Anda di halaman 1dari 2

NARASI PENURUNAN STUNTING

KABUPATEN LAMPUNG UTARA

 Stunting adalah Kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis
sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Balita Stunting ditandai dengan kondisi fisik panjang
badan atau tinggi badan anak lebih pendek dari anak normal seusianya. Kekurangan gizi kronis
terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir tetapi stunting baru
nampak setelah anak berusia 2 tahun.

 Trend prevalensi stunting balita pada setiap tahunnya mengalami penurunan yang sangat
signifikan setiap tahunnya. Tahun 2018 prevalensi stunting yaitu 26,6% melalui kegiatan riset
Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Utara,
Jika dibandingan dengan Tahun 2019 dan Tahun 2020 mengalami penurunan yang sangat
signifikan yaitu 9,6% Tahun 2019 dan 7,4% pada tahun 2020. Pada tahun 2018 data stunting di
kabupaten lampung utara belum di validasikan kembali oleh tenaga kesehatan di puskesmas
sedangkan pada tahun 2019 dan 2020 sudah dilakukan validasi data oleh petugas gizi di 27
Puskesmas di Kabupaten Lampung Utara. Pada Tahun 2021 prevalensi stunting mengalami
penurunan sebesar 1,1% yaitu 6,3%.

 Jumlah Balita Stunting di Kabupaten berdasarkan tahun


 2019 Jumlah Balita Stunting : 2486 Balita Stunting
 2020 Jumlah Balita Stunting : 2935 Balita Stunting
 2021 Jumlah Balita Stunting : 2227 Balita Stunting

 Intervensi Penurunan Stunting di kabupaten Lampung Utara dalam upaya penanganan stunting
adalah dengan cara Intervensi Gizi Spesifik dan Intervensi Gizi Sensitif.
 Intervensi Gizi Spesifik (Kontribusi 30% dlm penurunan Stunting) di antara lain :
1. Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri, calon pengantin, ibu hamil
(suplementasi besi folat)
2. Promosi dan kampanye Tablet Tambah Darah
3. Kelas Ibu Hamil
4. Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi ibu hamil yang positif malaria
5. Suplementasi vitamin A
6. Promosi ASI Eksklusif
7. Promosi Makanan Pendamping-ASI
8. Suplemen gizi makro (PMT)
9. Promosi makanan berfortifikasi termasuk garam beryodium dan besi
10. Promosi dan kampanye gizi seimbang dan perubahan perilaku
11. Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk
12. Pemberian obat cacing

NO INDIKATOR TARGET CAKUPAN CAKUPAN


CAPAIAN CAPAIAN
PROGRAM PROGRAM
TAHUN 2020 TAHUN 2021
1 Cakupan Balita Ditimbang (D/S) 86% 73,9% 63,7%
Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat
2 100% 100% 100%
Perawatan
Cakupan Bayi usia 0-6 bulan Mendapat Asi
3 52% 53,6% 47%
Eksklusif
Cakupan Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam
4 100% 93% 95%
Beryodium
Cakupan Balita 6-59 bulan mendapat kapsul Vitamin
5 91% 83,6% 74,5%
A
Cakupan Ibu Hamil Mendapat TTD Minimal 90
6 96% 97,8% 86%
Tablet selama Kehamilan
7 Cakupan Ibu Hamil KEK Mendapat PMT 50% 89% 92%
8 Cakupan Balita Kurus Mendapat PMT 50% 68,1% 84,6%
9 Cakupan Remaja Putri Mendapat TTD 33% 61% 65%
10 Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A 94% 99,5% 99,4%
Cakupan Bayi Baru Lahir mendapat IMD (Inisiasi
11 50% 93% 95%
Menyusui Dini)
Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat
12 90,5% 87,7% 83,4%
Badannya (N/D)

 Intervensi Gizi Sensitif (Kontribusi 70% dlm penurunan Stunting) di antara lain :
1. Dnas Pendidikan : PAUD
2. Dinas Perumahan dan Permukiman : Peningkatan Kualitas Rumah tidak layak huni
3. Dinas Ketahanan Pangan : Kawasan rumah pangan lestari, pengembangan pangan lokal,
kawasan mandiri pangan
4. Dinas Peternakan : Kampanye Gizi produk perternakan
5. Dinas PMD : Gerakan Wanita Peduli Kesehatan reproduksi, kader KPM di setiap desa
minimal 5 orang KPM
6. Dinas Sosial : Kegiatan Jaminan Sosial Keluarga (PKH)
7. Dinas Kelautan dan Perikanan : Pengembangan Budidaya perikanan
8. BPPOM : Penyebaran informasi produk makanan di Kabupaten Lokus Stunting

 Upaya Penurunan Stunting di Kabupaten Lampung Utara adalah


1. Peningkatan pengetahuan ibu dengan adanya penyuluhan dan konseling gizi dan kesehatan salah
satunya tentang pentingnya ASI Eksklusif.
2. Pemberdayaan keluarga 1000 HPK untuk membantu meningkatkan pendapatan keluarga
sehingga konsumsi gizi untuk keluarga terutama balita meningkat
3. Menurunkan angka kesakitan pada balita dengan penyediaan obat-obatan dalam satu
kesatuan dengan sistem layanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai