institusi. Pemerintah mendefinisikan ulang
Pancasila sebagai "Pancasila sebagai ideologi negara," yang memposisikan
Pancasila sebagai pandangan dunia resmi negara. Hal ini diwajibkan dalam
konstitusi dan dijunjung tinggi sebagai pedoman dasar dalam setiap aspek
kehidupan nasional.

2. Ketentuan Pengendalian Partai Politik:

6
Partai politik di Indonesia selama Orde Baru harus mematuhi prinsip-prinsip
Pancasila sebagai ideologi negara. Ini berarti bahwa partai-partai politik harus
mengakui Pancasila dalam program mereka dan tidak boleh bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila. Partai-partai yang dianggap melanggar prinsip
Pancasila dapat dicabut izinnya.

3. Pembatasan Kebebasan Berpendapat:


Pemerintah Orde Baru membatasi kebebasan berpendapat, terutama yang
dianggap melawan pemerintah atau Pancasila. Kritik terhadap pemerintah
sering kali dianggap sebagai pelanggaran terhadap Pancasila dan dapat
berujung pada tindakan keras dan penindasan terhadap para aktivis politik dan
jurnalis.

4. Pancasila dalam Pendidikan:


Pancasila menjadi komponen integral dalam sistem pendidikan nasional.
Setiap siswa diwajibkan mempelajari Pancasila sebagai bagian dari
kurikulum. Guru-guru harus mengamalkan dan mengajarkan nilai-nilai
Pancasila kepada siswa.

5. Pancasila dalam Kehidupan Sosial dan Budaya:


Selama Orde Baru, nilai-nilai Pancasila dipromosikan dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat melalui berbagai cara, seperti upacara resmi dan
propaganda. Soeharto bahkan mengkampanyekan "kultus kepribadian
Pancasila," yang mengaitkannya secara erat dengan Pancasila.

6. Penindasan Terhadap Kelompok-Kelompok yang Dianggap Mengancam:


Pancasila digunakan sebagai alat untuk menghilangkan kelompok-kelompok
yang dianggap mengancam pemerintah. Peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965

7
adalah contoh paling tragis di mana Pancasila digunakan sebagai dasar untuk
tindakan keras terhadap kelompok komunis dan oposisi politik.

Dengan semua penekanan ini pada Pancasila dalam praktek, banyak pihak
menganggap bahwa pemerintah Orde Baru menggunakan ideologi ini sebagai alat
untuk menjaga stabilitas politik dan mempertahankan otoritas mereka. Dampaknya
adalah pembatasan terhadap kebebasan berpendapat, penindasan oposisi politik, serta
tindakan represif terhadap aktivis hak asasi manusia.

Setelah runtuhnya Orde Baru pada tahun 1998, Indonesia mengalami


reformasi politik yang membawa perubahan signifikan dalam pendekatan terhadap
Pancasila. Kebebasan berpendapat dan berorganisasi kembali ditegakkan, dan
Pancasila digunakan dalam konteks yang lebih demokratis yang menghormati hak
asasi manusia. Meskipun Pancasila tetap menjadi ideologi negara, maknanya telah
berkembang seiring dengan perubahan politik dan sosial di Indonesia pasca-Orde
Baru.

2.3 Dampak dari Pancasila terhadap Masyarakat dan Politik di Era Orde Baru

Era Orde Baru di Indonesia, yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998,
memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat dan politik Indonesia dalam
konteks penerapan Pancasila sebagai ideologi negara. Dampak-dampak tersebut
mencakup:

1. Pembatasan Kebebasan Berpendapat dan Berorganisasi:


Salah satu dampak paling mencolok dari penerapan Pancasila dalam era Orde
Baru adalah pembatasan terhadap kebebasan berpendapat dan berorganisasi.
Pemerintah menggunakan Pancasila sebagai alasan untuk membatasi kritik
terhadap pemerintah dan pembatasan terhadap aktivitas oposisi. Hal ini
mengakibatkan pengawasan ketat terhadap media, kelompok masyarakat sipil,
dan partai politik yang dianggap melanggar prinsip Pancasila.

8
2. Pengawasan Terhadap Media:
Media massa dikenai pengawasan ketat dan sensor oleh pemerintah Orde
Baru. Berita yang dianggap bertentangan dengan pandangan Pancasila atau
kritik terhadap pemerintah seringkali disensor atau dilarang. Hal ini
mengakibatkan masyarakat memiliki akses terbatas kepada informasi dan
berita yang independen.

3. Represi Terhadap Aktivis Politik:


Aktivis politik dan hak asasi manusia sering menjadi sasaran penindasan.
Mereka yang dianggap mengancam pemerintah atau prinsip-prinsip Pancasila
bisa ditangkap, dipenjara, atau bahkan mengalami tindakan keras. Kasus-
kasus penangkapan dan penyiksaan terhadap aktivis politik bukanlah hal yang
jarang terjadi selama era Orde Baru.

4. Penggunaan Pancasila dalam Kasus Penghilangan Paksa:


Pancasila juga digunakan sebagai alasan untuk tindakan penghilangan paksa
terhadap mereka yang dianggap terlibat dalam gerakan komunis atau aktivitas
subversif. Pemerintah menganggap tindakan ini sebagai perlindungan
terhadap Pancasila dan negara.

5. Partisipasi Politik yang Terbatas:


Partai politik hanya diperbolehkan jika mereka "mematuhi Pancasila." Ini
menghasilkan sistem politik yang terbatas di mana partai politik harus tunduk
pada pandangan Pancasila yang ditetapkan pemerintah, sehingga oposisi yang
signifikan menjadi langka.

6. Pendekatan Pancasila dalam Pendidikan:

9
Sistem pendidikan di Indonesia juga mencerminkan pendekatan Pancasila.
Siswa diwajibkan mempelajari Pancasila sebagai bagian dari kurikulum. Hal
ini menciptakan pemahaman yang sangat normatif tentang Pancasila tanpa
banyak ruang untuk pemikiran kritis.

7. Pancasila sebagai Dasar Ideologis Pemerintah:


Pemerintahan Orde Baru menganggap dirinya sebagai pelindung Pancasila
dan menggunakan ideologi ini sebagai dasar legitimasi mereka. Soeharto
seringkali mengidentifikasi dirinya sebagai pelindung Pancasila dan
menghubungkan dirinya dengan nilai-nilai Pancasila dalam kampanye dan
propaganda politiknya.

8. Pancasila sebagai Alat untuk Menjaga Stabilitas Politik:


Pemerintah Orde Baru mengklaim bahwa penggunaan Pancasila adalah untuk
mencegah konflik dan menjaga stabilitas politik dalam negara yang beragam.
Meskipun ini mungkin telah menciptakan stabilitas, namun seringkali dengan
biaya pembatasan hak asasi manusia dan kebebasan politik.

Dampak dari penerapan Pancasila dalam era Orde Baru adalah kontroversial.
Meskipun ada argumen bahwa ini diperlukan untuk mencapai stabilitas, banyak yang
melihatnya sebagai alasan untuk penindasan hak-hak masyarakat dan oposisi politik.
Setelah jatuhnya Orde Baru pada tahun 1998, Indonesia mengalami reformasi politik
yang membuka jalan bagi pemulihan demokrasi dan kebebasan berpendapat.
Meskipun Pancasila tetap sebagai ideologi negara, pendekatan terhadap
implementasinya telah berubah, dengan penekanan lebih besar pada hak asasi
manusia dan kebebasan sipil. Pancasila tetap menjadi bagian integral dari identitas
nasional Indonesia, tetapi maknanya telah berkembang seiring dengan perubahan
politik dan sosial di Indonesia pasca-Orde Baru.

10
11
BAB III
PENUTUP

3.1 Daftar Pustaka

Historisitas dan Spiritualitas Pancasila, Refleksi Peringatan 67 Tahun Hari


Lahir Pancasila, Fraksi PDIP MPR RI, Jakarta, 2012
Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Sekreatriat Jenderal MPR RI, Jakarta,
2012
I Nyoman Nurjaya, Reorientasi Paradigma Pembangunan Hukum Negara
Dalam Masyarakat Multikultural: Perspektif Hukum Progresif,

3.2 Kesimpulan

Era Orde Baru di Indonesia adalah periode penting dalam sejarah negara ini di mana
Pancasila menjadi ideologi negara yang digunakan untuk mencapai stabilitas politik.
Meskipun tujuan untuk menciptakan stabilitas dapat dilihat sebagai hal positif, penggunaan
Pancasila sebagai alat politik juga menghasilkan pembatasan kebebasan dan penindasan
kelompok-kelompok tertentu. Setelah jatuhnya Orde Baru pada tahun 1998, Indonesia
mengalami reformasi politik yang mengembalikan kebebasan berpendapat dan berorganisasi
serta memungkinkan perkembangan demokrasi. Pancasila tetap menjadi dasar ideologi
negara Indonesia hingga saat ini, tetapi implementasinya telah berubah seiring dengan
perubahan politik dan sosial di Indonesia. Selama masa reformasi, Pancasila tetap relevan
tetapi digunakan dalam konteks yang lebih demokratis dan menghormati hak asasi manusia.

12

Anda mungkin juga menyukai