Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

RSUD DATU SANGGUL RANTAU


Jln. Brigjend H. Hasan Basery Km I Rantau Kalimantan Selatan 71111
Telp. (0517) 31075 – 31112 (IGD) Fax. (0517) 3107

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


NO: 445/ 80/ KEP/ RSUD-DS/ 2022
TENTANG

PANDUAN TINDAKAN INVASIF DAN NON INVASIF


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DATU SANGGUL RANTAU

DIREKTUR RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN


Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Datu Sanggul Rantau, maka perlu penyelenggaraan pelayanan
invasif dan non invasif yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar penyelenggaraan pelayanan tersebut di Rumah Sakit Umum
Daerah Datu Sanggul Rantau dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau
sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Instalasi Rekam
Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
(lembaran negara RI tahun 2014 nomor 244, tambahan lembaran negara
nomor 5587)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES /SK/II/2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 /Menkes/Per/III/2008 tentang
Rekam Medis;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2020 tentang Akreditasi
Rumah Sakit;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1128/2022 tentang Standar Akreditasi Rumah
Sakit;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau
tentang Kebijakan Tindakan Invasif dan Non Invasif di Rumah Sakit Umum
Daerah Datu Sanggul Rantau Kabupaten Tapin, sebagaimana tercantum
dalam Lampiran dari Keputusan ini
Kedua : Kebijakan Pelayanan Tindakan Invasif dan Non Invasif Rumah Sakit Umum
Daerah Datu Sanggul Rantau sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini
Ketiga : Kebijakan Pelayanan Tindakan Invasif dan Non Invasif Rumah Sakit Umum
Daerah Datu Sanggul Rantau sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua
harus dijadikan acuan dalam menyelenggarakan pelayanan Tindakan Invasif
dan Non Invasif Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau
Keempat : Dengan ditetapkan Keputusan ini, maka Keputusan Direktur RSUD Datu
Sanggul Rantau Nomor 445/ /KEP/RSUD-DS/2019, dinyatakan tidak
berlaku lagi
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Rantau
Pada Tanggal : 22 September 2022
Direktur,

dr. H. Milhan, Sp.OG(K)-Obginsos, MM


Pembina Tk I
NIP 19740914 200212 1 008
Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Datu Sanggul Rantau
Nomor : 445/ 80/RSUD-DS//2022
Tanggal : 22 September 2022

PANDUAN TINDAKAN INVASIF DAN


NON INVASIF

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DATU SANGGUL RANTAU


KABUPATEN TAPIN
2022
DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Daftar Isi ii

I. DEFINISI …1

II. RUANG LINGKUP……………………………………………………………………….1

III. TATA LAKSANA………………………………………………………………………..2

A. TINDAKAN INVASIF…………………………………………………………………2

B. TINDAKAN NON INVASIF………………………………………………………….3.

IV. DOKUMENTASI………………………………………………………………………...3

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

I. DEFINISI
a. Tindakan Invasif
Tindakan Invasif adalah tindakan medik yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh. Invasif menurut kamus besar adalah yang berhubungan
dengan suatu teknik yang di tubuh yang dimasukkan oleh kebocoran atau pengirisan.
b. Tindakan Non Invasif
Tindakan Non Invasif adalah pengobatan konservatif yang tidak memerlukan sayatan
ke dalam tubuh atau penghapusan jaringan.

II. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup pelayanan untuk tindakan invasif dan tindakan non invasif adalah
semua pasien yang memerlukan tindakan invasif dan non invasif di RSUD Datu
Sanggful Rantau. Tindakan invasif sebenarnya merupakan bagian dari terapi, namun
karena tindakan ini sangat sarat dengan aspek etik, hukum dan dan medis (misalnya
dengan melukai tubuh pasien saat melakukan tindakan operasi), maka dikelompokkan
menjadi bagian yang berdiri sendiri.
Resiko tindakan medis dapat terjadi dalam setiap rangkaian proses pengobatan,
seperti pada penegakan diagnose, saat dilakukan operasi, penentuan obat dan dosisnya,
pasca operasi dan lain sebagainya. Resiko medis juga dapat terjadi di semua tempat
dilakukannya pengobatan : di rumah sakit, klinik, praktik dokter, apotik, di rumah
pasien, di tempat umum (pada kegiatan imunisasi misalnya) dan lain-lain.
Teknologi kedokteran bidang bedah kini lebih minim resiko melalui teknik minimal
invasif. Sayatan yang dibutuhkan hanya sekitar satu sentimeter, meminimalisir
kehilangan darah, kemungkinan kerusakan jaringan kecil, bahkan bisa rawat jalan atau
one day care surgery. Keuntungan pasca bedah minimal invasive diantaranya, bekas luka
dan nyeri yang minimal, jangka waktu perawatan dirumah sakit lebih cepat serta
pemulihan lebih cepat untuk beraktifitas kembali.

Tindakan – tindakan pembedan yang bisa dilakukan operasi dengan sayatan lebar,
kini cukup dilakukan dengan bedah invasif minimal yang hanya memerlukan sayatan
kecil untuk mencapai organ tubuh yang akan dioperasi. Pemulihan dengan teknik inipun
lebih cepat dan tidak terlalu merusak kosmetika dinding perut atau bagian tubuh yang
dilakukan sayatan.
BAB II
TATA LAKSANA

A. TINDAKAN INVASIF
1. Setiap tindakan invasif harus dilakukan persetujuan tindakan kedokteran agar
tidak muncul gugatan atau tuntutan malpraktik medik.
2. Setiap tindakan invasif yang dilakukan harus dicatat di dalam rekam medis pasien
lembar asuhan terintegrasi).
3. Setiap hasil tindakan invasif harus di catat dalam rekam medis pasien (lembar
asuhan terintegrasi).
4. Tidak semua tindakan invasif dilakukan oleh dokter spesialis dan dokter umum,
terdapat daftar tindakan invasif yang bisa didelegasikan kepada tenaga kesehatan
yang lain (perawat, perawat gigi, fisioterapis). Diantaranya adalah sebagai
berikut:
a) Pendelegasian prosedur invasive kepada perawat
1) Pasang IV kateter
2) Lepas IV kateter
3) Pasang Urine kateter
4) Lepas Urine kateter
5) Pasang NGT (Naso Gastric Tube)
6) Lepas NGT (Naso Gastric Tube)
7) Injeksi Intra Cutan (IC), Sub Cutan (SC), Intra Musculer (IM),
8) Intra vena (IV)
9) Kumbah Lambung
10) Tindakan Hecting dan lepas Hecting
11) Sirkumsisi tanpa kelainan
12) Debridement luka tanpa komplikasi
13) Ekstraksi kuku
14) Incisi abses
15) Cross incise
16) Pengambilan corpus alenum tanpa penyulit
17) Irigasi telinga
18) Lavement
b) Pendelegasian prosedur invasif kepada perawat anestesi
1) Anestesi local
c) Pendelegasian prosedur invasif kepada perawat gigi
1) Tambal gigi
2) Pembersihan karang gigi

B. TINDAKAN NON INVASIF


1. Pendelegasian prosedur non invasif kepada perawat :
a) Pemberian nebulizer
b) Pencampuran obat injeksi
2. Pendelegasian prosedur non invasif kepada dokter umum
a) USG (Ultrasonograpy) untuk PONEK
3. Pendelegasian prosedur non invasive kepada radiographer
a) Coloon in loop
b) Uretrograpy
BAB III
DOKUMENTASI

Setiap tindakan invasif dan hasilnya harus selalu dicatat dalam rekam medis
pasien (lembar asuhan terintegrasi).
DAFTAR PUSTAKA

-----------------. Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online]. Tersedia di:


http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php. Diakses 22 Februari 2017.

Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) Nomor 290/MEN.KES/PER/III/2008 tentang


Persetujuan Tindakan Kedokteran.

Direktur,

dr. H. Milhan, Sp.OG(K)-Obginsos, MM


Pembina Tk I
NIP 19740914 200212 1 008

Anda mungkin juga menyukai