BAPAK ASUH
Revisi Ke-1
ANAK STUNTING
2023
Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional
SAMBUTAN KEPALA BKKBN
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun
2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting memberikan amanah dan
kepercayaan kepada BKKBN sebagai
Ketua Pelaksana Tim Percepatan
Penurunan Stunting Tingkat Pusat.
Berdasarkan RPJMN 2020-2024 yang
telah ditetapkan, BKKBN diminta
untuk mencapai target penurunan
angka prevalensi stunting pada anak di
bawah lima tahun/balita, dari angka
prevalensi 27% di tahun 2019 menjadi
14% pada tahun 2024. Stunting
merupakan suatu kondisi kekurangan
gizi kronis akibat infeksi berulang pada
anak sehingga anak gagal untuk tumbuh dan berkembang.
Kondisi ini ditentukan oleh kualitas tumbuh kembang anak
pada masa 270 hari kehamilan dan 730 hari setelah kelahiran,
atau yang sering disebut masa 1000 Hari Pertama Kehidupan
(1000 HPK).
Berdasarkan Survei
Status Gizi
Indonesia (SSGI)
Tahun 2022, angka
prevalensi stunting
Indonesia sebesar
21,6%. Hal ini
menunjukkan
perlu adanya
penurunan angka Sumber : Buku Saku Hasil Survei Status Gizi (SSGI) Tahun 2022, Kementerian Kesehatan RI
INFORMASI
Pada awalnya, penamaan Gerakan ini ditujukan untuk
meningkatkan peran Bapak/Ayah dalam pengawasan
tumbuh kembang anak selama masa 1000 HPK. Namun,
Gerakan ini tidak hanya dikhususkan bagi para
Bapak/Ayah/Laki-laki.
Siapa saja dapat terlibat dalam Gerakan BAAS ini tanpa
melihat usia, jenis kelamin, golongan, dan sebagainya.
TUJUAN
Panduan ini diperuntukan bagi Pengelola Gerakan BAAS di
lapangan dalam melakukan pengelolaan bantuan yang
diberikan oleh Pemberi sampai diterima dan dimanfaatkan oleh
sasaran Penerima. Secara rinci, tujuan Panduan ini, yaitu:
Menjadi acuan dan gambaran untuk terlibat dan
melaksanakan Gerakan BAAS kepada para pihak yang
terlibat.
Menjadi acuan bagi Pengelola Gerakan BAAS di lapangan
dalam melakukan pengelolaan bantuan yang diberikan oleh
Pemberi.
Menjadi media advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi
kepada calon BAAS dalam melakukan penggalangan
bantuan bagi Penggerak Gerakan BAAS di wilayah setempat.
Meningkatkan peran serta berkelanjutan dari Pemerintah
dan Pemangku Kepentingan dalam percepatan penurunan
stunting melalui intervensi yang lebih ditekankan dalam
pemenuhan asupan gizi dan peningkatan akses air minum
serta sanitasi yang menyasar kepada Baduta/Balita Stunting
dan Keluarga Berisiko Stunting.
SASARAN
Pemerintah;
Pemangku Kepentingan (Individu,
masyarakat, akademisi, organisasi
profesi, dunia usaha, media massa,
organisasi masyarakat sipil,
perguruan tinggi, tokoh
BAPAK ASUH masyarakat, tokoh agama, dan
(PEMBERI) mitra pembangunan, yang terkait
dengan Percepatan Penurunan
Stunting.
KEGIATAN KETERANGAN
SASARAN
INDIVIDU WILAYAH
Dukungan operasional
Pemberian 2 butir (pengadaan bahan, pengolahan
telur setiap hari dan distribusi makanan)
PAKET 3 (min. 6 bulan), atau melalui Dapur Sehat Atasi
setara dengan Rp. Stunting (DASHAT) untuk
100.000,-/bulan; kebutuhan setiap hari selama 6
bulan atau sesuai kemampuan
Bantuan makanan/bahan
makanan sesuai kemampuan
dan keikhlasan, mekanisme
disesuaikan dengan kearifan
setempat, untuk wilayah
tertentu.
PEMANTAUAN
AKUNTABILITAS