Nim : G1D122169
Kelas :1B
Mata Kuliah : Sosiologi Dan Antropologi Kesehatan
Dosen Pengampu : Sri Astuti Siregar S.St., M.Kes
C. Penguat
Faktor keluarga juga turut serta mengambil peran penting dalam memengaruhi tingkat Kesehatan.
Data dari Dinas Kesehatan Pegunungan Bintang menunjukkan bahwa persentase persalinan yang
ditolong oleh keluarga sebesar 77,73%. Anggota keluarga perempuan juga membantu dalam
Proses melahirkan.
Etnik Madura Desa Jrangoan, Kecamatan Omben Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa
Timur
Anak adalah rezeki yang sangat berharga bagi setiap pasangan suami istri. Oleh karena
itu, perawatan sejak hamil pun sudah diperhatikan. Ketika mengetahui bahwa si ibu mulai hamil,
maka seluruh anggota keluarga akan memberikan perhatian lebih kepadanya, misalnya dengan
cara memanggil dukun bayi dan menyarankan agar ibu hamil pergi ke polindes untuk
memeriksakan kandungannya. Dukun bayi bertugas memijat ibu hamil, bahkan terkadang
memijat perut si ibu agar posisi bayi tidak sungsang, sedangkan bidan juga dibutuhkan tenaganya
untuk memeriksa kandungan secara medis dan pemberian vitamin.
Pada saat hamil ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan untuk menjaga
keselamatan bayi dalam kandungan, yaitu tidak mengonsumsi makanan yang pedas dan tidak
boleh mengonsumsi makanan yang akan terasa panas di dalam perut, seperti daging kambing,
buah nanas, semangka, dan beberapa jenis makanan yang lain. Ibu hamil yang sudah terbiasa
minum jamu yang aman dan bermanfaat tetap diperbolehkan minum jamu untuk meningkatkan
ketahanan dan stamina tubuh.
Upacara adat atau acara selametan merupakan suatu bentuk dukungan psikologis, fisik,
dan sosial yang luar biasa dan diwariskan secara turun-temurun. Di dalamnya juga terkandung
nilai-nilai spiritual yang disesuaikan dengan agama masing-masing. Upacara adat bagi ibu hamil
juga akan memberi rasa percaya diri, menguatkan ibu dalam masa transisi perubahan peran
menjadi seorang ibu, mengubah cara pandang ibu terhadap perubahan tubuh selama hamil,
meningkatkan rasa aman dan perasaan dihargai. Ada beberapa doa khusus yang harus dipanjatkan
oleh calon ibu dan ayah.
Membaca Alquran dan surat-surat tertentu yang ada di dalamnya menjadi kebiasaan yang
bertujuan untuk keselamatan dan kebaikan calon bayi. Surat Yusuf dan Maryam adalah surat
yang paling sering dibaca agar proses persalinan menjadi lancar dan bayi menjadi anak yang
sholeh/ sholehah. Sebelum persalinan terjadi, ketika ibu sudah mulai kesakitan, ibu diberi jamu
berupa satu siung bawang putih dan beberapa helai daun jrangoh. Jamu ini berkhasiat untuk
menghilangkan rasa sakit jika ternyata persalinan masih lama dan akan mempercepat proses
persalinan jika memang sudah waktunya. Minuman lain yang diberikan sebelum mulai bersalin
adalah air kelapa yang diberikan oleh kiai ketika acara 7 bulanan (pelet betteng) agar persalinan
berlangsung lancar dan rahim terasa licin. Ini sudah menjadi kepercayaan turun-temurun dari
nenek moyang terdahulu.
Sebagian besar ibu hamil di desa ini sudah mempercayai tenaga kesehatan (bidan desa),
walaupun masih ada sebagian masyarakat yang masih mempercayai dukun beranak sebagai
penolong persalinannya. Ada perlakuan istimewa yang diberikan kepada ibu yang baru
melahirkan. Ibu yang baru melahirkan juga tidak diperkenankan melakukan pekerjaan rumah
yang berat seperti mencuci pakaiana dan membersihkan rumah. Ibu hanya membersihkan dirinya
di kamar mandi.
2. Pemungkin
Respons masyarakat pada pelayanan kesehatan profesional sangat baik. Mereka terbuka
dengan sosialisasi pelayanan kesehatan yang diperkenalkan oleh puskesmas. Setiap program
yang diperkenalkan selalu mengikutsertakan peran tokoh agama agar dapat diterima oleh
masyarakat dengan baik. Tidak ada penolakan frontal yang dilakukan masyarakat terhadap
program kesehatan yang disosialisasikan. keberadaan puskesmas dan polindes sangat
membantu warga Desa Jrangoan. Dengan adanya polindes, mereka tidak perlu pergi ke Kota
Sampang untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
3. Penguat
Keluarga memegang peran penting dalam Kesehatan ibu dan anak. Mulai dari kelancaran
jalannya tradisi/ kegiatan adat yang terkait dengan situasi dan kondisi saat itu. Mulai dari
masa kehamilan hingga pasca melahirkan. Dukungan serta arahan pun senantiasa diberikan.
Perlakuan istimewa juga didapat orang si ibu yang baru saja selesai melahirkan.
DISKUSI
Nyonya A tinggal di desa melati yang berjarak 7 jam perjalanan darat dari pusat kota.
Infrastruktur jalan sangat tidak mendukung sehingga membuat desa ini tergolong kedalam desa
yang terisolasi. Fasilitas kesehatan yang ada di desa tersebut hanya 1 klinik bidan desa.
Puskesmas terletak di ibu kota kecamatan yang berjarak 3 jam dari desa tersebut. nyonya A
memiliki 8 orang anak , dan saat ini sedang mengandung anak ke 9, suami nyonya A bekerja
sebagai buruh pabrik kelapa sawit dan memeliki kebiasaan merokok. Nyonya A bekerja sebagai
ibu rumah tangga. Nyonya A memiliki prinsip bahwa pemenuhan gizi untuk keluarga sangat
penting , hal ini terlihat dari ke 8 anaknya tumbuh dan sehat, termasuk dalam masa kehamilannya
saat ini, nyonya A sangat memperhatikan kondisi kesehatannya secara mandiri walaupun jauh
dari pelayanan kesehatan. Akan tetapi, suami nyonya A kurang mendukung untuk melakukan
persalinan di fasilitas kesehatan dengan alasan masih ada keluarga yang bisa membantu proses
persalinan secara tradisional.
1. Pembelajaran apa yang bisa saudara peroleh dari narasi di atas?
2. Bagaimana budaya memengaruhi kondisi kesehatan di keluarga tersebut?
JAWAB
1. Pelajaran yang dapat di ambil dari ilustrasi diatas adalah bahwasannya masyarakat di daerah yang
terisolasi atau jauh dari kota yang mana kurangnya fasilitas kesehatan terdekat membuat
pemahaman masyarakat itu sendiri mengenai kesehatan sangat kurang dan tentu saja masih
sangat membutuhkan bimbingan, Bagi mereka kesehatan masih dinomor duakan, yang mana
sebenarnya mereka hanya tidak mau susah-susah untuk mencari pelayanan kesehatan terdekat
ataupun mereka tidak mau mengeluarkan biaya yang tentu saja lebih mahal daripada pegobatan
tradisional.
2. Budaya mempengengaruhi keluarga tersebut karena pengaruh tradisi yang mana di daerah daerah
terisolasi memang lebih sering menggunakan cara tradisional dalam proses persalinan
dibandingkan dengan cara modern yang mana tentu saja jauh lebih aman dan terpercaya untuk
ibu dan bayi, padahal presentase terancamnya nyawa ibu dan bayi lebih tinggi dibandingkan
bersalin di pelayanan kesehatan yang seharusnya.
2. “Model Pelangi Determinan Sosial Kesehatan” yang dikemukakan oleh Dahlgren dan Whitehead
(1991) memuat 4 faktor, diantaranya kecuali….
Factor keturunan dan sisilah keluarga
Factor individu dan gaya hidup
Pengaruh sosial dan masyarakat
Kondisi tempat tinggal dan pekerjaan
Kondisi sosial ekonomi, budaya, dan lingkungan secara umum
3. Ada beberapa aspek analisis determinan Kesehatan menurut permenkes nomor 64 tahun 2015,
diantaranya kecuali…
Analisis perilaku
Keseatan inteligensia
Fisik dan karakter
Lingkungan yang strategis
Analisis pilitik Kesehatan, sosial serta ekonomi
Pada tahun 1987 Pusat Survei dan Pemetaan ABRI (Pussurta ABRI) menyatakan bahwa jumlah
pulau di Indonesia adalah sebanyak 17.508. Kondisi ini memicu disparitas aksesibilitas ibu dan
anak dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Kondisi yang sering kali diakibatkan oleh biaya
akses transportasi secara fisik berupa transportasi laut yang memiliki kecenderungan mahal. Pada
wilayah-wilayah tertentu, misalnya Papua, akses transportasi tidak bisa ditempuh melalui jalan
darat. Satu-satunya jalur transportasi yang bisa ditempuh hanya lewat udara, yang tentu saja jauh
lebih mahal lagi bila dibandingkan dengan transportasi laut
4. Pemaparan masalah pada kasus diatas termasuk determinan sosial Kesehatan dari segi…
Ekonomi
Geografi
Pendidikan
Budaya
Religi
5. Pemaparan masalah pada kasus diatas termasuk determinan sosial kesehatan ibu dan anak
menurut faktor…
Suku
Ekonomi
Religi
Bahasa
Politik