Anda di halaman 1dari 43

PENGANTAR PELATIHAN

PENINGKATAN KAPASITAS
PETUGAS PUSKESMAS DALAM
KONSELING MENYUSUI
Pekanbaru, 28 Mei 2 Juni 2012
Tujuan dan Sasaran Strategis
Pembinaan Gizi Masyarakat
2010 - 2014
Tujuan
Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya
meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu
hamil, bayi, dan balita serta usia produktif.

Sasaran

Balita Gizi Kurang turun dari 18.4% menjadi <15 %


Balita Pendek turun dari 36.8% menjadi <32 %
Sasaran Luaran
Pembinaan Gizi Masyarakat 2010 - 2014

100 % gizi buruk yang mendapat perawatan


80 % bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif
90 % rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium
85 % balita usia 6-59 bulan mendapat Kapsul Vitamin A
85 % ibu hamil yang mendapat 90 tablet besi
100 % kabupaten/kota yang melaksanakan survelians gizi
85 % balita yang ditimbang berat badannya (D/S)
100 % penyediaan buffer stock MP-ASI
Pencapaian SASARAN PEMBINAAN GIZI
2010,
dan sasaran 2011
PENCAPAIAN 2010 DAN SASARAN 2011
Pencapai Target Sasaran
Indikator an 2010 2010 2011
1. Persentase balita ditimbang berat 67.9% 65% 70%
badannya (D/S)
2. Persentase balita gizi buruk yang 100% 100% 100%
mendapat perawatan
3. Persentase bayi usia 0-6 bulan 61,3% 65% 67%
mendapat ASI Eksklusif
4. Persentase 6-59 bulan dpt kapsul 76.9% 75% 78%
vitamin A
5. Persentase ibu hamil mendapat Fe 68,7% 71% 86%
6. Persentase RT yg mengonsumsi
86,0% 75% 77%
garam beryodium
7. Persentase Penyediaan bufferstock 100%
MP-ASI untuk daerah bencana 100% 100%
8. Persentase kabupaten/kota yang 100% 100% 100%
melaksanakan surveilans gizi
* Sasaran Inpres 3/2010,. Diusulkan untuk fokus 0-24 bulan
Kerangka Pikir
Pembinaan Gizi Masyarakat

GIZI LEBIH GIZI BAIK GIZI KURANG GIZI BURUK

Strategi Pencegahan Gizi


Nasional Kurang Tanpa Dengan
Pencegahan komplikasi komplikasi
Gizi lebih 1. Pemantauan
1. Entry point berat badan di PMT PEMULIHAN
(ASEK) Posyandu
Rawat Rawat Inap
2. NSPK 2. Penyuluhan dan -MPASI (6-23 bln) (TFC/PUSK/RS)
Jalan
3. Kegiatan; konseling ASI -PMT Lokal (24-59 (CFC/Pusk)
a. Skrining eksklusif dan MP- bln)
b. Konseling ASI
c. 3. Pemberian kapsul
Penyuluhan vit A balita
4. Pemberian tablet
Fe Bumil
BOK JAMKESMAS
5. Promosi dan
pemantauan
garam beryodium
6. PMT Penyuluhan
TABURIA
Nutritional Status of Children Under-5
(RISKESDAS 2010)

6
Kecenderungan masalah gizi balita
2007-2010
Kematian Bayi dan Balita
Terkait Kurang Gizi
Fenomena dua
Malaria 5% per tiga:
ISPA 19% 2/3 kematian balita
Diare 19% terkait kurang gizi
2/3 kurang gizi
terkait praktik
Kurang Gizi pemberian makan
54% Campak 7% yang kurang tepat
pada bayi dan batita

Perinatal 18%
Lain-lain 32%

Sumber: WHO, 2002 Penting Penerapan


optimal feeding
pada bayi dan anak
Intervensi yang paling Efektif
The Lancet, Maternal Child Undernutrition Series,
January 2008 (Bhutta et al.)

Paling efektif menurunkan kematian : Breastfeeding counselling


Paling efektif menurunkan anak pendek: Improvement of
complementary feeding
Peningkatan Makanan Bayi dan Anak
Menyelamatkan Balita dari Kematian
The Lancet, Child Survival Series, 2003 (Jones et al.)
Intervensi Jml meninggal yang %
dapat ditekan
Pemberian ASI Eks 1,301,000 13%
Pemberian MP-ASI 587,000 6%
Kelambunisasi 691,000 7%
Sanitasi & Air Bersih 326,000 3%
Vitamin A 225,000 2%
Nevirapine/ replacement feeding 150,000 2%
Imunisasi campak 103,000 1%
Rekomendasi WHO/Unicef 2002 :
Optimal Feeding pada bayi dan anak 0 24 bulan :

Inisiasi Menyusu Dini dalam 1 jam setelah bayi lahir


Bayi mendapat ASI secara eksklusif sejak lahir
sampai usia 6 bulan
Bayi mulai diberi MP-ASI sejak usia 6 bulan
ASI terus diberikan sampai anak berumur 24 bulan
atau lebih
Situasi menyusui terkini :
Perilaku menyusui di Indonesia
mulai membaik
Persentase Bayi Umur 0-6 Bulan Yang Mendapat ASI Saja
Menurut Tahun
(Data Susenas 2004 2009 dan Riskesdas 2010)
Persentase Bayi Umur 6 Bulan Yang Mendapat ASI Saja
Selama 6 Bulan Menurut Tahun
(Data Susenas 2004 2009 dan Riskesdas 2010)
2011

2010

2009

2011

2010

2009
Trend Cakupan ASI Eksklusif
Kabupaten/Kota Tahun 2011
10 LANGKAH PERLINDUNGAN IBU DAN BAYI
SECARA TERPADU DAN PARIPURNA
1. Ada kebijakan tertulis tentang manajemen yang mendukung pelayanan kesehatan
ibu dan bayi termasuk pemberian ASI eksklusif dan Perawatan Metode Kanguru
(PMK) untuk bayi BBLR.
2. Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling kesehatan maternal
dan neonatal.
3. Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada bayi baru
lahir dengan IMD dan kontak kulit ibu-bayi.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK).
5. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung termasuk
membantu ibu menyusui yang benar, dan pelayanan neonatus sakit.
6. Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaring rujukan
pelayanan ibu dan bayi dengan sarana kesehatan lain.
7. Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh kembang.
8. Menyelenggarakan pelayanan keluarga berencana termasuk pencegahan dan
penanganan kehamilan yang tidak diinginkan serta kesehatan reproduksi lainnya.
9. Menyelenggarakan Audit Maternal dan Perinatal rumah sakit secara periodik dan
tindak lanjut.
10. Memberdayakan kelompok pendukung ASI dalam menindaklanjuti pemberian ASI
eksklusif dan PMK.
PERKEMBANGAN 10 LMKM DI INDONESIA

1. Kepmenkes RI Nomor 237/Menkes/SK/IV/1997 tentang


Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu.
2. Kepmenkes Nomor 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang Pemberian
Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif pada Bayi di Indonesia, telah
ditetapkan agar seluruh fasilitas kesehatan untuk sepenuhnya
melaksanakan 10 LMKM.
3. Pada Pekan ASI Sedunia (PAS) 2006, Ibu Negara Hj. Ani Susilo
Bambang Yudhoyono diangkat sebagai Duta Nasional ASI.
4. UU 36/2009 tentang Kesehatan mencantumkan pentingnya ASI
dan diamanatkan perlu diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP)
tentang Pemberian ASI Eksklusif.
5. Setelah 20 tahun Deklarasi Innocenti, fasilitas persalinan yang
telah menerapkan 10 LMKM dan telah disertifikasi sebagai
Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi hanya sekitar 28%.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian
ASI Eksklusif.
STRATEGI PMBA
1. Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap
perilaku menyusui melalui peraturan perundang-
undangan dan kebijakan
2. Penguatan sarana pelayanan kesehatan dalam
menerapkan 10 langkah keberhasilan menyusui
3. Peningkatan komitmen dan kapasitas
stakeholder dalam meningkatkan, melindungi
dan mendukung pemberian ASI dan MPASI
4. Pemberdayaan ibu, keluarga dan masyarakat
dalam praktek pemberian ASI dan MPASI.
Situasi yang tidak mendukung PMBA
1. Pemberian ASI dan MPASI belum optimal
2. Peraturan Perundang-undangan dan Kebijakan yang belum
memadai
3. RS dan fasilitas pelayanan kesehatan belum melaksanakan 10
langkah menuju keberhasilan menyusui
4. Pemahaman, sikap dan praktek petugas kesehatan belum
sepenuhnya mendukung peningkatan pemberian ASI dan
MPASI
5. Belum adanya perlindungan atas hak-hak ibu bekerja serta
fasilitas yang mendukung pemberian ASI eksklusif
6. Pemahaman ibu, ayah dan keluarga tentang ASI dan MPASI
masih rendah
7. Dukungan masyarakat belum memadai, ditambah lagi adanya
kebiasaan atau budaya masyarakat yang menghambat
pemberian ASI eksklusif dan MPASI yang optimal.
Strategi Peningkatan Pemberian ASI

Pemberdayaan ibu dan keluarga dalam perilaku


menyusui.

Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

Lingkungan kondusif untuk mendukung


keberhasilan menyusui
Memberdayakan Ibu & Keluarga Agar Mau dan Mampu
Menyusui dengan Benar

Penyuluhan dan kampanye menyusu


Radio, TV spot
Th 2006 : Penganugerahan Ibu Negar
Ny. Ani Susilo Bambang Yudhoyono
sebagai Duta Nasional untuk ASI
Pengembangan Kelompok
Masyarakat Pendukung ASI
Tahun 2010 : penghargaan Tokoh
Penggerak ASI dalam Pekan ASI
Sedunia 2010 di Monas
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Kesehatan

Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB).

4 dari 10 langkah RSSIB pemberian ASI

RSSIB harus memiliki konselor menyusui

Pelatihan konseling menyusui


Menciptakan Lingkungan kondusif
untuk ibu menyusui
Pengendalian Promosi Susu Formula
Penyediaan ruang khusus untuk ibu menyusui
di tempat-tempat umum
Pengendalian sponsorship kegiatan profesi

Peraturan Pemerintah
Beli 3 karton dapat Nutricia
(dalam proses) Fun Wheelutk dapat hadiah +
sampel cream Nutricia 4 bln
Tujuan pelatihan

Meningkatkan keterampilan dalam


konseling menyusui

Tersedia tim konselor menyusui di


Sarana Pelayanan Kesehatan dan
Puskesmas di Propinsi Riau
PELATIHAN KONSELING MENYUSUI
DI KOTA PEKANBARU

Modul : Standar 40 jam


Waktu : 8 13 Mei 2012
Tempat : Hotel Furaya Pekanbaru
Peserta :
- Bidan Puskesmas
- TPG Puskesmas
dari 12 Puskesmas

MoT dan FASILITATOR

Martini Markum, SKM


Zulfayeni, SST, M.Kes
Erminety Afrina, S.Gz
Katarina Sebayang, SKM
Hilma Rusdy, Amd. Keb
PROSES PELATIHAN

Modul : Metode 40 jam (std Internasional)


Dalam kelas : Praktik klinik :
Pleno RS/RB
Kelompok Puskesmas/Posyandu
PROSES DALAM KELAS (1) Pleno

Presentasi ,
diskusi, simulasi

Fasilitator
menyajikan materi
PROSES DALAM KELAS (2) kelompok

Kelompok sedang:
14 orang, 3 fasilitator
10 orang, 2 fasilitator

Kelompok kecil
4 - 5 orang
PROSES PRAKTIK KLINIK

Kelas dibagi menjadi 2 klp

Tiap klp praktik di tempat


yang berbeda

Di tempat praktik klp


dibagi menjadi klp kecil (4-
5 org)

Tiap klp kecil dipandu 1


fasilitator
Praktik Klinik
Praktik
1 2 3 4
Kelas

A
RSUD Klinik Puskesmas/ Puskesmas/
Bersalin Posyandu Posyandu
(RSIA)

B
Klinik RSUD Puskesmas/ Puskesmas/
Bersalin Posyandu Posyandu
(RSIA)
ISI MODUL (33 SESI)

1.1. Mengapa menyusui penting


2.2. Situasi lokal menyusui
3.3. Cara kerja menyusui
4.4. Menilai proses menyusui
5.5. Mengamati proses menyusui
6.6. Mendengarkan dan mempelajari
7.7. Latihan mendengarkan dan mempelajari
8.8. Praktik pelayanan kesehatan
9.9. Praktik klinik 1
10.Mengatur posisi bayi pada payudara
11. Membangun percaya diri & memberi
dukungan
ISI MODUL (33 SESI) lanjutan

12. Latihan membangun percaya diri


13. Praktik klinik 2
14. Kondisi payudara
15. Latihan kondisi payudara
16. Menolak menyusu
17. Mengkaji riwayat menyusui
18. Praktik mengkaji riwayat
19. Pemeriksaan payudara
20. Memerah ASI
21. ASI tidak cukup
22. Menangis
ISI MODUL (33 SESI) lanjutan

23. Praktik ASI tidak cukup dan menagis


24. Praktik klinik 3
25. Praktik konseling
26. Bayi berat lahir rendah dan bayi sakit
27. Meningkatkan produksi ASI dan relaktasi
28. Mempertahankan menyusui
29. Praktik klinik 4
30. Merubah pelayanan
31. Gizi, kesehatan dan kesuburan wanita
32. Wanita bekerja
33. Promosi komersial pengganti ASI
TOPIK 4 PRAKTIK KLINIK

1. Mendengarkan & mempelajari, Menilai proses


menyusui fokus sesi 1, 3, 4, 5, 6, 7

2. Membangun percaya diri dan memberi dukungan,


Mengatur posisi payudara
fokus sesi 8,10, 11, 12, 20

3. Mencatat riwayat menyusui


fokus sesi 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 23

4. Memberi konseling pada ibu dalam situasi


berbeda-beda fokus sesi 25, 26, 27, 28
33 SESI

a. 9 sesi presentasi
b. 4 sesi simulasi & demo
c. 14 sesi klmpk sedang
(10 )
d. 2 sesi klmpk kecil ( 5 )
e. 4 sesi praktik klinik
PERLENGKAPAN

Tiap peserta mendapat :


Buku panduan peserta
Alat tulis (ballpoint, pensil, penghapus, rautan,
nametag).
AKHIR PELATIHAN
AKHIR PELATIHAN

Peserta mendapat :
Sertifikat
( 1 SKS) 51 jam pelajaran

Anda mungkin juga menyukai