Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN

Perlindungan Harta Milik Pasien

Rumah Sakit Permata Keluarga


Jababeka
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seringkali terjadi banyak kasus atau peristiwa secara mendadak
atau tiba-tiba rnisalnya kecelakaan, pingsan, bencana alarn yang
mengakibatkan timbulnya korban. Hal ini dapat mengakibatkan suatu
kondisi yang cukup berbeda yakni kepanikan, kacau, kecurigaan. Baik
korban yang mengalarni maupun orang yang melihat atau menolong.
Kadang kala sering juga dalam kesempatan tersebut kewaspadaan
kurang akibat situasi yang tidak menentu. Sehingga dapat berakibat
adanya kehilangan barang atau benda terutama dan korban yang
mengalami bencana.
Negara Indonesia rnempunyai landasan hukurn yang cukup kuat
untuk dapat melindungi hak pribadi seseorang untuk mendapatkan
penlindungan yang layak tanpa terkecuali baik untuk diri pribadi maupun
barang atau benda yang dirniliknya. Sehingga setiap orang yang berada di
tempat manapun tidak merasa terancam baik secara fisik ataupun non
fisik akibat kehilangan barang atau benda.
Pengertian
Pengertian perlindungan adalah proses menjaga atau perbuatan untuk
melindungi
Harta benda milik pasien.
Tujuan
1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya
adanya kehilangan harta benda pribadi pada pasien/pengunjung
ataupun karyawan. selama berada di rumah sakit.
2. Mengurangi kejadian yang berhubungan dengan adanya kecurian
dan pihak dalam atau luar pada pasien/pengunjung/karyawan.
Ruang Lingkup
 Panduan ini diterapkan kepada semua pasien/pengunjung ataupun
karyawan. selama berada dalam rumah sakit permata keluarga
jababeka.
 Pelaksana panduan ini adalah semua karyawan yang bekerja di
rumah sakit permata keluarga jababeka (medis ataupun non
medis).

Prinsip
1. Semua pasien/pengunjung ataupun karyawan. yang berada dalam
rumah sakit harus mendapat perlindungan harta benda pribadi
dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama berada dirumah
sakit.
2. Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah
sakit harus berusaha menjaga harta benda pribadi.
3. Tujuan utarna perlindungan harta benda adalah untuk menjaga
keamanan yang memiliki harta benda tersebut.
4. Perlindungan harta benda digunakan pada proses
pasien/pengunjung ataupun karyawan. masuk dalam rumah sakit
atau selama berada dalam lingkungan rurnah sakit.

BAB II
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
1. Seluruh Staf Rumah Sakit
a. Mernahami dan menerapkan prosedur perlindungan harta benda
pribadi milik pasien.
b. Memastikan prosedur perlindungan harta benda pribadi milik
pasien yang benar ketika pasien selama berada di rumah sakit.
c. Melaporkan kejadian salah prosedur perlindungan harta benda
milik pasien.
2. SDM yang bertugas
Perawat:
 Bertanggung jawab memberikan perlindungan harta benda
pasien dan memastikan perlindungan tersebut tercatat di
pada laporan di rawat inap.
 Memastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika
terdapat kesalahan penyimpanan maka penyimpanan harus
dipindah kan tempatnya.
Petugas Keamanan/Security
 Bertanggung jawab memberikan pengamanan harta benda
pasien dan mernastikan pengamanan tersebut tercatat pada
laporan.
 Mernastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika
terdapat kesalahan penyimpanan maka penyimpanan harus
dipindah tempatnya
3. Kepala Instalasi / KepalaRuang
 Memastikan seluruh staf di Instalasi mernahami prosedur
perlindungan harta benda pasien.
 Menyelidiki semua insiden salah perlindungan harta benda
pasien dan mernastikan terlaksananya suatu tindakan untuk
rnencegah terulangnya kembali kejadian tersebut.

4. Manajer
 Memantau dan memastikan panduan perlindungan harta benda
dikeloa dengan baik oleh Kepala Instalasi.
 Menjaga standarisasi dalam rnenerapkan panduan perlindungan
harta benda pasien.
BAB III
TATA LAKSANA PERLINDUNGAN HARTA BENDA

1. PERLNDUNGAN
PASIEN
Berlaku untuk pasien yang berada di rawat inap dimana dalam hal
ini pasien mengenakan perhiasan atan barang berharga lainnya
dan sedang dalam kondisi akan dilakukan tindakan pelayanan
medis.
1) Tatalaksana perlindungan harta benda pasien
a. Semua pasien sebelum masuk rawat inap harus
diinformasikan bahwa rumah sakit tidak bertanggung
jawab jika ada harta benda yang hilang sebab pada
saat akan masuk rawat inap sudah di informasikan
oleh Unit Pendaftaran rawat inap.
b. Pastikan bahwa pasien sudah menyetujui dan
mengerti tentang informasi yang disampaikan tentang
perlindungan harta benda.
c. Pastikan pasien memberikan Surat Pernyataan
bahwa bersedia tidak akan menuntut apapun pada
pihak rumah sakit apabila terjadi kehilangan harta
benda karena sudah diinformasikan bahwa rumah
sakit permata keluarga jababeka tidak bertanggung
jawab ataskehilangan harta benda pribadi milik
pasien.
d. Pastikan adanya proses serah terima penyimpanan
sementara untuk harta benda pribadi milik pasien
apabila pada pasien tersebut tidak ada keluarga
yang mendampingi dan akan dilakukan tindakan
pelayanan kesehatan.
e. Segera hubungi pihak keamanan untuk kasus
kehilangan harta benda milik pasien jika ada peristiwa
kehilangan.
f. Jika perlu hubungi pihak yang berwajib untuk
menangani kasus kehilangan harta benda milik
pasien jika kasus tersebut berlanjut.
2) Tindakan/prosedur yang membutuhkan perlindungan harta
benda pasien.
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang
membutuhkan perlindungan harta benda pasien:
 Pada saat pasien tidak ada keluarga yang
mendampingi sedangkan pada pasien tersebut
akan dilakukan tindakan pelayanan kesehatan.
 Pada saat pasien mengalami hilang
kesadaran/hilang ingatan
b. Para staf rumah sakit permata keluarga jababeka
harus memberikan perlindungan harta benda pasien
dengan benar dengan menanyakan kejelasan
inforrnasi yang disampaikan oleh Unit Pendaftaran
untuk tidak rnenirnggalkan harta benda khususnya
yang berharga diluar pengamatan pasien, kemudian
membandingkannya dengan adanya Surat
Pernyataan yang tercantum di rekam medis. Jangan
menyebutkan sernua informasi tentang perlindungan
dan meminta pasien untuk mengkonfirmasi dengan
jawaban ya / tidak.
c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien
tidak mengetahui untuk menjaga harta bendanya
sendiri. Informasi rnengenai bahwa rumah sakit tidak
bertanggung jawab atas barang benda milik pasien
diinformasikan ulang oleh perawat yang bertugas
menangani pasien secara personal sebelum pasien
menjalani suatu prosedur.
d. Perlindungan harta benda sebaiknya mencakup 2
detail wajib, yaitu :
 Didata semua harta benda pada saat pasien
masuk
 Mendata semua pengunjung yang datang
berkunjung di ruang perawatan tempat pasien
dirawat.
PENGUNJUNG
1. Tatalaksana perlindungan harta benda pengunjung
a. Semua pengunjung harus diidentifikasi dengan benar
sebelum masuk dalam lingkungan rumali sakit
dengan menggunakan tanda pengenal yang masih
berlaku (KTP. SIM, Paspor) dan harta benda apa saja
yang dibawa.
b. Pastikan pada pengunjung agar menjaga harta benda
yang dibawanya dan jelaskan bahwa tidak ada
penitipan harta benda yang dibawanya.
c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada
semua pengunjung jika terjadi kecelakaan, bencana
atau hilang kesadaran/ingatan pada saat pengunjung
tersebut dan tidak ada pengecualian selama herada
dalain lingkungan rumah sakit.
d. Jika terjadi kecelakaan/bencana atau hilang
kesadaran/ingatan pada pengunjung secara tiba-tiba
pastikan segera berikan perlindungan terhadap diri
dan harta benda pengunjung. kernudian catat pada
buku laporan dan laporkan pada pihak keamanan
ruamah sakit permata kelurga jababeka.
e. Pada situasi di mana tidak dapat diberikan
perlindungan terhadap harta benda maka harta benda
harus dipastikan dititipkan/ditinggal pada pihak
keamanan dan kemudian dikoordinaskan pada pihak
terkait.
f. Harta benda pengunjung tidak boleh dititipkan kepada
pihak rumah sakit walaupun bersifat sementara dan
kondisi pengunjung masih memungkinkan untuk
menjaga harta bendanya sendiri karena rumah sakit
tidak bertanggung jawab perlindungan harta benda
tersebut kecuali dalam kondisi tertentu.
g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara
waktu jika pengunjung dalam kondisi terluka atau
hilang kesadaran/ingatan maka harus memberikan
Surat Pernyataan Penitipan dengan disertai tanda
pengenal (KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dan
dibubuhi oleh tanda tangan/cap jempol pengunjung.
h. Tanda pengenal yang disertakan di pos keamanan
sebaiknya mencakup 2 detail wajib yang dapat
mengidentifikasi pengunjung, yaitu:
 Tanda pengenal masih berlaku.
 Tanda pengenal harus asli/bukan fotocopy
i. Jelaskan prosedur perlrndungan harta benda
sementara dan tujuannya kepada pengunjung.
j. Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan
sebelurn memberikan perlindungan harta benda pada
pengunjung.
k. Saat menanyakan identitas dan harta benda
pengunjung, selalu gunakan pertanyaan terbuka,
misalnya: ‘Siapa nama Anda?’ barang apa yang anda
titipkan ? (jangan rnenggunakan pertanyaan tertutup
seperti ‘Apakah narna anda Ibu Susi?’)
l. Jika pengunjung tidak mampu memberitahukan
narnanya (misalnya pada pengunjung tidak sadar,
bayi, disfasia, gangguan jiwa), verifikasi harta benda
pengunjung kepada keluarga / pengantarnya. Jika
mungkin, tanda pengenal jangan dijadikan satu-
satunya bentuk identiflkasi pada saaat menitipkan
harta benda. Tanya ulang narna dan alarnat
pengunjung, kernudian bandingkan jawaban
pengunjung dengan data yang lertulis dibuku
laporan..
m. Pengecekan buku laporan pengunjung dilakukan
tiap kali pergantian jaga petugas kearnanan
n. Unit yang memberikan perlindungan pada harta
benda pengunjung harus menanyakan ulang identitas
pengunjung dan membandingkan data yang diperoleh
dan laporan verifikasi pihak keamanan.
o. Pada kasus pengunjung yang tidak mau diberikan
perlindungan harta benda:
 Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam
sebab, seperti:
 menolak diberikan perlindungan harta
benda
 Tidak ada kepercayaan dari pengunjung
 Proses perlindungan harta benda harus
diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi
jika tidak dilakukan. Alasan pengunjung harus
dicatat pada buku laporan petugas kearnanan.
 Jika pengunjung menolak untuk diberikan
perlindungan harta bendanya, petugas harus
lebih waspada dan mencari cara lain untuk
memberikan perlindungan pada harta benda
pengunjung dengan benar sebelum dilakukan
tindakan pelayanan kesehatan
2. Tindakan/prosedur yang membutuhkan perlindungan harta
benda
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang
membutuhkan perlindungan harta benda pengunjung:
 Pada saat terjadi bencana (kebakaran,
gempa).
 Pada saat evakuasi karena terjadinya
bencana.
 Pada saat terjadi kasus pencurian.
 Pada saat pengunjung hilang
kesadaran/ingatan
b. Para staf Rumah Sakit Permata keluarga Jababeka
harus mengkonfirmasi pengunjung dalam
perlindungan harta benda dengan benar dengan
menanyakan nama dan harta benda yang akan
dilindungi, kernudian niembandingkannya dengan
data berdasarkan infornasi yang didapat dan laporan
petugas keamanan. Jangan menyebutkan nama dan
harta benda yang dilindungi dan meminta
pengunjung untuk mengkonfirrnasi dengan jawaban
ya / tidak.
c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung
tidak rnau diberikan perlindungan pada harta benda
yang dibawanya. Perlindungan harta benda harus di
pastikan diberlakukan ulang oleh petugas keamanan
yang bertugas menangani pengunjung secara
personal pada saat pengunjung datang.
KARYAWAN
1. Tatalaksana perlindungan harta benda karyawan
a. Semua karyawan harus bertanggung jawab sendiri
atas harta benda yang dibawanya.
b. Pastikan pada karyawan agar menjaga harta benda
yang dibawanya dan jelaskan bahwa tidak ada
penitipan harta benda yang dibawanya.
c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada
sernua karyawan jika terjadi kecelakaan, bencana
atau hilang kesadaran/ingatan pada diri karyawan
tersebut dan tidak ada pengecualian selama berada
dalam lingkungan rumah sakit permata keluarga
Jababeka .
d. Jika terjadi kecelakaan/bencana atau hilang
kesadaran/ingatan pada karyawan secara tiba -tiba
pastikan segera berikan perlindungan terhadap diri
dan harta benda karyawan, kemudian catat pada
buku laporan dan laporkan pada pihak keamanan
Rurnah Sakit Permata Keluarga Jababeka.
e. Pada situasi di mana tidak dapat diberikan
perlindungan terhadap harta benda maka harus
dipastikan harta benda dititipkan/ditinggal pada pihak
keamanan.
f. Harta benda karyawan tidak boleh dititipkan kepada
pihak rumah sakit walaupun bersifat sementara dan
kondisi pengunjung masih rnemungkinkan untuk
menjaga harta bendanya sendiri karena rumah sakit
permata keluarga jababeka tidak bertanggung jawab
perlindungan harta benda tersebut kecuali dalam
kondisi tertentu.
g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara
waktu jika karyawan dalam kondisi terluka atau hilang
kesadaran/ingatan maka harus memberikan Surat
Pernyataan Penitipan dengan disertai tanda pengenal
(KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dan dibubuhi
oleh tanda tangan/cap jempol karyawan.
h. Tanda pengenal yang disertakan di pos keamanan
sebaiknya mencakup 2 detail wajib yang dapat
mengidentifikasi pengunjung, yaitu :
 Tanda pengenal masib berlaku.
 Tanda pengenal harus aslil bukan fotocopy
i. Jelaskan prosedur perlindungan haiti benda
sernentara dan tujuannya kepada karyawan.
j. Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan
sebelurn rnemberikan perlindungan harta benda pada
karyawan.
k. Saat menanyakan identitas dan harm benda
karyawan, selalu gunakan pertanyaan terbuka,
misalnya: ‘Siapa nama Anda?’ barang apa yang anda
titipkan ? (jangan menggunakan pertanyaan tertutup
seperti( “Apakah nama anda Ibu Susi?”).
l. Jika karyawan tidak mampu memberitahukan
namanya (misalnya pada karyawan tidak sadar.
disfasia, gangguan jiwa), verifikasi harta benda
karyawan kepada teman sejawat/unit kerjanya. Jika
rnungkin, tanda pengenal jangan dijadikan satu-
satunya bentuk identifikasi pada saat menitipkan
harta benda Tanya ulang nama dan alamat
pengunjung, kemudian bandingkan jawaban
karyawan dengan data yang tertulis dibuku laporan.
m. Pengecekan buku laporan dilakukan tiap kali
pergantian jaga petugas keamanan.
n. Unit yang memberikan perlindungan pada haria
benda karyawan harus menanyakan ulang identitas
karyawan dan membandingkan data yang diperoleh
dan laporan verifikasi pihak kearnanan.
o. Pada kasus karyawan yang tidak mau diberikan
perlindungan harta benda:
 Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam
sebab, seperti:
 Menolak diberikan perlindungan harta
benda.
 Tidak ada kepercayaan dan karyawan
 Proses perlindungan harta benda harLis
diinformasikan akan risiko yang dapat tenjadi
jika tidak dilakukan. Alasan karyawan harus
dicatat pada buku laporan petugas keamanan.
 Jika karyawan menolak untuk diberikan
perlindungan harta bendanya, petugas harus
lebih waspada dan mencari cari lain untuk
memberikan perlindungan pada harta benda
pengunjung dengan benar sebelum dilakukan
tindakan pelayanan kesehalan.
2. Tindakan/ prosedur yang membutuhkan perlindungan
harta benda.
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang
niembutuhkan perlindungan harta benda karyawan:
 Pada saat terjadi bencana (kebakaran,
gempa).
 Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana
 Pada saat terjadi kasus pencurian.
 Pada saat karyawan hilang kesadaran/ingatan
b. Para staf Rumah Sakit Permata Keluarga Jababeka
harus mengkonfirrnasi karyawan dalarn perlindungan
harta benda dengan benar dengan rnenanyakan
nama dan harta benda yang akan dilindungi,
kemudian membandingkannya dengan data
berdasarkan informasi yang didapat dan laporan
petugas keamanan. Jangan rnenyebutkan nama dan
harta benda yang dilindungi dan meminta karyawan
untuk rnengkonfirmasi dengan jawaban ya / tidak.
c. Jangan melakukan prosedur apapun jika
pengunjung tidak rnau diberikan perlindungan pada
harta benda yang dibawanya. Perlindungan harta
benda harus di pastikan diberlakukan ulang oleh
petugas keamanan yang bertugas menangani
pengunjung secara personal pada saat pengunjung
datang.
II. TATA CARA PERLINDUNGAN
Jenis Perlindungan
Perlindungan yang tersedia di Rumah Sakit Permata Keluarga Jababeka
adalah sebagai berikut:
a. Perlindungan harta benda pasien
b. Perlindungan harta benda pengunjung
c. Perlindungan harta benda karyawan
Menitipkan Harta Benda
Proses perlindungan harta benda yang tersedia di Rumah Sakit Permata
Keluarga Jababeka adalah sebagai berikut:
Pasien
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pasien dalam kondisi
akan ada tindakan pelayanan kesehatan dan tidak ada keluarga yang
mendampingi atau dalam kondisi hilang kesadaran.
Pengunjung
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi
korban kecelakaan/hilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada
keluarga yang mendampingi.
Karyawan
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika karyawan menjadi
korban kecelakaan/hilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada
keluarga yang mendampingi.
Pelaporan Insiden/ Kejadian Kesalahan Perlindungan Harta Benda
Pasien
1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a. Misidentifikasi data / pencatatan di buku laporan.
b. Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
c. Misidentifikasi laporan investigasi
d. Registrasi ganda saat mendata harta benda yang
dilindungi.
e. Kesalahan penulisan tanda untuk karat benda yang
mendapat perlindungan di buku laporan
2. Beberapa penyebab umum terjadinya mis identifikasi adalah:
1) Kesalahan pada administrasi / tata usaha
 Salah memberikan tanda pada harta benda pasien
 Kesalahan mengisi buku laporan.
 Penulisan data berdasarkan tanda pengenal yang
salah.
 Pencatatan yang tidak benar / tidak Iengkap / tidak
terbaca
2) Kegagalan verifikasi
 Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi
 Tidak mernatuhi protokol verifikasi
3) Kesulitan kornunikasi.
 Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi. atau
keterbatasan bahasa pasien
 Kegagalan untuk pernbacaan kembali
 Kurangnya kultur/budaya organisasi
4) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta
benda pasien pastikan keamanan dan keselarnatan pasien
Pengunjung
1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
 Kesalahan penulisan tanda pengenal yang masih
berlaku di buku laporan.
 Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
 Registrasi benda saat mendata harta benda yang
dilindungi
2. Beberapa penyebab umum terjadinya mis identifikasi adalah:
1) Kesalahan pada administrasi / tata usaha
 Salah memberikan tanda pada harta benda
pengunjung.
 Kesalahan mengisi buku laporan.
 Penulisan data berdasar tanda pengenal yang
salah
 Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap /
tidak terbaca
2) Kegagalan verifikasi
 Tidak adekuatnya/ tidak adanya protokol
verifikasi
 Tidak mematuhi protokol verifikasi
3) Kesulitan komunikasi
 Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi,
atau keterbatasan bahasa pengunjung
 Kegagalan untuk pembacaan kembali
 Kurangnya kultur / budaya organisasi
4) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta
benda pengunjung pastikan keamanan dan
keselamatan karyawan
 Salah memberikan tanda path haiti benda
pengunjung
 Keslahan mengisi buku laporan.
 Penulisan data berdasar harta benda yang
dititipkan salah
 Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap /
tidak terbaca
5) Kegagalan verifikasi
 Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol
verifikasi.
 Tidak mematuhi protokol verifikasi

6) Kesulitan komunikasi.
 Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau
keterbatasan bahasa pengunjung.
 Kegagalan untuk pernbacaan kembali.
 Kurangnya kultur / budaya organisasi

7) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta


benda pengunjung pastikan keamanan dan
kesearnatan pengunjung
Revisi Dan Audit
Pasien
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalarn kurun waktu 2 tahun
2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan keamanan serta akan
dilaksanakan dalarn waktu 6 bulan setelah implernentasi kebijakan. Audit
ini meliputi:
a. Jumlah persentase pasien yang rnembutuhkan perlindungan pada
harta benda
b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan
c. Alasan mengapa pasien tidak menggunakan tanda identitas untuk
perlindungan khusus
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan
dipantau dan ditindakianjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

Pengunjung
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
2. Reneana audit akan disusun dengan bantuan panitia kesehatan
keselamatan kerja serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah
implementasi kebijakan. Audit ni meliputi:
a. Jumlah persentase pengunjung yang menggunakan tanda visitor
b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan
c. Alasan mengapa pengunjung tidak rnenggunakan tanda visitor
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan
dipantau dan ditindakianjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

Karyawan
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalarn kurun waktu 2 tahun
2. Rencana audit akan disusun oleh HRD serta akan dilaksanakan dalam
waktu 6 bulan setelah implernentasi kebijakan. Audit mi meliputi:
a. Jurnlah persentase karyawan yang menggunakan tanda pengenal
b. Akurasi dan reliabilitas infomiasi yang terdapat di buku laporan
c. Alasan mengapa karyawan tidak nienggunakan tanda pengenal
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan karyawan akan
dipantau dali ditindakianjuti saat dilakukan revisi kebijakan.
BAB IV
PENUTUP

Perlindungan terhadap kekerasan fisik merupakan salah satu unsur


pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan
peningkatan kesadaran hukum, hak asasi manusia serta cara berpikir
yang kritis dan raslonal. Untuk itu Rumah Sakit harus dapat memberikan
pelayanan yang Iebih baik termasuk pelayanan perlindungan pada semua
orang yang berada di Iingkungan ruinah sakit.
Pengamanan perlindungan berlaku untuk siapapun yang berada
dalam lingkungan rumah sakit baik untuk pasien/pengunjung ataupun
karyawan. Namun untuk Iebih menguatkan hak perlindungan tersebut
maka baik pasien/pengunjung atau karyawan harus memberikan Surat
Pernyataan Perlindungan secara tertutis sehingga jelas sejauh mana
pengamanan akan diberikan.
Panduan Perlindungan Terhadap Harta Benda ini dipakai sebagai
acuan oleh rumah sakit permata kelurga jababeka dalarn
mengembangkan pengamanan sehingga dapat diketahui sumber daya
rnanusia dan fasilitas yang dirniliki oleh rumah sakit permata kelurga
dapat menunjang pengarnanan tersehut

Anda mungkin juga menyukai