DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KOTA BUKITTINGGI
Jln. By Pass Kubu Gulai Bancah, Bukittinggi Telepon 0752-6236117 Email: rsudkotabukittinggi@gmail.com
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BUKITTINGGI
NOMOR: 188.445/ /RSUD-BKT/VIII/2022
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapka :
n
Ditetapkan di : Bukittinggi
Pada Tanggal : Agustus 2022
Plt. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Bukittinggi
Nomor :
Tanggal :
PEDOMAN
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
BAB II ……………………………………………………………………………. …
BAB ………………………………………………………………………………. …
BAB ………………………………………………………………………………. …
BAB ………………………………………………………………………………. …
BAB …. PENUTUP............................................................................…
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya untuk meningkatkan kepentingan mutu pelayanan
rumah skit adalah melalui pelayanan penunjang non medis, khusunya dalam
pengeleloaan linen di rumah sakit. Linen di rumah sakit dibutuhkan disetiap
ruangan. Kebutuhan akan linen disetiap ruangan sangat bervariasi baik jenis,
jumlah dan kondisinya. Alur pengeleloaan linen cukup panjang,
membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak melibatkan tenaga kesehatan
dengan bermacam macam klarifikasi . klarifikasi tersebut terdiri dari ahli
managemen, teknisi, perawat, operator cuci, penjahit, operator mesin setrika ,
ahli sanitasi, serta ahli kesehatan dan keselamatan kerja. Untuk
mendpaatkan kualitas linen yang baik, nyaman dan siap pakai diperlukan
perhatian khusus seperti kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi dan
efek pengunaan bahan - bahan kimia.
Dalam pengelolaan linen di rumah sakit sering dijumpai kendala-
kendala seperti berikut :
1. Kualitas linen yang tidak baik, dalam arti linen sudah kadarluasa dan
kerapatan benang sudah tidak memenuhi persyaratan.
2. Kualitas hasil pencucian sulit menghilangkan noda berat seperti darah,
bahan kimia, dan lain-lain.
3. Unit pengelola linen tidak melakukan pembasahan terhadap noda sehingga
noda yang kering akn sulit dibersihkan pada saat pencucian.
4. Ruangan tidak memisahkan linen kotor infeksi dan tidak terinfeksi.
5. Kurang optimalnya pengelolaan untuk jenis linen tertentu seperti kasur,
bantal, linen berenda, dan lain-lain.
6. Kurangnya koordinasi antara ruangan dengan bagian pencucian
7. Kurangnya pemahaman tentang kewaspadaan universal
8. Kurangnya pemahaman dan pemilihan, penggunaan , dan efek samping
bahan kimia berbahaya.
9. Kurangnya kemampuan dalam pemilihan jenis kain.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan instalasi laundry.
2. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan mutu pelayanan linen di rumah sakit umum
daerah kota bukittinggi.
2. Tujuan khusus
a. Sebagai panduan dalam memberikan pelayanan linen di rumah
sakit umum daerah kota bukittinggi.
b. Sebagai panduan kerja untuk mendapatkan linen yang bersih,
kering, utuh, dan siap dipakai.
c. Untuk menjamin ketersediaan linen di setiap unit di rumah sakit.
C. RUANG LINGKUP
Lingkup panduan pelayanan unit linen meliputi latar belakang masalah,
pengertian, tujuan, dan penatalaksananya.
D. LANDASAN
1. Surat keputusan direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bukittinggi
NOMOR : 188.445/ RSUD -BKT/VIII/2022
2. peraturan presiden nomor 77 tahuhn 2015 tentang pedomanb
organisasi rumah sakit ( lembaran Negara RI tahun 2015 tahu 159 )
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan dan saran
Diharapkan dengan adanya panduan ini pelaksaan kegiatan
instalasi laundry dapat berjalan sebagaimana mestinya dan dapat
membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang terdapat di dalam
instalasi laundry.
Tentu saja panduan ini masih jauh dari sempurna diharapkan
bantuan dan masukkan dari penyempurnaan panduan pelayanan
instalasi laundry dimasa yang akan datang.
Plt. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Bukittinggi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
adalah melalui pelayanan penunjang non medis, khususnya dalam
pengelolaan linen di rumah sakit. Linen di rumah sakit dibutuhkan di
setiap ruangan. Kebutuhan akan linen di setiap ruangan sangat bervariasi
baik jenis, jumlah dan kondisinya. Alur pengelolaan linen cukup panjang,
membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak melibatkan tenaga
kesehatan dengan bermacam–macam klasifikasi. Klasifikasi tersebut
terdiri dari ahli manajemen, teknisi, perawat, operator cuci, penjahit,
operator mesin setrika, ahli sanitasi, serta ahli kesehatan dan keselamatan
kerja. Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman dan siap
pakai diperlukan perhatian khusus seperti kemungkinan terjadinya
pencemaran infeksi dan efek penggunaan bahan – bahan kimia.
Dalam pengelolaan linen di rumah sakit sering dijumpai kendala–
kendala seperti berikut :
Kualitas linen yang tidak baik, dalam arti linen sudah kadaluarsa dan
kerapatan benang sudah tidak memenuhi persyaratan.
Kualitas hasil pencucian sulit menghilangkan noda berat seperti darah,
bahan kimia, dan lain – lain
Unit pengguna linen tidak melakukan pembasahan terhadap noda
sehingga noda yang kering akan sulit dibersihkan pada saat pencucian
Ruangan tidak memisahkan linen kotor terinfeksi dan kotor tidak
terinfeksi
Kurang optimalnya pengelolaan untuk jenis linen tertentu seperti
kasur, bantal, linen berenda, dan lain –lain.
Kurangnya koordinasi antara ruangan dengan bagian pencucian
Kurangnya pemahaman tentang kewaspadaan universal
Kurangnya pemahaman dalam pemilihan, penggunaan, dan efek
samping bahan kimia berbahaya
Kurangnya kemampuan dalam pemilihan jenis kain.
B. Pengertian
1. Antiseptik adalah desinfektan yang digunakan pada permukaan kulit
dan membran mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme
2. Dekontaminasi adalah suatu proses untuk mengurangi jumlah
pencemaran mikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya
sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut
3. Desinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui sistem.
4. Infeksi adalah proses dimana seseorang yang rentan terkena invasi agen
patogen atau infeksius yang tumbuh, berkembang biak, dan
menyebabkan sakit.
5. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora
6. Linen adalah bahan / alat yang terbuat dari kain tenun
7. Kewaspadaan universal adalah suatu prinsip dimana darah, semua
jenis cairan tubuh, sekret, kulit yang tidak utuh, dan selaput lender
pasien dianggap sebagai sumber potensial untuk penularan infeksi.
Prinsip ini berlaku bagi semua pasien tanpa membedakan risiko,
diagnosis, ataupun status.
8. Linen kotor terinfeksi adalah linen yang yang terkontaminasi dengan
darah, cairan tubuh dan feses terutama yang berasal dari infeksi TB
paru, infeksi salmonella dan shigella (sekresi dan ekskresi), HBV, dan
HIV (jika terdapat noda darah) dan infeksi lainnya yang spesifik (SARS).
9. Linen kotor tidak terinfeksi adalah linen yang tidak terkontaminasi oleh
darah, cairan tubuh dan feses yang berasal dari pasien lainnya secara
rutin, meskipun mungkin linen yang diklasifikasikan dari seluruh
pasien berasal dari sumber ruang isolasi.
10. Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia, dan biologi, baik dalam
bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan
kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung,
mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik, korosif dan iritasi.
11. Lembar data pengaman adalah lembar petunjuk yang berisi informasi
tentang sifat fisika, kimia dari bahan berbahaya, jenis bahaya yang
dapat ditimbulkan, cara penanganan dan tindakan, khusus yang
berhubungan dengan keadaan darurat di dalam penanganan bahan
berbahaya.
12. Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena
sifat atau konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat menularkan dan merusak lingkungan
hidup atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
13. Upaya kesehatan adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja,
beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat
sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal
14. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungan
serta cara – cara melakukan pekerjaan
15. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan,
dapat menyebabkan kerugian material ataupun penderitaan dari yang
paling ringan sampai yang paling berat.
16. Bahaya adalah suatu keadaan yang berpotensi menimbulkan dampak
merugikan atau menimbulkan kerusakan.
C. Tujuan
3. Tujuan umum
Untuk meningkatkan mutu pelayanan linen di rumah sakit umum
daerah kota bukittinggi.
4. Tujuan khusus
d. Sebagai panduan dalam memberikan pelayanan linen di rumah
sakit umum daerah kota bukittinggi.
e. Sebagai panduan kerja untuk mendapatkan linen yang bersih,
kering, utuh, dan siap dipakai.
f. Untuk menjamin ketersediaan linen di setiap unit di rumah sakit.
D. Ruang lingkup
Lingkup panduan pelayanan unit linen meliputi latar belakang masalah,
pengertian, tujuan, dan penatalaksanaannya.
BAB II
TATALAKSANA
A. Penatalaksanaan Linen
1. Di ruangan – ruangan
a. Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bukittinggi linen diganti setiap
sekali dua hari.
b. Linen diganti oleh perawat.
c. Linen kotor dimasukan ke dalam tempat linen kotor (ember
tertutup).
d. Linen infeksius di letakkan pada kantong plastik berwarna kuning
dan linen non infeksius pada kantong plastik berwarna hitam.
e. Linen kotor di ruang layanan di ambil 2 kali sehari pagi dan sore
hari.
f. Khusus linen infeksius dari kamar OK di tempatkan pada kantong
khusus linen infeksius (kantong warna kuning) dan di antar ke
laundry.
g. Linen petugas di lakukan pencucian 2 kali seminggu yaitu hari
selasa dan jumat.
2. Transportasi
a. Pengangkutan linen kotor infeksius dan non infeksius menggunakan
troli.
b. Troli mempunyai kain penutup khusus agar tidak menyebarkan
infeksi saat linen diantar ke laundry.
c. Troli terbuat dari bahan yang kuat dan mudah di bersihkan
d. Troli mempunyai kain penutup linen bersih dan linen kotor
e. Troli mampu menampung beban linen
f. Muatan linen kotor tidak boleh sampai berlebihan.
g. Troli linen kotor dibersihkan setelah digunakan.
3. Laundry
Pada saat proses penerimaan sampai penyetrikaan merupakan
proses yang krusial dimana kemungkinan organisme masih hidup,
maka petugas wajib menggunakan APD antara lain :
a. Sebelum menggunakan APD petugas wajib melakukan cuci tangan
terlebih dahulu
b. Pakaian kerja dari bahan yang menyerap keringat
c. Apron
d. Sarung tangan
e. Sepatu boot digunakan pada area yang basah
f. Masker digunakan pada saat proses pemilahan, sortir dan
penyetrikaan
g. Sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan biasakan mencuci
tangan sebagai upaya pertahanan diri.
Tahap kerja di laundry di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bukittinggi :
a. Penerimaan linen kotor dan pencatatan jumlah linen kotor
1. Linen kotor dari ruangan – ruangan yang diangkut ke laundry,
melalui alur pintu masuk linen kotor
2. Dilakukan pencatatan jumlah linen kotor dari tiap ruangan yang
masuk ke laundry
3. Dilakukan pemilahan antara linen kotor infeksius dan non
infeksius
4. Linen kotor kemudian dimasukan ke dalam mesin cuci
b. Pencucian
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bukittinggi menggunakan mesin
cuci berskala industri dengan sistem 2 kali pembilasan, cara
pencucian linen di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bukittinggi:
1. Setelah dilakukan pemilahan linen kotor tidak infeksius
kemudian dimasukan ke dalam mesin cuci
2. Masukan Chemical laundry sesuai aturan yang sudah di
tetapkan
3. Tekan tombol mesin cuci sesuai dengan cycle yang di inginkan
untuk pengoperasian mesin cuci
c. Pengeringan
Linen dari mesin cuci, di masukan ke dalam countainer linen lalu
dimasukan kedalam mesin pengering.
d. Penyetrikaan
Penyetrikaan dilakukan dengan menggunakan mesin setrika dengan
suhu yang sudah ditentukan sesuai jenis linen.
e. Pelipatan
Linen yang sudah di setrika kemudian dilipat rapih dan sesuai
dengan standar operasional pelipatan yang sudah di tentukan
dengan tujuan agar linen mudah digunakan pada saat pengambilan
dan penggantian linen di ruangan, sekaligus memantau antara linen
yang masih baik dan sudah rusak agar tidak dipakai lagi.
f. Penyimpanan
Setelah melewati tahap pelipatan, linen kemudian disimpan pada
lemari penyimpanan dengan tujuan melindungi linen dari
kontaminasi ulang baik bahaya seperti mikroorganisme, juga
mengontrol posisi linen tetap stabil.
g. Pendistribusian
1. Linen yang sudah siap pakai kemudian di aantar kembali oleh
petugas laundry setiap harinya dengan menggunakan troli khusus
linen bersih.
2. Troli yang digunakan terbuat dari bahan stainless steel (baja
antikarat)
3. Troli mempunyai tutup atau pintu yang rapat
h. Dokumentasi
Dokumen yang dibutuhkan pada penatalaksaan linen kotor dari
ruangan hingga didistribusikan :
1. Dokumen penerimaan linen kotor dari ruangan
2. Dokumen jumlah linen bersih yang keluar
3. Dokumen linen baru
4. Dokumen linen yang rusak
5. Dokumen linen yang keluar dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bukittinggi.