Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENANGANAN STUNTING

TAHUN 2021

PEMERINTAH KOTA ...


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ...
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Tahunan Kinerja Stunting di Puskesmas ....
Laporan yang kami susun ini merupakan penyajian dari hasil pengumpulan
data selama satu tahun, yang kami lakukan pada Puskesmas ... khususnya
Program Stunting tahun 2021 .
Kami menyadari bahwa selesainya laporan ini juga tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1. drg. Rony Sim selaku kepala Puskesmas ...
2. Seluruh staf dan karyawan Puskesmas ...
3. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun, dan semoga laporan ini
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya serta dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amien.

Mengetahui, ..., Februari 2021


Kepala Puskesmas ...

drg. Rony Sim Penulis


NIP. 19740910 200501 1 005
(i)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh kurangnya asupan
gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, dan kedua faktor
penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam
1.000 HPK. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan
menurut umurnya lebih rendah dari standar nasional yang berlaku. Standar
Nasional yang digunakan adalah Standar Antropometri Penilaian Status Gizi
Anak.
Ibu hamil dengan konsumsi asupan gizi yang rendah dan mengalami
penyakit infeksi akan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), dan atau panjang badan bayi di bawah standar. Asupan gizi yang baik
tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pangan di tingkat Rumah Tangga
tetaoi juga dipengaruhi oleh pola asuh sperti pemberian kolostrum (ASI
pertama kali keluar) secara tepat, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pemberian ASI
Ekslusif, dan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) secara tepat.
Selain itu, faktor kesehatan lingkungan seperti akses air bersih dan sanitasi
layak serta pengelolaan sampah juga berhubungan erat dengan kejadian
infeksi penyakit menular pada anak.
Kehidupan anak sejak dalam kandungan ibu hingga berusia dua tahun
(1000 HPK) merupakan masa-masa kritis dalam mendukung pertumbuhan
dan perkembangan anak yang optimal. Faktor lingkungan yang baik, terutama
di awal-awal kehidupan anak, dapat memaksimalkan potensi genetik
(keturunan) yang dimiliki anak sehingga anak dapat mencapai tinggi badan
optimalnya. Faktor lingkungan yang mendukung ditentukan oleh berbagai
aspek atau sektor.
Penyebab tidak langsung masalah stunting dipengaruhi oleh berbagai
faktor, meliputi pendapatan dan kesenjangan ekonomi, perdagangan,
urbanisasi, globalisasi, sistem pangan, jaminan sosial, sistem kesehatan,
pembangunan pertanian, dan pemberdayaan perempuan. Untuk mengatasi
penyebab stunting, diperlukan prasyarat pendukung yang mencakup
Komitmen politik dan Kebijakan untuk pelaksanaan, Keterlibatan Pemerintah
dan Lintas Sektor, dan Kapasitas untuk melaksanakan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mengevaluasi program Penanganan stunting yang dijalankan di Puskesmas ...
di Tahun 2021

2. Tujuan Khusus :
a. Sebagai alat untuk mengevaluasi sejauh mana kegiatan penurunan
stunting berjalan sesuai dengan perencanaan.
b. Sebagai alat untuk mengevaluasi seberapa besar masalah yang muncul
memberi hambatan terhadap keberhasilan penurunan program stunting.
c. Hasil pencapaian menjadi landasan bagi penyusunan perencanaan
program penurunan stunting satu tahun berikutnya
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Geografis
1. Letak Wilayah
Wilayah kerja Puskesmas ... berada di sebelah barat dari wilayah kota
..., dengan luas 4,12 km2. Puskesmas ... terletak di pinggiran anak sungai
Martapura/Sungai ... dan di tepian Kali barito dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasana dengan ... Utara
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Pelambuan
c. Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Barito/Kab. Barito Kuala
d. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pasar Lama dan Kelurahan
Belitung Selatan

2. Luas Wilayah

Puskesmas ... termasuk dalam kecamatan ... Barat yang mencakup 3


kelurahan yakni :
a. Kelurah
b. an ... Cerucuk dengan 3 RW/43 RT (luas 1,66 km2)
c. Kelurahan ... Selatan dengan 2 RW/24 RT (luas 1,72km2)
d. Kelurahan Belitung Utara dengan 2 RW/19 RT (luas0,74km2)

3. Karakterikstik Demografi
Kebijakan pembangunan kependudukan diarahkan pada peningkatan angka
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan kota ... pada tahun 2019 mencapai
angka 75,94. Berdasarkan data terakhir tahun 2021 jumlah penduduk
wilayah kerja Puskesmas ... tahun adalah 38,187 jiwa.

4. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk menurut umur ini dipengaruhi oleh indikator
demografi yaitu kelahiran, kematian dan imigrasi. Selanjutnya perubahan-
perubahan dalam komposisi penduduk akan mempengaruhi pola berbagai
aspek kehidupan, antara lain aspek ekonomi, budaya, pendidikan, politik
dan lingkungan.

Tabel 4.1 Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin


Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
... Cerucuk 9.456 9.613 19.069
... Selatan 5.944 5.865 11.808
Belitung Utara 3.635 3.674 7.309
Sumber : Profil Dinas Kesehatan Tahun 2021

Tabel 4.2 Jumlah KK wilayah kerja Puskesmas ...

Kelurahan Kepala Rumah Tangga


Keluarga
... Cerucuk 5.302 43
... Selatan 3.313 24
Belitung Utara 1.883 19
Jumlah 10.498 86

Berikut merupakan sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas ...


No Nama Jumlah
1. Pustu 2
2. Posyandu Lansia 4
3. Posyandu Balita 26
4. Pospindu PTM 3
5. Poskesdes 3
6. Kelurahan Siaga 3
7. Apotek 2
8. Poliklinik 1
9. Praktek Bidan 2
10. Rumah Bersalin 1

B. Data Ketenagaan
Berikut adalah keadaan tenaga di Puskesmas ... pada tahun 2021 yang berperan dalam
intervensi percepatan penurunan stunting
No Jenis Jumlah
Ketenagaan/Profesi
1. Dokter 3
2. Nutritionis 3
3. Jurim 9
4. Bidan 8
5. Promkes 2
6. Sanitarian 2

BAB III
PENCAPAIAN KEGIATAN PROGRAM

Pencapaian program penurunan stunting pada tahun 2021 dapat di lihat


pada tabel di bawah ini
INDIKATOR
NO. TARGET CAPAIAN
KINERJA STUNTING
Persentase ibu hamil
KEK yang mendapat
1 80% 81,61%
tambahan asupan gizi
(PMT)
Persentase ibu hamil
yang mengkonsumsi
2 81% 59,18%
TTD Minimal 90 tablet
selama hamil
Persentase rematri
3 yang mengkonsumsi 52% 44%
TTD
Persentase bayi
kurang dari 6 bulan
4 45% 54,65%
mendapat ASI
Eksklusif
Persentase balita gizi
buruk yang mendapat
5 86% 100%
pelayanan tata
laksana gizi buruk
Persentase balita gizi
6 kurang yang 85% 100%
mendapat PMT
Persentase balita yang
7 mendapat imunisasi 92.5% 49,71%
dasar lengkap
Prevalensi stunting
(pendek/sangat
8 18.4% 4,95%
pendek) pada baduta
dan balita
Prevalensi bayi
9 dengan Berat Badan 4.6% 9,06%
Lahir rendah (BBLR)
Prevalensi balita gizi
10 82% 1,84%
kurang (underweight)
Prevalensi balita
11 7.8% 7,5%
kurus (wasting)
Prevalensi diare pada
12 90%
baduta dan balita
Cakupan penggunaan
13 80% 62,42%
jamban sehat

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat indikator yang tidak mencapai


target adalah :
1. Persentase ibu hamil yang mendapat TTD 90 selama msa kehamilan.
2. Persentase remaja putri yang mendapat TTD
3. Persentase bayi BBLR
4. Cakupan Imunisasi dasar lengkap
5. Cakupan penggunaan jamban sehat

BAB IV
MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

Puskesmas ... membiliki 3 kelurahan binaan yaitu kelurahan ... Cerucuk, ...
Selatan dan Belitung Utara dan memiliki 26 posyandu yang tersebar di 3
kelurahan tersebut.. Grafik berikut merupakan gambaran prevalensi stunting per
kelurahan di wilayah puskesmas ....

Sumber: Dinas Kesehatan Kota ... (e-PPGBM per tanggal 20 Desember 2021)

Secara umum prevalensi stunting di Puskesmas ... pada tahun 2021 memiliki
kecenderungan meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 1,8
%.

A. Faktor Determinan Yang Memerlukan Perhatian

Dari hasil survei yang kami lakukan pada 82 balita yang stunting di dapat
hasil penyebab/faktor determinan anak stunting yaitu :
1. Tidak ada JKN sebesar 56,78 %
2. Tidak memiliki air bersih sebesar 4,17%
3. Kecacingan sebesar 8,3%
4. Tidak memiliki jamban sehat sebesar 37,58%
5. Tidak imunisasi lengkap sebesar 56,25%
6. Keluarga merokok sebesar 67,24%
7. Bumil KEK sebesar 18,13%

Kejadian stunting pada balita dimungkinkan karena adanya faktor


determinan antara lain ada/tidaknya layanan JKN/BPJS, air bersih,
kecacingan, jamban sehat, imunisasi, ada/tidaknya anggota keluarga merokok,
riwayat ibu saat hamil, dan ada/tidaknya penyakit penyerta pada balita. Faktor
determinan yang memerlukan perhatian di Puskesmas ... adalah :
- Kepemilikan jaminan kesehatan sebanyak 43,22% yang berarti bahwa masih
ada keluarga yang tidak memiliki JKN/BPJS baik secara mandiri maupun yang
dibayarkan pemerintah. Hal ini bisa berdampak pada terhambatnya pelayanan dan
penanganan balita dengan permasalahan gizi untuk mendapatkan perawatan
tingkat lanjut apabila diperlukan, karena pembiayaan di luar jaminan kesehatan
relative mahal.
- Penggunaan air bersih sebanyak 95,83 % yang berarti bahwa masih ada
keluarga balita yang tidak menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari.
Padahal air bersih sangat diperlukan sebagai salah satu upaya perbaikan hygiene
dan sanitasi dalam menunjang pemeliharaan kesehatan, terutama kebutuhan
balita.
- Infeksi kecacingan pada balita sebanyak 8,3 % yang berarti bahwa masih ada
balita teridentifikasi mengalami kecacingan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap
pemanfaatan zat gizi dalam tubuh balita, karena infeksi kecacingan akan
mengakibatkan gizi pada makanan tidak bisa diserap oleh tubuh sebagai salah satu
upaya pemenuhan tumbuh kembang balita.
- Memiliki dan menggunakan jamban sehat sebanyak 62,42 % yang berarti
bahwa masih ada keluarga yang tidak memiliki jamban sehat. Selain mencemari
lingkungan, factor ini juga menjadi sarana berkembangbiaknya vector penyebab
penyakit menular lainnya, seperti diare.
- Balita yang mendapat imunisasi sebanyak 43,75% yang berarti bahwa masih
ada balita yang tidak di imunisasi lengkap. Hal ini dikarenakan adanya imunisasi
diharapkan dapat menurunkan tingkat kesakitan dan kematian pada balita.
- Adanya anggota keluarga balita yang merokok sebanyak 67,24 % yang berarti
kalau pada balita khususnya, hal ini akan menyebabkan anak lebih mudah
mengalami penyakit saluran pernafasan yang berdampak pada penurunan BB, dan
terhambatnya tumbuh kembang balita.
- Riwayat ibu saat hamil yang mengalami KEK sebanyak 18,13 % yang berarti
bahwa masih ada bumil mengalami masalah gizi sejak masa kehamilan. Sebagai
periode penting di masa 1000 HPK, kesehatan dan gizi ibu di masa kehamilan
sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin yang optimal guna
membentuk anak yang sehat dan berkualitas.

B. Perilaku Kunci RT 1000 HPK yang Masih Bermasalah

Perilaku kunci rumah tangga 1000 HPK yang masih bermasalah di Puskesmas ...
yaitu :
- Masih ada ibu hamil yang tidak rutin memeriksakan kehamilannya ke
fasilitas kesehatan dikarenakan merasa tidak ada keluhan dalam kehamilannya
sehingga tidak terpantau kondisi janin.
- Terkait banyaknya ibu hamil yang mengalami KEK, masih banyaknya pola
konsumsi yang belum memenuhi prinsip gizi seimbang terutama pemenuhan sayur
dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral. Hal ini dikarenakan kebiasaan
keluarga yang makan asal keyang
- Masih ada ibu hamil yang mengalami Anemia dan masih ada ibu hamil yang
enggan mengonsumsi TTD minimal 90 tablet selama kehamilan dikarenakan ibunya
merasa tidak ada keluhan dan terlambat memeriksakan kehamilannya, sehingga
yang seharusnya minum TTD 90 tablet ini Cuma minum 30 tablet.
- Pemberian makanan pendamping ASI sebelum 6 bulan merupakan salah satu
penyebab gagalnya program ASI Eksklusif selama 6 bulan.
- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga cenderung belum
bisa dilaksanakan dengan baik terkait kurangnya pengetahuan tentang cara cuci
tangan yang benar, penggunaan sarana air bersih
- Imunisasi dasar lengkap pada balita masih belum mencapai 100%
dikarenakan adanya efek dari imunisasi yang bisa memnyebabkan panas sehingga
orang tua atau keluarga melarang anak untuk imunisasi dan akses yang jauh dari
puskesmas sehingga orang tua balita tidak bisa membawa anaknya imunisasi.

C. Kelompok Sasaran Berisiko

Berdasarkan faktor determian dan perilaku kunci rumah tangga 1000 HPK tersebut
di atas maka ditetapkan kelompok sasaran yang harus segera mendapat
penanganan atau intervensi segera sebagai upaya pencegahan kejadian stunting di
Puskesmas ... adalah Ibu Hamil. Karena banyak ibu hamil yang tidak
mengkonsumsi Tablet Tambah darah yang diberikan di karenakan mual muntah
kalau meminum Tablet Tambah Darah. Selain itu kelompok sasaran beresiko
lainnya yaitu bayi baru lahir dan anak balita (0-23 bulan)karena masih ditemukan
BBLR sebesar 9,06% . Kemompok sasaran ini apa bila tidak ditindak lanjuti maka
akan menyebabkan angka stunting naik lagi.

Rencana Kegiatan :
- Konseling ibu hamil dan calon penganten
- Penyuluhan tentang pentingnya konsumsi Tablet Tambah Darah untuk ibu
hamil dan Calon Penganten.
- Mengadakan kelas Ibu Hamil dengan materi ASI Eksklusif lebih ditekankan.
- Penyuluhan PMBA
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Kegiatan/program penangan stunting, umumnya telah terlaksana sesuai
perencanaan dan sebagian besar mencapai target yang telah ditetapkan.
2. Beberapa program yang belum mencapai target memerlukan evaluasi secara
menyeluruh dan mencari intervensi yang tepat.
3. Untuk terlaksananya semua kegiatan secara maksimal diperlukan
optimalisasi kerjasama lintas program dan lintas sektor
B. Saran
1. Pemaparan hasil kegiatan penanganan stunting selama tahun 2021 dalam
bentuk laporan ini, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk
selanjutnya menjadi pedoman dalam menyusun perencanaan penanganan
stunting tahun berikutnya.
2. Diperlukan upaya pembinaan yang berkesinambungan dari pihak Dinas
Kesehatan Kota melalui kegiatan sosialiasi, pelatihan-pelatihan untuk
petugas serta monitoring dan evaluasi yang lebih terarah.
BAB VI
PENUTUP

Laporan Penanganan Stunting tahun 2021 ini memuat analisis dan kondisi
berbagai sumber daya yang dimiliki Puskesmas yang secara langsung atau tidak
langsung memberi dukungan bagi pelaksanaan kegiatan penangan stunting,
sekaligus disampaikan hasil-hasil kegiatan dan pencapaian program penanganan
stunting selama tahun 2021.
Penyusunan laporan ini merupakan bagian dari sistem manajemen yang harus
dilaksanakan Puskesmas untuk melihat sejauh mana capaian program penangan
stunting dengan dukungan sumber daya yang ada, sebagai bahan evaluasi
terhadap berbagai kelemahaan dan kendala yang mungkin terjadi dalam
pelaksanaan kegiatan. Selain itu diharapkan juga menjadi pedoman dalam
penyusunan rencana program penanganan stunting tahun berikutnya.
Demikian laporan penanganan stunting tahun 2021 ini disusun, semoga dapat
memberi manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
LAMPIRAN

KEGIATAN-KEGIATAN UNTUK PENURUNAN STUNTING

1. Pemberian PMT untuk ibu hamil KEK

2. Penyuluhan PMBA
3. Distribusi TTD untuk remaja putri

4. Rakor Linsek TTD

5. Rakor Linsek Kelurahan

Anda mungkin juga menyukai