Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............…………………………………… 1
A. Latar Belakang………………………………………………............. 2

B. Pengertian…………………………………………………….. 3

BAB II RUANG LINGKUP……………………………………………… 3

BAB III KEBIJAKAN............................................................................................

BAB IV TATA LAKSANA……………………………………………….. 4


A. Jenis-jenis kredensial…………………………………………. 4
B. Proses pelaksanaan kredensial………………………………... 5
C. Tahap pelaksanaan kredensial / rekredensial…………………. 6

BAB V DOKUMENTASI……………………………………………….. 7

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Rumah Sakit Santo Antonius Jopu adalah Rumah Sakit yang sedang melakukan peningkatan
mutu dan pengembangan pelayanan dan merupakan elemen utama untuk mencapai Visi Rumah
Sakit Santo Antonius Jopu ini yaitu Menjadi Rumah Sakit terbaik di wilayah Ende Lio dan
sekitarnya dengan mengutamakan keselamatan pasien melalui pelayanan yang berkualitas.
Semua Organisasi termasuk Rumah Sakit harus mampu menerapkan perilaku positip terhadap
perubahan.

B. Pengertian

Rumah sakit merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi terlebih
dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya. Keberadaan
staf medis dan tenaga kesehatan lainnya akan sangat menentukan kualitas pelayanan rumah sakit
dan demi menjaga keselamatan pasien, rumah sakit perlu mengambil langkah-langkah
pengamanan dengan cara pemberian kewenangan bagi tenaga kesehatan melalui mekanisme
kredensial.
Credentialing berasal dari bahasa Inggris yang artinya mandat dalam bahasa Indonesia
(kamus bahasa Indonesia).Kredensial adalah proses untuk mendapatkan, memeriksa, dan menilai
kecakapan (kualifikasi) praktisi tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan perawatan
pasien, didalam, atau untuk rumah sakit (organisasi perawatan kesehatan). Kredensial adalah
proses pembentukan kualifikasi professional yang berlisensi diberikan kepada anggota atau
organisasi, dengan menilai latar belakang dan legitimasi. Sedangkan menurut priharjo (1995)
Kredensial merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan.
Proses kredensial merupakan salah satu kompetensi profesi keperawatan mempertahankan
standar praktik dan akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya.
Credentialing adalah review dari kualifikasi individu atau organisasi. Jadi, kredensial
dapat diartikan sebagai bukti tertulis dari organisasi profesi dalam upaya mempertahankan
standar praktik dan akuntabilitas anggotanya Koezier Erb ( 2004).Definisi lain kredensial
menurut (Guido, 2006) adalah suatu bukti pengakuan yang biasanya dalam bentuk tertulis yang
menyatakan bahwa individu atau organisasi mempunyai standar  praktek yang
spesifik.Credentialing  merupakan suatu bentuk keberhasilan seseorang untuk memperoleh nilai
dari suatu badan kredensial.Credentialing merupakan keseragaman proses yang telah disetujui
oleh semua anggota. Hal ini berarti badan tersebut dapat menerapkan standar yang sama pada
setiap aplikasi kredensial. Berdasarkan penjelasan diatas disimpulkan bahwa kredensial adalah

2
proses pengakuan profesi yang diberikan kepada individu atau organisasi dengan mempunyai
otoritas atau dianggap kompeten dalam melakukan tindakan atau kebijakan.
Proses untuk memeriksa secara berkala kecakapan staf di sebut dengan “ rekredensialing “
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 755/MENKES/IV/2011Mitra
bestari adalah sekelompok staf kesehatan dengan reputasi dan kompetensi profesi yang baik
untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi kesehatan.
Privileging adalah proses di mana suatu cakupan dan isi tertentu dalam layanan perawatan pasien
(yaitu, hak-hak istimewa klinis) diberikan sebagai wewenang kepada seorang praktisi kesehatan
oleh suatu rumah sakit, berdasarkan evaluasi kredensial dan kinerja orang tersebut. Proses
privileging dilakukan terhadap seluruh praktisi yang diperbolehkan oleh undang-undang untuk
berpraktek tanpa pengawasan (mandiri), dan bukan hanya dilakukan terhadap dokter. JCI /
akreditasi mensyaratkan seluruh tenaga kesehatan (dokter, perawat, analis laboratorium,
radiografer, fisioterapis, ahli gizi, dll) dilakukan kredensialing.

C. Tujuan Kredensial dan Rekredensial

Ada tujuan – tujuan dari Kredensial dan Rekredensial sebagai berikut :

1. Seluruh tenaga kesehatan yang secara langsung melakukan pelayanan kesehatan kepada
pasien benar-benar mempunyai kewenangan yang sah dan kecakapan yang dibutuhkan
sesuai dengan peraturan yang berlaku
2. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan benar- benar kompeten .
3. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
4. Pengakuan dan penghargaan terhadap praktek tenaga kesehatan.
5. Meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai kompetensi yang
diperlukan

3
6.
7. BAB II
RUANG LINGKUP

 Panduan ini membahas tentang proses kredensial dan rekredensial Tenaga Kesehatan
lainnya yang terdiri dari :
1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi Laboratorium
3. Instalasi Radiologi
4. Instalasi Gizi

4
BAB III
TATA LAKSANA
KREDENSIAL & REKREDENSIAL

A. JENIS-JENIS KREDENSIAL
Untuk menjamin kualitas standar pelayanan praktik seseorang sehingga baik praktisi atau
konsumen mempunyai jaminan yang secara legal dapat dipertanggung jawabkan oleh instansi
atau organisasi. Maka dibawah ini dijabarkan tentang jenis-jenis proses kredensial antara lain :

a. Lisensi
Lisensi merupakan izin praktek. Izin praktek di perlukan oleh profesi dalam upaya meningkatkan
dan menjamin profesional anggotanya. Bagi masyarakat izin praktek merupakan perangkat
pelindung bagi mereka untuk mendapat pelayanan yang professional yang benar-benar mampu
dan mendapat pelayanan dengan mutu yang tinggi. Tidak adanya izin praktik menempatkan
posisi tenaga kesehatan berada pada posisi yang sulit untuk menentukan mutu pelayanan. Bagi
setiap profesi mendapatkan hak izin praktik untuk anggotanya dengan memenuhi tiga kriteria
( Kozier, 1990) :
1. Ada kebutuhan untuk melindungi keamanan dan kesejahteraan masyarakat
2. Pekerjaan secara jelas merupakan area kerja yang tersendiri dan terpisah
3. Ada suatu organisasi yang melaksanakan tanggung jawab proses pemberian izin.

b. Registrasi
Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dalam informasi lain pada badan resmi baik
milik pemerintah atau bukan ( Priharjo, 1995)
Untuk dapat terdaftar perawat harus pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan
pendaftaran dengan nilai yang diterima, demikian juga dengan tenaga kesehatan lainnya.. Lisensi
maupun registrasi harus diperbaharui setiap satu atau dua tahun sekali.

c. Sertifikasi
Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat telah memenuhi standar
minimal kompetensi praktek pada area spesialisasi tertentu, seperti kesehatan ibu dan anak,
pediatric, jiwa, gerontology, dan kesehatan sekolah (priharjo, 1995)
Sertifikasi merupakan proses pengakuan oleh badan sertifikasi terhadap kompetensi seorang
tenaga profesi setelah memenuhi persyaratan untuk menjalankan profesi kesehatan tertentu
sesuai dengan bidang pekerjaannya.

5
d. Akreditasi
Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status akreditasi kepada institusi,
program atau pelayanan yang dilakukan oleh organisasi atau badan pemerintah tertentu (priharjo,
1995).Status akreditasi suatu lembaga merupakan cermin kinerja lembaga yang bersangkutan
dan menggambarkan mutu, efisiensi, serta relevansi suatu program-program yang
diselenggarakan. Hal-hal yang diukur dalam akreditasi meliputi struktur, proses dan kriteria
hasil.

B. PROSES PELAKSANAAN KREDENSIAL


Aktifitas Kredensialing harus sudah dimulai sejak awal proses penerimaan calon tenaga
kesehatan lain. Penanggungjawab khusus yang ditunjuk untuk melakukan proses ini sesuai
dengan profesi masing-masing tenaga kesehatan. Adapun proses pelaksanaan kredensial adalah
sebagai berikut :

1. Setiap calon staf medis dan tenaga kesehatan yang akan diterima bekerja harus diperiksa
kelengkapan dokumennya minimal dalam hal bukti pendidikan, lisensi, dan registrasi.
- Bukti pendidikan adalah ijazah
- Bukti lisensi adalah surat ijin praktek (SIP), dan
- Bukti registrasi adalah surat tanda registrasi (STR).

2. Kelengkapan dokumen tersebut tidak cukup berupa lembaran dokumen, bahkan jika calon
tersebut menunjukkan dokumen aslinya. JCI / akreditasi mensyaratkan suatu proses yang
disebut sebagai “verifikasi sumber primer”. Verifikasi sumber primer dilakukan dengan cara
melacak kebenaran dokumen tersebut (bukti pendidikan, lisensi, registrasi) sampai ke
sumber dokumen tersebut diterbitkan.

3. Bukti pendidikan dilacak dengan cara menanyakannya langsung ke lembaga pendidikan


yang mengeluarkan ijazah.  Bukti lisensi dilacak dengan cara menanyakannya langsung ke
lembaga penerbit Surat Ijin Kerja (Dinas Kesehatan). Bukti registrasi dilacak dengan cara
menanyakannya langsung ke MTKI.  Cara menanyakannya bisa dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya datang langsung, melalui surat, fax, email, atau telepon.  Jika melalui
telepon, harus tercatat nama penelepon dan jabatannya, nomor telepon yang dituju, dengan
siapa berbicara, tanggal telepon, dan bukti rekaman percakapannya. 

4. Kredensialing juga dilakukan dengan cara “verifikasi sumber primer” ke tempat calon
tersebut bekerja sebelumnya, atau ke referensi professional lainnya.  Caranya sama seperti
di atas (datang langsung, surat, fax, email, telepon).Hasil dari proses verifikasi sumber
primer ini kemudian dipakai sebagai bahan dasar untuk melakukan proses privileging pada
6
tahap awal dan penerimaan sebagai tenaga kesehatan.  Oleh karena, kita belum dapat
menilai kinerja sesungguhnya dari calon tersebut.  Sehingga, hanya hasil evaluasi dari
verifikasi sumber primer itulah yang dapat kita pakai sebagai dasar.

C. TAHAP PELAKSANAAN KREDENSIAL / REKREDENSIAL

Perkembangan kredensial cukup bervariasi, berikut merupakan tahap pelaksanaan kredensial


maupun rekredensial :

1. Rumah sakit membuat daftar seluruh pelayanan / tindakan yang dapat dilakukan di rumah
sakit tersebut berdasarkan standar profesi tenaga kesehatan, masing-masing dalam rincian
kewenangan klinis untuk staf Kesehatan Lainnya dan rincian kewenangan berdasarkan
profesi masing-masing.

2. Kemudian, staf tenaga kesehatan mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada


Direktur Rumah Sakit dengan mengisi formulir daftar rincian kewenangan klinis yang telah
disediakan rumah sakit beserta bahan-bahan pendukung seperti sertifikat pelatihan terbaru

3. Staf tenaga kesehatan tersebut memberi tanda pelayanan / tindakan apa saja yang dapat
dilakukannya.  Tentu saja harus sesuai dengan hasil evaluasi kredensial sebelumnya.Berkas
permohonan tenaga kesehatan lain yang telah lengkap dalam melakukan kajian akan
melibatkan mitra bestari dari disiplin ilmu yang sesuai dengan profesinya

Daftar pelayanan / tindakan yang telah dia tandai dan disetujui pihak rumah sakit itulah
yang menjadi dasar privileging atau kewenangannya.  Artinya, calon tersebut tidak boleh
melakukan pelayanan / tindakan diluar privileging(kewenangan )yang sudah disetujui.

4. Setelah proses di atas selesai, calon tersebut akan menerima surat penugasan klinis Tenaga
kesehatan lainnya. Yang dimaksud dengan penugasan klinis adalah surat keputusan yang
dikeluarkan oleh Direksi, yang menyatakan staf tenaga kesehatan yang lain boleh
memberikan pelayanan medis di Rumah Sakit Santo Antonius Jopu berdasarkan
kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.Mulailah aktifitas penilaian kinerja
dilakukan. 

5. Penilaian kinerja tersebut harus bersifat objektif dan berbasis pada bukti. Hasil penilaian
ulang bisa berupa tidak ada perubahan tanggung jawab, perluasan tanggung jawab,
pembatasan tanggung jawab, masa konseling dan pengawasan, atau tindakan lain yang
sesuai. Kita tidak perlu menunggu satu tahun untuk melakukan perubahan jika diperlukan. 

6. Jika terjadi perubahan kompetensi, misalnya staf tersebut mengikuti kursus atau pendidikan
tertentu, sudah selayaknya tanggung jawabnya langsung ditambah. Atau sebaliknya, apabila
7
ditemukan bukti kinerja yang diragukan atau tidak baik, maka perlu dilakukan pemeriksaan
dan langsung diambil tindakan-tindakan yang tepat. Misalnya dalam bentuk pengurangan
tanggung jawab.

7. Apabila tidak terdapat perubahan baik itu penambahan atau pengurangan maka kredensial
dilakukan 3 ( tiga ) tahun sekali yang disebut dengan proses “ rekredensial”adalah re-
evaluasi terhadap staf tenaga kesehatan lainnya yang telah memiliki kewenangan klinis
untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut.

Hasil pemeriksaan, tindakan yang diambil, dan dampak pada privileging didokumentasikan
dalam file kredensial

BAB IV

DOKUMENTASI

Pendokumentasian kredensial dan rekredensial, masuk dalam arsip file kepegawaian yang ada di Bagian
Sumber Daya Manusia RS Santo Antonius Jopu

Anda mungkin juga menyukai