Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILASAFAT

DISUSUN OLEH:

1. ANI MEGA APRIYANI (G1D122231)


2. RILAWATI (G1D122006)
3. LEONY SHADIRA (G1D122156)
4. NADYA WULANDARI (G1D122015)
5. PUTRI JULIA HANDAYANI (G1D122226)
6. RIDHATUL FITRI (G1D122169)
7. YELIZA (G1D122182)

FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU KESEHATAN


PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
2022

i
DAFTAR ISI

Judul.........................................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang.........................................................................................................iii

Rumusan Masalah....................................................................................................iii

Tujuan......................................................................................................................iii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dinamika Pancasila Sebagai Sistem Filsafat...........................................................1

Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat..........................................................2

Esensi Dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat...........................................3

BAB III PENUTUP

Kesimpulan..............................................................................................................v

Saran........................................................................................................................vi

Daftar Pustaka..........................................................................................................vii

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila adalah dasar dari falsafah Negara Indonesia, sebagaimana tercantum


dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia wajib untuk
mengethuinya agar menghormati,menghargai,menjaga, mempelajari, menghayati, mendalami
dan menerapkan nilai-nilai pancasila serta menjalankan apa-apa yang telah di lakukan oleh
para pahlawan khusus nya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan
negara indonesia ini sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini pancasila
sebagai dasar negara indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara indonesia
Dalam kehidupan bangsa Indonesia, diakui bahwa nilai-nilai pancasila adalah
falsafah hidup atau pandangan yang berkembang dalam sosial-budaya Indonesia. Nilai
pancasila dianggap nilai dasar dan puncak atau sari dari budaya bangsa. Oleh karena itu, nilai
ini diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa. Dengan mendasarnya nilai ini dalam
menjiwai dan memberikan indentitas, maka pengakuan atas kedudukan pancasila sebagai
falsafah adalah wajar.
Pancasila sebagai ajaran falsafah, pancasila mencerminkan nilai-nilaidan
pandangan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam hubungannya dengan sumber
kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Asas Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai asas
fundamental dalam kesemestaan, dijadikan pula asas fundamental kenegaraan. Asas
fundamental dalam kesemestaan itu mencerminkan identitas atau kepribadian bangsa
Indonesia yang religious.
Sebagai falsafah negara, pancasila merupakan buah pikiran dari perenungan dan
pemikiran nilai -nilai filosofis yang terkandung dalam identitas bangsa. Pancasila merumakan
pedoman dalam kerangka berpikir baik dalam memperjuangkan kemerdekaan, sebagai alat
pemersatu dalam kehidupan berbangsa,sebagai pandangan hidup dalam kehidupan manusia
indonesia sehari-hari
Pancasila sebagai system filsafat adalah merupakan kenyataan pancasila sebagai
kenyataan yang obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada pancasila sendiri terlepas dari
sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Kenyataan obyekrif yang ada dan
terletak pada pancasila, sehingga pancasila sebagai suatu system filsafat bersifat khas dan
berbeda dalam system-sistem filsafat yang lain. Hal ini secara ilmiah disebut sebagai filsafat
secara obyektif. Dan untuk mendapatkan makna yang lebih mendalam dan mendasar, kita
perlu mengkaji nilai-nilai pancasila dari kajian filsafat secara menyeluruh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila sebagai sistem
filsafat?
2. Bagaimana Esensi dan urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat?

1.3 Tujuan

iii
1. Mendeskripsikan Argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila sebagai sistem
filsafat
2. Mendeskripsikan Esensi dan urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pancasila sebagai sistem filsafat sudah dikenal sejak para pendiri negara
membicarakan masalah dasar filosofis negara (Philosofische Grondslag) dan
pandangan hidup bangsa (weltanschauung). Pentingnya Pancasila sebagai sistem filsafat ialah
agar dapat diberikan pertanggungjawaban rasional dan mendasar mengenai sila-sila dalam
Pancasila sebagai prinsip-prinsip politik; agar dapat dijabarkan lebih lanjut
sehingga menjadi operasional dalam penyelenggaraan negara; agar dapat
membuka dialog dengan berbagai perspektif baru dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara; dan agar dapat menjadi kerangka evaluasi
terhadap segala kegiatan yang bersangkut paut dengan kehidupan bernegara,berbangsa, dan
bermasyarakat

2.1. DINAMIKA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pancasila sebagai sistem filsafat mengalami dinamika sebagai berikut.


Pada era pemerintahan Soekarno, Pancasila sebagai sistem filsafat dikenal dengan
istilah “Philosofische Grondslag”. Gagasan tersebut merupakan perenungan
filosofis Soekarno atas rencananya berdirinya negara Indonesia merdeka. Soekarno
memikirkan perihal kemerdekaan bangsa Indonesia. Ide tersebut dimaksudkan sebagai
dasar kerohanian bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara. Ide tersebut ternyata
disambut baik oleh berbagai kalangan, terutama dalam sidang BPUPKI pertama  1 Juni
1945. Akan tetapi, ide tentang Philosofische Grondslag belum diuraikan secara rinci ,
lebih merupakan adagium politik untuk menarik perhatian anggota sidang, dan bersifat
teoritis. Pada masa itu, Soekarno lebih menekankan bahwa Pancasila merupakan filsafat
asli Indonesia yang diangkat dari akulturasi budaya bangsa Indonesia.

Pada era Soeharto, kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafat berkembang


ke arah yang lebih praktis. Hal ini dikenal dengan istilah weltanschauung, dimana filsafat
Pancasila tidak hanya bertujuan mencari kebenaran dan kebijaksanaan, tetapi juga
digunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari. Atas dasar inilah, Soeharto
mengembangkan sistem filsafat Pancasila menjadi penataran P-4.

Pada era reformasi, Pancasila sebagai sistem filsafat kurang terdengar gemanya. Namun,
Pancasila sebagai sistem filsafat bergema dalam

iv
wacana akademik, termasuk kritik dan renungan yang dilontarkan oleh
Habibie dalam pidato 1 Juni 2011.

Beliau mengatakan bahwa:


“Pancasila seolah-olah tenggelam dalam pusaran sejarah masa lalu yang tidak lagi
relevan untuk disertakan dalam dialektika reformasi. Pancasila seolah hilang dari
memori kolektif bangsa Indonesia. Pancasila semakin jarang diucapkan, dikutip, dan
dibahas baik dalam konteks kehidupan ketatanegaraan, kebangsaan maupun
kemasyarakatan. Pancasila seperti tersandar di sebuah lorong sunyi justru di tengah
denyut kehidupan bangsa Indonesia yang semakin hiruk-pikuk dengan demokrasi
dankebebasan berpolitik” (Habibie, 2011: 1--2).

2.2. TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Beberapa bentuk tantangan terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat


muncul dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:

2.2.1 Kapitalisme

Kapitalisme, yaitu aliran yang meyakini bahwa kebebasan individual


pemilik modal untuk mengembangkan usahanya dalam rangka meraih
keuntungan sebesar-besarnya merupakan upaya untuk menyejahterakan
masyarakat. Kapitalisme menekankan kebebasan pemiliki modal untuk mengembangkan
usahanya dalam rangka meraih keuntungan sebesar-besarnya Salah satu bentuk tantangan
kapitalisme terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat ialah meletakkan kebebasan individual
secara berlebihan. Dampak negatif kapitalisme seperti monopoli, gaya hidup konsumerisme,
dan lain-lain., sehingga menimbulkan berbagai dampak negatif , seperti monopoli, gaya
hidup konsumerisme, dan lain-lain. Kedua, komunisme yang sangat menekankan dominasi
negara sebagai pemilik modal, sehingga menghilangkan peran rakyat dalam kehidupan
bernegara.

2.2.2 Komunisme

Komunisme adalah sebuah paham yang muncul sebagai reaksi atas


perkembangan kapitalisme sebagai produk masyarakat liberal. Komunisme
merupakan aliran yang meyakini bahwa kepemilikan modal dikuasai oleh
negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat menekankan dominasi
negara sebagai pemilik modal Salah satu bentuk tantangan komunisme terhadap Pancasila
sebagai sistem filsafat ialah dominasi negara yang berlebihan sehingga dapat menghilangkan
peran rakyat dalam kehidupan bernegara.

v
2.3. ESENSI DAN URGENSI PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

2.3.1. Esensi (hakikat) Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Hakikat (esensi) Pancasila sebagai sistem filsafat terletak pada beberapa hal, diantaranya:

a) Hakikat sila ketuhanan


Hakikat sila pertama pancasila ini terletak pada keyakinan bangsa Indonesia
bahwa Tuhan sebagai prinsip utama dalam kehidupan semua makhluk.
Artinya, setiap makhluk hidup, termasuk warga negara harus memiliki
kesadaran yang otonom (kebebasan, kemandirian) di satu pihak, dan
berkesadaran sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang akan dimintai
pertanggungjawaban atas semua tindakan yang dilakukan. Artinya,
kebebasan selalu dihadapkan pada tanggung jawab, dan tanggung jawab tertinggi adalah
kepada Sang Pencipta.

b) Hakikat sila kemanusiaan


Hakikat sila kedua adalah manusia monopluralis, yang terdiri
atas 3 monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk
individu, sosial), kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan makhluk Tuhan)
(Notonagoro).

c) Hakikat sila persatuan


Selanjutnya hakikat dari sila ketiga pancasila terkait dengan semangat kebangsaan. Rasa
kebangsaan terwujud dalam bentuk cinta tanah air, yang dibedakan ke dalam
3 jenis, yaitu tanah air real, tanah air formal, dan tanah air mental. Tanah air
real adalah bumi tempat orang dilahirkan dan dibesarkan, bersuka, dan
berduka, yang dialami secara fisik sehari-hari. Tanah air formal adalah negara
bangsa yang berundang-undang dasar, yang Anda, manusia Indonesia,
menjadi salah seorang warganya, yang membuat undang-undang,
menggariskan hukum dan peraturan, menata, mengatur dan memberikan hak
serta kewajiban, mengesahkan atau membatalkan, memberikan
perlindungan, dan menghukum, memberikan paspor atau surat pengenal
lainnya. Tanah air mental bukan bersifat territorial karena tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu, melainkan imajinasi yang dibentuk dan dibina oleh ideologi
atau seperangkat gagasan vital (Daoed Joesoef, 1987: 18-20)

d) Hakikat sila kerakyatan

vi
Hakikat sila ini terletak pada prinsip musyawarah. Hal ini menegaskan bahwa keputusan
yang diambil lebih didasarkan atas semangat musyawarah untuk
mufakat, bukan membenarkan begitu saja pendapat mayoritas tanpa peduli pendapat
minoritas.

e) Hakikat sila keadilan


Hakikat sila terakhir pancasila terwujud dalam tiga aspek, yaitu keadilan
distributif, legal, dan komutatif. Keadilan distributif adalah keadilan bersifat
membagi dari negara kepada warga negara. Keadilan legal adalah kewajiban
warga negara terhadap negara atau dinamakan keadilan bertaat. Keadilan
komutatif adalah keadilan antara sesama warga negara (Notonagoro dalam Kaelan, 2013:
402).

2.3.2. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai


sistem filsafat meliputi banyak hal, diantaranya :
 Meletakkan Pancasila sebagai sistem filsafat dapat memulihkan harga diri bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dalam politik, yuridis, dan juga
merdeka dalam mengemukakan ide-ide pemikirannya untuk kemajuan
bangsa, baik secara materiil maupun spiritual.
 Membangun alam pemikiran yang berakar dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri
sehingga mampu dalam menghadapi berbagai ideologi dunia.
 Dapat menjadi dasar pijakan untuk menghadapi tantangan globalisasi yang dapat
melunturkan semangat kebangsaan dan melemahkan sendi-sendi perekonomian yang
berorientasi pada kesejahteraan rakyat banyak.
 Dapat menjadi way of life sekaligus way of thinking bangsa. Indonesia untuk menjaga
keseimbangan dan konsistensi antara tindakan dan pemikiran. Bahaya yang ditimbulkan
kehidupan modern dewasa ini adalah ketidakseimbangan antara cara bertindak dan cara
berpikir sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan dan mental dari suatu bangsa.

vii
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila. Kementerian Riset, Teknologi,
Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia 2016
http://lab.pancasila.um.ac.id/wp-content/uploads/2018/02/Buku-Pendidikan-Pancasila-
RISTEKDIKTI.pdf
Wasiyem. 2021. Pendidikan Pancasila Nilai Dasar Dan Jati Diri Bangsa. Medan: Merdeka
Kreasi
http://repository.uinsu.ac.id/12443/1/PENDIDIKAN%20PANCASILA.pdf
https://how-bee.blogspot.com/2015/10/makalah-tentang-pancasila-sebagai.html

https://www.slideshare.net/mobile/dezisyusmita/pancasila-sebagai-sistem-filsafat-41552294

https://www.academia.edu/9135034

https://wwwgoogle.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/36288604/
PANCASILA_SEBAGAI_SISTEM_FILSAFAT&ve2ahUKEwoOgrrkhtjlAhUf_XMBHbcJA2QFjAAegQIBxAC&
usg=AOvVaw2Hnz8zkzRJNPG9Y175CqOe

viii

Anda mungkin juga menyukai