Anda di halaman 1dari 51

Place Your Picture Here

STRATEGI PENGUATAN
KONVERGENSI
PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING
KABUPATEN/KOTA,
KECAMATAN DAN
KELURAHAN
ARIFIN EFFENDY HUTAGALUNG
Kasubdit Kesehatan
Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III
Ditjen Bina Pembangunan Daerah
Kemendagri
OUTLINE
DUKUNGAN KEMENDAGRI DALAM
IMPLEMENTASI PERATURAN
1 LATAR BELAKANG
5 PRESIDEN NOMOR 72 TAHUN 2021
TENTANG PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
TARGET RPJMN 2020-2024
2 PENURUNAN PREVALENSI STUNTING 8 AKSI KONVERGENSI
6 PENURUNAN STUNTING OLEH
PEMERINTAH DAERAH
STRANAS PERCEPATAN PENURUNAN
3 STUNTING PERAN DAERAH DALAM
7 PERCEPATAN PENURUNAN
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 72 STUNTING
4 TAHUN 2021 TENTANG PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING STRATEGI KONVERGENSI
8 PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING DI KELURAHAN
01
LATAR BELAKANG
“ Stunting adalah gangguan
pertumbuhan dan perkembangan
anak akibat kekurangan gizi
kronis dan infeksi berulang, yang
ditandai dengan panjang atau
tinggi badannya berada di bawah
standar yang ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.

(sumber : Perpres 72 Tahun 2021)
PENYEBAB MASALAH SUNTING
LAPORAN UNICEF, SITUASI ANAK DI INDONESIA
TAHUN 2020

Prevalensi stunting dibawah 5 tahun


10-20% 25-30% 40-50%
20-25% 30-40%
Sumber : Riskesdas 2018
KONDISI PREVALENSI STUNTING NASIONAL TAHUN 2019
(INTEGRASI SSGBI DAN SUSENAS)

Keterangan :
Batas maksimal toleransi angka stunting WHO yaitu 20% atau seperlima dari jumlah total anak balita yang sedang tumbuh

Rata-rata angka stunting Indonesia adalah 27,67%


02
TARGET RPJMN 2020-
2024 PENURUNAN
PREVALENSI STUNTING
TARGET PENURUNAN STUNTING DALAM RPJMN 2020-2024

Sasaran/targetnya sesuai dengan Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah
27,7% Balita di Indonesia menurunkan prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek)
mengalami Stunting (SSGBI, 2019) pada anak bawah usia 2 tahun menjadi 14% dengan Pelibatan
Lintas Sektor. Sasaran strategisnya adalah pencegahan dan
penurunan stunting adalah Ibu Hamil dan anak berusia 0-23
bulan atau rumah tangga 1.000 HPK.
Tren Stunting Balita 2013-2019 dan Target 2024
37.2
Rata-rata
30.8 Penurunan

27.67
25.84 Target 2024:
1,3 % /tahun
Penurunan 2X lipat dari
19.00 1,7 % /tahun Tren Saat Ini
14
2,7 % /tahun Perlu Kerja Keras
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Benchmark Tren % Penurunan Stunting di Negara Lain*
Capaian Bussiness as Usual
Skenario Kebijakan Target 14% (2024) 2%/tahun (2005-2015) 0,8%/tahun (2000-2015)
Sumber: Proyeksi Target SDG Tujuan 2, Bappenas (2018) Peru Vietnam *World Bank (2017)
LOKASI FOKUS INTERVENSI PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI

514 Kabupaten/Kota Lokasi Fokus 2022

360 Kabupaten/Kota Lokasi Fokus 2021


260 Kabupaten/Kota Lokasi
2020
Fokus
160 Kabupaten/Kota Lokasi
2019
Fokus
100 Kabupaten/Kota Lokasi
2018
Fokus
ISU STRATEGIS PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI DAERAH

Kapasitas pelaksana
Kelembagaan dan
program didaerah
Kordinasi Percepatan
1 4 masih lemah dan
Penurunan Stunting
terbatas dari sisi
masih lemah dan perlu
pengetahuan dan
diberdayakan
ketrampilan

Program/Kegiatan PENGUATAN
Intervensi Gizi Spesifik Kualitas, pengelolaan
dan Sensitif belum 2
DAN 5 dan penggunaan data
konvergen dan belum PENINGKATAN masih terbatas
sepenuhnya efektif KAPASITAS
Kebijakan penurunan Perilaku masyarakat
stunting belum belum sejalan dengan
sepenuhnya masuk upaya penurunan
3 6
Dokrenda (RPJMD dan stunting dan rendahnya
RKPD) dukungan sosial
03
STRANAS
PERCEPATAN
PENURUNAN
STUNTING
Arahan Presiden Pada Ratas
Tanggal 5 Agustus Tahun 2020
Pertama, fokus penurunan stunting di 10 provinsi yang
memiliki prevalensi stunting tertinggi, di antaranya NTT
(Nusa Tenggara Timur), Sulbar (Sulawesi Barat), NTB (Nusa
Tenggara Barat), Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara,
dan Sulawesi Tengah.
Kedua, memberikan akses pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil maupun balita di Puskesmas dan Posyandu dipastikan
tetap berlangsung.
Ketiga, Tingkatkan upaya promotif, edukasi dan sosialisasi
bagi ibu-ibu hamil serta pada keluarga harus terus
digencarkan sehingga meningkatkan pemahaman untuk
pencegahan stunting, dengan melibatkan PKK, tokoh-tokoh
agama, tokoh masyarakat RT dan RW serta relawan, dan kita
harapkan ini menjadi gerakan bersama di masyarakat,”
Keempat, upaya penurunan stunting berkaitan dengan
program perlindungan sosial, terutama Program Keluarga
Harapan (PKH), kemudian pembagian Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT), dan juga pembangunan infrastruktur dasar
yang menjangkau keluarga-keluarga yang tidak mampu.

Perpres Nomor 72 Tahun 2021


tentang Percepatan Penurunan Stunting
Arahan Wakil Presiden disampaikan
pada Rakornas Percepatan Penurunan
Stunting tanggal 23 Agustus 2021.
1. Konvergensi percepatan pencegahan
stunting hingga kabupaten/kota dan
desa adalah tantangan terbesar kita.

2. Konvergensi adalah kata yang mudah


diucapkan, tapi tidak mudah untuk
diwujudkan.

3. Setiap lembaga yang terlibat


pencegahan stunting harus
menghilangkan ego sektoral, karena
konvergensi membutuhkan kerjasama
antar pihak.
STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
RPJMD
Komitmen RKPD
Peningkatan Komitmen dan visi APBD
kepemimpinan di k/l, pemprov, PERAN
pemda kab/kota, dan pemdes. KEMENDAGRI

Peningkatan komunikasi 5 PILAR


perubahan perilaku dan STRATEGI NASIONAL DAN
pemberdayaan masyarakat. UPAYA MANAJERIAL PEMDA
DALAM PERCEPATAN
PENURUNAN PREVALENSI
Peningkatan konvergensi, STUNTING MELALUI 8 AKSI
intervensi spesifik dan KONVERGENSI
sensitive di k/l, pemprov, 8 Aksi
pemda kab/kota, dan pemdes. Konvergensi
Peningkatan ketahanan pangan
dan gizi pada tingkat individu, Pilar Pilar Pilar Pilar Pilar
keluarga, dan masyarakat. 1 2 3 4 5

Penguatan dan pengembangan


sistem, data, informasi riset,
dan inovasi
04
PERATURAN PRESIDEN
NOMOR 72 TAHUN 2021
TENTANG PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
STRATEGI PENURUNAN STUNTING

TUJUAN STRANAS KELOMPOK SASARAN

1. Menurunkan prevalensi Stunting; Remaja


2. Meningkatkan kualitas penyiapan
Ibu menyusui
kehidupan berkeluarga;
3. Menjamin pemenuhan asupan gizi; Calon
pengantin
4. Memperbaiki pola asuh;
5. Meningkatkan akses dan mutu Anak berusia
0 - 59 bulan
pelayanan kesehatan; dan
6. Meningkatkan akses air minum Ibu hamil
dan sanitasi.

Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Dilaksanakan Dengan 5 (Lima) Pilar


Untuk Mencapai Target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2O3O.
PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
DALAM PERPRES 72/2021

1. Penguatan
PENYELENGGARA perencanaan dan
Penganggaran
1. Kementerian/ 2. Peningkatan kualitas
Lembaga Progra Kegiata pelaksanaan
2. Pemerintah m n 3. Peningkatan
Daerah Provinsi Kualitas
3. Pemerintah Pemantauan,
Evaluasi dan
Daerah
pelaporan; serta
Kabupaten/Kota
4. Peningkatan sumber
4. Pemerintah Desa
daya manusia
KOORDINASI PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
(PERPRES 72/2021 PASAL 20, 21 DAN 22)
Tim Percepatan Penurunan Tim Percepatan Penurunan
Tim Percepatan Penurunan
Stunting Tingkat Stunting Tingkat
Stunting Tingkat Provinsi
Kabupaten/Kota Desa/Kelurahan
• Gubernur menetapkan tim • Bupati/walikota • Kepala desa/lurah menetapkan tim
Percepatan Penurunan Stunting
Percepatan Penurunan menetapkan tim tingkat Desa/Kelurahan.
Stunting tingkat Provinsi. Percepatan Penurunan • Tugas : koordinasi, sinergi, dan
• Tugas : koordinasi, sinergi, Stunting tingkat evaluasi.
dan evaluasi. • Tim melibatkan : bidan, tenaga gizi,
Kabupaten/Kota. dan tenaga kesehatan lingkungan;
• Tim terdiri atas perangkat
• Tugas : koordinasi, • Penyuluh Keluarga Berencana
daerah dan Pemangku dan/atau Petugas Lapangan
Kepentingan, termasuk Tim sinergi, dan evaluasi. Keluarga Berencana;
Penggerak Pemberdayaan • TP-PKK • TP-PKK;
Kesejahteraan Keluarga • Susunan tim disesuaikan • Pembantu Pembina Keluarga
Berencana Desa (PPKBD) dan/atau
(TP-PKK). dengan kebutuhan Sub-PPKBD/ Kader Pembangunan
• Susunan tim disesuaikan Pemerintah Daerah Manusia (KPM), kader, dan/atau
dengan kebutuhan kabupaten/kota. unsur masyarakat lainnya.
Pemerintah Daerah • Susunan tim disesuaikan dengan
kebutuhan pemerintah
provinsi. desa/kelurahan.
05
DUKUNGAN KEMENDAGRI DALAM
IMPLEMENTASI PERATURAN
PRESIDEN NOMOR 72 TAHUN 2021
TENTANG PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
PERAN KEMENDAGRI
DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
(Sesuai Perpres 72 Tahun 2021)
Mendorong Pemerintah Provinsi menetatpkan dan memperkuat Tim Koordinasi Percepatan
01
Penurunan Stunting Tk Provinsi melalui Surat Keputusan Gubernur, dengan melibatkan
Perangkat Daerah, para pemangku kepentingan termasuk TP-PKK;

Mendorong Pemerintah Provinsi menyusun program dan kegiatan di 34 Provinsi dan 514
02 Kabupaten/Kota untuk mengintegrasikan program dan kegiatan percepatan penurunan stunting
dalam dokumen perencanaan daerah (RPJPD, RJMPD, RAD Pangan dan Gizi) ;

03 Mendorong Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyediakan dan meningkatkan


alokasi APBD untuk mendukung program/kegiatan intervesi gizi spesifik dan gizi sensitif;

04 Memfasilitasi Pemerintah Provinsi untuk melakukan Penilaian kinerja (PK) kepada


Pemerintah Kabupaten/Kota;

05 Memberikan penghargaan bagi Pemerintah Provinsi Terbaik dan Pemerintah


Kabupaten/Kota terbaik dalam Penurunan Stunting;
DUKUNGAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

1. Permendagri 100 Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal


2. Permendagri 90 Tahun 2019 Tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur
Perencanaan dan Pembangunan dan Keuangan Daerah
● Kepmendagri 050-3708 Tahun 2020 Tentang Hasil Verifikasi dan Validasi Pemutakhiran
Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur, Perencanaan dan Pembangunan dan
Keuangan Daerah
3. Permendagri 17 Tahun 2021 Tentang Rencana Pembangunan Tahunan Daerah Tahun
2022
4. Permendagri 27 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2022
PELAYANAN DASAR SPM
YANG TERKAIT DENGAN UPAYA PENURUNAN STUNTING, AKI DAN AKB
SPM Bidang Pekerjaan SPM Bidang SPM Bidang Kesehatan
Umum Pendidikan

Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 298 ayat (1): “Belanja Daerah
diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan
dengan standar pelayanan minimal”.
06
8 AKSI KONVERGENSI
PENURUNAN STUNTING
OLEH PEMERINTAH
DAERAH
PELAKSANAAN 8 AKSI KONVERGENSI
SEBAGAI UPAYA MANAJERIAL PENURUNAN STUNTING

Stunting : Sinyal bahwa ada masalah dalam


manajemen penyelenggaraan pelayanan
dasar, sehingga pelayanan untuk mencegah
dan menurunkan prevalensi stunting belum
tersedia dalam skala dan kualitas yang
memadai, serta tidak sampai secara lengkap
pada kelompok sasaran prioritas, yaitu Remaja,
Calon Pengantin, Ibu Menyusui, Ibu Hamil, dan
Anak usia 0 – 59 Bulan.

Delapan Aksi Konvergensi : Instrument dalam


Kemendagri memberikan capacity building bentuk kegiatan Pemerintah Kabupaten/Kota
kepada pemerintah provinsi untuk bisa untuk memperbaiki manajemen
membina dan mengawasi Kabupaten/Kota penyelenggaraan pelayanan dasar agar lebih
dalam melaksanakan 8 Aksi Konvergensi terpadu dan tepat sasaran
KETERKAITAN ANTAR 8 AKSI DAN SASARAN
ANTARA AKSI KONVERGENSI
KONVERGENSI MULTI SEKTOR PERCEPATAN PENCEGAHAN DAN
PENURUNAN STUNTING DAN PERBAIKAN GIZI MELALUI
INTERVENSI SPESIFIK DAN SENSITIF
INTERVENSI SPESIFIK INTERVENSI SENSITIF
Sektor Kesehatan Sektor Non-Kesehatan
(Berkontribusi 30%) (Berkontribusi 70%)

1) Layanan pemberian makanan 1. Penyediaan sanitasi yang layak


tambahan (PMT) untuk ibu hamil
kurang energi kronik (KEK) dan 2. Penyediaan air minum yang layak
balita kurus
3. Konseling gizi dan Bina keluarga
2) Pemberian tablet tambah darah untuk balita
ibu hamil dan remaja putri
4. Layanan Pendidikan anak usia
3) Layanan ibu hamil Kontak minimal 4
kali selama kehamilan (K4) dini (PAUD)
4) Pemberian vitamin A untuk balita 5. Program perlindungan sosial :
(6 bulan – 59 bulan) JKN/Jamkesda, program keluarga
5) Imunisasi dasar lengkap harapan
6) Pelayanan ibu Nifas
6. Kawasan rumah pangan Lestari
7) Pemberian zinc balita diare
8) Balita gizi mendapat perawatan
9) ASI eksklusif dan Makanan
Pengganti ASI (MP ASI) ENABLING KEPALA DAERAH & DPRD (Komitmen & Kebijakan)
FACTOR BAPPEDA (Koordinator Program)
PELAKSANAAN AKSI KONVERGENSI MENGIKUTI
JADWAL REGULER PERENCANAAN & PENGANGGARAN DAERAH
07
PERAN DAERAH DALAM
PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
PERAN KABUPATEN/KOTA
DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

1. Menyiapkan kebijakan berkaitan dengan penurunan stunting;


2. Melaksanakan Standar Pelayanan Minimal secara Maksimal;
3. Menetapkan target percepatan penurunan stunting untuk mendukung pencapaian
target nasional;
4. Menetapkan program dan kegiatan terkait penurunan stunting, dalam dokumen
perencanaan dan penganggaran;
5. Meningkatkan alokasi dan efektifitas penggunaan dana desa untuk penurunan
stunting;
6. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan-kegiatan yang terkait dengan
penurunan stunting;
7. Untuk Penurunan Stunting Pemda melaksanakan 8 aksi konvergensi;
8. Melibatkan peran multisektor termasuk non pemerintahahan dalam upaya
penurunan stunting.
PERAN KECAMATAN

1. Penyedia Data Kondisi Umum, meliputi: Sosbud, geografis, program/sektor yang sudah
berjalan, cakupan layanan sosial dasar, serta kondisi enabling kelurahan;
2. Mengkoordinasikan kelurahan menyusun daftar usulan program/kegiatan;
3. Mengkonsolidasikan rumusan kegiatan hasil Musrenbang Kelurahan;
4. Memfasilitasi pelaksanaan Rembuk Stunting Kecamatan;
5. Mengkoordinasikan kelurahan/desa di wilayahnya dalam membangun komitmen bersama;
6. Berkoordinasi dengan OPD terkait untuk menyiapkan regulasi/kebijakan tentang
pelaksanaan aksi konvergensi program/kegiatan;
7. Mengkoordinasikan kelurahan dalam pembinaan Kader;
8. Berkoordinasi dengan OPD terkait dalam rangka penguatan manajemen data
program/kegiatan;
9. Kecamatan berperan untuk Berkoordinasi dengan OPD terkait (terutama Dinas Kesehatan)
untuk memastikan peningkatan kapasitas SDM untuk pengukuran antropometri; dan
10.Mengkoordinasikan hasil monitoring dan evaluasi performa program/kegiatan di tingkat
kelurahan.
PERAN KELURAHAN

1. Pemerintah Kelurahan melakukan konvergensi dalam perencanaan


penganggaran program dan kegiatan pembangunan kelurahan untuk
mendukung pencegahan stunting;
2. Pemerintah kelurahan memastikan setiap sasaran prioritas menerima
dan memanfaatkan paket layanan intervensi gizi prioritas, implementasi
kegiatan dilakukan bekerja sama dengan Kader Pembangunan Manusia
(KPM) pendamping Program Keluarga Harapan (KPH), petuga
puskesmas dan bidan desa serta petugas Keluarga Berencana (KB);
3. Pemerintah Kelurahan memperkuat pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan pelayanan kepada seluruh sasaran prioritas serta
megkoordinir pendataan sasaran dan pemutahiran data setiap tida bulan.
08
STRATEGI KONVERGENSI
PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING
DI KELURAHAN
LATAR BELAKANG

1.
01 Program percepatan pencegahan stunting ditargetkan akan dilaksanakan di seluruh
Kabupaten/Kota pada tahun 2024. Ini artinya akan meliputi 74,000 ribu Desa dan
8,490 Kelurahan
2.
02 Saat ini Pemerintah telah mempunyai konsep percepatan pencegahan stunting
untuk di desa. Sedangkan untuk wilayah kelurahan, belum dikembangkan.
Padahal stunting bukan hanya terjadi di desa, tetapi juga di kelurahan.
3.
03 Karakteristik antara kelurahan dan Desa berbeda, terutama terkait dengan
kewenangan yang dimiliki, struktur pemerintahan, perencanaan, pengelolaan
dan pertanggungjawaban anggaran. Kelurahan adalah pembagian wilayah
administratif di Indonesia di bawah kecamatan. Kelurahan merupakan wilayah
kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten atau kota. Kelurahan tidak
mempunyai kewenangan seperti Desa
DASAR HUKUM

● Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah


● Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
● Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan
● Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting
● Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 Lembaga Kemasyarakatan
Desa Dan Lembaga Adat Desa
● Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,
Kodefikasi, Dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan Keuangan Daerah
● Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2018 tentang Kegiatan
Pembangunan Sarana Dan Prasarana Kelurahan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di
Kelurahan.
● Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050 Tahun 2020 tentang Hasil Verifikasi dan
Validasi Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerah.
MAKSUD DAN TUJUAN

Memastikan upaya penurunan Mendorong partisipasi aktif


stunting dilaksanakan di masyarakat serta gotong royong
kelurahan. dalam percepatan penurunan
stunting.
Sebagai panduan dalam Mengintegrasikan mekanisme
pelaksanaan upaya penurunan pemantauan, evaluasi, dan
stunting di tingkat kelurahan pelaporan percepatan penurunan
stunting dalam perencanaan regular
secara konvergen.
kelurahan.
Melakukan penguatan Kelurahan Untuk memperkuat
dalam menjalankan sistem regulasi/kebijakan strategis yang
manajemen data dan informasi dibutuhkan dalam percepatan
percepatan penurunan stunting. penurunan stunting.
KONVERGENSI PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Konvergensi merupakan sebuah pendekatan intervensi yang dilakukan secara


terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama kepada target sasaran wilayah geografis
dan rumah tangga prioritas untuk penurunan stunting. Penurunan stunting akan
berhasil apabila kelompok sasaran prioritas mendapatkan layanan sosial dasar
yang berkualitas.

Konvergensi Penurunan stunting di Kelurahan meliputi:

Kegiatan Capaian Kader Penguatan


penurunan indikator Masyarakat Peran
stunting di cakupan layanan Kecamatan
Kelurahan
PELAKU KONVERGENSI DI KELURAHAN
KECAMATAN KELURAHAN
PENGAMBIL KEPUTUSAN
- CAMAT - LURAH

PENYEDIA LAYANAN
- PUSKESMAS - POLINDES
- UPT PENDIDIKAN - PAUD
- OPD/SEKTORAL - POSYANDU
- BKB

PELAKSANA KEGIATAN
- TENAGA UPTD; PENILIK PAUD, DOKTER, AHLI GIZI, PENYULUH - TP PKK
PERTANIAN, PLKB - APARAT KELURAHAN
- PENDAMPING PROGRAM SEKTORAL; PAMSIMAS, SANIMAS, - POKJA & KADER POSYANDU
PKH, KRPL/P2L, DLL. - BIDAN
- PSM - PENGELOLA & PENDIDIK PAUD
- LSM, MEDIA, AKADEMISI, SWASTA - KARANG TARUNA
- POKJANAL POSYANDU, PKG PAUD - RT, RW
- ASOSIASI PROFESI - DASA WISMA
- KELOMPOK PEREMPUAN
- KADER
KEGIATAN PENURUNAN STUNTING DI KELURAHAN
1. Pemberian 7 (tujuh) paket layanan penurunan stunting kepada sasaran: Remaja,
Calon Pengantin, Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Anak Usia 0-59 Bulan.

Kesehatan ibu dan anak


Konseling gizi

PAUD dan Bina


Perlindungan sosial Keluarga Balita

Penyediaan sarana air Layanan bagi remaja, PUS,


bersih dan sanitasi dan upaya pencegahan
perkawinan anak
Pendayagunaan lahan pekarangan
keluarga
KEGIATAN PENURUNAN STUNTING DI KELURAHAN (Lanjutan)

2. Kepastian diterimanya 7 (tujuh)paket layanan penurunan stunting oleh


semua sasaran rumah tangga 1.000 HPK, Remaja, Pasangan Usia Subur
dan Calon Pengantin
3. Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
konvergensi penurunan stunting di tingkat Kelurahan, dengan cara:
a. Melakukan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran
program dan kegiatan pembangunan untuk mendukung penurunan
stunting;
b. Memastikan setiap sasaran menerima dan memanfaatkan paket layanan
intervensi gizi;
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan kepada
seluruh sasaran serta mengkoordinir pendataan sasaran dan pemutakhiran
data cakupan intervensi secara rutin.
TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
LANGKAH KERJA KADER
DIAGRAM 1. BAGAN ALUR LANGKAH KERJA KADER

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3


Sosialisasi dan Promosi Pemetaan Sosial Diskusi
Penurunan Stunting Kelompok/Rembuk RW

1. Pendataan
2. Verifikasi Data

Langkah 6 Langkah 5 Langkah 4


Laporan Konvergensi Pemantauan Rembuk Stunting dalam
Pencegahan Stunting Konvergensi Layanan Musrenbang Kelurahan
Tingkat Kelurahan

1. Laporan Hasil Rembuk Stunting .


2. Data Keg. Penurunan Stunting yg Ada di BA 1. Pendataan
Musrenbang Kelurahan.. 2. Verifikasi Data
3. Data Keg. Pencegahan Stunting pada
Dokumen Renja Kelurahan.
4. Data Keg. Pencegahan Stunting pada
Dokumen RKA Kecamatan.
5. Data Hasil Realisasi Keg. Pencegahan Stunting
yang Dibiayai dengan Dana Kelurahan.
6. Laporan ketercapaian cakupan layanan.
PELAPORAN KONVERGENSI PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI KELURAHAN
a. Kesehatan Ibu dan Anak
1. Cakupan Bumil KEK yang mendapat PMT pemulihan
2. Cakupan Ibu Hamil mendapat IFA (TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan
3. Cakupan balita kurus yang mendapatkan PMT
4. Cakupan kehadiran di posyandu (rasio yang datang terhadap total sasaran)
Pelaporan 5. Cakupan Ibu Hamil-K4
6. Cakupan anak 6-59 bulan yang memperoleh Vit A
konvergensi 7. Cakupan bayi 0-11 bulan telah diimunisasi dasar secara lengkap
percepatan 8. Cakupan balita diare yang memperoleh suplementasi zinc
9. Cakupan remaja putri mendapatkan TTD
penurunan stunting 10. Cakupan layanan Ibu Nifas (vit A)
b. Konseling Gizi, Kebersihan, Pengasuhan Orangtua.
di Kelurahan 1. Cakupan kelas ibu hamil (ibu mengikuti konseling gizi dan kesehatan).
dilakukan dengan c.
2. Cakupan keluarga yang mengikuti Bina Keluarga Balita
Air minum dan sanitasi
melihat 1. Cakupan rumah tangga yang menggunakan sumber air minum layak
2. Cakupan rumah tangga yang menggunakan sanitasi layak
ketercapaian d. PAUD
1. Cakupan orang tua yang mengikuti kelas parenting
pemberian layanan 2. Cakupan anak usia 2-6 tahun terdaftar (peserta didik) di PAUD
kepada Sasaran e. Perlindungan sosial
1. Cakupan rumah tangga peserta JKN/Jamkesda
2. Cakupan KPM PKH yang mendapatkan FDS gizi dan kesehatan
3. Cakupan keluarga 1000 HPK kelompok miskin sebagai penerima BPNT
f. Ketahanan pangan
1. Cakupan Kelurahan menerapkan P2L atau program sejenis
MONITORING DAN PELAPORAN

PELAPORAN
Lurah berkewajiban untuk melaporkan hasil pelaksanaan konvergensi
pencegahan stunting di Kelurahan kepada Bupati/Walikota melalui
Camat. Periode waktu penyampaian laporan dimaksud setiap
semester sekali (setiap enam bulan sekali)

JENIS LAPORAN
a. Laporan Semester Tahun Anggaran Berjalan, terdiri dari:
1) Semester I untuk periode Januari s.d Juni;
2) Semester II untuk periode Juli s.d Desember.
b. Laporan Tahunan
Laporan tahunan merupakan laporan konvergensi penurunan stunting
tingkat Kelurahan berupa penilaian konvergensi Kelurahan dan dapat
dipergunakan sebagai laporan konvergensi penurunan stunting
Kelurahan
TERIMA KASIH
LAMPIRAN
FORMULIR PENDATAAN SASARAN
FORMULIR PENDATAAN LAYANAN
FORMULIR PEMANTAUAN BULANAN
FORMULIR REKAP LAYANAN TAHUNAN
FORMULIR PEMANTAUAN
LAPORAN KONVERGENSI PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING TINGKAT KELURAHAN
FORMULIR
FORMULIRPEMANTAUAN
PEMANTAUAN
LAPORAN
LAPORANKONVERGENSI
KONVERGENSIPERCEPATAN
PERCEPATANPENURUNAN
PENURUNANSTUNTING
STUNTINGTINGKAT
TINGKATKELURAHAN
KELURAHAN

Kota
Kota :: Kecamatan
Kecamatan ::
Kelurahan
Kelurahan :: Tahun
Tahun ::
Semester
Semester :
:
TABEL
TABEL1.
1.JUMLAH
JUMLAHSASARAN
SASARAN1.000
1.000HPK
HPK(IBU
(IBUHAMIL
HAMILDAN
DANANAK
ANAK0-23
0-23BULAN)
BULAN)
JUMLAH
JUMLAHTOTAL
TOTAL IBU
IBU HAMIL
HAMIL ANAK
ANAK00––23
23BULAN
BULAN
Sasaran ANAK
Sasaran RUMAH ANAKUSIA
USIA24
24--59
59 TOTAL KEK/RESTI
GIZI
GIZIKURANG/
KURANG/
RUMAHTANGGA
TANGGA 1.000
1.000HPK
HPK REMAJA
REMAJAPUTRI,
PUTRI, BULAN TOTAL KEK/RESTI TOTAL
TOTAL GIZI
BULAN GIZI BURUK/STUNTING
BURUK/STUNTING
Jumlah
Jumlah
TABEL
TABEL2.
2.HASIL
HASILPENGUKURAN
PENGUKURAN
JUMLAH
JUMLAHTOTAL
TOTAL
Sasaran SANGAT PENDEK PREVALENSI
PREVALENSI(%)
Sasaran ANAK SANGATPENDEK
PENDEK PENDEK (%)
ANAKUSIA
USIA00––23
23BULAN
BULAN(diukur)
(diukur)
Jumlah
Jumlah
TABEL
TABEL3.
3.KELENGKAPAN
KELENGKAPANKONVERGENSI
KONVERGENSIPAKET
PAKETLAYANAN
LAYANANPENCEGAHAN
PENCEGAHANSTUNTING
STUNTING BAGI
BAGI1.000
1.000HPK
HPK
Sasaran Indikator Jumlah Jumlah
JumlahYang
Yangdi
diUkur
Sasaran Indikator JumlahSasaran
Sasaran Ukur %
%
1 Jumlah Bumil KEK yang mendapat PMT pemulihan
1 Jumlah Bumil KEK yang mendapat PMT pemulihan
2 Jumlah ibu hamil mendapat TTD minimal 90 tablet selama kehamilan
2 Jumlah ibu hamil mendapat TTD minimal 90 tablet selama kehamilan
I bu Hamil
I bu Hamil 3 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan K4 di fasilitas pelayanan kesehatan
3 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan K4 di fasilitas pelayanan kesehatan

4 Jumlah ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil


4 Jumlah ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil
Balita Kurus 1 Jumlah balita kurus yang mendapat PMT pemulihan
Balita Kurus 1 Jumlah balita kurus yang mendapat PMT pemulihan
1 Jumlah anak usia 0-5 tahun yang hadir per bulan di posyandu
1 Jumlah anak usia 0-5 tahun yang hadir per bulan di posyandu
Balita 2 Jumlah balita diare yang memperoleh suplementasi zinc
Balita 2 Jumlah balita diare yang memperoleh suplementasi zinc
3 Jumlah
Jumlahkeluarga
keluargadengan
denganbalita
balitayang
yangmengikuti
mengikutiBKB
BKB
3
Bayi 6 - 59 Bulan 1 Jumlah bayi usia 6-59 bulan yang memperoleh Vit. A
Bayi 6 - 59 Bulan 1 Jumlah bayi usia 6-59 bulan yang memperoleh Vit. A
Bayi 0 - 11 Bulan 1 Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang telah mendapatkan imunisasi dasar dan imunisasi lengkap
Bayi 0 - 11 Bulan 1 Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang telah mendapatkan imunisasi dasar dan imunisasi lengkap
I bu Nifas 1 Jumlah ibu nifas yang mendapatkan pelayanan postnatal minimal 3 kali
I bu Nifas 1 Jumlah ibu nifas yang mendapatkan pelayanan postnatal minimal 3 kali
I H + Batuta 1 Jumlah ibu hamil dan orang tua dengan anak usia baduta yang mengikuti kelas parenting
I H + Batuta 1 Jumlah ibu hamil dan orang tua dengan anak usia baduta yang mengikuti kelas parenting
Anak 2 - 6 Tahun 1 Jumlah anak usia 2-6 tahun terdaftar (peserta didik) di PAUD
Anak 2 - 6 Tahun 1 Jumlah anak usia 2-6 tahun terdaftar (peserta didik) di PAUD
Remaja 1 Jumlah remaja putri yang mendapat TTD
Remaja 1 Jumlah remaja putri yang mendapat TTD
1 Jumlah rumah tangga dengan akses sumber air minum layak
1 Jumlah rumah tangga dengan akses sumber air minum layak
KK 2 Jumlah rumah tangga yang telah menggunakan sanitasi layak
KK 2 Jumlah rumah tangga yang telah menggunakan sanitasi layak
3 Jumlah KPM PKH yang mengikuti FDS gizi dan kesehatan
3 Jumlah KPM PKH yang mengikuti FDS gizi dan kesehatan
4 Jumlah keluarga 1000 HPK kelompok miskin sebagai penerima BPNT
4 Jumlah keluarga 1000 HPK kelompok miskin sebagai penerima BPNT
Penduduk 1 Jumlah penduduk yang telah menjadi peserta JKN/JamKesda
Penduduk 1 Jumlah penduduk yang telah menjadi peserta JKN/JamKesda
KWT
KWT
1
1 Jumlah Kelurahan yang menerapkan KRPL (diisi dengan Ada/Tidak Ada *)*)
)
Jumlah Kelurahan yang menerapkan KRPL (diisi dengan Ada/Tidak Ada )
TABEL
TABEL4.
4.PENGGUNAAN
PENGGUNAANDANA
DANA DALAM
DALAMPENCEGAHAN
PENCEGAHANSTUNTING
STUNTINGDI
DIKELURAHAN
KELURAHAN
KEGIATAN
KEGIATANKHUSUS
KHUSUSPENCEGAHAN
PENCEGAHANSTUNTING
STUNTING
No
No BIDANG/KEGIATAN
BIDANG/KEGIATAN TOTAL
TOTALALOKASI
ALOKASIDANA
DANA ALOKASI
ALOKASIDANA
DANA %
%(PERSEN)
(PERSEN)
1 Bidang Pembangunan
1 Bidang Pembangunan
2 Bidang Pemberdayaan Masyarakat
2 Bidang Pemberdayaan Masyarakat

………………, …………………………………………………….
………………, …………………………………………………….
Diverifikasi Yang melaporkan
Diverifikasi Yang melaporkan
Bidan KADER
Bidan KADER

_______________________________ _______________________________
_______________________________ _______________________________

Mengetahui,
Mengetahui,
Lurah
Lurah

_______________________________
_______________________________

Anda mungkin juga menyukai