Anda di halaman 1dari 24

PANDUAN

BAPAK ASUH

Revisi Ke-1
ANAK STUNTING

2023
Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional
SAMBUTAN KEPALA BKKBN
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun
2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting memberikan amanah dan
kepercayaan kepada BKKBN sebagai
Ketua Pelaksana Tim Percepatan
Penurunan Stunting Tingkat Pusat.
Berdasarkan RPJMN 2020-2024 yang
telah ditetapkan, BKKBN diminta
untuk mencapai target penurunan
angka prevalensi stunting pada anak di
bawah lima tahun/balita, dari angka
prevalensi 27% di tahun 2019 menjadi
14% pada tahun 2024. Stunting
merupakan suatu kondisi kekurangan
gizi kronis akibat infeksi berulang pada
anak sehingga anak gagal untuk tumbuh dan berkembang.
Kondisi ini ditentukan oleh kualitas tumbuh kembang anak
pada masa 270 hari kehamilan dan 730 hari setelah kelahiran,
atau yang sering disebut masa 1000 Hari Pertama Kehidupan
(1000 HPK).

Masa 1000 HPK anak merupakan periode emas dan sensitif


sebab terjadi perkembangan otak, sistem metabolisme tubuh
dan pembentukan sistem kekebalan tubuh yang dapat
berdampak pada pertumbuhan fisik, mental dan kecerdasan
anak yang bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi.
Perkembangan selama masa 1000 HPK ini membutuhkan nutrisi
dari konsumsi pangan dan hormon dari kasih sayang orang tua.

Mengingat pentingnya masa 1000 HPK atas kualitas tumbuh


kembang anak, BKKBN mengajak seluruh elemen masyarakat,
baik Pemerintah, Badan/Pelaku Usaha, Akademisi, Komunitas
Masyarakat maupun Media untuk mendukung, berpartisipasi
dan beraksi dalam memastikan semua anak Indonesia dapat
mengalami tumbuh kembang yang berkualitas.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | ii


DAFTAR ISI
Kata Sambutan ......................................................... ii
Daftar Isi ...................................................................... iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................... 1
Definisi Operasional ................................................ 3
Tujuan ........................................................................... 5
Pengorganisasian .................................................... 6
Sasaran ......................................................................... 6
GERAKAN BAAS
Pihak yang Terlibat ................................................. 8
Paket Manfaat .......................................................... 11
Model dan Mekanisme
Pengelolaan Gerakan ........................................... 13
Pemantauan, Evaluasi dan
Akuntabilitas ........................................................... 16
INFORMASI LEBIH LANJUT

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | iv


PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang
ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah
standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan (Peraturan Presiden
Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting).

Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 telah menetapkan


target nasional penurunan prevalensi angka stunting adalah
14% di tahun 2024. Target tersebut dicapai melalui pelaksanaan
5 (lima) pilar dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan
Stunting, yaitu: 1) peningkatan komitmen dan visi
kepemimpinan di kementerian/lembaga, pemerintah daerah
provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah
desa; 2) peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan
pemberdayaan masyarakat; 3) peningkatan konvergensi
intervensi spesifik dan intervensi sensitif di
kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah
daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa; 4) peningkatan
ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan
masyarakat; dan 5) penguatan dan pengembangan sistem, data,
informasi, riset, dan inovasi.

Dalam mendukung pelaksanaan kelima pilar tersebut, BKKBN


selaku Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting
Tingkat Pusat telah menetapkan Peraturan BKKBN Nomor 12
Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan
Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024 (RAN
PASTI).

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 1


RAN PASTI digunakan sebagai acuan koordinasi, sinkronisasi
dan integrasi di antara kementerian/lembaga, pemerintah
daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota,
pemerintah desa, dan pemangku kepentingan dalam
melaksanakan program Percepatan Penurunan Stunting.

Berdasarkan Survei
Status Gizi
Indonesia (SSGI)
Tahun 2022, angka
prevalensi stunting
Indonesia sebesar
21,6%. Hal ini
menunjukkan
perlu adanya
penurunan angka Sumber : Buku Saku Hasil Survei Status Gizi (SSGI) Tahun 2022, Kementerian Kesehatan RI

prevalensi stunting sebesar 7,6% selama dua tahun terakhir.


Salah satu upaya yang dilakukan BKKBN dalam rangka
mempercepat penurunan angka prevalensi stunting adalah
melakukan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi, serta
peningkatan kerja sama dan kemitraan dengan Pemerintah dan
Pemangku Kepentingan melalui peluncuran Gerakan Bapak
Asuh Anak Stunting (BAAS).

Gerakan BAAS merupakan suatu gerakan gotong-royong yang


melibatkan semua elemen masyarakat baik Pemerintah
maupun Pemangku Kepentingan untuk ikut serta dalam
percepatan penurunan stunting melalui intervensi yang
menyasar kepada Baduta/Balita Stunting dan Keluarga Berisiko
Stunting. Intervensi yang dilakukan ditekankan pada penyiapan
kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola
asuh, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, dan
peningkatan akses air minum serta sanitasi. Dalam rangka
memudahkan semua elemen masyarakat untuk memahami dan
berperan serta dalam Gerakan BAAS ini, maka disusunlah
Panduan Bapak Asuh Anak Stunting Tahun 2023 (Revisi ke-1).

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 2


DEFINISI OPERASIONAL
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan
infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi
badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan (Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021
tentang Percepatan Penurunan Stunting).
Keluarga Berisiko Stunting (KRS) adalah keluarga yang
memiliki satu atau lebih faktor risiko Stunting yang terdiri
dari keluarga yang memiliki anak remaja puteri/calon
pengantin/Ibu Hamil/Anak usia 0 (nol)-23 (dua puluh tiga)
bulan/anak usia 24 (dua puluh empat)-59 (lima puluh
sembilan) bulan berasal dari keluarga miskin, pendidikan
orang tua rendah, sanitasi lingkungan buruk, dan air minum
tidak layak. (Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana
Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting
Indonesia Tahun 2021-2024).
Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) adalah suatu gerakan
gotong royong seluruh elemen masyarakat dalam
mempercepat penurunan stunting yang menyasar langsung
baduta/balita stunting dan keluarga berisiko stunting.

INFORMASI
Pada awalnya, penamaan Gerakan ini ditujukan untuk
meningkatkan peran Bapak/Ayah dalam pengawasan
tumbuh kembang anak selama masa 1000 HPK. Namun,
Gerakan ini tidak hanya dikhususkan bagi para
Bapak/Ayah/Laki-laki.
Siapa saja dapat terlibat dalam Gerakan BAAS ini tanpa
melihat usia, jenis kelamin, golongan, dan sebagainya.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 3


Pemangku Kepentingan adalah orang perseorangan,
masyarakat, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha,
media massa, organisasi masyarakat sipil, perguruan tinggi,
tokoh masyarakat, tokoh agama, dan mitra pembangunan,
yang terkait dengan Percepatan Penurunan Stunting (Pasal 1,
Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan
Penurunan Stunting).
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah pemberian
makanan tambahan berbasis pangan lokal yang diberikan
untuk meningkatkan status gizi pada sasaran. (Petunjuk
Teknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan
Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil, Kementerian
Kesehatan Tahun 2023)
Tim Pendamping Keluarga (TPK) adalah sekelompok tenaga
yang dibentuk dan terdiri dari Bidan, Kader TP PKK dan
Kader KB untuk melaksanakan pendampingan meliputi
penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi
penerimaan program bantuan sosial kepada calon
pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca
persalinan, anak usia 0-59 bulan serta melakukan surveilans
keluarga berisiko stunting untuk mendeteksi dini faktor-
faktor risiko stunting. Dalam berbagai kondisi, komposisi tim
pendamping keluarga dapat disesuaikan melalui
bekerjasama dengan Bidan dari Desa/Kelurahan lainnya atau
melibatkan perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
(Panduan Pelaksanaan Pendampingan Keluarga dalam
Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Tingkat
Desa/Kelurahan, Direktorat Bina Penggerakan Lini Lapangan
BKKBN Tahun 2021)
Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) adalah
Sebuah inovasi dari BKKBN untuk menekan angka stunting
yang ditujukan kepada calon pengantin, pasangan usia
subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan balita. (website
elsimil.bkkbn.go.id)

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 4


Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) merupakan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi
seimbang bagi keluarga berisiko stunting melalui sumber
daya lokal yang dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi
kemitraan lainnya. (Materi Penyelenggaran DASHAT,
Direktorat Analisis Dampak Kependudukan BKKBN)
Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia (PBDKI) adalah
kegiatan untuk memutakhirkan data keluarga Indonesia
dengan cara melengkapi, memperbaiki, memperbaharui,
mencatat mutasi, mencatat migrasi, dan mendata keluarga
baru yang belum ada dalam Basis Data Keluarga Indonesia
melalui kunjungan rumah ke rumah dengan cara
mewawancara dan atau observasi keluarga (Peraturan
Kepala BKKBN Nomor 7 Tahun 2018 tentang Data Rutin)

TUJUAN
Panduan ini diperuntukan bagi Pengelola Gerakan BAAS di
lapangan dalam melakukan pengelolaan bantuan yang
diberikan oleh Pemberi sampai diterima dan dimanfaatkan oleh
sasaran Penerima. Secara rinci, tujuan Panduan ini, yaitu:
Menjadi acuan dan gambaran untuk terlibat dan
melaksanakan Gerakan BAAS kepada para pihak yang
terlibat.
Menjadi acuan bagi Pengelola Gerakan BAAS di lapangan
dalam melakukan pengelolaan bantuan yang diberikan oleh
Pemberi.
Menjadi media advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi
kepada calon BAAS dalam melakukan penggalangan
bantuan bagi Penggerak Gerakan BAAS di wilayah setempat.
Meningkatkan peran serta berkelanjutan dari Pemerintah
dan Pemangku Kepentingan dalam percepatan penurunan
stunting melalui intervensi yang lebih ditekankan dalam
pemenuhan asupan gizi dan peningkatan akses air minum
serta sanitasi yang menyasar kepada Baduta/Balita Stunting
dan Keluarga Berisiko Stunting.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 5


PENGORGANISASIAN
Gerakan BAAS merupakan suatu gerakan gotong-royong yang
melibatkan semua elemen masyarakat baik Pemerintah
maupun Pemangku Kepentingan untuk ikut serta dalam
percepatan penurunan stunting melalui intervensi yang
menyasar kepada Baduta/Balita Stunting dan Keluarga Berisiko
Stunting. Intervensi yang dilakukan ditekankan pada penyiapan
kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan
polaasuh, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan,
dan peningkatan akses air minum serta sanitasi.
Pengorganisasian Gerakan ini dilakukan dari tingkat Pusat,
Provinsi, hingga Kabupaten/Kota.

Pengorganisasian di tingkat pusat dimulai dengan penentuan


lokus sasaran oleh Pemberi. Selanjutnya, dilakukan
pengambilan data serta koordinasi dengan tingkat provinsi dan
kabupaten/kota lokus sasaran yang akan dilanjutkan dengan
pendistribusian bantuan yang tetap dikoordinasikan dengan
Pemberi. Pengorganisasian ini dapat dilakukan secara
berjenjang pada tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

SASARAN

Pemerintah;
Pemangku Kepentingan (Individu,
masyarakat, akademisi, organisasi
profesi, dunia usaha, media massa,
organisasi masyarakat sipil,
perguruan tinggi, tokoh
BAPAK ASUH masyarakat, tokoh agama, dan
(PEMBERI) mitra pembangunan, yang terkait
dengan Percepatan Penurunan
Stunting.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 6


Baduta Stunting;
Balita Stunting;
Baduta tidak stunting dari
keluarga miskin (risiko tinggi
stunting);
Ibu hamil dari KRS;
Ibu Pasca Persalinan yang
ANAK ASUH
(PENERIMA) memiliki Baduta,
Catin, keluarga baru atau PUS
yang merencanakan
kehamilan dari KRS.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 7


GERAKAN BAAS
BAPAK ASUH ANAK STUNTING

PIHAK YANG TERLIBAT


Secara garis besar, pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
Gerakan (BAAS), meliputi Tim Gerakan BAAS Pusat, BKKBN
Perwakilan Provinsi, OPD KB Provinsi dan Kab/Kota, TPK, dan
Pemangku kepentingan dan mitra kerja lainnya.

Para pihak ini dapat berperan sebagai berikut:

Elemen masyarakat yang mencakup


pemerintah dan pemangku
kepentingan di wilayah setempat yang
ingin membantu penerima dengan
menggalang mitra sebagai calon BAAS
PENGGERAK (Pemberi).

Pemangku kepentingan yang ingin


membantu penerima dengan
memberikan bantuan sesuai dengan
paket manfaat yang tersedia.
PEMBERI

Pihak ketiga yang dipercaya oleh


pemberi untuk mengelola donasi
secara akuntabel.
Penyalur/pihak ketiga dapat berupa
badan amil, institusi/organisasi
PENYALUR kemasyarakatan atau lembaga lainnya
yang sah.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 8


Pemangku kepentingan di tingkat
desa/kelurahan yang ditugaskan atau
ditetapkan melalui surat resmi oleh
penanggungjawab wilayah setempat
untuk mengelola distribusi paket
manfaat kepada penerima.
Disarankan pengelola adalah Tim
PENGELOLA Pendamping Keluarga (TPK) atau yang
terlibat dalam Dapur Sehat Atasi
Stunting (DASHAT).

Keluarga berisiko stunting (KRS) yang


akan mendapat paket manfaat. KRS
meliputi baduta, balita, ibu hamil, ibu
pasca persalinan yang memiliki baduta,
calon pengantin (catin) dan/atau
PENERIMA pasangan usia subur (PUS).

Meliputi Tim Gerakan BAAS Pusat,


Pemangku kepentingan yang menjadi
Pemberi, serta OPD KB sebagai
Penanggung Jawab Gerakan BAAS di
EVALUATOR tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 9


SUMBER DATA
data yang diperoleh data by name by address

Pemberi dapat memperoleh data dengan mengajukan


permohonan data sasaran penerima kepada Walidata dengan
berkoordinasi . Data yang diberikan dapat diambil melalui
sumber berikut:

Aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil)


Walidata: Direktorat Pelaporan dan Statistik BKKBN
Link : https://elsimil-input.bkkbn.go.id/

Pendataan Keluarga (PK) Terkini dan Pemutakhiran Basis


Data Keluarga Indonesia (PBDKI) untuk Keluarga Berisiko
Stunting
Walidata: Direktorat Pelaporan dan Statistik BKKBN
dan/atau Perwakilan BKKBN Provinsi serta
OPD KB Kab/Kota
Link : https://portalpk22-pdn.bkkbn.go.id/tabulasi

Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis


Masyarakat (e-PPGBM)
Walidata: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat

Sumber data lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 10


PAKET MANFAAT

Agar Gerakan BAAS memiliki nilai manfaat bagi sasaran


khususnya dalam percepatan penurunan stunting, tersedia
paket manfaat Pemberian Makanan Tambahan dan Bantuan
Sanitasi yang dapat dipilih oleh Pemberi.

KEGIATAN KETERANGAN

Pemberian Pemberian pangan lokal kaya protein


Makanan hewani dengan kecukupan gizi kepada
Tambahan (PMT) sasaran individu ataupun sekelompok
sasaran dalam satu atau beberapa wilayah,
yang terdiri dari beberapa paket pilihan
sesuai kemampuan.
PMT berupa makanan lengkap siap santap
atau kudapan.
(Petunjuk Teknis Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal
untuk Balita dan Ibu Hamil, Kementerian
Kesehatan RI Tahun 2023)

Pemberian Pengelolaan disesuaikan dengan


Bantuan Sanitasi, kebutuhan dan kearifan lokal
meliputi: Pembiayaan disesuaikan dengan
Bedah Rumah kemampuan dan kebutuhan
Pembangunan dilakukan sampai dapat
Jamban sehat
dimanfaatkan
Dapur Sehat
Jumlah nominal disesuaikan dengan harga
Air bersih
kewajaran wilayah setempat.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 11


Paket manfaat Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang
diberikan dalam Gerakan BAAS terbagi menjadi sasaran
individu dan sasaran wilayah dengan rincian sebagai berikut:

SASARAN

INDIVIDU WILAYAH

Pemberian Makanan Membantu makanan siap


Tambahan senilai santap pada wilayah tertentu
PAKET 1 Rp. 15.000/orang/hari untuk sasaran stunting untuk
(min. 6 bulan) kebutuhan setiap hari selama 6
bulan

Pemberian Makanan Membantu makanan siap


Tambahan senilai santap pada wilayah tertentu
PAKET 2 Rp. 15.000/orang/hari untuk sasaran stunting untuk
(min. 3 bulan) kebutuhan setiap hari selama 3
bulan;

Dukungan operasional
Pemberian 2 butir (pengadaan bahan, pengolahan
telur setiap hari dan distribusi makanan)
PAKET 3 (min. 6 bulan), atau melalui Dapur Sehat Atasi
setara dengan Rp. Stunting (DASHAT) untuk
100.000,-/bulan; kebutuhan setiap hari selama 6
bulan atau sesuai kemampuan

Bantuan Makanan Dukungan operasional


atau Bahan Makanan (pengadaan bahan, pengolahan
sesuai kemampuan dan distribusi makanan)
LAINNYA dan keikhlasan. melalui Dapur Sehat Atasi
Mekanisme Stunting (DASHAT) untuk
disesuaikan dengan kebutuhan setiap hari selama 3
kearifan setempat. bulan atau sesuai kemampuan

Bantuan makanan/bahan
makanan sesuai kemampuan
dan keikhlasan, mekanisme
disesuaikan dengan kearifan
setempat, untuk wilayah
tertentu.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 12


MODEL DAN MEKANISME PENGELOLAAN GERAKAN
BAAS

Gerakan BAAS dapat dimulai dengan Penggerak di wilayah


setempat melakukan penggalangan mitra sebagai calon mitra
BAAS selaku Pemberi Bantuan.

Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan Pemberi Bantuan


tergerak lebih dahulu untuk memberi bantuan bagi kelompok
sasaran penerima di wilayah sekitarnya.

Pemberi dapat memberikan bantuan sesuai paket manfaat


yang ditawarkan kepada kelompok sasaran penerima secara
langsung atau tidak langsung.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 13


SECARA LANGSUNG SECARA TIDAK LANGSUNG

Pemberi dapat Pemberi dapat memberikan


memberikan donasi donasi kepada kelompok
secara langsung sasaran penerima melalui
kepada kelompok penyalur atau pihak ketiga
sasaran penerima yang akan diteruskan kepada
melalui pengelola di
pengelola di tingkat desa.
tingkat desa.

Dalam rangka pemberian bantuan yang tepat sasaran kepada


Penerima, Pemberi dapat bersurat mengajukan permohonan
data penerima by name by address kepada Perwakilan BKKBN
Provinsi atau OPD KB wilayah lokus sasaran penerima.

Jika Pemberi memilih memberikan bantuan secara tidak


langsung, maka Pemberi dapat menunjuk Penyalur/Pihak
Ketiga sebagai pihak yang dipercaya untuk mengelola bantuan
sesuai paket manfaat secara akuntabel. Penyalur/Pihak Ketiga
dapat berupa badan amil, institusi/organisasi kemasyarakatan
atau lembaga lainnya yang sah.

Pengelolaan bantuan yang diberikan dilakukan oleh Pengelola


di tingkat desa yang ditugaskan secara tertulis oleh
penanggung jawab wilayah setempat. Pengelola ini bertugas
untuk mengelola dan mendistribusikan bantuan paket
manfaat dari Pemberi/Penyalur sesuai dengan kelompok
sasaran penerima yang dituju.

Dalam rangka memastikan bantuan paket manfaat diterima


oleh kelompok sasaran yang tepat, Pengelola perlu melakukan
verifikasi data yang dimiliki oleh Pemberi dengan kenyataan di
lapangan pada saat itu. Oleh sebab itu, disarankan Pengelola
merupakan Tim Pendamping Keluarga (TPK) atau yang terlibat
dalam Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 14


Selain itu, Pengelola bertanggung jawab dalam mencatat
pelaksanaan Gerakan BAAS serta melaporkan kepada OPD KB
tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi selaku Evaluator.

Pemberi dapat memantau pemberian paket manfaat melalui:


1. mekanisme pencatatan dan pelaporan yang disepakati
antara para pihak yang terlibat dalam Gerakan BAAS;
2. kunjungan langsung ke kelompok sasaran oleh para pihak
yang terlibat dalam Gerakan BAAS;
3. sistem surveilans rutin yang ada; atau
4. mekanisme lainnya.

BKKBN melalui Tim Gerakan BAAS Pusat


bersama Penanggung Jawab Gerakan BAAS di
tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota juga
melakukan pemantauan pelaksanaan, evaluasi
dan akuntabilitas Gerakan BAAS.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 15


PEMANTAUAN, EVALUASI DAN AKUNTABILITAS

PEMANTAUAN

TUJUAN RUANG LINGKUP


1. Memastikan pelaksanaan 1. Aspek Teknis, antara lain:
Gerakan BAAS tepat waktu a. Kesesuaian antara
dan tepat sasaran sesuai rencana kegiatan
alokasi distribusi Paket Gerakan BAAS dengan
Manfaat yang ditetapkan realisasi kegiatan yang
dalam Panduan Gerakan dilaksanakan di
BAAS. lapangan.
2. Mengidentifikasi b. Realisasi waktu
permasalahan yang muncul pelaksanaan, lokasi, dan
dalam pelaksanaan Gerakan sasaran pelaksanaan
BAAS dalam rangka dengan perencanaan.
perbaikan pelaksanaan 2. Aspek Keuangan, dalam
Gerakan BAAS tahun realisasi pengelolaan Paket
berjalan Manfaat.

TATA CARA PEMANTAUAN

Menelaah data dan informasi


pelaksanaan Gerakan BAAS
berdasarkan laporan berkala
(bulanan/triwulanan/semesteran/tahu
nan) Tim Gerakan BAAS.
Review akan dilakukan terhadap
aspek teknis dan aspek keuangan.
Dilaksanakan setiap triwulan pada
1. Review Laporan
tahun berjalan.
Dilakukan bertahap oleh Tim Gerakan
BAAS Pusat dan Penanggung Jawab
Gerakan BAAS Tingkat Provinsi.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 16


Kegiatan pemantauan yang dilakukan secara
langsung dan bertujuan untuk mengetahui
informasi yang lebih rinci berkaitan dengan
perkembangan pelaksanaan Gerakan BAAS
di lokasi tujuan.
Kunjungan lapangan dapat dilaksanakan
secara berkala atau insidental sesuai
kebutuhan.
Kunjungan lapangan dapat dilakukan secara
bersama-sama dengan pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan Gerakan
2. Kunjungan BAAS, sehingga permasalahan yang ada
Lapangan dapat diselesaikan.
Dilaksanakan sesuai kebutuhan pada tahun
berjalan.
Dilakukan oleh Tim Gerakan BAAS Pusat dan
Penanggung Jawab Gerakan BAAS Tingkat
Provinsi dan Kab/Kota yang juga melibatkan
Pengelola dan TPK setempat secara terpadu.

Forum koordinasi bertujuan untuk


menindaklanjuti hasil review laporan
dan/atau kunjungan lapangan.
Forum koordinasi dilakukan oleh Tim
Gerakan BAAS Pusat, Penanggung Jawab
Gerakan BAAS Tingkat Provinsi dan Kab/Kota
serta dapat mengikutsertakan pemangku
3. Forum kepentingan (stakeholders) apabila terdapat
Koordinasi permasalahan yang bersifat khusus.
Dilaksanakan antara bulan ke-3 (tiga) dan
bulan ke-6 (enam) pada tahun berjalan.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 17


EVALUASI MANFAAT

TUJUAN RUANG LINGKUP


1. Memastikan pelaksanaan 1. Pencapaian sasaran
Gerakan BAAS kegiatan Gerakan BAAS
bermanfaat bagi berdasarkan masukan
masyarakat di daerah (input), proses (process),
sesuai dengan tujuan dan keluaran (output), dan
sasaran yang telah hasil (outcome)
ditetapkan dalam 2. Pencapaian manfaat
Panduan BAAS. (benefit) yang diperoleh
2. Memberikan masukan dari pelaksanaan Gerakan
untuk penyempurnaan BAAS
kebijakan dan 3. Dampak (impact) yang
pengelolaan BAAS yang ditimbulkan dari
meliputi: aspek pelaksanaan Gerakan
perencanaan, BAAS
pelaksanaan, dan
pemanfaatan BAAS ke
depan.

TATA CARA EVALUASI

Review laporan akhir merupakan


kegiatan untuk menelaah seluruh
laporan pelaksanaan Gerakan BAAS
yang bertujuan untuk menilai
1. Review Laporan kesesuaian antara masukan (input),
Akhir proses (process), dan keluaran (output).

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 18


Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
pencapaian hasil, kemajuan, dan kendala yang
ditemukan dalam pelaksanaan Gerakan BAAS,
dalam rangka penyempurnaan kebijakan dan
pengelolaan Gerakan BAAS tahun berikutnya.
Fokus utama evaluasi diarahkan pada
2. Evaluasi pencapaian keluaran (outputs), hasil
(outcomes), dan dampak (impacts) dari
pelaksanaan Gerakan BAAS.

Forum koordinasi bertujuan untuk membahas


dan menindaklanjuti hasil pemantauan
dan/atau evaluasi Gerakan BAAS.
Forum ini dilaksanakan oleh Tim Gerakan
BAAS Pusat Penanggung Jawab Gerakan
3. Forum BAAS Tingkat Provinsi serta dapat
Koordinasi mengikutsertakan pihak-pihak lain yang
terkait.

AKUNTABILITAS

Dalam upaya memastikan pengelolaan Program BAAS


dapat dipertanggungjawabkan sesuai kewenangan kepada
pemberi donasi, maka perlu dilakukan pemantauan dan
evaluasi atas:
1. Penetapan tujuan;
2. Rencana pencapaian tujuan;
3. Monitoring kemajuan;
4. Pemberian laporan; dan
5. Masukan perbaikan.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional | 19


INFORMASI LEBIH LANJUT
Hubungi Tim Gerakan BAAS

KANTOR BKKBN PUSAT SEKRETARIAT.BAAS@GMAIL.COM


JL PERMATA NOMOR 1,
WWW.BKKBN.GO.ID
HALIM
PERDANAKUSUMA
0823-1026-1784
JAKARTA TIMUR, 13650

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Anda mungkin juga menyukai