STRATEGI PENGUATAN
KONVERGENSI
PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING
KABUPATEN/KOTA,
KECAMATAN DAN
KELURAHAN
ARIFIN EFFENDY HUTAGALUNG
Kasubdit Kesehatan
Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III
Ditjen Bina Pembangunan Daerah
Kemendagri
OUTLINE
DUKUNGAN KEMENDAGRI DALAM
IMPLEMENTASI PERATURAN
1 LATAR BELAKANG
5 PRESIDEN NOMOR 72 TAHUN 2021
TENTANG PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
TARGET RPJMN 2020-2024
2 PENURUNAN PREVALENSI STUNTING 8 AKSI KONVERGENSI
6 PENURUNAN STUNTING OLEH
PEMERINTAH DAERAH
STRANAS PERCEPATAN PENURUNAN
3 STUNTING PERAN DAERAH DALAM
7 PERCEPATAN PENURUNAN
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 72 STUNTING
4 TAHUN 2021 TENTANG PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING STRATEGI KONVERGENSI
8 PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING DI KELURAHAN
01
LATAR BELAKANG
“ Stunting adalah gangguan
pertumbuhan dan perkembangan
anak akibat kekurangan gizi
kronis dan infeksi berulang, yang
ditandai dengan panjang atau
tinggi badannya berada di bawah
standar yang ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
“
(sumber : Perpres 72 Tahun 2021)
PENYEBAB MASALAH SUNTING
LAPORAN UNICEF, SITUASI ANAK DI INDONESIA
TAHUN 2020
Keterangan :
Batas maksimal toleransi angka stunting WHO yaitu 20% atau seperlima dari jumlah total anak balita yang sedang tumbuh
27.67
25.84 Target 2024:
1,3 % /tahun
Penurunan 2X lipat dari
19.00 1,7 % /tahun Tren Saat Ini
14
2,7 % /tahun Perlu Kerja Keras
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Benchmark Tren % Penurunan Stunting di Negara Lain*
Capaian Bussiness as Usual
Skenario Kebijakan Target 14% (2024) 2%/tahun (2005-2015) 0,8%/tahun (2000-2015)
Sumber: Proyeksi Target SDG Tujuan 2, Bappenas (2018) Peru Vietnam *World Bank (2017)
LOKASI FOKUS INTERVENSI PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI
Kapasitas pelaksana
Kelembagaan dan
program didaerah
Kordinasi Percepatan
1 4 masih lemah dan
Penurunan Stunting
terbatas dari sisi
masih lemah dan perlu
pengetahuan dan
diberdayakan
ketrampilan
Program/Kegiatan PENGUATAN
Intervensi Gizi Spesifik Kualitas, pengelolaan
dan Sensitif belum 2
DAN 5 dan penggunaan data
konvergen dan belum PENINGKATAN masih terbatas
sepenuhnya efektif KAPASITAS
Kebijakan penurunan Perilaku masyarakat
stunting belum belum sejalan dengan
sepenuhnya masuk upaya penurunan
3 6
Dokrenda (RPJMD dan stunting dan rendahnya
RKPD) dukungan sosial
03
STRANAS
PERCEPATAN
PENURUNAN
STUNTING
Arahan Presiden Pada Ratas
Tanggal 5 Agustus Tahun 2020
Pertama, fokus penurunan stunting di 10 provinsi yang
memiliki prevalensi stunting tertinggi, di antaranya NTT
(Nusa Tenggara Timur), Sulbar (Sulawesi Barat), NTB (Nusa
Tenggara Barat), Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara,
dan Sulawesi Tengah.
Kedua, memberikan akses pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil maupun balita di Puskesmas dan Posyandu dipastikan
tetap berlangsung.
Ketiga, Tingkatkan upaya promotif, edukasi dan sosialisasi
bagi ibu-ibu hamil serta pada keluarga harus terus
digencarkan sehingga meningkatkan pemahaman untuk
pencegahan stunting, dengan melibatkan PKK, tokoh-tokoh
agama, tokoh masyarakat RT dan RW serta relawan, dan kita
harapkan ini menjadi gerakan bersama di masyarakat,”
Keempat, upaya penurunan stunting berkaitan dengan
program perlindungan sosial, terutama Program Keluarga
Harapan (PKH), kemudian pembagian Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT), dan juga pembangunan infrastruktur dasar
yang menjangkau keluarga-keluarga yang tidak mampu.
1. Penguatan
PENYELENGGARA perencanaan dan
Penganggaran
1. Kementerian/ 2. Peningkatan kualitas
Lembaga Progra Kegiata pelaksanaan
2. Pemerintah m n 3. Peningkatan
Daerah Provinsi Kualitas
3. Pemerintah Pemantauan,
Evaluasi dan
Daerah
pelaporan; serta
Kabupaten/Kota
4. Peningkatan sumber
4. Pemerintah Desa
daya manusia
KOORDINASI PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
(PERPRES 72/2021 PASAL 20, 21 DAN 22)
Tim Percepatan Penurunan Tim Percepatan Penurunan
Tim Percepatan Penurunan
Stunting Tingkat Stunting Tingkat
Stunting Tingkat Provinsi
Kabupaten/Kota Desa/Kelurahan
• Gubernur menetapkan tim • Bupati/walikota • Kepala desa/lurah menetapkan tim
Percepatan Penurunan Stunting
Percepatan Penurunan menetapkan tim tingkat Desa/Kelurahan.
Stunting tingkat Provinsi. Percepatan Penurunan • Tugas : koordinasi, sinergi, dan
• Tugas : koordinasi, sinergi, Stunting tingkat evaluasi.
dan evaluasi. • Tim melibatkan : bidan, tenaga gizi,
Kabupaten/Kota. dan tenaga kesehatan lingkungan;
• Tim terdiri atas perangkat
• Tugas : koordinasi, • Penyuluh Keluarga Berencana
daerah dan Pemangku dan/atau Petugas Lapangan
Kepentingan, termasuk Tim sinergi, dan evaluasi. Keluarga Berencana;
Penggerak Pemberdayaan • TP-PKK • TP-PKK;
Kesejahteraan Keluarga • Susunan tim disesuaikan • Pembantu Pembina Keluarga
Berencana Desa (PPKBD) dan/atau
(TP-PKK). dengan kebutuhan Sub-PPKBD/ Kader Pembangunan
• Susunan tim disesuaikan Pemerintah Daerah Manusia (KPM), kader, dan/atau
dengan kebutuhan kabupaten/kota. unsur masyarakat lainnya.
Pemerintah Daerah • Susunan tim disesuaikan dengan
kebutuhan pemerintah
provinsi. desa/kelurahan.
05
DUKUNGAN KEMENDAGRI DALAM
IMPLEMENTASI PERATURAN
PRESIDEN NOMOR 72 TAHUN 2021
TENTANG PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
PERAN KEMENDAGRI
DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
(Sesuai Perpres 72 Tahun 2021)
Mendorong Pemerintah Provinsi menetatpkan dan memperkuat Tim Koordinasi Percepatan
01
Penurunan Stunting Tk Provinsi melalui Surat Keputusan Gubernur, dengan melibatkan
Perangkat Daerah, para pemangku kepentingan termasuk TP-PKK;
Mendorong Pemerintah Provinsi menyusun program dan kegiatan di 34 Provinsi dan 514
02 Kabupaten/Kota untuk mengintegrasikan program dan kegiatan percepatan penurunan stunting
dalam dokumen perencanaan daerah (RPJPD, RJMPD, RAD Pangan dan Gizi) ;
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 298 ayat (1): “Belanja Daerah
diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan
dengan standar pelayanan minimal”.
06
8 AKSI KONVERGENSI
PENURUNAN STUNTING
OLEH PEMERINTAH
DAERAH
PELAKSANAAN 8 AKSI KONVERGENSI
SEBAGAI UPAYA MANAJERIAL PENURUNAN STUNTING
1. Penyedia Data Kondisi Umum, meliputi: Sosbud, geografis, program/sektor yang sudah
berjalan, cakupan layanan sosial dasar, serta kondisi enabling kelurahan;
2. Mengkoordinasikan kelurahan menyusun daftar usulan program/kegiatan;
3. Mengkonsolidasikan rumusan kegiatan hasil Musrenbang Kelurahan;
4. Memfasilitasi pelaksanaan Rembuk Stunting Kecamatan;
5. Mengkoordinasikan kelurahan/desa di wilayahnya dalam membangun komitmen bersama;
6. Berkoordinasi dengan OPD terkait untuk menyiapkan regulasi/kebijakan tentang
pelaksanaan aksi konvergensi program/kegiatan;
7. Mengkoordinasikan kelurahan dalam pembinaan Kader;
8. Berkoordinasi dengan OPD terkait dalam rangka penguatan manajemen data
program/kegiatan;
9. Kecamatan berperan untuk Berkoordinasi dengan OPD terkait (terutama Dinas Kesehatan)
untuk memastikan peningkatan kapasitas SDM untuk pengukuran antropometri; dan
10.Mengkoordinasikan hasil monitoring dan evaluasi performa program/kegiatan di tingkat
kelurahan.
PERAN KELURAHAN
1.
01 Program percepatan pencegahan stunting ditargetkan akan dilaksanakan di seluruh
Kabupaten/Kota pada tahun 2024. Ini artinya akan meliputi 74,000 ribu Desa dan
8,490 Kelurahan
2.
02 Saat ini Pemerintah telah mempunyai konsep percepatan pencegahan stunting
untuk di desa. Sedangkan untuk wilayah kelurahan, belum dikembangkan.
Padahal stunting bukan hanya terjadi di desa, tetapi juga di kelurahan.
3.
03 Karakteristik antara kelurahan dan Desa berbeda, terutama terkait dengan
kewenangan yang dimiliki, struktur pemerintahan, perencanaan, pengelolaan
dan pertanggungjawaban anggaran. Kelurahan adalah pembagian wilayah
administratif di Indonesia di bawah kecamatan. Kelurahan merupakan wilayah
kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten atau kota. Kelurahan tidak
mempunyai kewenangan seperti Desa
DASAR HUKUM
PENYEDIA LAYANAN
- PUSKESMAS - POLINDES
- UPT PENDIDIKAN - PAUD
- OPD/SEKTORAL - POSYANDU
- BKB
PELAKSANA KEGIATAN
- TENAGA UPTD; PENILIK PAUD, DOKTER, AHLI GIZI, PENYULUH - TP PKK
PERTANIAN, PLKB - APARAT KELURAHAN
- PENDAMPING PROGRAM SEKTORAL; PAMSIMAS, SANIMAS, - POKJA & KADER POSYANDU
PKH, KRPL/P2L, DLL. - BIDAN
- PSM - PENGELOLA & PENDIDIK PAUD
- LSM, MEDIA, AKADEMISI, SWASTA - KARANG TARUNA
- POKJANAL POSYANDU, PKG PAUD - RT, RW
- ASOSIASI PROFESI - DASA WISMA
- KELOMPOK PEREMPUAN
- KADER
KEGIATAN PENURUNAN STUNTING DI KELURAHAN
1. Pemberian 7 (tujuh) paket layanan penurunan stunting kepada sasaran: Remaja,
Calon Pengantin, Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Anak Usia 0-59 Bulan.
1. Pendataan
2. Verifikasi Data
PELAPORAN
Lurah berkewajiban untuk melaporkan hasil pelaksanaan konvergensi
pencegahan stunting di Kelurahan kepada Bupati/Walikota melalui
Camat. Periode waktu penyampaian laporan dimaksud setiap
semester sekali (setiap enam bulan sekali)
JENIS LAPORAN
a. Laporan Semester Tahun Anggaran Berjalan, terdiri dari:
1) Semester I untuk periode Januari s.d Juni;
2) Semester II untuk periode Juli s.d Desember.
b. Laporan Tahunan
Laporan tahunan merupakan laporan konvergensi penurunan stunting
tingkat Kelurahan berupa penilaian konvergensi Kelurahan dan dapat
dipergunakan sebagai laporan konvergensi penurunan stunting
Kelurahan
TERIMA KASIH
LAMPIRAN
FORMULIR PENDATAAN SASARAN
FORMULIR PENDATAAN LAYANAN
FORMULIR PEMANTAUAN BULANAN
FORMULIR REKAP LAYANAN TAHUNAN
FORMULIR PEMANTAUAN
LAPORAN KONVERGENSI PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING TINGKAT KELURAHAN
FORMULIR
FORMULIRPEMANTAUAN
PEMANTAUAN
LAPORAN
LAPORANKONVERGENSI
KONVERGENSIPERCEPATAN
PERCEPATANPENURUNAN
PENURUNANSTUNTING
STUNTINGTINGKAT
TINGKATKELURAHAN
KELURAHAN
Kota
Kota :: Kecamatan
Kecamatan ::
Kelurahan
Kelurahan :: Tahun
Tahun ::
Semester
Semester :
:
TABEL
TABEL1.
1.JUMLAH
JUMLAHSASARAN
SASARAN1.000
1.000HPK
HPK(IBU
(IBUHAMIL
HAMILDAN
DANANAK
ANAK0-23
0-23BULAN)
BULAN)
JUMLAH
JUMLAHTOTAL
TOTAL IBU
IBU HAMIL
HAMIL ANAK
ANAK00––23
23BULAN
BULAN
Sasaran ANAK
Sasaran RUMAH ANAKUSIA
USIA24
24--59
59 TOTAL KEK/RESTI
GIZI
GIZIKURANG/
KURANG/
RUMAHTANGGA
TANGGA 1.000
1.000HPK
HPK REMAJA
REMAJAPUTRI,
PUTRI, BULAN TOTAL KEK/RESTI TOTAL
TOTAL GIZI
BULAN GIZI BURUK/STUNTING
BURUK/STUNTING
Jumlah
Jumlah
TABEL
TABEL2.
2.HASIL
HASILPENGUKURAN
PENGUKURAN
JUMLAH
JUMLAHTOTAL
TOTAL
Sasaran SANGAT PENDEK PREVALENSI
PREVALENSI(%)
Sasaran ANAK SANGATPENDEK
PENDEK PENDEK (%)
ANAKUSIA
USIA00––23
23BULAN
BULAN(diukur)
(diukur)
Jumlah
Jumlah
TABEL
TABEL3.
3.KELENGKAPAN
KELENGKAPANKONVERGENSI
KONVERGENSIPAKET
PAKETLAYANAN
LAYANANPENCEGAHAN
PENCEGAHANSTUNTING
STUNTING BAGI
BAGI1.000
1.000HPK
HPK
Sasaran Indikator Jumlah Jumlah
JumlahYang
Yangdi
diUkur
Sasaran Indikator JumlahSasaran
Sasaran Ukur %
%
1 Jumlah Bumil KEK yang mendapat PMT pemulihan
1 Jumlah Bumil KEK yang mendapat PMT pemulihan
2 Jumlah ibu hamil mendapat TTD minimal 90 tablet selama kehamilan
2 Jumlah ibu hamil mendapat TTD minimal 90 tablet selama kehamilan
I bu Hamil
I bu Hamil 3 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan K4 di fasilitas pelayanan kesehatan
3 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan K4 di fasilitas pelayanan kesehatan
………………, …………………………………………………….
………………, …………………………………………………….
Diverifikasi Yang melaporkan
Diverifikasi Yang melaporkan
Bidan KADER
Bidan KADER
_______________________________ _______________________________
_______________________________ _______________________________
Mengetahui,
Mengetahui,
Lurah
Lurah
_______________________________
_______________________________