DOSEN PENGAMPU :
Ns Masmuri,M.Kep
DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
C. Peran keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi
dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan
pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
1. Peran formal
Peran formal adalah peran yang nampak jelas dan bersifat eksplisit yaitu
peran berdasarkan posisi setiap kandungan struktur peran keluarga, yaitu :
a) Peranan ayah : sebagai suami dan ayah dari anak-anak berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b) Peran ibu ; sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
di dalam keluarganya.
c) Peran anak –anak : anak – anak melaksanakan peranan psiko-sosio sesuai
dengan tingkatan perkembangannya baik fisik, mental, social dan
spiritual.
2. Peran informal
Peran informal adalah peran yang tertutup dan bersifat implisit, biasanya
tidak nampak kepermukaan dn hanya dimainkan untuk memenuhi kebutuhan
kebutuhan emosional individu dan untuk menjaga keseimbangan dalam
keluarga, yaitu : pendorong, pengharmonis, inisiator – kontributor,
pendamai, keras hati, sahabat, kambing hitam keluarga, penghibur,
penghalang, perawat keluarga, dominator, koordinator, penghubung
keluarga, saksi.
3. Fungsi keluarga
Fungsi – fungsi keluarga biasanya didefinisikan sebagai hasil atau
konsekuensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang paling
berhubungan erat saat mengkaji dan mengintervensi keluarga menurut
Friedman (1998) adalah sebagai berikut :
a) Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih,
serta saling menerima dan mendukung.
b) Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan individu
keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar
berperan di lingkungan sosial.
c) Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d) Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, seperti sandang, pangan dan papan.
e) Fungsi perawatan kesehatan adalah kemampuan keluarga untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
D. Tahap – tahap dan tugas perkembangan keluarga
Menurut Duval, (1997), daur atau siklus kehidupan keluarga terdiri dari delapan
tahap perkembangan, yaitu :
1. Tahap I, pasangan baru menikah (Keluarga Baru)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah membina hubungan
perkawinan yang saling memuaskan, membina hubungan harmonis dengan
saudara dan kerabat, dan merencanakan keluarga (termasuk merencanakan
jumlah anak yang diinginkan).
2. Tahap II, keluarga menanti kelahiran (Childbearing Family) atau anak tertua
adalah bayi pperusia kurang dari 1 bulan. Tugas perkembangan pada tahap
ini adalah menyampaikan anggota keluarga baru (bayi dalam
keluarga), ,e,bagi waktu untuk individu, pasangan dan keluarga.
3. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah anak tertua 2,5 tahun sampai
dengan 6 tahun. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah
menyatukan kebutuhan masing – masing anggota keluarga antara lain ruang
atau kamar pribadi dan keamanan mensosialisasiklan anak – anak,
menyatukan keinginan anak – anak yang berbeda, dan memperhatikan
hubungan yang “sehat” dalam keluarga.
4. Tahap IV, keluarga dengan anak sekolah atau anak tertua berusia 7 sampai
12 tahun, tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah
mensosialisasikan anak – anak termasuk membantu anak – anak mencapai
prestasi yang baik disekolah, membantu anak – anak membina hubungan
dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yangg
memuaskan dan memenuhi kebutuhan kesehatan masing – masing anggota
keluarga.
5. Tahap V, keluarga dengan remaja atau dengan anak tertua usia 12 sampai 20
tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah mengimbangi kebebasan
remaja dengan tanggung jawab yang sejalan dengan maturitas remaja,
memfokuskan kembali hubungan perkawinan, dan melakukan komunikasi
yang terbuka di antara orang tua dengan anak – anak remaja.
6. Tahap VI, keluarga dengan anak dewasa (pelepasan). Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah menambah anggota keluarga dengan
kehadiran anggota keluarga yang baru memulai pernikahan anak – anak yang
telah dewasa, menata kembali hubungan perkawinan, menyiapkan datangnya
proses penuaan, termasuk timbulnya masalah – masalah kesehatan.
7. Tahap VII, keluarga usia pertengahan. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini adalah mempertahankan kontak dengan anak dan cucu, memperkuat
hubungan perkawinan, dan meningkatkan usaha promosi kesehatan.
8. Tahap VIII, keluarga usia lanjut. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah
menata kembali kehidupan yang memuaskan, menyesuaikan kehiduppan dan
penghasilan yang berkurang, mempertahankan hubungan perkawinan,
menerima kehilangan pasangan, memperhatankan kontak dengan
masyarakat, dan menemukan arti hidup.
Tugas perkembangan keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman
(1981) adalah :
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3. Memberikan keputusan untuk pada anggota keluarga yang sakit, dan yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dengan lembaga –
lembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan kesehatan yang baik.
D. Manifestasi klinik
Gambaran klinis Artritis rematoid sendiri sangat bervariasi
bergantung pada keluhan yang ada, pada stadium awal biasanya ditandai dengan
gangguan keadaan umum berupa malaise, penurunan berat badan, rasa capek,
sedikit panas dan anemia. Gejala lokal yang terjadi berupa pembengkakan,
nyeri, kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam dan gangguan gerak pada
sendi metakarpofalangeal. Pada stadium lanjut terjadi keusakan sendi dan
deformitas yang bersifat permanent, selanjutnya timbul ketidakstabilan sendi
akibat ruptur tendo/ ligament yang menyebabkan deformitas rematoid yang
khas berupa deviasi ulnar jari, deviasi radial, serta valgus lutut dan kaki.
E. Penatalaksanaan Medis
Menurut Randall King, MD, ( 2003 ) penatalaksanaan medis untuk Atritis
Rematoid yaitu :
1. Sendi yang meradang diistirahatkan selama eksaserbasi.
2. Kompres panas pada sendi-sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat
mengurangi nyeri.
3. Latihan gerak sendi agar tidak terjadi kekakuan, sedikitnya dua kali sehari.
4. Alat – alat pembantu dan adatif mungkin diperlukan untuk memerlukan
aktivitas kehidupan sehari – hari.
5. Terapi pengobatan yaitu bagian yang penting dari seluruh program
penatalaksanaan penyakit ini. Obat – obatan dipakai untuk mengurangi
nyeri, meredakan peradangan, dan untuk mencoba mengubah perjalanan
penyakit, seperti : aspirin, obat anti – inflamasi nonsteroid siskemik dan
senyawa emas.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TAHAP LANSIA
PADA Ny. S DENGAN ARTRITIS REMATOID
A. Identitas keluarga
1. Kepala Keluarga
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2. Komposisi Keluarga
3. Genogram
4. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. A adalah keluarga dengan tipe keluarga besar(extended family )
Dimana di dalamnya ayah, ibu, anak, menantu dan cucu
5. Latar Belakang Budaya
Keluarga Tn. A adalah suku Sunda, dalam berkomunikasi keluarga menggunakan
bahasa Sunda. Keluarga Tn.A tidak memiliki kebiasaan khusus yang
mempengaruhi kesehatan seperti pantangan terhadap makanan keluarga sering
berobat ke fasilitas kesehatan atau langsung berobat ke mantri.
6. Identifikasi agama
Di dalam keluarga Tn. A menganut agama islam dan menjalankan kewajiban
shalat lima waktu, semua aktifitas yang dilakukan tidak boleh bertentangan
dengan ajaran agama islam.
7. Rekreasi Keluarga
Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi keluar kota. Waktu
luang biasanya digunakan untuk menonton TV atau berbincang dengan anggota
keluarga lainnya.
D. Lingkungan
1. Karakteristik rumah