Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI

DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA
BUKITTINGGI
Jln. M. By Pass Kubu Gulai Bancah, Bukittinggi Telepon 0752-6236117 Email:
rsudkotabukittinggi@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BUKITTINGGI
NOMOR: 188.445/ /SK-RSUD/VIII/2022

TENTANG
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KOTA BUKITTINGGI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BUKITTINGGI

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bukittinggi, perlu
didukung oleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas
yang terencana sesuai dengan kualifikasi pendidikan
staf yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
b. bahwa untuk memperoleh Sumber Daya Manusia yang
berkualitas perlu adanya Manajemen Sumber Daya
Manusia sebagai landasan bagi penyelenggaraan
seluruh pelayanan pada Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Bukittinggi.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b diatas, perlu
menetapkan dengan keputusan Direktur tentang
pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Bukittinggi.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonomi Kota Besar Dalam
Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956
Nomor 20);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembar Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 67
Tahun 2019 tentang Pengelolaan Tenaga Kesehatan
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
173 Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia
Nomor 6391);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6659);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan;
9. Peraturan Walikota Nomor 24 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Walikota Nomor 89 Tahun
2017 tentang Pembinaan Tenaga Honorer Pada Satuan
Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota
Bukittinggi (Berita Daerah Kota Bukittinggi Tahun 2018
Nomor 24);
10. Peraturan Walikota Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bukittinggi pada Dinas Kesehatan (Berita Daerah Kota
Bukittinggi Tahun 2020 Nomor 49);
11. Peraturan Walikota Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pola
Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bukittinggi (Berita Daerah Kota Bukittinggi Tahun 2021
Nomor 2);
12. Peraturan Walikota Nomor 4 Tahun 2021 tentang
Rencana Strategis Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bukittinggi Tahun 2021-2026 (Berita Daerah Kota
Bukittinggi Tahun 2021 Nomor 4).

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Bukittinggi.

Kedua : Pedoman manajemen sumber daya manusia sebagaimana


dimaksud Diktum Kesatu tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.

Ketiga : Pembiayaan yang timbul akibat keputusan ini dibebankan


pada anggaran belanja Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bukittinggi

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan


apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :

Pada Tanggal :

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah


Kota Bukittinggi

dr. SILVIA ANGRAINI, MM


NIP.19701231 200212 2 020

Lampiran I : Keputusan Direktur Rumah Sakit


Umum Daerah Kota Bukittinggi
tentang Manajemen Sumber Daya
Manusia di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Bukittinggi
Nomor :
Tanggal :

PEDOMAN

MANAJEMEN SUMBER DAYA


MANUSIA DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KOTA BUKITTINGGI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BUKITTINGGI

2022
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KOTA BUKITTINGGI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sumber Daya Manusia adalah aset terpenting yang dimiliki oleh
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bukittinggi yang perlu diperhatikan
dengan baik dalam seluruh proses yang ada. Untuk memperoleh sumber
daya manusia yang berkualitas diperlukan proses perekrutan, evaluasi
dan pengangkatan staf melalui proses yang efektif dan seragam.
Disamping itu diperlukan kredensial kepada tenaga medis, tenaga
perawat dan tenaga kesehatan lainnya, karena mereka terlibat secara
langsung dalam proses pelayanan klinis.
Demi terciptanya proses yang efektif dan seragam dalam
pengelolaan Sumber Daya Manusia pada Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Bukittinggi perlu dibuat pedoman Manajemen Sumber Daya
Manusia.

B. TUJUAN
Tujuan dari pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bukittinggi terdiri atas :
1. Terselenggaranya proses perencanaan dan pengelolaan staf yang
sesuai dengan regulasi dan pedoman yang ada.
2. Terselenggaranya program pendidikan dan pelatihan staf yang sesuai
dengan regulasi dan pedoman yang ada.
3. Terselenggaranya program kesehatan dan keselamatan staf yang
sesuai dengan regulasi dan pedoman yang ada.
4. Terselenggaranya proses kredensial dan rekredensial tenaga
kesehatan yang sesuai dengan regulasi dan pedoman yang ada.
5. Terselenggaranya proses kredensial dan rekredensial tenaga
keperawatan yang sesuai dengan regulasi dan pedoman yang ada.
6. Terselenggaranya proses kredensial dan rekredensial tenaga
kesehatan lainnya yang sesuai dengan regulasi dan pedoman yang
ada.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia di


Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bukittinggi adalah :
a. Rumah Sakit menyelenggarakan perencanaan dan pengelolaan
sumber daya manusia meliputi penghitungan jumlah, jenis, dan
kualifikasi staf. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang
berkualitas, pemimpin rumah sakit harus merancang sistem
pengadaan staf yang tepat dengan proses seleksi.
b. Rumah Sakit memberikan pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan kepada setiap staf untuk mendukung atau
meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya.
c. Rumah Sakit menyelenggarakan program pelayanan kesehatan dan
keselamatan staf.
d. Rumah Sakit meneyelenggarakan proses kredensial yang seragam
dan transparan bagi tenaga medis yang diberi izin memberikan
asuhan kepada pasien secara mandiri.
e. Rumah Sakit mempunyai proses yang efektif untuk melakukan
kredensial tenaga perawat dengan mengumpulkan, verifikasi
pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, dan
pengalamannya.
f. Rumah Sakit mempunyai proses yang efektif untuk melakukan
kredensial tenaga kesehatan lain dengan mengumpulkan dan
memverifikasi pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan
dan pengalamannya.
BAB III
TATA LAKSANA

A. PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN STAF


Perencanaan sumber daya manusia adalah suatu proses sistematis
yang digunakan untuk memprediksi permintaan dan penyediaan sumber
daya manusia di masa yang akan datang. Melalui program perencanaan
sumber daya manusia yang sistematis dapat diperkirakan jumlah dan
jenis tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap periode tertentu sehingga
dapat membantu bagian Kepegawaian dalam perencanaan rekrutmen,
seleksi, serta pendidikan dan pelatihan. Adapun manfaat perencanaan
SDM antara lain :

1. Melalui perencanaan sumber daya manusia yang matang,


produktivitas kerja dari tenaga yang sudah ada dapat ditingkatkan.
2. Rencana sumber daya manusia merupakan dasar bagi penyusunan
program kerja bagi satuan kerja yang menangani sumber daya
manusia dalam organisasi.
3. Perencanaan sumber daya manusia berkaitan dengan penentuan
kebutuhan akan tenaga kerja di masa depan, baik dalam arti jumlah
dan klasifikasinya untuk mengisi berbagai jabatan dan
menyelenggrakan berbagai aktifitas baru kelak.
4. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendayagunaan sumber daya
manusia.
5. Produktivitas dapat lebih ditingkatkan apabila memiliki data tentang
pengetahuan, pekerjaan, pelatihan yang telah diikuti oleh sumber
daya manusia.

Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit yang efektif dan


efisien adalah tersedianya sumber daya manusia yang cukup dengan
kualitas yang tinggi, profesional sesuai dengan fungsi dan tugas setiap
personel. Ketersediaan sumber daya manusia rumah sakit disesuaikan
dengan kebutuhan rumah sakit berdasarkan tipe rumah sakit dan
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Salah satu upaya penting
yang harus dilakukan rumah sakit adalah merencanakan kebutuhan
sumber daya manusia secara tepat sesuai dengan fungsi pelayanan
setiap unit, bagian dan instalasi rumah sakit.
Selain itu, dalam merencanakan kebutuhan sumber daya
manusia, Kepala Bidang/Kepala Bagian harus menetapkan persyaratan
pendidikan, keterampilan, pengetahuan, dan persyaratan lainnya bagi
semua staf di setiap bidang/bagian sesuai dengan kebutuhan pasien.
Dalam menetapkan persyaratan tersebut, Kepala Bidang/Kepala Bagian
harus mempertimbangkan faktor berikut untuk menentukan kebutuhan
staf :

1. Misi rumah sakit.


2. Jumlah pasien yang dilayani dan kompleksitas serta kebutuhan
pasien.
3. Layanan diagnostik dan klinis yang disediakan rumah sakit.
4. Jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan
5. Peralatan medis yang digunakan untuk pelayanan pasien.

Proses perencanaan harus menggunakan metode-metode yang


diakui sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Perencanaan
tersebut harus ditinjau secara berkelanjutan dan diperbarui sesuai
kebutuhan.

Dalam proses perencanaan dan pengelolaan staf terdapat beberapa


hal yang harus dilaksanakan :

1. Kualifikasi Pendidikan dan Staf


a. Kepala Bidang/Kepala Bagian menetapkan kebutuhan staf yang
berdasarkan perencanaan strategis dan perencanaan tahunan
dengan persyaratan pendidikan, kompetensi, keterampilan dan
pengalaman staf.
b. Perencanaan staf ditetapkan berdasarkan usulan dari unit kerja
dengan mengidentifikasi jenis dan kualifikasi staf yang dibutuhkan
serta pengalaman kerja.
c. Efektivitas perencanaan staf dipantau secara berkelanjutan dan
diperbarui sesuai kebutuhan.
d. Terdapat regulasi terkait Kualifikasi Pendidikan Staf pada Rumah
Sakit Umum daerah Kota Bukittinggi.

2. Uraian Tugas
a. Tanggung jawab setiap staf yang bekerja di Rumah Sakit harus
dituangkan dalam uraian tugas.
b. Pelaksanaan tugas, orientasi, dan evaluasi kinerja staf didasrkan
pada uraian tugasnya.
c. Uraian tugas setiap staf dilampirkan dalam file kepegawaian.
d. Uraian tugas juga dibutuhkan untuk tenaga kesehatan yang
ditugaskan di bidang manajerial seperti Kepala Bidang, Kepala
Seksi, dll.
e. Uraian tugas juga dibutuhkan untuk tenaga kesehatan yang
melakukan dua tugas yaitu di bidang manajerial dan bidang klinis.
f. Uraian tugas juga dibutuhkan untuk tenaga kesehatan yang
sedang mengikuti Pendidikan dan bekerja di bawah supervisi,
maka program pendidikan menentukan batasan kewenangan apa
yang boleh dan tidak boleh dikerjakan sesuai dengan tingkat
pendidikannya.
g. Uraian tugas juga dibutuhkan untuk tenaga kesehatan yang
diizinkan memberikan pelayanan sementara di rumah sakit.
h. Uraian tugas berlaku untuk semua staf yang ada di rumah sakit
termasuk staf purnawaktu, staf paruhwaktu, tenaga sukarela atau
sementara yang membutuhkan.

3. Proses Rekruitmen, Evaluasi, dan Pengangkatan Staf


a. Proses rekruitmen staf akan dilakukan berdasarkan permintaan
dari bidang/unit yang diajukan kepada Bagian Umum dan
Kepegawaian, kemudian Bagian Umum dan Kepegawaian akan
meminta persetujuan Direktur. Jika Direktur menyetujui
penambahan staf untuk mengisi kebutuhan Bidang/Unit, maka
proses rekruitmen akan dilaksanakan.
b. Rekruitmen staf sesuai dengan usulan disertai dengan kualifikasi
staf yang dibutuhkan.
c. Staf yang sudah melaksanakan orientasi umum dan khusus
selama 3 bulan akan dilakukan evaluasi kompetensi staf.
d. Staf yang lulus orientasi diangkat sebagai staf Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Bukittinggi dengan menandatangani Surat Keputusan
Kontrak antara pekerja dengan Kepala Dinas Kesehatan terhitung
mulai 3 bulan saat orientasi dan 9 bulan kemudian.
e. Terdapat regulasi dan pedoman terkait proses rekruitmen, evaluasi
dan pengangkatan staf pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bukittinggi.
4. Kompetensi Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
a. Rumah sakit menetapkan proses untuk memastikan bahwa
kompetensi Profesional Pemberi Asuhan (PPA) sesuai dengan
persyaratan jabatan atau tanggung jawabnya untuk memenuhi
kebutuhan rumah sakit.
b. Sebelum PPA mulai bekerja akan dilakukan penilaian kompetensi
awal untuk memastikan apakah PPA dapat melakukan tanggung
jawab sesuai uraian tugasnya.
c. Penilaian kompetensi mencakup penilaian kemampuan PPA dalam
mengoperasikan alat medis, alarm klinis, dan mengawasi
pengelolaan obat – obatan yang sesuai dengan area tempat ia akan
bekerja.
d. Proses evaluasi kemampuan PPA dan frekuensi evaluasi dilakukan
secara berkesinambungan.
e. Terdapat regulasi dan pedoman terkait penetapan kompetensi
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) pada Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Bukittinggi.

5. Kompetensi Staf Non Klinis


a. Rumah sakit mengidentifikasi dan mencari staf yang memenuhi
persyaratan jabatan/posisi non klinis.
b. Staf non klinis juga diberikan orientasi umum dan orientasi
khusus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Staf yang sudah melaksanakan orientasi umum dan khusus
selama 3 bulan akan dilakukan evaluasi kompetensi staf.

6. File Kepegawaian
a. Setiap informasi kepegawaian seluruh staf harus terdokumentasi
dalam file kepegawaian.
b. File kepegawaian setiap staf disimpan dalam lemari arsip yang
terkunci, sehingga terjaga kerahasiaannya dan hanya bisa diakses
oleh staf kepegawaian.
c. File kepegawaian memuat informasi sesuai dengan standar
akreditasi.

7. Orientasi Staf
a. Semua staf diberikan orientasi mengenai rumah sakit dan unit
tempat mereka ditugaskan dan tanggung jawab pekerjaannya pada
saat pengangkatan staf.
b. Orientasi staf terdiri atas orientasi umum dan orientasi khusus.
c. Hasil orientasi staf dilampirkan dalam file kepegawaian.
d. Terdapat regulasi dan pedoman terkait orientasi staf pada Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Bukittinggi.

B. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN STAF


Tiap staf di rumah sakit diberikan pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan untuk mendukung atau meningkatkan keterampilan dan
pengetahuannya. Adanya pengembangan setiap staf sesuai dengan
kompetensinya dengan cara pendidikan dan pelatihan baik di dalam
ataupun di luar rumah sakit untuk memenuhi persyaratan pendidikan
berkelanjutan dan rumah sakit menyediakan waktu, anggaran serta
fasilitas guna menunjang pendidikan dan pelatihan. Sumber informasi
untuk menentukan kebutuhan pendidikan staf mencakup :
1. Hasil kegiatan pengukuran data mutu dan keselamatan pasien.
2. Hasil analisa laporan insiden keselamatan pasien.
3. Hasil survei budaya keselamatan pasien.
4. Hasil pemantauan program manajemen fasilitas dan keselamatan.
5. Pengenalan teknologi termasuk penambahan peralatan medis baru,
keterampilan dan pengetahuan baru yang diperoleh dari penilaian
kinerja.
6. Prosedur klinis baru.
7. Rencana untuk menyediakan layanan baru dimasa yang akan datang.
8. Kebutuhan dan usulan dari setiap unit.

C. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA STAF


Rumah Sakit harus menyelenggarakan program kesehatan dan
keselamatan kerja staf, dikarenakan staf rumah sakit mempunyai risiko
terpapar infeksi karena pekerjaan yang berhubungan baik secara
langsung dan tidak langsung dengan pasien. Program kesehatan dan
keselamatan kerja staf rumah sakit harus mencakup hal-hal sebagai
berikut :
1. Skrining kesehatan awal.
2. Tindakan – tindakan untuk mengendalikan pajanan kerja berbahaya,
seperti pajanan terhadap obat – obatan beracun dan tingkat
kebisingan yang berbahaya.
3. Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terkait cara pemberian asuhan
keperawatan yang aman.
4. Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terhadap staf yang berpotensi
melakukan kejadian tidak diharapkan (KTD) atau kejadian sentinel.
5. Tatalaksana kondisi terkait pekerjaan umum yang dijumpai seperti
cedera punggung atau cedera lain yang lebih darurat.
6. Vaksinasi / imunisasi pencegahan, dan pemeriksaan kesehatan
berkala.
7. Pengelolaan kesehatan mental staf, seperti pada saat kondisi
kedaruratan penyakit infeksi / pandemi.
Penyusunan program tersebut harus mempertimbangkan masukan
dari staf serta penggunaan sumber daya klinis yang ada di rumah sakit
dan di masyarakat.

D. TENAGA MEDIS
Tenaga medis adalah semua dokter dan dokter gigi yang
memberikan layanan promotive, preventif, kuratif, rehabilitative, bedah,
atau layanan medis/gigi lain kepada pasien atau yang memberikan
layanan interpretative terkait pasien seperti patologi, radiologi,
laboratorium, serta memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin
Praktik (SIP).
Rumah sakit harus menyelenggarakan proses kredensial yang
seragam dan transparan bagi tenaga medis yang diberi izin memberikan
asuhan kepada pasien secara mandiri. Rumah sakit harus melakukan
rekredensial tenaga medis setiap 3 tahun. Proses kredensial dan
rekredensial dilakukan oleh Komite Medis. Komite Medis melakukan
verifikasi ke Lembaga /badan/isntansi pendidikan atau organisasi
profesional yang diakui yang mengeluarkan izin/sertifikat dan kredensial
lain dalam proses kredensial sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku. Setiap pelaksanaan kredensial dan rekredensial
harus melampirkan bukti.
Selain itu, Komite Medis harus melakukan monitoring dan evaluasi
kepada tenaga medis. Penilaian OPPE staf medis memuat 3 (tiga) area
umum yaitu perilaku, pengembangan profesional dan kinerja klinis. Hasil
evaluasi praktik profesional berkelanjutan (OPPE) dan terfokus (FPPE) di
review secara obyektif oleh sub komite mutu profesi medis yang berada
dibawah komite medik dan di dokumentasikan dalam file staf medis dan
di unit terkait.

E. TENAGA PERAWAT
Rumah Sakit harus mempunyai proses yang efektif untuk
melakukan kredensial tenaga perawat dengan mengumpulkan, verifikasi
Pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalamannya.
Proses kredensial dan rekredensial dilakukan oleh Komite Keperawatan.
Hasil kredensial perawat berupa rincian kewenangan klinis menjadi
landasan untuk membuat surat penugasan klinis kepada tenaga
perawat. Setiap staf keperawatan yang memberikan pelayanan di rumah
sakit harus memiliki rincian kewengan klinis (RKK) dan surat penagasan
klinis (SPK). Rekredensial adalah proses kredensial ulang setiap 3 tahun.
Selain itu, untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien serta
manajemen risiko rumah sakit perlu dilakukan penilaian kinerja perawat
setiap sekali 6 bulan.
Komite Keperawatan memastikan bahwa setiap perawat yang
kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan, baik mandiri,
kolaborasi, delegasi, serta mandat kepada pasien secara aman dan
efektif dengan cara :
1. Memahami peraturan dan perudang- undangan terkait perawat dan
praktik keperawatan.
2. Melakukan kredensial terhadap bukti Pendidikan, pelatihan,
pengalaman, informasi yang ada pada setiap perawat.
3. Komite Keperawatan perlu melakukan setiap upaya untuk
memverifikasi informasi penting dari bserbagai sumber utama dengan
jalan mengecek ke website resmi intitusi pendidikan pelatihan melalui
email dan surat tercatat.

F. TENAGA KESEHATAN LAIN


Rumah Sakit harus mempunyai proses yang efektif untuk
melakukan kredensial tenaga perawat dengan mengumpulkan, verifikasi
Pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalamannya.
Proses kredensial dan rekredensial dilakukan oleh Komite Tenaga
Kesehatan Lain. Rekredensial adalah proses kredensial ulang setiap 3
tahun. Selain itu, untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
serta manajemen risiko rumah sakit perlu dilakukan penilaian kinerja
tenaga kesehatan lainnya setiap sekali 6 bulan.
Komite Tenaga Kesehatan Lain harus memastikan bahwa PPA dan
staf klinis lainnya berkompeten dalam memberikan asuhan aman dan
efektif kepada pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dengan cara:
1. Memahami peraturan dan perudang- undangan terkait tenaga
kesehatan lain.
2. Melakukan kredensial terhadap bukti Pendidikan, pelatihan,
pengalaman, informasi yang ada pada setiap tenaga kesehatan lain.
3. Komite Tenaga Kesehatan lain perlu melakukan setiap upaya untuk
memverifikasi informasi penting dari bserbagai sumber utama dengan
jalan mengecek ke website resmi intitusi pendidikan pelatihan melalui
email dan surat tercatat.
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi terkait manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Bukittinggi antara lain :
1. Regulasi dan pedoman terkait kualifikasi pendidikan dan staf.
2. Dokumen uraian tugas staf.
3. Regulasi dan pedoman terkait proses rekruitmen, evaluasi dan
kompetensi staf.
4. Regulasi dan pedoman terkait kompetensi Profesional Pemberi
Asuhan (PPA).
5. Regulasi dan pedoman terkait kompetensi staf non klinis.
6. File kepegawaian.
7. Regulasi dan pedoman terkait orientasi staf.
8. Regulasi dan pedoman terkait pendidikan dan pelatihan staf.
9. Regulasi dan pedoman terkait pelayanan kesehatan dan
keselamatan staf.
10. Regulasi dan pedoman terkait Tenaga Medis.
11. Regulasi dan pedoman terkait Tenaga Keperawatan.
12. Regulasi dan pedoman terkait Tenaga Kesehatan Lain.
BAB V
PENUTUP
Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Bukittinggi dibuat untuk membantu dalam proses
pengelolaan staf secara efektif dan seragam.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah


Kota Bukittinggi

dr. SILVIA ANGRAINI, MM


NIP.19701231 200212 2 020

Anda mungkin juga menyukai