TENTANG
M EMUTUSKAN
Menetapkan :
KETIGA : Bahwa setiap staf medis yang menjadi DPJP wajib melengkapi
pengisian dokumen rekam medis di Rumah Sakit Umum
Kabupaten Tangerang.
KELIMA : Dokumen Rekam Medis yang wajib diisi oleh DPJP, akan
dievaluasi dan dianalisis oleh Panitia Rekam Medis dan
diumpan balikkan ke staf medis atau DPJP masing-masing.
Ditetapkan di : Tangerang
Pada tanggal : 13 Januari 2016
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
KABUPATEN TANGERANG
Tentang
2. Melakukan konsultasi dengan disiplin lain yang dianggap perlu untuk meminta pendapat atau
perawatan bersama ,demi kesembuhan pasien.
Kewajiban DPJP :
1. Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam medis yang memuat segala aspek
asuhan medis yang akan dilakukan, termasuk konsultasi, rehabilitasi dll.
2. Memberikan penjelasan secara rinci kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil
pelayanan baik tentang pengobatan, prosedur maupun kemungkinan hasil yang tidak
diharapkan.
4. DPJP berkewajiban memberikan kesempatan kepada pasien atau keluarganya untuk bertanya
atas hal-hal yang tidak/belum dimengerti.
4. Menghentikan keterlibatan DPJP lain dalam perawatan bersama apabila dianggap perannya
tidak dibutuhkan lagi.
2. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP nya adalah dokter klinik terkait.
3. Apabila pasien berobat di IGD dan tidak dirawat inap, maka DPJP nya adalah dokter jaga
IGD
4. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP nya adalah dokter spesialis disiplin yang sesuai.
5. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter spesialis , maka harus ditunjuk
seorang sebagai DPJP utama dan yang lain sebagai DPJP tambahan.
Penentuan DPJP ;
1. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk rumah sakit (baik rawat jalan,
IGD maupun rawat inap) dengan mempergunakan cap stempel pada berkas rekam medis
pasien.
2. Cap stempel “ DPJP Dr ...... “ untuk pasien yang dirawat oleh seorang dokter.
3. Cap stempel “ DPJP UTAMA Dr ......” untuk pasien yang dirawat bersama beberapa dokter.
b. Surat rujukan langsung kepada konsulen ; dokter spesialis yang dituju otomatis menjad DPJP
pasien tsb, kecuali dokter yang dituju berhalangan, maka beralih ke konsulen jaga hari itu.
c. Atas permintaan keluarga ; pasien dan keluarga berhak meminta salah seorang dokter
spesialis untuk menjadi DPJP nya sepanjang sesuai dengan disiplinnya. Apabila penyakit
yang diderita pasien tidak sesuai dengan disiplin dokter dimaksud, maka diberi penjelasan
kepada pasien atau keluarga, dan bila pasien atau keluarga tetap pada pendirinnya maka
dokter spesialis yang dituju yang akan mengkonsulkan kepada disiplin yang sesuai.
d. Hasil rapat Komite medis pada kasus tertentu ; pada kasus yang sangat kompleks atau sangat
spesifik maka penentuan DPJP berdasarkan rapat komite medis
Rawat Bersama :
1. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang /disiplin dan kompetensinya saja.
Bila ditemukan penyakit yang memerlukan penanganan multi disiplin, maka perlu dilakukan
rawat bersama.
2. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disiplin lain sesuai kebutuhan.
3. Segera ditentukan siapa yang menjadi DPJP Utama dengan beberapa cara antara lain;
Penyakit yang terberat, atau penyakit yang memelukan tindakan segera atau dokter yang
pertama mengelola pasien.
Dalam hal rawat bersama harus ada pertemuan bersama antara DPJP yang mengelola pasien
dan keputusan rapat dicatat dalam berkas rekam medis
Perubahan DPJP Utama :
Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pelayanan, DPJP utama dapat saja beralih dengan
pertimbangan seperti diatas, atau atas keinginan pasien/keluarga atau keputusan Komite medis.
Perubahan DPJP Utama ini harus dicatat dalam berkas rekam medis dan ditentukan sejak kapan
berlakunya.
2. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP harus dilaksanakan secara tertulis.
3. Apabila secara tertulis dirasa belum optimal maka harus dilakukan koordinasi langsung,
dengan komunikasi pribadi atau pertemuan/rapat formal
4. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dalam Departemen/ kelompok SMF yang sama
dapat ditulis dalam berkas rekam medis, tetapi antar departemen/kelompok SMF harus
menggunakan formulir khusus /lembar Konsultasi
6. Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja operasi, lembar konsul bisa menyusul ,
sebelumnya melalui telepon
7. Konsultasi dari dokter jaga IGD kepada konsulen jaga bisa lisan pertelepon yang kemudian
ditulis dalam berkas rekam medis oleh dokter jaga.