Anda di halaman 1dari 15

UPT PUSKESMAS SLEMPIT

TELAAHAN STAF

Kepada : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik


Dari : UPT Puskesmas Slempit
Tanggal : 19 Mei 2021
Nomor :
Sifat : Penting
Lampiran : 1 berkas
Perihal : Analisa Situasi Penanggulangan Stunting di puskesmas sekapuk

I. POKOK PERSOALAN

Menganalisis situasi, pemetaan sumber daya, lingkungan, faktor ekonomi, sosial, budaya
dan infrastruktur dalam rangka penanggulangan Stunting di wilayah kerja puskesmas sekapuk

II. PRA ANGGAPAN

Mendeskripsikan bahwa Kabupaten Gresik sebagai Lokus Stunting Tahun 2021 maka
Strategi penanggulangan prevalensi stunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu,
mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitive melalui jejaring kesehatan dan lintas
sektor wilayah kerja Puskesmas Slempit.

III. FAKTA-FAKTA YANG MEMPENGARUHI


1. Kesiapan Data
a. Data balita tiap desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Sekapuk
NO PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
SEKAPUK SASARAN SASARAN BALITA DI STUNTING
PROYEKSI RIIL UKUR
1 SLEMPIT 581 412 394 26
2 SIDORAHARJO 434 337 317 21
3 MOJOWUKU 279 204 199 18
4 TULUNG 190 141 136 12
5 GLINDAH 288 222 211 15
6 LAMPAH 326 219 203 14
7 CERMEN LEREK 140 100 100 9
JUMLAH 2238 1635 1560 115

b. Data ePPGBM
Aplikasi yang diakui secara Nasional untuk pencatatan dan pelaporan data Stunting
adalah Aplikasi ePPGBM dari Kementerian Kesehatan. Data Stunting didapatkan
berdasarkan pengukuran tinggi/panjang badan dibandingkan umur balita pada bulan
timbang Februari dan Agustus di Posyandu. Aplikasi ePPGBM ini berbasis NIK
Balita.
Data bulan timbang dari bidan desa yang dilakukan secara manual dilaporkan ke
petugas gizi dan petugas gizi yang mengupload semua data balita di aplikasi eppgbm
c. Alur laporan kunjungan / penimbangan dari Faskes Swasta belum terorganisir dengan
baik. Balita yang tidak melakukan penimbangan di Posyandu kemungkinan
menimbang di Faskes Swasta setiap bulan, terutama jika orang tua bekerja.

2. Ketersediaan Sumber Daya


a. Potensi Sumber Daya Manusia :
Penanggung Jawab Program Gizi di Puskesmas Slempit hanya 1 orang (Bidan)

Tenaga sebagai berikut :


N PUSKESMAS PJ gizi Ket.
O
1 Slempit Bidan -
JUMLAH 1 -

3. Sarana dan Prasarana :


Berdasarkan PMK Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standart Antropometri Anak;
Pasal 4 ayat 3 :
Indeks Panjang Badan atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U)
anak usia 0 (nol) sampai dengan 60 (enam puluh) bulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b digunakan untuk menentukan kategori :
a. sangat pendek (severely stunted);
b. pendek (stunted);
c. normal; dan
d. tinggi.
Pasal 8 :
Pengukuran Antropometri Anak wajib menggunakan alat dan teknik
pengukuran sesuai standar.

Berikut Tabel Ketersediaan Alat antropometri di puskesmas sekapuk


Jumlah Alat Persentase Jumlah Alat Persentase
Jumlah
NO Puskesmas Ukur Panjang Ketersediaan Ukur Tinggi Ketersediaan
Posyandu
Badan Alat Ukur PB Badan Alat Ukur TB

1 SLEMPIT 41 0 0,0 15 34,1

4. Kompetensi Tenaga Kesehatan


Selain alat ukur sesuai standart, Teknik pengukuran sesuai standart juga perlu
diaplikasikan saat melakukan pengukuran pada balita. Sehingga perlu adanya tenaga
terlatih dalam pengukuran Balita. Adapun Pelatihan/Orientasi yang mengajarkan
teknik pengukuran Balita antara lain :
- Pelatihan/Orientasi Tatalaksana Gizi Buruk (TTLGB),
- Pelatihan/Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA),
- Pelatihan/Orientasi Pemantauan Pertumbuhan.
- Pelatihan/Orientasi cara penggunaan alat ukut tinggi badan yang standart
- Pelatihan/Orientasi pemantapan proses upload aplikasi si gizi terpadu termasuk
EPPGBM, laporan gizi rutin, dll
Berikut Tabel Kompetensi Tenaga Kesehatan puskesmas sekapuk

ORIENTASI TTLGB
PMBA (PEMBERIAN PEMANTAUAN
(TATA LAKSANA GIZI
MAKAN BAYI BALITA) PERTUMBUHAN
NO PUSKESMAS BURUK)

GIZI BIDAN KADER GIZI BIDAN KADER GIZI BIDAN KADER

1 SLEMPIT 1 1 15 1

JUMLAH 1 1 15 1

5. Anggaran untuk Penanggulangan Stunting


Ketersediaan Anggaran untuk Program Gizi ( termasuk Penanggulangan Stunting
) DAK Non Fisik ( BOK )
Anggaran di Puskesmas berasal dari dana BOK ( DAK Non Fisik) Tahun 2021
sebesar ( Rp. 9.059.500). sebagai berikut :

JML ANGG
NO PUSKESMAS JML ANGG BOK PROPORSI SASARAN RIIL
GIZI

1 SLEMPIT 510.590.000 9.059.500 1.635

6. Prevalensi Stunting

A. Berdasarkan Survei :
1. Riskesdas Tahun 2018
- Prevalensi Stunting Propinsi Jawa Timur : 32,81 %
- Prevalensi Stunting Kab.Gresik : 27,16 %

2. SSGBI Tahun 2019


- Prevalensi Stunting Propinsi Jawa Timur : 26,9 %
- Prevalensi Stunting Kab.Gresik : 25,5 %

B. Berdasarkan Bulan Timbang Tahun 2020 :


1. Bulan Timbang Februari :
- Jawa Timur Sasaran di entry 69,39% Prevalensi 12,45 %
- Gresik Sasaran di Entry 63,62 % Prevalensi 6,84 %

2. Bulan Timbang Agustus :


- Jawa Timur Sasaran di entry 48,02% Prevalensi 12,65%
- Gresik Sasaran di Entry 30,09 % Prevalensi 2,39 %
C. Berdasarkan Hasil Bulan Timbang Februari Tahun 2021, data prevalensi Stunting
yang dilaporkan Puskesmas Slempit ke dinas kesehatan kabupaten adalah sebagai
berikut :

BALITA PERSENTASE
NO PUSKESMAS STUNTING
DIUKUR STUNTING
1. SLEMPIT 1560 115 7,37
JUMLAH 1560 115 7,37

Sebaran stunting tiap desa di wilayah kerja puskesmas sekapuk :

TB/U
No Desa/Kelurahan Sangat
Pendek Normal Tinggi
Pendek
1 SLEMPIT 1 25 367 1
2 SIDORAHARJO 1 20 296 -
3 MOJOWUKU 4 13 179 3
4 TULUNG 3 9 124 -
5 GLINDAH 2 14 195 -
6 LAMPAH 3 11 189 -
7 CERMEN LEREK 1 8 90 1
JUMLAH 15 100 1.440 5

N Pukesmas Desa/Kel
NIK Nama JK Tgl Lahir Nama Ortu
o
3525085005170001 Adeva meysa
1 P 10/05/2017 Heriono Slempit Slempit
Saqueena
2 3525084306180002 P 03/06/2018 Agus santoso
3525080804180002 Arjunaaprilianto
3 08/04/2018 Raji
Qirani alesha
4 3525086207170002 22/07/2017 Devi indadari
Letisia naumi
3525086410180001 klarisa 24/10/2018 Siti sholikah
5
M. Hafis
3525080303190002 alfarukh 03/03/2019 Lisaniah
6
Auliya fajrina Siti
3525086003190001 20/03/2019 novatimah
7
3525080610200001 Sandy Abidzar 06/10/2020 Wiwid
8
Aliandra al la'la Fitroh
3525082702180002 27/02/2018 tamboyon
9
Wdiya Dwi
3525084303180002 aulia 03/03/2018 Khusairi
10
Erlita nazla Ahmad
3525084503180001 05/03/2018 Ashar
11
12 3525080808170001 Bima satya 08/08/2017 Jumilah
Nugraha

Muhamad
3525081809160001 gilang ariki 18/09/2016 Senari
13
3525081007170001 Fathir khalif. S 10/07/2017 Sukiyadi
14
3525081301180001 Muhamad faqih 13/01/201
zunaid 8 Rofiul faqih
15
Laila dwi lestari
16
Afanda
Trigautama
17
Aulia izatun
18
Hilmi
19
Nada
nursalsabilah
20
M. andra riski
22
Alfiyah
aminatus
23
Fathan almizan
24
Veniara aurelya
25
Aditiya rifki. R
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
7. INTERVENSI SPESIFIK YANG DILAKUKAN
 KONDISI/DATA REMATRI KEK DAN ANEMIA (Rematri anemia belum
dilakukan)
 KONDISI/DATA BUMIL KEK DAN ANEMIA

NO NAMA DESA IBU HAMIL KEK 2021


JAN FEB MART APRIL
1 Sekapuk 1 - - 1
2 Bolo - - 1 -
3 Glatik - - - -
4 kebonagung - - - 1
5 Gosari - - 1 -
6 Canggaan - - 1 -
JUMLAH 1 0 3 2

NO NAMA DESA IBU HAMIL ANEMIA 2021


JAN FEB MART APRIL
1 Sekapuk 1 1 - -
2 Bolo - - - -
3 Glatik - - - -
4 kebonagung 1 - - -
5 Gosari - - - -
6 Canggaan - - - -
JUMLAH 2 1 0 0

 DISTRIBUSI/PEMBERIAN TTD PADA REMATRI DAN BUMIL


Pemantaun ttd bulan maret 2021
NO Nama desa Jumlah siswa Terdistibusi
1 Sekapuk 228 228
2 Bolo 97 97
3 Glatik 38 38
4 kebonagung 37 37
5 Gosari 74 74
6 Canggaan 126 126
jumlah 600 600

 KEPATUHAN REMATRI DAN BUMIL MINUM TTD DAN


PELAPORANNYA
Data Pemantaun ttd bulan maret 2021
NO Nama desa Jumlah siswa kepatuhan
7-11 >12
1 Sekapuk 228 8 220
2 Bolo 97 4 93
3 Glatik 38 1 37
4 kebonagung 37 2 35
5 Gosari 74 4 70
6 Canggaan 126 0 126
jumlah 600 19 581
Data Pemantaun ttd ibu hamil tahun 2021
NO NAMA DESA Ibu hamil mendapat ttd min 90 tablet
%
JAN FEB MART APRIL
1 Sekapuk 26,3 31,82 32,26 17,24
2 Bolo - 30 9,52 5,26
3 Glatik - 18,18 16,67 8,33
4 kebonagung - 30 8,33 9,09
5 Gosari 17,39 26,09 20 21,74
6 Canggaan 36,84 36,84 8 27,27
JUMLAH 15,69% 29,52 17,36% 16,38

 PENANGANAN/PERLAKUAN TERHADAP REMATRI KURANG GIZI


(BELUM DILAKUKAN)
PENANGANAN (KEK) DAN BUMIL KEK
Pemberian PMT PADA BUMIL KEK tiap desa
Data Pemantaun PMT biskuit ibu hamil kek bulan maret 2021
NO Nama desa Bumil KEK Terdistibusi
1 Sekapuk 1 1 kardus
2 Bolo 1 1 kardus
3 Glatik 1 1 kardus
4 kebonagung 1 1 kardus
5 Gosari 1 1 kardus
6 Canggaan 1 1 kardus
jumlah 6 6

Data Pemantaun PMT biskuit balita gizkur bulan maret 2021


NO Nama desa Balita gizkur Terdistibusi
1 Sekapuk 8 8 kardus
2 Bolo 2 2 kardus
3 Glatik 1 1 kardus
4 kebonagung 3 3 kardus
5 Gosari 4 4 kardus
6 Canggaan 2 2 kardus
jumlah 20 20

 DATA BAYI LAHIR BBLR


NO NAMA DESA BAYI BBLR
JAN FEB MART APRIL
1 Sekapuk - - 1 -
2 Bolo - - - 1
3 Glatik - - - -
4 kebonagung - - - -
5 Gosari - 1 - -
6 Canggaan - - - -
JUMLAH 0 1 1 0
 PEMBERIAN VIT A PADA BAYI DAN BUFAS
DATA PEMBERIAN VIT A BULAN FEBRUARI 2021
NO Nama desa Presentasi bayi
mendapat vit A

1 Sekapuk 43
2 Bolo 25
3 Glatik 25
4 kebonagung 19
5 Gosari 21
6 Canggaan 0
jumlah 133

DATA PEMBERIAN VIT A BUFAS 2021


NO NAMA DESA Pemberian vit A bufas
JAN FEB MART APRIL
1 Sekapuk 3 8 8 7
2 Bolo - 1 5 2
3 Glatik - 1 2 2
4 kebonagung - 2 1 3
5 Gosari - 7 2 5
6 Canggaan - 6 5 3
JUMLAH 3 25 23 22

 KEBERADAAN PKPR, KELAS BUMIL, DDTK, KP-ASI, KAMPUNG ASI,


KELOMPOK PMBA, RUMAH PEMULIHAN GIZI (belum ada)

1. Kesiapan Data
a. Data Sasaran
Data sasaran balita di puskesmas sekapuk 1.372 balita sedangkan data riil 1.294
balita , selisih 78 balita

b. Data ePPGBM
Permasalahan utama yang dihadapi terkait dengan entry data bulan timbang ke
aplikasi e PPGBM adalah

1) Membutuhkan leptop/compt untuk program gizi


2) Semua pelaporan data ke EPPGBM dikelola oleh petugas gizi mulai penerimaan
data manual dari bidan, verifikasi dll sampai data terupload
3) Apabila ada balita yang belum mempunyai NIK sehingga untuk memasukkan data
balita tersebut NIK disesuaikan dengan kode NIK dan memungkinkan dobel NIK
jika tanggal lahir balita tersebut sama, maka data tidak bisa terupload

c. Alur laporan
Sasaran Balita yang tidak datang ke Posyandu tetapi rutin melakukan penimbangan
di fasilitas Kesehatan swasta pelaporannya belum tercover puskesmas.

2. Ketersediaan Sumber Daya


a. Potensi Sumber Daya Manusia :
Tugas dan tanggung jawab pengelola program gizi di puskesmas cukup berat, selain
bertugas di Poli Gizi untuk melayani rujukan konsultasi gizi dari poli lainnya juga harus
pemantauan ke lapangan untuk screening di sekolah, pemantauan dan pelaporan
penimbangan balita, pemantauan distribusi tablet tambah darah penyuluhan rematri,
distribusi vitamin A dan Program stunting meliputi penyuluhan sosialisasi PMBA,
pemberian pmt ibu hamil gizkur, pelacakan gizi buruk,monitoring garam yodium,
sweeping balita yang tidak datang ke posyandu, Sebagian PJ Gizi Puskesmas juga
mempunyai tugas rangkap membantu dipelayanan.

3. Sarana dan Prasarana :


Berdasarkan PMK Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standart Antropometri Anak,
bahwa Pengukuran Antropometri Anak wajib menggunakan alat dan teknik pengukuran
sesuai standar. Kondisi di puskesmas sekapuk jumlah posyandu 17 jumlah alat ukur
panjang badan 0 presentase ketersediaan alat ukur PB 0,0 % jumlah alat ukur tinggi
badan presentasi ketersediaan 35,3%.

4. Kompetensi Tenaga Kesehatan


Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Stunting, baik Petugas Gizi, Bidan
maupun Kader yang berhadapan langsung dengan sasaran Balita seharusnya sudah
mendapat Pelatihan/Orientasi Tatalaksana Gizi Buruk, Pelatihan/Orientasi Pemberian
Makan Bayi dan Anak (PMBA), maupun Pelatihan/Orientasi Pemantauan Pertumbuhan.
Kondisi saat ini Jumlah petugas maupun Kader yg mendapat pelatihan/orientasi tersebut
masih sangat kurang.
Dari petugas gizi dan bidan hanya pernah mengikuti pelatihan PMBA.

5. Anggaran untuk Penanggulangan Stunting


Proporsi anggaran untuk program Gizi di puskesmas sekapuk dari anggaran dana
BOK sebesar Rp. 30.000.000,
Dari berbagai faktor yang menjadi pertimbangan untuk alokasi kegiatan dari
anggaran BOK Puskesmas , kegiatan program Gizi sudah dievaluasi dan ada beberapa
kegiatan tambahan terkait pencegahan dan penurunan Stunting yang merupakan Prioritas
Nasional.

6. Prevalensi Stunting
Berdasarkan hasil bulan timbang Februari 2021 sebanyak 960 balita yang
ditimbang dan diukur didapatkan 20 balita yang stunting = 2,08%. Hal ini dimungkinkan
antara lain karena keakuratan pengukuran di masing masing wilayah puskesmas
mengingat sumber daya baik kompetensi sumber daya manusia maupun ketersediaan
sarana antropometri untuk pengukuran Panjang badan dan tinggi badan di masing-masing
puskesmas belum semuanya terpenuhi.

7. INTERVENSI SPESIFIK
BAHASLAH SELURUH PERMASALAHAN YANG MEMPENGARUHI KONDISI
STUNTING SECARA KOMPREHENSIF
Literatur yang membahas mengenai praktik gizi ibu dan anak di Indonesia
terutama pada masa emas 1000 HPK. 11 Secara keseluruhan, disparitas pencapaian
seluruh indikator gizi ibu dan anak terjadi di seluruh Indonesia karena ketimpangan
ekonomi dan sosial, infrastruktur, dan desakota. Kekurangan gizi terjadi paling buruk di
daerah dengan akses terbatas ke pelayanan kesehatan, sekolah, dan pasar. Bahkan di
antara rumah tangga terkaya, antara 24 dan 29% anak anak juga menderita stunting.
Tinjauan tersebut mengulas praktik gizi ibu dan anak saat ini dan apa yang diketahui
tentang determinan kunci gizi ibu dan anak dan perilaku mencari layanan kesehatan
(health seeking behaviour).
Kesenjangan pengetahuan penting terkait gizi ibu dan anak telah diidentifikasi. Tinjauan
tersebut menggaris bawahi perlunya strategi komunikasi perubahan perilaku yang
komprehensif dan berbasis data mulai dari advokasi, komunikasi massa, komunikasi
interpersonal dan penggerakan masyarakat untuk mengatasi hambatan untuk mencapai
gizi ibu dan anak yang optimal dalam 1000 HPK
1) Terkait Stunting
 Stunting belum dikenal oleh banyak orang.
 Stunting belum dilihat sebagai masalah kesehatan masyarakat di kalangan ibu, tenaga
kesehatan dan pemangku kepentingan non-kesehatan
 Banyak orang percaya stunting disebabkan oleh faktor genetik.

2) Gizi Ibu
 Food taboo dan food habit yang keliru selama kehamilan
 Asupan makan ibu hamil dipengaruhi oleh suaminya dan/atau mertua sebagai orang yang
mengambil keputusan mengenai makanan apa yang akan dibeli dan dikonsumsi.
 Defisiensi mikonutrien pada ibu hamil terjadi karena rendahnya kepatuhan konsumsi
suplementasi gizi selama hamil.
3) Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif
 Inisiasi menyusu dini belum menjadi normal; hanya sekitar setengah dari ibu melahirkan
melakukan inisiasi menyusu dini dalam 1 jam kelahiran.
 Satu dari dua bayi berumur 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif.
 Ibu yang melahirkan dibantu oleh tenaga kesehatan lebih sering tidak mempraktekkan
inisiasi menyusu dini dalam 1 jam pertama kelahiran dibanding jika kelahiran dibantu
oleh dukun beranak atau keluarga.
 Terdapat confidence gap pada kemampuan ibu untuk bisa memproduksi ASI dalam
kualitas dan kuantitas yang mencukupi.
 Ibu yang bekerja mendapat hambatan untuk bisa menyusui, misalnya karena akses ke
pojok ASI terbatas, dll
 Materi promosi susu formula yang menyalahi code of conduct menjadi halangan untuk
ASI eksklusif.
4) Pemberian Makanan Tambahan
 Pengenalan kepada makanan tambahan yang terlalu dini, setengah dari anak yang
mendapatkan ASI sudah meneima makanan padat atau semi padat pada umur 4 atau 5
bulan.
 Kecukupan frekuensi makan anak pada usia 6-24 bulan menjadi masalah; 1/3 anak tidak
mendapat makan dengan frekuensi yang cukup setiap harinya
 50% ibu menyatakan hanya memberi makan anak sesuai keinginan anak (on demand)
 Hanya sekitar 1/3 anak usia 6-23 bulan diberi makan sesuai standar WHO untuk PMBA,
termasuk frekuensi pemberian ASI dan makanan serta kecukupan keragaman makanan.
Kotak 2. Permasalahan terkait WASH
 87% dari populasi memiliki akses terhadap sumber air minum
 61% dari populasi menggunakan sistem sanitasi
 Adanya ketidaksamaan akses akan air bersih dan sanitasi di semua provinsi
 Perilaku mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, memasak, atau saat memberi
makan masih rendah
 Sekitar 20% dari total populasi di Indonesia masih melakukan buang air besar
sembarangan
5) Perbaikan gizi rematri penyuluhan tentang makanan gizi seimbang untuk remaja putrid
6) Pemberian tablet tambah darah dan pemantauan terhadap kepatuhan mengkonsumsi
tablet tambah darah
IV. KESIMPULAN :

1. Perlu adanya perbaikan Manajemen data :


- Penyebaran data Proyeksi per wilayah Puskesmas disesuaikan dengan Proporsi data
Riil sasaran per puskesmas
- Ketelitian dalam entry data hasil bulan timbang ke dalam aplikasi eppgbm untuk
memperkecil data yg gagal upload
- Adanya alur laporan dari fasilitas Kesehatan swasta ke puskesmas terkait hasil
penimbangan balita yang dilakukan di faskes swasta.
2. Pentingnya Ketersediaan Sumber Daya dengan kompetensi Ahli Gizi sebagai
Penanggung Jawab Program Gizi di Puskesmas
3. Perlunya pemenuhan sarana antropometri di semua posyandu untuk keakuratan
pengukuran dengan alat ukur yang terstandar
4. Perlunya peningkatan kompetensi petugas dalam pengukuran untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang akurat
5. Perlunya memprioritaskan anggaran di Puskesmas untuk program gizi dalam pencegahan
dan penanggulangan ( Stunting ) karena merupakan salah satu prioritas program nasional.
6. Pentingnya Data Prevalensi Stunting untuk menggambarkan kondisi Stunting di
Kabupaten Gresik yang akurat. Adanya penurunan yang signifikan antara data Stunting
hasil Survei dan hasil Bulan Timbang dari Tahun 2019 dan Tahun 2020.

V. SARAN

1. Koordinasi dengan Subag Program untuk memproporsikan penyebaran data proyeksi


sasaran balita sesuai dengan proporsi data sasaran riil per puskesmas
2. Review pencatatan dan pelaporan aplikasi eppgbm kepada petugas gizi di puskesmas
3. Membuat surat edaran Kepala Dinas terkait alur data pelaporan hasil penimbangan dan
pengukuran balita dari faskes swasta ke puskesmas sesuai wilayah
4. Usulan Formasi Tenaga Ahli Gizi untuk seluruh Puskesmas secara merata minimal 1 Ahli
Gizi di setiap Puskesmas.
5. Pemenuhan sarana Antropometri melalui :
- Usulan DAK Tahun 2022
- Konvergensi dengan Dinas PMD terkait dengan penggunaan dana desa untuk
pemenuhan antropometri di posyandu yang ada di wilayahnya
6. Perlunya Refresing Petugas dan Kader Posyandu untuk peningkatan kompetensi
7. Perlunya Monitoring dan Evaluasi terkait kegiatan-kegiatan yang mendukung
pencegahan dan penanggulangan stunting antara lain :
- Distribusi PMT Balita dan Bumil KEK
- Distribusi Vit A Balita dan Bufas
- Distribusi TTD untuk Bumil dan Rematri
- Kelas Ibu Hamil (konseling gizi)
- DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang)
- Pelaksanaan Asuhan Gizi Terstandart pada Balita Kurang gizi
- Pembentukan Kampung ASI
- Pembentukan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI)
- Pembentukan Kelompok PMBA (Pemberian Makan Bayi Anak)
- Rumah Pemulihan Gizi
- Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor
- Membentuk inovasi untuk cegah stunting
8. Perlunya pencatatan dan pelaporan data stunting tepat waktu dan dilakukan validasi data
Stunting (Desk Data dengan Pimpinan) paling lambat pada minggu pertama Bulan
berikutnya (Maret atau September). Sehingga data yang dientri ke ePPGBM dan yang
dikumpulkan ke Dinas Kesehatan dapat dipertanggung jawabkan.

Gresik, 08 Juni 2021

KEPALA UPT PUSKESMAS SEKAPUK

dr. ANISSA PRISMA RAKHMI DEWI


NIP. 19830613 201409 2 001

Anda mungkin juga menyukai