KEPERAWATAN MATERNITAS 1
“ASUHAN KEPERAWATAN TRANSCULTURAL NURSING”
DOSEN PENGAMPU: Ns. DWI SRI HANDAYANI, S.Kep., M.Kep
DISUSUN OLEH:
2021
Deskripsi Cerita
Di dalam tradisi adat jawa yang mempunyai anggota keluarga sedang hamil atau nifas,
alasannya terkait dengan budaya untuk mempertahankan kesehatan individu dan keluarga
menurut persepsi keluarga. melalukan upacara puputan dan penguburan placenta, serta
pantangan dan kebiasaan yang harus dilakukan saat ibu hamil dan nifas.
Upacara Puputan
Upacara puputan akan dilakukan saat tali pusar terlepas dari perut bayi. Sebagaimana
diketahui, tali pusar bayi akan mengering dan terlepas dengan sendirinya. Pada saat inilah,
upacara puputan atau yang dalam Bahasa Jawa disebut sebagai puput puser ini dilakukan.
Tujuannya untuk memohon keselamatan bagi bayi yang besangkutan.
Pada bayi perempuan, upacara puputan ini dilakukan dengan cara menutup pusar yang
baru saja mengering dengan sepasang ketumbar. Sementara itu, pada bayi laki-laki, pusar ini
ditutupi dengan sepasang merica.
Sebelum mengadakan upacara puputan ini, pihak orang tua atau keluarga biasanya akan
memagari sekeliling rumah dengan benang Lawe. Setelahnya, pintu rumah diberi beberapa
dedaunan seperti daun nanas, daun lolan, daun widara, dan daun girang. Pintu rumah juga
dicoreti dengan injet dan jelaga serta dipasangi duri-durian yang berasal dari pohon kemarung.
Hal ini bertujuan untuk menolak sawan atau mahluk halus yang bisa membuat bayi ketakutan
atau jatuh sakit.
Upacara Penguburan Placenta
Upacara pembuangan placenta pada umumnya dikuburkan dengan alasan agar tidak dimakan
binatang buas. Perjalan sampai penguburan placenta dimasukan kendil kemudian digendong
bapak. Alat penyerta dalam pembuangan ini pada umumnya adalah jarum, benang, pensil, dan
empon- empon.
Pantangan ketika Hamil dan Nifas
Perilaku yang menjadi pantangan ketika hamil dan diataranya adalah:
- tidak boleh kerokan,
- tidak boleh minum panas
- dilarang membunuh hewan
Pantangan ini bukan hanya berlaku bagi ibu hamil, melainkan juga para suami. Membunuh
hewan dipercaya bisa berimbas pada janin yang berada dalam kandungan. Jika dilanggar maka
bayi Anda bisa terlahir cacat atau bahkan mengalami keguguran.
- Suami Ibu Hamil Dilarang Berburu
Suami dari wanita hamil dilarang memancing atau berburu semua jenis hewan. Menurut mitos
Jawa, suami yang memancing atau berburu bisa menyebabkan bayi dalam kandungan
mengalami cacat atau bibir sumbing.
Pantangan ketika nifas adalah:
- tidak boleh banyak gerak sampai 40 hari,
- tidak boleh banyak minum.
- adanya larangan ibu dan anak untuk tidur pada saat maghrib. Hal ini dikarenakan akan
menyebabkan ibu dan anak menjadi sakit.
- ibu dilarang untuk makan ikan laut serta daging ayam. Hal ini dipercaya akan memperlambat
penyembuhan luka pada ibu setelah melahirkan.
- ibu dilarang meminum banyak air karena dikhawatirkan akan memperlambat penyembuhan
luka.
Yang dianjurkan ketika Hamil dan Nifas
Sedangkan yang dianjurkan ketika hamil diantaranya minum jamu sehat dan ketika nifas antara
lain memakai pilis, duduk kaki lurus dan rapat serta minum jamu.
B. Pengkajian
1. Faktor Teknologi
a) Mrs Fatimah mengalami pusing , pucat dan lemas sejak 3 hari yang lalu dan mengeluh keluar
air sejak tanngal 2 November pukul 22.00WIB
b) Percaya pada adat di daerah tersebut yaitu tradisional jawa.
2. Faktor Agama dan Filsafah Hidup
a) Daerah yang disesuaikan adalah Islam .
b) Mrs Fatimah dan keluarganya percaya bahwa membunuh hewan berdampak pada janin dalam
kandungan , tidak hanya pada Wanita tetapi juga pada Wanita tetap juga pada suami.
c) Mrs. Fatimah jugah dilarang memancing atau berburu segala jenis binantang.
d) Mrs.Fatimah juga dilarang memancing atau berburu segala jenis binatang
e) Mrs. Fatimah sering mengkonsumsi jamu -jamuan yang dianjuturkan oleh orang tuanya agar
setelah bayi lahir bukan Ikan.
f) Mrs. Fatimah dilarang oleh orang tuanya untuk tidak banyak bergeraak selama 40 hari dan
tidak banyak bergerak selama 40 hari dan tidak banyak minum air putih karena dikhawatirkan
akan memperlambat proses penyebuhan luka.
g) Dilarang makan ikan laut dan ayam ini dipercaya dapat memperlambat penyembuhan luka
pada Ibu.
a) Ny. Fatimah memeriksakan keadaan dan kehamilanya di RS. Ibu mengeluh keluar air sejak
tanggal 2 November pukul 22.00wib
b) Klien di periksa keadaannya TTV , lITFU, LII,LII, LIV, pasien diminta untuk mengosumsi
obat penambah darah
c) NY. Fatimah merasakan pusing , pucat, dan lemah selama 3 hari teerakhir.
6. Faktor Ekonomi
a) Pekerjaan klien bekerja sebagai Ibu rumah tangga
b) Sumber Biaya Pengobatan ; klien dan keuarga telah menyiapkan tabungan untuk pengiriman
klien.
7. Faktor Pendidikan ;
a) Mrs. Fatimah adalah seorang Ibu rumah tangga dan suaminya adalah seorang pengusaha .
b) Setelah diagnosis anemia dan bayi lahir sebelum plasenta . kemampuan Ibu klien masih
minim karena masih percaya pada hal-hal supranatural daripada medis
C. Analisis Data
D. Diagnosa
No Diagnosa
.
1. Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
2. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan disorientasi sosiokultur.
3. Ketidakefektifan proses kehamilan-melahirkan berhubungan dengan kurang pengetahuan
proses kehamilan-melahirkan ditandai dengan klien tidak percaya dan tidak menerima
diagnosa dari dokter dan lebih memilih menkonsumsi jamu sehat, klien mempunyai
pantangan makan ikan laut, klien minum jamu agar anaknya tidak amis.
E. Perencanaan Keperawatan
No Dx Tujuan Intervensi
.
1. 1 Setelah diberikan asuhan keperawatan Melakukan pendekatan dengan cara
selama (1x24 jam) diharapkan klien patuh Cultural Care
dalam mengikuti pengobatan, dengan Preservation/Maintenance:
kriteria hasil: Memelihara komunikasi yang sedang
Klien bersedia untuk minum obat dan terjadin dengan baik tanpa ada
voitamin yang sudah diresepkan oleh masalah karena budaya) antara klien
dokter. dengan perawat, maupun klien dengan
Klien menerima diagnosa anemia. dokter, atau klien dengan tenaga
kesehatan lain.
Identifikasi perbedaan konsep antara
perawat dan Ny. Fatimah.
Perawat harus tenang dan tidak
tergesa dalam berinteaksi dengan
Ny. Fatimah.
Perawat bisa mendiskusikan
perbedaan budaya yang dimilikinya
dengan Ny. Fatimah.
2. 2 Setelah diberikan asuhan keperawatan Melakukan pendekatan dengan cara
selama (1x24 jam) diharapkan klien tidak Cultural Care
mengalami gangguan interaksi sosial. Accomodation/Negotiation:
Dengan kriteria hasil: Perawat menjelaskan dengan Bahasa
Klien dan keluarga tidak mengalami yang mudah dipahami oleh klien.
kesalahpahaman dalam hal Dalam perencanaan keperawatan,
kepercayaan. perawat bisa melibatkan keluarga
Klien dan keluarga dapat menerima klien.
serta memahami perbedaan persepsi Apabila konflik tidak terselesaikan,
yang mendukung kesehatan klien. bisa melakukan negosiasi dimana
kesepakatan berdasarkan
pengetahuan biomedis, pandangan
klien, dan standar etik.
3. 3 Setelah diberikan asuhan keperawatan Melakukan pendekatan dengan cara
selama (1x24 jam) diharapkan klien Cultural Care
memahami tentang penyakit yang Repartening/Reconstruction:
dialaminya dan cara penanganannya. Perawat memeberi kesempatan
Dengan kriteria hasil: kepada klien untuk memahami
Klien mengatahui dan mengerti jenis informasi yang diberikan dan
makanan yang dapat meningkatkan melaksanakannya.
kondisi kesehatannya. Perawat menentukan tingkat
perbedaan klien melihat dirinya dari
budaya kelompok.
Gunakan pihak ketiga bila perlu.
Jelaskan terminology gejala pasien
dengan Bahasa yang mudah
dipahami oleh klien dan keluarga.
Beri informasi kepada klien tentang
sistem pelayanan kesehatan.
Ketidakefektikan
2. proses kehamilan Parent Education:
melahirkan
Infant
3. Menentukan
Anemia pengetahuan orangtua
dan kesiapan dan
kemampuan orang tua
untuk mempelajari
perawatan bayi
Pemantuan status
kesehatab bayi , dan
status immunisasi
Menyediakan informasi
tentangtentang
karakteristik perilaku bayi
baru lahir
Demonstrasikan teknik
menenangkan bayi
Sediakan informasi
tentang membuat
lingkungan aman untuk
bayi