NIM: P27224021071
Seorang Ibu bernama Ibu Sarah berumur 23 tahun,beragama islam, pendidikan SMP, pekerjaan
sebagai Ibu rumah tangga, Ibu Sarah menikah dengan Pak Tono berusia 26 tahun, agama islam,
pendidikan SMA pekerjaan wiraswasta( penjaga toko), pasangan suami istri yang berasal dari
suku jawa dan tinggal bersama orang tuanya. Ibu Sarah sedang hamil anak pertama. Usia
kehamilan 7 minggu. Selama ini Ibu Sarah mendapat informasi dan nasihat tentang kehamilan
dari mertuanya.
Sudah 3 hari Ibu Sarah merasa pusing,lemas,dan pucat, kemudian Ibu Sarah memeriksa
keadaan dan kehamilannya ke Bidan desa tersebut yaitu Bidan Fitria, Bidan Fitria kemudian
mengecek keadaan Ibu Sarah seperti tensi,berat badan,tinggi badan, lingkar pangul, USG dan
lain-lain. Kemudian Bidan Fitria menganjurkan Ibu Sarah untuk melakukan cek darah untuk
membantu dan memastikan diagnosis Ibu Sarah. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan
bahwa kadar Hemoglobin (HB) Ibu Sarah 8 mg/dl dan dari USG tersebut didapatkan bahwa bayi
Ibu Sarah perempuan dan sungsang. Bidan Fitria emudian menyimpulkan bahwa Ibu Sarah
menderita anemia. Kemudian Bidan Fitria mengkaji pola makan, istirahat, pola aktivitas dan
lain-lain.
Dari hasil pengkajian tersebut ternyata di daerah tempat tinggal Ibu Sarah masih percaya pada
sihir dan hal-hal gaib. Pada saat istrinya hamil suaminya dilarang untuk membunuh binatang
karena diyakini akan membuat bayi yang dilahirkan lahir cacat dan didapatkan pantangan
makanan pada ibu hamil yang diyakini bahwa ibu hamil tidak boleh makan makanan yang amis
seperti protein hewani karena dipercaya bisa menyebabkan Asi Ibu hamil jadi berbau amis, jadi
Ibu Sarah selama masa kehamilan hanya makan nasi dengan sayur kemudian Ibu Sarah sering
mengkonsumsi jamu yang dianjurkan mertuanya agar setelah bayinya lahir tidak amis.
Kepercayaan tersebut diyakini dan dipatuhi oleh mertua dan semua anggota keluarga pihak lak-
laki.
Bidan Fitria kemudian menganjurkan Ibu Sarah untuk makan makanan sehat dan bergizi yang
mengandung banyak protein dan vitamin seperti ikan,ayam,telur,sayur dan buah , mengurangi
aktivitas yang berlebihan,sering berolahraga (jalan-jalan), dianjurkan untuk melakukan senam
hamil,istirahat yang cukup kemudian Bidan Fitria juga memberikan obat atau vitamin
penambah darah (zat besi) untuk diminum Ibu Sarah secara rutin.
Mendengar bahwa bayi Ibu sarah sungsang dari hasil USG mertua Ibu Sarah membawa Ibu
Sarah ke dukun bayi untuk dipijatkan perutnya. Setelah beberapa hari ternyata keadaan Ibu
Sarah tidak kunjung membaik karena Ibu Sarah tidak bisa atau jarang minum obat yang
diberikan dokter, serta tetap tidak mau makan makanan bergizi dengan alasan tidak
diperbolehan oleh mertuanya yang sangat menganut budaya setempat.Akhirnya Ibu Sarah
harus dirawat inap di Rumah Sakit.
Ibu- Ibu di Desa Mollo Tengah masih memegang teguh tradisi yang sudah ada secara turun
menurun di desanya Budaya masyarakat Suku Timor Kabupaten Timor Tengah Selatan ( TTS)
yaitu ibu nifas diharuskan melahirkan di rumah bulat dan mendapat perawatan selama 40 hari
oleh seorang dukun. Perawatan ini biasanya berupa pantangan makan tertentu, panggang api
dan tatobi ketentuan atau pantangan ini harus diikuti oleh ibu nifas tersebut dan tidak boleh
keluar keluar selama 40 hari kecuali ke kamar mandi.
Budaya pangggang api yaitu ibu nifas diharuskan berdiam diri di dekat tungku atau bara api
yang terus terusan menyala selama beberapa hari agar ibu dan bayinya berada dalam keadaan
hangat selain itu hal ini juga bertujuan untuk mengembalikan kekuatan tubuh ibu setelah
melahirkan dan mencegah ibu menjadi gila. Selain itu ibu nifas juga harus menjalani tradisi
Tatobi yaitu mengompres air panas mendidih pada seluruh bagian tubuh dengan cara
menekan-nekan pada daerah perut dan bagian luka yang ada setelah melahirkan hal ini
bertujuan untuk menangkal sakit berat pada wanita setelah melahirkan dan membuat bayi
menjadi kuat dan tidak lemas.
Dalam mengatasi kasus ini bidan kemudian melakukan penyuluhan dan konseling tentang
perawatan kehamilan dan kesehatan, pentingnya gizi bagi ibu hamil, imunisasi anak, KB,
pertolongan persalinan yang memadai, pantangan makan, tradisi panggang dan tatobi. Bidan
sudah menganjurkan untuk tidak berpantangan makan karena akan berakibat pada anemia,gizi
kurang, ASI tidak lancar dan juga terhambatnya proses penyembuhan luka. Pada proses
panggang ibu nifas harus memperhatikan jarak bara api dengan tempat tidur jangan sampai
terjadi luka bakar pada kulit, juga untuk sesekali keluar dari rumah agar tidak terus menerus
menghirup asap pembakaran dan juga sebelum tatobi ibu nifas harus dioles dulu badannya
dengan minyak kelapa murni dan sebaiknya menggunakan air hangat saja jangan air panas atau
mendidih.
Meskipun bidan telah berusaha untuk memberikan penyuluhan dan informasi kesehatan ibu
ibu ini masih tetap melakaukan tradisi tersebut karena meraka menganggap itu adalah tradisi
turun menurun mereka dan bidan dianggap tidak boleh mencampuri atau mengubah budaya
mereka karena bidan merupakan orang luar yang bukan berasal dari kelompok mereka. Tetapi
mereka sudah mengikuti saran bidan untuk berhati hati saat melakukan tradisi tersebut
Analisis: Proses melahirkan merupakan proses yang penuh dengan resiko kematian baik
ibu maupun bayi oleh karena itu proses melahirkan harus dilakukan oleh tenaga ahli
yang profesional seperti dokter atau bidan
Analisis : membatasi jenis makanan tertentu pada saat kehamilan dapat berakibat
anemia, gizi kurang, ASI tidak lancar dan juga terhambatnya proses penyembuhan luka
karena Ibu hamil tidak mendapat nutrisi yang cukup.ibu hamil harus makan makanan
bergizi seimbang seperti karbohidrat, protein, serat, vitamin dan mineral.
5. Tradisi Tatobi
Analisis: budaya ini juga sangat berbahaya karena dapat menimbulkan infeksi pada
organ tubuh yang luka terlebih organ reproduksi ( perineum) karena mengompres dan
menekan pada area luka dengan cara yang tidak steril