Anda di halaman 1dari 39

KOORDINASI LINTAS SEKTOR (LINSEK) DALAM

UPAYA PELAKSANAAN PERCEPATAN


PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

OLEH :
DEWI RAHAYU RATNAWATI, S.Gz
UPTD PUSKESMAS CARINGIN
BANDUNG, 24 SEPTEMBER 2022
INTRODUCTION
3

PRIMARY GOALS
4

agenda AREAS OF GROWTH


5

TIMELINE
10

SUMMARY
13
LATAR BELAKANG
Sejalan dengan agenda pembangunan global yang
dituangkan dalam Sustainable Development Goals
untuk mewujudkan masyarakat dunia yang sejahtera,
merata dan berkelanjutan, Pemerintah Indonesia
menuangkan komitmen tersebut dalam tema dan
agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah
2020 – 2024, yaitu mewujudkan masyarakat yang
Indonesia yang berpenghasilan menengah – tinggi,
yang sejahtera, adil dan berkisanambungan. Sumber
daya manusia yang berkualias dan memiliki daya saing
tinggi adalah salah satu faktor pendukung utama
untuk mencapai tujuan tersebut.

20XX presentation title 3


LATAR BELAKANG
Gizi baik merupakan fondasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang berkualitas karena
berkaitan erat dengan peningkatan kapasitas belajar,
kemampuan kognitif dan intelektualitas seseorang.
Gizi baik juga merupakan penanda keberhasilan
pembangunan dan terpenuhinya hak azasi manusia
terhadap pangan dan kesehatan. Perbaikan gizi
masyarakat merupakan sarana untuk memutus rantai
kemiskinan melalui meningkatkan pertumbuhan
ekonomi sehingga berdampak pada kesejahteraan di
tingkat masyarakat, keluarga dan individu.

20XX presentation title 4


LATAR BELAKANG
Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, tercantum
hal ‘meningkatnya status gizi masyarakat’ menjadi
salah satu prioritas pembangunan, dengan sasaran Click icon to add picture
utama menurunkan prevalensi stunting dan wasting
masing-masing menjadi 14% dan 7% di tahun 2024.
Sasaran pokok lainnya adalah 1) Prevalensi Ibu
Hamil Kurang Energi Kronik; 2) Persentase
Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Surveilans
Gizi; 3) Persentase Puskesmas Mampu Tata Laksana
Gizi Buruk pada Balita; 4) Persentase Bayi usia
kurang dari 6 bulan mendapatkan ASI Eksklusif; 5)
Persentase balita mendapa suplementasi gizi mikro

20XX presentation title 5


LATAR BELAKANG
Untuk mencapai sasaran tersebut di atas, Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-2019 telah menetapkan 4
(empat) indikator kinerja kegiatan (IKK) pembinaan gizi
masyarakat yang harus dicapai yaitu;1) Prevalensi Ibu Hamil
Kurang Energi Kronik; 2) Persentase Kabupaten/Kota yang
Melaksanakan Surveilans Gizi; 3) Persentase Puskesmas Mampu Click icon to add picture
Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita; 4) Persentase Bayi usia
kurang dari 6 bulan mendapatkan ASI Eksklusif.

Agar indikator RENSTRA tersebut tercapa, perlu disusun


kebijakan dan strategi operasional serta kegiatan yang spesifik dan
terukur setiap tahun di setiap tingkat baik di pusat maupun
daerah. Rencana aksi pembinaan gizi masyarakat disusun sebagai
acuan setiap pemangku kepentingan, untuk menyusun
perencanaan, mengkoordinasikan dan penilaian pelaksanaan
pembinaan gizi secara berkesinambungan.

20XX presentation title 6


TUJUAN
Tujuan penyusunan rencana aksi kegiatan pembinaan gizi
masyarakat adalah untuk:
1. Mendukung pencapaian Rencana Pembangunan Jangka
Menenngah (RPJMN), Rencana Strategi (Renstra)
Kementerian Kesehatan dan Rencana Aksi Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat Tahun 2020-2024.
2. Menentukan arah dan sasaran upaya perbaikan gizi
Click icon to add picture
masyarakat tahun 2020-2024 yang kesinambungan dan
kelanjutan
3. Menggambarkan peta jalan pelaksanaan kegiatan perbaikan
gizi masyarakat, terutama intervensi gizi spesifik secara
terpadu dengan pemangku kementingan terkait
4. Panduan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi
serta pengembangan upaya gizi masyarakat tahun 2020-2024.
5. Panduan bagi kabupaten/ kota dalam melaksanakan upaya
perbaikan gizi masyarakat

2022 presentation title 7


SASARAN
1. Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota
2. Lintas program dan lintas sektor Click icon to add picture
terkait.
3. Pemangku kepentingan di pusat,
provinsi dan kabupaten/kota.
4. Perencana dan pemeriksa/auditor.

20XX presentation title 8


DASAR HUKUM (REGULASI DAN
KEBIJAKAN GIZI NASIONAL)
1. Undang-undang nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang 2005-2025,
2. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
3. Undang-undang nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan.
4. Peraturan Pemerintah nomor 33 Tahun 2012 tentang ASI Eksklusif
5. Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan
Click icon to add picture
dan Gizi
6. Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024.
7. Peraturan Presiden nomor 83 tahun 2018 tentang Kebijakan Strategis
Pangan dan Gizi
8. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2023
9. Permenkes nomor 51 tahun 2016 tentang Standar Produk Suplementasi
Gizi
10. Permenkes nomor 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak

2022 presentation title 9


ANALISIS SITUASI MASALAH GIZI

Hasil Riskesdas menunjukkan bahwa 30.8% balita Indonesia


mengalami stunting dan sekitar 10.2% balita mengalami gizi
kurang (wasting). Anak-anak yang mengalami masalah gizi
Click icon to add picture
tersebut memiliki risiko 11.6 kali lebih tinggi untuk
mengalami kematian dibanding anak-anak yang memiliki
status gizi baik. Pun jika anak-anak dengan masalah gizi
tersbut mampu bertahan tetapi akan berisiko untuk mengalami
masalah pertumbuhan, perkembangan dan masalah kesehatan
lainnya di sepanjang tahap kehidupannya

20XX presentation title 10


Selain itu, masalah kekurangan zat gizi mikro
masih mendominasi permasalah gizi di
Indonesia yang ditunjukkan dengan semakin
meningkatnya prevalensi anemia pada ibu
hamil dari 37.1% pada tahun 2013 menjadi
Click icon to add picture
48.9% pada tahun 2018. Ibu hamil yang
mengalami anemia berisiko tinggi untuk
melahirkan bayi premature, bayi dengna berat
lahir rendah juga mengalami perdarahan pada
saat melahirkan bahkan dapt mengakibatkan
kematian. Sementara disisi lain, masalah gizi
lebih dan obesitas pada usia dewasa juga
meningkat secara signifikan dari 15% di tahun
2013 menjadi 22% di tahun 2018 (Riskesdas,
2018)

20XX presentation title 11


Remaja adalah adalah periode sensitif kedua
untuk pertumbuhan fisik yang cukup pesat. Pada
fase ini juga terjadi perubahan psikososial dan
emosional yang cukup mendalam serta
tercapainya kapasitas intektual dan kemampuan Click icon to add picture
kognitif. Kelompok usia remaja sangat rentan
untuk mengalami masalah gizi kurang maupun
gizi lebih. Diperkirakan hampir sepertiga remaja
puteri Indonesia akan memasuki fase kehamilan
dalam keadaan kurang gizi atau sebagai ibu hamil
berisiko tinggi karena kelebihan berat badan
(oeverweight). Riskesdas 2018 melaporkan bahwa
overweight pada kelompok umur 16 – 18 tahun
meningkat cukup tajam dari 1.4% tahun 2010
menjadi 7.3% tahun 2013.

20XX presentation title 12


Terdapat 3 faktor penyebab tidak langsung terjadinya
masalah beban ganda gizi di Indonesia (double burden
of malnutrition): Pertama, asupan/konsumsi makanan
yang tidak adekuat. Hampir setengah dari masyarakat
Indonesia (45.7%) menkonsumsi energi kurang dari Click icon to add picture
70% dari Angka Kecukupan Gizi (AKG)yang
dianjurkan, dan sekitar 36.1% masyarakat
mengkonsumsi protein kurang dari 80% AKG.
Riskesdas 2018 menemukan bahwa 93.5% penduduk
usia > 10 tahun mengkonsumsi sayur dan buah kurang
dari 5 porsi per hari. Pada saat yang sama, jumlah
penduduk yang mengkonsumsi makanan siap saji dan
minuman berpemanis semakin meningkat dari waktu
ke waktu. Sehingga konsumsi masyarakat terhadap
gula, garam dan lemak meningkat sekitar 30% dari
yang direkemendasikan oleh WHO

20XX presentation title 13


g kedua terkait dengan pola penyakit, akses ke fasilitas
pelayanan kesehatan, akses air bersih dan sanitasi. Prevalensi
penyakit menular masih cukup tinggi dan sangat terkait
dengan masalah gizi, terutama gizi kurang. Penyakit tidak
menular meningkat sebagai akibat dari naiknya prevalensi
obesitas yang menambah beban sistem pelayanan kesehatan. Click icon to add picture
Ketiga, adalah tidak adekuatnya praktik Pemberian Makan
pada Bayi dan Anak (PMBA), kurangnya asupan makanan
bergizi pada ibu hamil dan menyusui, serta pola asuh yang
kurang baik. Hampir setengah bayi di Indonesia (48%)
mendapatkan makanan lebih awal dari usia yang seharusnya
(< 6 bulan) dan makanan yang diberikan tersebut tidak tepat
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. SDKI 2012
menunjukkan bahwa hanya 23% anak usia 6 – 8 bulan
mengkonsumsi makanan yang bervariasi, terdiri dari 4 – 5
kelompok pangan. Akar masalah beban gizi ganda adalah
kemiskinan dan ketimpangan social, kecenderungan
demografi, urbanisasi, masalah social dan budaya serta situasi
darurat (bencana alam, konflik sosial, krisis kesehatan, dll)

20XX presentation title 14


Ketiga, adalah tidak adekuatnya praktik Pemberian
Makan pada Bayi dan Anak (PMBA), kurangnya
asupan makanan bergizi pada ibu hamil dan
menyusui, serta pola asuh yang kurang baik. Hampir
setengah bayi di Indonesia (48%) mendapatkan Click icon to add picture
makanan lebih awal dari usia yang seharusnya (< 6
bulan) dan makanan yang diberikan tersebut tidak
tepat untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
SDKI 2012 menunjukkan bahwa hanya 23% anak
usia 6 – 8 bulan mengkonsumsi makanan yang
bervariasi, terdiri dari 4 – 5 kelompok pangan. Akar
masalah beban gizi ganda adalah kemiskinan dan
ketimpangan social, kecenderungan demografi,
urbanisasi, masalah social dan budaya serta situasi
darurat (bencana alam, konflik sosial, krisis
kesehatan, dll)

20XX presentation title 15


UPAYA YANG SUDAH DILAKUKAN

Komitmen pemerintah untuk upaya perbaikan


gizi masyarakat sangat tinggi yang tercermin
dengan menetapkan stunting dan wasting
sebagai sasaran utama pembangunan kesehatan
dalam RPJMN 2020 – 2024. Kementerian
Click icon to add picture
Kesehatan melalui Rencana Strategis
Kementerian tahun 2020 – 2024 berkomitmen
untuk mendukung pencapaian target perbaikan
gizi yang tercantum daam RPJMN 2020 - 2024
yaitu menurunkan prevalensi stunting dan
wasting pada balita masing-masing menjadi
14% dan 7% pada tahun 2024

20XX presentation title 16


Program gizi yang telah dilakukan dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir meliputi
kegiatan yang sudah terbukti efektif memiliki daya ungkit terhadap perbaikan gizi
masyarakat terutama pencegahan stunting, yaitu:
1. Pemberian Tablet Tambah Darah untuk Remaja Putri
Click icon to add picture
2. Pemberian Tablet Tambah Darah untuk Ibu Hamil
3. Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil KEK
4. Promosi/Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (IMD, ASI EKkslusif,
MPASI dan Menyusui sampai usia 2 tahun atau lebih)
5. Pemberian Vitamin A untuk bayi dan Balita
6. Pemantauan Pertumbuhan
7. Pemberian Makanan Tambahan untuk Balita Gizi Kurang
8. Manajement Terpadu Balita Gizi Buruk

20XX presentation title 17


TANTANGAN
1. Diet yang tidak adekuat dan kerawanan pangan berkontribusi
terhadap
kekurangan gizi dan obesitas:
a. Hampir setengah penduduk (45,7%) dengan tingkat kecukupan
energi
sangatkurang (<70% AKE) dan 36,1% dengan tingkat kecukupan
protein
Click icon to add picture
sangat kurang (<80% AKP). sementara 95,5% penduduk yang berusia
5
tahun keatas mengonsumsi kurang dari lima porsi buah atau sayur
dalam
sehari.
b. Akses ekonomi (keterjangkauan) pangan dibandingkan dengan
ketersediaan
pangan adalah penyebab utama kerawanan pangan.
c. Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi, yang sebagian
besar
cenderung diproses, meningkat sebanyak empat kali lipat antara 2007
dan
2017 yang didorong oleh industri makanan dan minuman yang sedang
berkembang

20XX presentation title 18


2. Penyakit, akses yang tidak memadai ke pelayanan
kesehatan, dan air dan sanitasi, terkait dengan Beban
Ganda Masalah Gizi: a. Penyakit infeksi terus menyebar
dan memiliki keterkaitan dengan kekurangan gizi. b.
PTM sedang meningkat sebagai akibat dari
meningkatnya obesitas dan menambah beban sistem
Click icon to add picture
pelayanan kesehatan. 3. Pemberian makan pada bayi
dan anak dan asupan makanan ibu yang buruk, serta
praktik perawatan ibu dan pengasuhan anak yang
suboptimal adalah penyebab penting dari kekurangan
gizi dan obesitas. Diketahui bahwa tingkat menyusui
meningkat tetapi praktik pemberian makanan
pendamping ASI yang tidak sesuai terjadi di mana-
mana. 4. Perekonomian yang berubah, demografi, relasi
gender, keyakinan sosial dan budaya, dan perubahan
iklim di Indonesia menawarkan peluang serta ancaman
terhadap gizi.

20XX presentation title 19


RENCANA AKSI GIZI
2020 – 2024
Komitmen pemerintah untuk upaya pembinaan gizi
masyarakat sangat tinggi yang tercermin dengan menetapkan
stunting dan wasting sebagai sasaran utama pembangunan
kesehatan dalam RPJMN 2020 – 2024. Hal tersebut didukung
dengan ditetapkannya arah pembinaan gizi masyarakat untuk
pencegahanda n penanggulangan permasalah beban gizi ganda Click icon to add picture
yang mencakup: a) percepatan penurunan stunting dengan
peningkatan efektivitas intervensi spesifik, perluasan dan
penajaman intervensi sensitif secara terintegrasi; b)
peningkatan intervensi yang bersifat life saving dengan
didukung data yang kuat (evidence based policy) termasuk
fortifikasi dan pemberian multiple micronutrient; c) penguatan
advokasi, komunikasi sosial dan perubahan perilaku hidup
sehat terutama mendorong pemenuhan gizi seimbang berbasis
konsumsi pangan (food based approach); d) penguatan sistem
surveilans gizi; e) peningkatan komitmen dan pendampingan
bagi daerah dalam intervensi perbaikan gizi dengan strategi
sesuai kondisi setempat; dan respon cepat perbaikan gizi
dalam kondisi darurat

20XX presentation title 20


KEMENKES 2020 –
2024
Kementerian Kesehatan melalui Rencana Strategis
Kementerian tahun 2020 – 2024 berkomitmen untuk
mendukung pencapaian target perbaikan gizi yang tercantum
daam RPJMN 2020 - 2024 yaitu menurunkan prevalensi
stunting dan wasting pada balita masing-masing menjadi
14% dan 7% pada tahun 2024, maka Salah satu tujuan Click icon to add picture
Kementerian Kesehatan tahun 2020- 2024 yang tercantum
dalam peta strateginya adalah ‘Peningkatan derajat
kesehatan masyarakat melalui pendekatan siklus hidup’.
Tujuan ini harus didukung melalui program generik dan
teknis yang tercantum di dalam sasaran strategisnya. Sasaran
strategis tersebut diantaranya adalah meningkatnya
kesehatan ibu, anak dan gizi masyarakat sehingga dapat
berkontribusi terhadap percepatan penurunan kematian ibu
dan stunting untuk mencapai terwujudnya Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan
gotong royong yang didukung meningkatnya kualitas
sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.

20XX presentation title 21


PEMBINAAN GIZI
MASYARAKAT
Tujuan pembinaan gizi masyarakat adalah
meningkatkan cakupan kualitas pelayanan
kesehatan dan gizi terpadu untuk mengatasi
masalah kekurangan dan kelebihan gizi atau
beban gizi ganda (double burden of
Click icon to add picture
malnutrition). Pendekatan yang dilakukan
untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah
pendekatan siklus hidup yang mencakup ibu
hamil, ibu menyusui, bayi, balita, remaja,
orang dewasa dan lansia.

20XX presentation title 22


Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka disusun sasaran
strategis sebagai berikut: 1. Meningkatkan status gizi wanita usia
subur usia 15 – 49 tahun, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui 2.
Meningkatkan status gizi bayi dan balita 3. Mengatasi
permasalahan kekurangan zat gizi mikro 4. Meningkatkan akses
terhadap pelayanan manajemen terpadu tata laksana gizi buruk 5. Click icon to add picture
Meningkatkan kapasitas fasyankes dan tenaga kesehatan untuk
pelayanan gizi yang berkualitas 6. Meningkatkan kesadaran gizi
masyakarat melalui pendidikan gizi, kampanye dan komunikasi
perubahan perilaku 7. Meningkatkan respon cepat penanganan gizi
pada situasi bencana 8. Meningkatkan sistem monitoring, evaluasi
dan surveilans 9. Menguatkan penyusunan regulasi dan kebijakan
gizi dengan dukungan buktibukti ilmiah terkini (evidence-based
decision making) 10. Meningkatkan advokasi, koordinasi dan kerja
sama dengan lintas program dan sektor terkait

20XX presentation title 23


Click icon to add picture

20XX presentation title 24


Click icon to add picture

20XX presentation title 25


Click icon to add picture

20XX presentation title 26


Click icon to add picture

20XX presentation title 27


primary goals
quarterly performance
Q1

Q2

Q3

Q4

- 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0

Series 1 Series 2

20XX presentation title 29


areas of growth
B2B SUPPLY CHAIN ROI E-COMMERCE

Q1 4.5 2.3 1.7 5.0

Q2 3.2 5.1 4.4 3.0

Q3 2.1 1.7 2.5 2.8

Q4 4.5 2.2 1.7 7.0

20XX presentation title 30


RICHARD BRANSON

“Business opportunities are like buses.


There's always another one coming.”

20XX presentation title 31


meet our team

TAKUMA HAYASHI MIRJAM NILSSON​ FLORA BERGGREN​ RAJESH SANTOSHI


president chief executive officer chief operations officer vp marketing

20XX presentation title 32


meet our extended team

TAKUMA HAYASHI MIRJAM NILSSON​ FLORA BERGGREN​ RAJESH SANTOSHI


president chief executive officer chief operations officer vp marketing

GRAHAM BARNES ROWAN MURPHY ELIZABETH MOORE ROBINE KLINE


vp product SEO strategist product designer content developer
plan for product launch
PLANNING synergize scalable e-commerce

MARKETING disseminate standardized metrics

DESIGN coordinate e-business applications

STRATEGY foster holistically superior methodologies

LAUNCH deploy strategic networks with compelling e-business needs

20XX presentation title 34


timeline
NOV 20XX
disseminate standardized metrics

SEP 20XX
synergize scalable e-commerce

JAN 20XX
coordinate e-business applications

MAR 20XX MAY 20XX


foster holistically superior deploy strategic networks with
methodologies compelling e-business needs
areas of focus
B2B MARKET SCENARIOS
o Develop winning strategies to keep ahead of the competition
o Capitalize on low-hanging fruit to identify a ballpark value
o Visualize customer directed convergence​

CLOUD-BASED OPPORTUNITIES
o Iterative approaches to corporate strategy
o Establish a management framework from the inside

20XX presentation title 36


how we get there
ROI NICHE MARKETS SUPPLY CHAINS

o Envision multimedia- o Pursue scalable customer o Cultivate one-to-one


based expertise and cross- service through customer service with
media growth strategies sustainable strategies robust ideas

o Visualize quality o Engage top-line web o Maximize timely


intellectual capital services with cutting-edge deliverables for real-time
deliverables schemas
o Engage worldwide
methodologies with web-
enabled technologies

20XX presentation title 37


summary
At Contoso, we believe in giving 110%. By
using our next-generation data architecture, we
help organizations virtually manage
agile workflows. We thrive because of our
market knowledge and great team behind our
product. As our CEO says, "Efficiencies will
come from proactively transforming how we
do business."​

20XX presentation title 38


thank you
mirjam nilsson
mirjam@contoso.com
www.contoso.com

Anda mungkin juga menyukai