Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENANGANAN STUNTING

TAHUN 2021

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BERUNTUNG RAYA
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tahunan Program
Gizi di Puskesmas Beruntung Raya.
Laporan yang kami susun ini merupakan penyajian dari hasil pengumpulan data
selama satu tahun, yang kami lakukan pada Puskesmas Beruntung Raya khususnya Program
Gizi tahun 2014 kelurahan Tanjung Pagar Kecamatan Banjarmasin Selatan.
Kami menyadari bahwa selesainya laporan ini juga tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rusmadi, SKM selaku kepala Puskesmas Beruntung Raya
2. Seluruh staf dan karyawan Puskesmas Beruntung Raya
3. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun, dan semoga laporan ini dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya serta dapat bermanfaat bagi kita semua. Amien.

Mengetahui, Banjarmasin, Pebruari 2015


Kepala Puskesmas Beruntung Raya

Rusmadi, SKM Penulis


Nip. 19680616198911001
(i)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK). Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi
berulang, dan kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh
yang tidak memadai terutama dalam 1.000 HPK. Anak tergolong
stunting apabila panjang atau tinggi badan menurut umurnya lebih
rendah dari standar nasional yang berlaku. Standar Nasional yang
digunakan adalah Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.
Ibu hamil dengan konsumsi asupan gizi yang rendah dan
mengalami penyakit infeksi akan melahirkan bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR), dan atau panjang badan bayi di bawah standar.
Asupan gizi yang baik tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan
pangan di tingkat Rumah Tangga tetaoi juga dipengaruhi oleh pola
asuh sperti pemberian kolostrum (ASI pertama kali keluar) secara
tepat, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pemberian ASI Ekslusif, dan
pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) secara tepat. Selain
itu, faktor kesehatan lingkuknagn seperti akses air bersih dan sanitasi
layak serta pengelolaan sampah juga berhubungan erat dengan
kejadian infeksi penyakit menular pada anak.
Kehidupan anak sejak dalam kandungan ibu hingga berusia dua
tahun (1000 HPK) merupakan masa-masa kritis dalam mendukung
pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Faktor
lingkungan yang baik, terutama di awal-awal kehidupan anak, dapat
memaksimalkan potensi genetik (keturunan) yang dimiliki anak
sehingga anak dapat mencapai tinggi badan optimalnya. Faktor
lingkungan yang mendukung ditentukan oleh berbagai aspek atau
sektor.
Penyebab tidak langsung masalah stunting dipengaruhi oleh
berbagai faktor, meliputi pendapatan dan kesenjangan ekonomi,
perdagangan, urbanisasi, globalisasi, sistem pangan, jaminan sosial,
sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan
perempuan. Untuk mengatasi penyebab stunting, diperlukan
prasyarat pendukung yang mencakup Komitmen politik dan Kebijakan
untuk pelaksanaan, Keterlibatan Pemerintah dan Lintas Sektor, dan
Kapasitas untuk melaksanakan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mengevaluasi program Penanganan stunting yang dijalankan di Puskesmas
Beruntung Raya di Tahun 2021

2. Tujuan Khusus :
a. Sebagai alat untuk mengevaluasi sejauh mana kegiatan penurunan stunting
berjalan sesuai dengan perencanaan.
b. Sebagai alat untuk mengevaluasi seberapa besar masalah yang muncul memberi
hambatan terhadap keberhasilan penurunan program stunting.
c. Hasil pencapaian menjadi landasan bagi penyusunan perencanaan program
penurunan stunting satu tahun berikutnya
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Geografis
Puskesmas Beruntung Raya terletak di kelurahan Tanjung Pagar dengan wilayah
kerja yaitu kelurahan Tanjung Pagar dengan luas wilayah 3,15 Ha/Km2. Kelurahan
Tanjung Pagar pada tahun 2021 jumlah penduduknya 11.487 jiwa dan sebagaian besar
pekerjaannya buruh dan bertani.
Berikut merupakan sarana kesehatan yang ada di wilayah kelurahan Tanjung
Pagar :
No Nama Jumlah
1. Poskesdes 1
2. Pustu 1
3. Posyandu Lansia 2
4. Posyandu Balita 6
5. Pospindu PTM 1
6. Pos UKK 1
7. Toko Obat Berizin 1
8. Apotek 2

B. Data Ketenagaan
Berikut adalah keadaan tenaga di Puskesmas Beruntung Raya pada tahun 2021 yang
berperan dalam intervensi percepatan penurunan stunting
No Jenis Ketenagaan/Profesi Orang
1. Dokter 5
2. Nutritionis 2
3. Jurim 1
4. Bidan 15
5. Promkes 2
6. Sanitarian 1

C. Mortalitas / Angka Kematian


Angka kematian di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya tahun 2021 sebagai
berikut :
1. Kematian neonatal berjumlah 1
2. Kematian bayi berjumlah 1
BAB III
PENCAPAIAN KEGIATAN PROGRAM

Pencapaian program penurunan stunting pada tahun 2021 dapat di lihat pada
tabel di bawah ini
Target Capaian
NO INDIKATOR Sasaran
% orang %
1 Persentase Ibu Hamil Anemia 42 189 16 8,47
2 Persentase Ibu Hamil KEK 14,5 189 33 17,46
3 Cakupan Ibu Hamil mendapat TTD 90 Tablet 81 175 160 91,43
4 Cakupan Ibu Hamil mendapat PMT 80 27 33 122,22
5 Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A 73 168 168 100,00
6 Persentase Bayi BBLR 4,6 166 12 7,23
7 Cakupan Bayi Baru Lahir mendapat IMD 58 166 121 72,89
8 Cakupan Bayi Kurang 6 bulan mendapat ASI Ekslusif 45 127 79 62,20
9 Cakupan Bayi umur 6 bulan mendapat ASI Ekslusif 40 22 12 54,55
10 Cakupan Balita 6 - 59 bulan mendapat kapsul vitamin A 87 849 766 90,22
11 Cakupan balita gizi kurang mendapat makanan tambahan 85 6 6 100,00
12 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 84 0 0 0,00
13 Cakupan balita ditimbang BB nya 70 848 500 58,96
14 Cakupan Balita memiliki KMS 70 848 848 100,00
15 Cakupan balita ditimbang yang naik BB 82 398 333 83,67
16 Prevalensi bb kurang dan sangat kurang pada balita 15 679 65 9,57
17 Prevalensi Stunting pada balita 21,1 679 44 6,48
18 Prevalensi Wasting pada balita 7,8 678 1 0,15
19 Cakupan remaja putri mendapat TTD 52 563 326 57,90
20 Cakupan rumah tangga menggunakan garam beriodium 84 0 0 0,00

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat indikator yang tidak mencapai target
adalah :
1. Persentase bumil KEK
2. Persentase bayi BBLR
3. Cakupan balita di timbang BB nya

BAB IV
MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

Kelurahan Tanjung Pagar merupakan wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya dan
memiliki 5 posyandu. Grafik berikut merupakan gambaran sebaran stunting per posyandu
yang ada di kelurahan Tanjung Pagar

Perkembangan Prevalensi Stunting Per Posyandu dan Kelurahan


Kelurahan Tanjung Pagar

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin (e-PPGBM per tanggal 20 Desember 2021)

Secara umum prevalensi stunting di Kelurahan Tanjung Pagar pada tahun 2021
memiliki kecenderungan menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 5,8 %.

A. Faktor Determinan Yang Memerlukan Perhatian

Dari hasil survei yang kami lakukan pada 34 balita yang stunting di dapat hasil
penyebab/faktor determinan anak stunting yaitu :
1. Tidak ada JKN sebesar 52,8 %
2. Tidak memiliki air bersih sebesar 5,56%
3. Kecacingan sebesar 13,9%
4. Tidak memiliki jamban sehat sebesar 38,89%
5. Tidak imunisasi lengkap sebesar 25%
6. Keluarga merokok sebesar 58,82%
7. Bumil KEK sebesar 30,56%

Kejadian stunting pada balita dimungkinkan karena adanya faktor determinan


antara lain ada/tidaknya layanan JKN/BPJS, air bersih, kecacingan, jamban sehat,
imunisasi, ada/tidaknya anggota keluarga merokok, riwayat ibu saat hamil, dan
ada/tidaknya penyakit penyerta pada balita. Faktor determinan yang memerlukan
perhatian di Kelurahan Tanjung Pagar adalah :
- Kepemilikan jaminan kesehatan sebanyak 47,2 % yang berarti bahwa masih ada
keluarga yang tidak memiliki JKN/BPJS baik secara mandiri maupun yang dibayarkan
pemerintah. Hal ini bisa berdampak pada terhambatnya pelayanan dan penanganan balita
dengan permasalahan gizi untuk mendapatkan perawatan tingkat lanjut apabila diperlukan,
karena pembiayaan di luar jaminan kesehatan relative mahal.
- Penggunaan air bersih sebanyak 94,44 % yang berarti bahwa masih ada keluarga
balita yang tidak menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Padahal air bersih
sangat diperlukan sebagai salah satu upaya perbaikan hygiene dan sanitasi dalam menunjang
pemeliharaan kesehatan, terutama kebutuhan balita.
- Infeksi kecacingan pada balita sebanyak 13,9 % yang berarti bahwa masih ada balita
teridentifikasi mengalami kecacingan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan zat
gizi dalam tubuh balita, karena infeksi kecacingan akan mengakibatkan gizi pada makanan
tidak bisa diserap oleh tubuh sebagai salah satu upaya pemenuhan tumbuh kembang balita.
- Memiliki dan menggunakan jamban sehat sebanyak 61,11 % yang berarti bahwa
masih ada keluarga yang tidak memiliki jamban sehat. Selain mencemari lingkungan, factor
ini juga menjadi sarana berkembangbiaknya vector penyebab penyakit menular lainnya,
seperti diare.
- Balita yang mendapat imunisasi sebanyak 75 % yang berarti bahwa masih ada balita
yang tidak di imunisasi lengkap. Hal ini dikarenakan adanya imunisasi diharapkan dapat
menurunkan tingkat kesakitan dan kematian pada balita.
- Adanya anggota keluarga balita yang merokok sebanyak 58,82 % yang berarti kalau
pada balita khususnya, hal ini akan menyebabkan anak lebih mudah mengalami penyakit
saluran pernafasan yang berdampak pada penurunan BB, dan terhambatnya tumbuh kembang
balita.
- Riwayat ibu saat hamil yang mengalami KEK sebanyak 30,56 % yang berarti bahwa
masih ada bumil mengalami masalah gizi sejak masa kehamilan. Sebagai periode penting di
masa 1000 HPK, kesehatan dan gizi ibu di masa kehamilan sangat berpengaruh terhadap
tumbuh kembang janin yang optimal guna membentuk anak yang sehat dan berkualitas.

B. Perilaku Kunci RT 1000 HPK yang Masih Bermasalah

Perilaku kunci rumah tangga 1000 HPK yang masih bermasalah di Kelurahan Tanjung Pagar
yaitu :
- Masih ada ibu hamil yang tidak rutin memeriksakan kehamilannya ke fasilitas
kesehatan dikarenakan merasa tidak ada keluhan dalam kehamilannya sehingga tidak
terpantau kondisi janin.
- Terkait banyaknya ibu hamil yang mengalami KEK, masih banyaknya pola konsumsi
yang belum memenuhi prinsip gizi seimbang terutama pemenuhan sayur dan buah sebagai
sumber vitamin dan mineral. Hal ini dikarenakan kebiasaan keluarga yang makan asal
keyang
- Masih ada ibu hamil yang mengalami Anemia dan masih ada ibu hamil yang enggan
mengonsumsi TTD minimal 90 tablet selama kehamilan dikarenakan ibunya merasa tidak
ada keluhan dan terlambat memeriksakan kehamilannya, sehingga yang seharusnya minum
TTD 90 tablet ini Cuma minum 30 tablet.
- Pemberian makanan pendamping ASI sebelum 6 bulan merupakan salah satu
penyebab gagalnya program ASI Eksklusif selama 6 bulan. Untuk Kelurahan Tanjung Pagar,
sebagian besar keluarga memberikan MP-ASI di usia 6 bulan dalam bentuk pabrikan.
- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga cenderung belum bisa
dilaksanakan dengan baik terkait kurangnya pengetahuan tentang cara cuci tangan yang
benar, penggunaan sarana air bersih
- Imunisasi dasar lengkap pada balita masih belum mencpai 100% dikarenakan adanya
efek dari imunisasi yang bisa memnyebabkan panas sehingga orang tua atau keluarga
melarang anak untuk imunisasi

C. Kelompok Sasaran Berisiko

Berdasarkan faktor determian dan perilaku kunci rumah tangga 1000 HPK tersebut di atas
maka ditetapkan kelompok sasaran yang harus segera mendapat penanganan atau intervensi
segera sebagai upaya pencegahan kejadian stunting di Kelurahan Tanjung Pagar. Sasaran
yang harus segera menjadi perhatian untuk program gizi yaitu calon pengantin karena dari
calon pengantin yang KEK dan anemia sebagian besar akan menghasilkan anak yang
stunting.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kegiatan/program penangan stunting, umumnya telah terlaksana sesuai perencanaan
dan sebagian besar mencapai target yang telah ditetapkan.
2. Beberapa program yang belum mencapai target memerlukan evaluasi secara
menyeluruh dan mencari intervensi yang tepat.
3. Untuk terlaksananya semua kegiatan secara maksimal diperlukan optimalisasi
kerjasama lintas program dan lintas sektor
B. Saran
1. Pemaparan hasil kegiatan penanganan stunting selama tahun 2021 dalam bentuk
laporan ini, dihrapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk selanjutnya menjadi
pedoman dalam menyusun perencanaan penanganan stunting tahun berikutnya.
2. Diperlukan upaya pembinaan yang berkesinambungan dari pihak Dinas Kesehatan
Kota melalui kegiatan sosialiasi, pelatihan-pelatihan untuk petugas serta monitoring
dan evaluasi yang lebih terarah.

BAB VI
PENUTUP
Laporan Penanganan Stunting tahun 2021 ini memuat analisis dan kondisi berbagai
sumber daya yang dimiliki Puskesmas yang secara langsung atau tidak langsung memberi
dukungan bagi pelaksanaan kegiatan penangan stunting, sekaligus disampaikan hasil-hasil
kegiatan dan pencapaian program penanganan stunting selama tahun 2021.
Penyusunan laporan ini merupakan bagian dari sistem manajemen yang harus
dilaksanakan Puskesmas untuk melihat sejauh mana capaian program penangan stunting
dengan dukungan sumber daya yang ada, sebagai bahan evaluasi terhadap berbagai
kelemahaan dan kendala yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan. Selain itu
diharapkan juga menjadi pedoman dalam penyusunan rencana program penanganan stunting
tahun berikutnya.
Demikian laporan penanganan stunting tahun 2021 ini disusun, semoga dapat memberi
manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

LAMPIRAN

KEGIATAN-KEGIATAN UNTUK PENURUNAN STUNTING


1. Kelas PMBA

2. Kelas Balita

3. Distribusi PMT Bumil KEK dan Balita Gizkur

4. Pemberian syirup Zink


5. Distribusi Obat Cacing dan TTD

6. Rakor TTD
( 14 )
DAFTAR ISI

BAB HALAMAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN iv
I. PENDAHULUAN…………………………………………. 1
A. Latar Belakang……..………………………………… 1
B. Tujuan……………………………………………….. 1
C. Target………………………………………………… 2
II. HASIL KEGIATAN……………………………………….. 3
A. PWS Gizi……………………………………………. 3
1. Bayi………………………………………………. 3
a. SKDN Bayi…………………………………… . 3
b. Cakupan Penimbangan Bayi……..…………… 3
2. Anak Balita………………………………………. 4
a. SKDN Anak Balita…………………………….. 4
b. Cakupan Penimbangan Anak Balita………… 4
3. Balita……………………………………………. 4
a. SKDN Balita………………………………… 4
b. Cakupan Penimbangan Balita……………….. 5
4. Distribusi Vitamin A…………….………………. 5
a. Distribusi Vitamin A Pada Bufas…………… 5
b. Distribusi Vitamin A Pada Bayi dan Balita… 5
5. Distribusi Tablet Besi…………………………… 6
6. BGM / Gizi Kurang dan KEP Ringan………….. 6
a. BGM / Gizi Kurang………………………….. 6
b. KEP Ringan dan KEP Berat………………….. 6
7. ASI Ekslusif…………………………………….. 7
B. Kegiatan Dalam Gedung……………………………. 7
1. Penyuluhan / Pelatihan…………………………… 7
2. Konseling………………………………………… 7
C. Kegiatan Luar Gedung……………………………… 8
1. Distribusi Taburia…………………………… 8
2. Bumil KEK………………………………… 8
3. Pemantauan Garam Beryodium…………………. 8
4. PSG…………………………………………….. 9
(ii)
5. Penjaringan……………………………………. 10
a. Murid SD kelas 1………..……………... 10
b. Murid SMP kelas 1…………………………... 10
6. Obat Cacing……………………………………... 11
7. Pelacakan dan Minotoring Kasus Gizi Buruk…… 11
8. Bulan Penimbangan……………………………… 11
III. PEMBAHASAN HASIL KEGIATAN……………………. 13
IV. PENUTUP………………………………………………….. 14
A. Kesimpulan…………………………………………. 14
B. Saran……………………………………………….. 14
(iii)
DAFTAR LAMPIRAN

1. SKDN Bayi………………………………………………. v
2. SKDN Anak Balita……………………………………….. v
3. SKDN Balita………………………………………………. v
4. Distribusi Vitamin A …………………………..…… vi
5. Distribusi Tablet Besi ………………………………. vi
6. Perkembangan bumil yang dapat Biskuit………….….. vii
7. Perkembangan bumil yang dapat PMT senilai RP.250.000,- viii
8. Bulan penimbangan…………………………………. ix
9. Perkembangan Balita yang mendapatkan Taburia……….. x
10. Perkembangan Balita Gizi Kurang yang mendapatkan PMT…… xi
(iv)
Lampiran 1. SKDN Bayi

Lampiran 2. SKDN Anak Balita

Lampiran 3. SKDN Balita


(v)
Lampiran 7. Distribusi Vitamin A

Lampiran 8. Distribusi Tablet Besi


(vi)
(vii)

Anda mungkin juga menyukai