NIM : 841191007 Prodi/Smester : DIII-keperawatan/4 (empat)
Resume Kajian Empiris pada Budaya Madura
A. Makanan yang dilarang Makanan yang di larang dan makanan anjuran yang berlaku untuk ibu hamil di etnis madura terdiri dari pangan hewani, sayuran, buah, dan minuman. Makanan yang paling banyak di larang adalah cumi-cumi, udang, nanas, kol, dan air es yang manis. Makanan yang di larang untuk di konsumsi karena di percaya dapat membuat bayi memiliki sifat dan bentuk fisik seperti hewan tersebut. Ibu hamil yang mengkonsumsi udang di khawatirkan janin atau bayinya akan melengkung seperti bentuk fisik udang dan bayi akan sulit atau tidak mau keluar saat proses persalinan seperti sifat udang yang suka bersembun yi di dalam pasir. B. Kasus Sebuah keluarga di daerah Madura yang istrinya (Ny. B) seorang petaniyang berumur 28 tahun dan suaminya (Tn. B) seorang nelayan berumur 30 tahunyang pulang ke rumah seminggu sekali. Mereka bersuku Madura beragamaislam yang sangat berpegang teguh pada ajarannya. Suatu ketika istrinya hamil,dia lebih banyak mengonsumsi nasi dan sedikit mengonsumsi sayuran, dansangat jarang mengonsumsi telur dan susu, konsumsi daging pun sangat kurang,dan hanya mengkonsumsi ikan, itu pun jumlahnya sangat tidak mencukupi. Diajuga sering memeriksakan kehamilannya kepada dukun beranak yang ada didesanya karena tidak percaya dengan tenaga profesional. Setalah sembilan bulan, dia mulai merasakan kontraksi yang hebat.Kemudian oleh sang suami dibawa ke rumah seorang dukun yang berada didesanya. Setelah satu jam ditangani oleh dukun tersebut, ternyata bayi (bayi B) ibu tersebut memiliki berat badan yang kurang dari 2400 gram. Bapak dan ibubayi tersebut khawatir dengan kondisi bayinya yang kurang dari berat ideal (3000gram). Dukun bayi tersebut kebingungan dan tidak bisa berbuat apa-apa karenadukun tersebut tidak memiliki peralatan medis sama sekali. Bapak dan ibu tersebut kebingungan karena dukun yang dipercayainyatidak bisa membantu sang bayi. Akhirnya mereka membawa bayi mereka pulangke rumah. Setelah dua hari bayi tersebut berada di rumah, bayi tersebutmengalami demam yang cukup tinggi. Kemudian oleh kedua orang tuanya, sangbayi di bawa ke seorang dukun yang dipercayai keluarganya secara turun-menurun oleh keluarganya. Dukun tersebut memberikan sebotol air untukdiberikan kepada sang bayi. Beberapa hari kemudian air yang diberikan oleh kyai itu habis, tetapi sangbayi masih demam. Tetangga mereka yang menjadi seorang perawatmenyarankan kepada mereka untuk membawa sang bayi ke rumah sakit agarmendapat penangan medis. Orang tua sang bayi tidak mau karena mereka tidakpercaya pada tenaga medis yang proposional. Akhirnya sang bayi dibawa kerumah dukun lagi, karena mereka sangat percaya kepada pengobatan alternatif. Sang dukun menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit, karena sang dukuntidak mampu mengatasi keadaan sang bayi. Keesokan harinya, mereka membawa bayi mereka ke sebuah rumahsakit. Setelah diperiksa, bayi tersebut berat badannya kurang karena dari factorsang ibu pada saat hamil hanya mengkonsumsi nasi, sedikit jenis sayuran,sangat jarang mengkonsumsi telur dan susu. Padahal makanan tersebut sangatbermanfaat bagi kesehatan karena protein berperan untuk mendukungperkembangan tubuh dan sel otak, manfaat sayur bagi kesehatan yaitumembentuk sel darah merah untuk sang ibu dan mencegah anemia bagi sangbayi, dan manfaat susu bagi kesehatan yaitu membentuk tulang dan gigi bayi. Sehingga diduga untuk bayi yang berat badannya kurang dari berat idealbayi baru dilahirkan karena efek dari sang ibu yang kurang mengkonsumi sayur,telur, protein, dan susu. Jadi untuk menghindari bayi lahir dengan berat badankurang ideal yaitu dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna secararutin. C. Pengkajian a. Factor teknologi Dalam hal ini, klien tidak memanfaatkan dan menerepkan kemajuan dari teknologi kesehatan yang telah ada. Hal tersebut bisa dilihat dari klien memilih memeriksakan kesehatab dan melakukan proses persalinan pada dukun yang ada di sekitar tempat tinggalnya. b. Factor agama dan falsafah hidup Pasien beragama islam, dan memeluk erat agama islam. Ini terbukti darimereka lebih memilih ke dukun yang berjenis kelamin perempuan. Dalam agamaislam melarang seseorang yang bukan mahramnya untuk berdekatan atau bersinggungan. c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga Klien sangat dekat dengan keluarga nya hubungan nya harmonis, ditinjau dari suaminya yang mengantarkannya ke dukun beranak dan ke rumahsakit. Menunjukkan bahwa pasien juga dekat dengan keluarganya. Dan sangatpatuh terhadap tradisi keluarga terbukti mereka mengutamakan bersalin kedukun beranak. d. Nilai budaya dan gaya hidupe. Gaya hidup dalam klien ini membutuhkan pembenaran dan pendekatan perawat dalam pemilihan bantuan proses persalinan dan kebiasaan dariklien yang lebih banyak mengonsumsi nasi dan sedikit mengonsumsisayuran, serta sangat jarang mengonsumsi telur dan susu, konsumsi daging pun sangat kurang, dan hanya mengkonsumsi ikan, itupun jumlahnya sangat tidak mencukupi. e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku Dari hasil analisa kasus, klien sangat mengandalkan dukun beranak desa tempat tinggalnya. Klien juga memerlukan pembenaran tentang “kebiasaan makan yang tidak bergizi” dari perawat, agar klien mengikuti peraturan yang berlaku di rumah sakit dengan mengganti konsumsi nasi dan sedikit mengonsumsi sayuran, serta sangat jarang mengonsumsi telur dan susu,konsumsi daging pun sangat kurang, dan hanya mengkonsumsi ikan menjadi makanan berprotein tinggi. f. Faktor ekonomi Hasil analisa kasus didapatkan bahwa klien merupakan seorang yang kurang berkecukupan dalam keluarganya. Ditinjau dari sudut pekerjaan nya,yaitu petani dan suaminya seorang nelayan. Serta ditinjau dari kendaraan becakyang di pakainya menuju dukun beranak dan rumah sakit. g. aktor Pendidikan Di tinjau dari kasus, klien merupakan orang yang berpendidikan rendah.Karena dilihat dari segi pekerjaannya dia seorang buruh tani, dan suaminya yang merupakan seorang nelayan. Hanya saja klien beserta keluarganya kurang mengetahui bahwa makan cabai setelah melahirkan itu dianggap kurang baik. D. Intervensi a. Memberikan pemahaman terhadap klien melalui pengetahuan kesehatan tentang budaya masyarakat madura yang lebih mempercayai pengobatan alternatif daripada pengobatan secara medis. b. Memberikan solusi bahwa ketika hamil mengkonsumsi makanan 4 sehat5 sempurna secara rutin dan proses melahirkan dibantu oleh tenaga kesehatan professional. c. Melakukan penyuluhan tentang pengobatan secara medis yang dilakukan sebagai penanganan pertama sebelum melakukan pengobatan alternatif. Negosiasi dengan pendekatan problem solving ini diharapkan dapat meluruskan persepsi klien. Maka perawat harus mampu mengubah budaya klien.Hanya saja dalam pelaksanaan tindakannya tidak dapat langsung menyalahkantetapi dengan dukungan, dengan pemberian informasi yang kuat dan dengan penuh kesabaran memberikan informasi tentang bahayanya bagi kesehatan sibayi.