Anda di halaman 1dari 1

Stunting menjadi Masalah gizi indonesia pada tahun 2021- 2022 Penurunan prevalensi stunting

dipengaruhi oleh 4 masalah gizi, yakni weight faltering, underweight, gizi kurang, dan gizi buruk. 

Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) bersama dengan berbagai stakeholder, mulai dari
Setwapres, Bappenas, BPS, Kemendagri, Poltekkes Dinkes Provinsi dan Kabupaten Kota, serta
para pakar dari berbagai universitas. Melakukan survei terhadap angka stunting, balita wasting
(penurunan berat badan), underweight (berat badan kurang), dan overweight (berat badan
berlebih).

Macam permasalahan

1. Stunting

stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat


kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi
badannya berada di bawah standar . Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun
2022 menunjukkan bahwa terjadi penurunan angka stunting sebesar 2,8 % dibandingkan
dengan 2021.

“Angka stunting tahun 2022 turun dari 24,4 % [tahun 2021] menjadi 21,6 %. Jadi turun
sebesar 2,8 %.” Ungkap Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK),
Syarifah Liza Munira pada kesempatan yang sama

Untuk dapat mencapai target 14 % di tahun 2024 diperlukan penurunan secara rata rata
3,8 % per tahun

2. Wasting adalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu hingga total berat
badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan atau berat badan berdasarkan tinggi
badannya rendah (kurus) dan menunjukkan penurunan berat badan (akut) dan parah.angka
wasting naik 0.6 % dari 7,1 % pada 2021 menjadi 7,7 % pada 2022
3. Underweight dapat diartikan sebagai berat badan rendah akibat gizi
kurang. Underweight adalah kegagalan bayi untuk mencapai berat badan ideal, yang
kemudian juga bisa mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, sesuai usianya, dalam
jangka waktu tertentu. Gangguan ini bisa disebabkan karena bayi kekurangan energi dan
zat-zat gizi yang dibutuhkan sesuai usianya.Sementara underweight naik 0,1 % dari 17,0
pada 2021 dan 17,1 % pada 2022. Underweight adalah kondisi saat berat badan anak
berada di bawah rentang rata-rata atau normal.
4. Kemudian pada kasus balita overweight terjadi penurunan 0,3 % dari 3,8 % tahun 2021
menjadi 3,5 % pada 2022.

Anda mungkin juga menyukai