Anda di halaman 1dari 14

Kejadian Stunting

pada Anak Usia


Dini di Indonesia
KELOMPOK
1. 1 2211121005
Aisha Dwi Saptriati
2. Diah Ayu Natasya 2211121004
3. Fitri Kurniawati 2211122015
4. Ahzili Lisadri 2211121008
5. Tria Nofelia 2211122005
6. Adelia Putri 2211122007
7. Nurhalimah Septriyani
2211122009
8. Yensi Pahrini 2211121003
Definisi Stunting
Stunting adalah keaadaan gagal tumbuh pada balita akibat
kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek dari standar
WHO 2005.

Stunting merupakan permasalahan gizi di dunia, ada 165 juta


balita di dunia dalam kondisi pendek (stunting). Delapan puluh
persen balita stunting tersebar pada 14 negara di dunia dan
Indonesia menduduki rangking ke lima negara dengan jumlah
stunting terbesar.
Indikator Stunting (menurut
WHO)
Untuk mengidentifikasi anak yang mengalami stunting, WHO
pun menggunakan indikator Tinggi Badan untuk Umur (TB/U)
anak dengan rincian sebagai berikut:
• Tinggi Badan untuk Umur anak berada di bawah -2 standar
deviasi/ kurang dari persentil ke-2 dari median referensi
pertumbuhan WHO.
• Stunting parah jika Tinggi Badan untuk Umur anak berada di
bawah -3 standar deviasi atau kurang dari persentil ke-1 dari
median referensi pertumbuhan WHO.
Sebagai contoh, berdasarkan referensi pertumbuhan WHO, untuk
anak laki-laki berusia 2 tahun, tinggi median anak adalah 87,8 cm,
di mana tinggi di minus 3 standar deviasi adalah 78,7 cm, minus 2
adalah 81,7, dan minus 1 adalah 84,8. Dengan demikian, anak yang
memiliki tinggi di bawah 78,7 dikategorikan mengalami stunting.
Kategori Stunting
Menurut
KEMENKES
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1995/MENKES/SK/XII/ 2010 tentang Standar Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak, seorang balita dikatakan stunting bila nilai ambang
batas (zscore) nya -3SD sampai dengan kurang dari -2SD dan
dikategorikan sangat pendek jika nilai z-scorenya kurang dari -3SD dari
indeks panjang badan atau tinggi badan menurut umurnya.
Pravalensi Stunting di Indonesia
Prevalensi stunting di Indonesia mengalami fluktuatif dari tahun
ketahun. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi
stunting anak balita di Indonesia sebesar 30,8%. Angka tersebut mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2013 (37,2%) dan tahun 2010 (35,6%).
Menurut WHO, masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila
prevalensi stunting lebih dari 20%. Artinya, secara nasional masalah
stunting di Indonesia tergolong kronis, terlebih lagi di 14 provinsi yang
prevalensinya mebibit angka nasional. Anak yang mengalami stunting
berdampak pada pertumbuhan yang terhambat dan bersifat irreversible.
Dampak stunting dapat bertahan seumur hidup dan mempengaruhi generasi
selanjutnya.
30,8 27,67 26,92 24,4

2018

2019 2020 2021

Angka Prevalensi Stunting Nasional Tahun


2018-2021

Selama 4 tahun terakhir dari tahun 2018-2021 angka prevalensi


Stunting Nasional mengalami penurunan angka, hal ini tentunya
sejalan dengan apa yang diharapkan. Pada gambar diatas terlihat
bahwa pada tahun 2021 angka stunting di Indonesia sebesar 24,4%
dan pada tahun 2022 sebanyak 21,6%
Dampak Stunting
Pengaruh Negatif Stunting terhadap Perkembangan
Kognitif Anak
Stunting memiliki pengaruh negatif terhadap kemampuan
kognitif pada anak, seperti lebih rendahnya IQ dan kurangnya hasil
prestasi akademik. Stunting memiliki implikasi biologis terhadap
perkembangan otak dan neurologis yang diterjemahkan kedalam
penurunan nilai kognitif yang berdampak pada kurangnya prestasi
belajar. Stunting merupakan proses panjang yang dimulai dari
masa prakonsepsi dimana kesehatan ibu sangat mempengaruhi
kesehatan anak yang dilahirkannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
stunting pada anak usia dini
Tingkat Asupan Energi 04 Tingkat Pendapatan
Keluarga

Berat Badan Lahir


05 Pola Asuh

Tingkat Pendidikan Ibu 06 Keragaman


Pangan
Cara Penanggulangan Stunting

Memberikan asupan Meningkatkan


energi yang cukup pengetahuan ibu
melalui program tentang gizi dan
makanan tambahan kesehatan

Memberikan asupan zat gizi


Membuka lapangan
dan tablet Fe pada ibu hamil
pekerjaan sehingga
agar perkembangan janin
dapat memenuhi
optimal dan lahir dengan berat
kebutuhan gizi
badan normal
keluarga
Memberikan penyuluhan Memberikan penyuluhan
tentang pola asuh tentang makanan beragam
dan pelatihan pemanfaatan
pekarangan sebagai kebun
sayur.
Kesimpulan
Stunting adalah suatu kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan,
sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya sebagai akibat dari masalah
gizi kronis yaitu kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak usia dini adalah
asupan energi, berat badan lahir, tingkat pendidikan ibu, tingkat pendapatan keluarga,
pola asuh dan keragaman pangan. Intervensi yang dapat dilakukan yaitu : 1.
Memberikan asupan energi yang cukup melalui program makanan tambahan 2.
Memberikan asupan zat gizi dan tablet Fe pada ibu hamil agar perkembangan janin
optimal dan lahir dengan berat badan normal 3. Meningkatkan pengetahuan ibu
tentang gizi dan kesehatan 4. Membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat
memenuhi kebutuhan gizi keluarga 5. Memberikan penyuluhan tentang pola asuh 6.
Memberikan penyuluhan tentang makanan beragam dan pelatihan pemanfaatan
pekarangan sebagai kebun sayur
Daftar Pustaka
Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririanty, M. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting
pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and
Urban Areas). Pustaka Kesehatan, 3(1), 163–170.
Daracantika, A., Ainin, A., & Besral, B. (2021). Pengaruh negatif stunting terhadap perkembangan kognitif
anak. Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan (BIKFOKES), 1(2), 124134.
Nugroho, RM., Sasongko, RN., & Kristiawan, M. (2021). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian
Stunting pada Anak Usia Dini di Indonesia. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 2269-2276.
Pediasure. 2023. Apa Saja Indikator Stunting Menurut WHO?. (
https://pediasure.co.id/article/apaindikator-stunting-menurut-who#indikator-stunting-menurut-who. Di akses 22
September 2023).
Rahman, H., Rahmah, M., & Saribulan, N. (2023). UPAYA PENANGANAN STUNTING DI INDONESIA
Analisis Bibliometrik dan Analisis Konten. Jurnal Ilmu Pemerintahan Suara Khatulistiwa (JIPSK), 7(1), 44-62.

Anda mungkin juga menyukai