Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN PERLINDUNGAN HARTA BENDA

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seringkali terjadi banyak kasus atau peristiwa secara mendadak atau tiba-
tiba rnisalnya kecelakaan, pingsan, bencana alarn yang mengakibatkan timbulnya
korban. Hal ini dapat mengakibatkan suatu kondisi yang cukup berbeda yakni
kepanikan, kacau, kecurigaan. Baik korban yang mengalarni maupun orang yang
melihat atau menolong. Kadang kala sering juga dalam kesempatan tersebut
kewaspadaan kurang akibat situasi yang tidak menentu. Sehingga dapat berakibat
adanya kehilangan barang atau benda terutama dan korban yang mengalami
bencana.
Negara Indonesia rnempunyai landasan hukurn yang cukup kuat untuk
dapat melindungi hak pnibadi seseorang untuk mendapatkan perlindungan yang
layak tanpa terkecuali baik untuk din pribadi maupun barang atau benda yang
dirniliknya. Sehingga setiap orang yang berada di tempat manapun tidak merasa
terancam baik secara fisik ataupun non fisik akibat kehilangan barang atau benda

Pengertian

Perlindungan Harta Benda adalah upaya menjaga atau melindungi harta benda
milik pasien yang tidak memiliki kemampuan/kesadaran penuh untuk menjaga
atau mempertahankan barang milik pribadi.

Tujuan
1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya adanya
kehilangan harta benda pribadi pada pasien/pengunjung/karyawan selama
berada di rumah sakit.
2. Mengurangi kejadian yang berhuhungan dengan adanya kecurian dan
pihak dalam atau luar pada pasien/pengunjung/karyawan

Ruang Lingkup
 Panduan ini diterapkan kepada semua pasien/pengunjung/karyawan
selama berada dalam rumah sakit.
 Pelaksana panduan ini adalah semua karyawan yang bekerja di rumah
sakit (medis ataupun non medis).

Prinsip
1. Semua pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus
mendapat perlindungan harta benda pribadi dengan benar saat masuk
rumah sakit dan selama berada dirumah sakit.
2. Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus
berusaha menjaga harta benda pribadi.
3. Tujuan utarna perlindungan harta benda adalah untuk menjaga keamanan
yang memiliki harta benda tersebut.
4. Perlindungan harta benda digunakan pada proses pasien/pengunjung/
karyawan masuk dalam rumah sakit atau selama berada dalam
lingkungan rurnah sakit.
5.
BAB II
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

1. Seluruh Staf Rumah Sakit


a. Mernahami dan menerapkan prosedur perlindungan harta benda
pribadi milik pasien/pengunjung.
b. Memastikan prosedur perlindungan harta benda pribadi milik
pasien/pengunjung yang benar ketika pasien/pengunjung berada di
rumah sakit.
c. Melaporkan kejadian salah prosedur perlindungan harta benda milik
pasien/pengunjung/karyawan

2. SDM yang bertugas


Perawat:
 Mengingatkan pasien atau keluarga pasien untuk menjaga barang
milik pribadi dengan tidak menempatkan di tempat yang terbuka
dan menyimpannya dalam tempat pribadi.
 Memastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika terdapat
kesalahan penyimpanan maka penyimpanan harus dipindah
tempatnya.
 Bertanggung jawab memberikan perlindungan harta benda pasien
dan memastikan perlindungan tersebut tercatat pada laporan di
rawat inap.
Petugas Keamanan/Security
 Mernastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika terdapat
kesalahan penyimpanan maka penyimpanan harus dipindah
tempatnya.
 Bertanggung jawab memberikan pengamanan harta benda pasien
dan mernastikan pengamanan tersebut tercatat pada laporan.
3. Kepala Instalasi / Kepala Unit
 Memastikan seluruh staf di Instalasi mernahami prosedur
perlindungan harta benda pasien.
 Menyelidiki semua insiden salah perlindungan harta benda pasien
dan mernastikan terlaksananya suatu tindakan untuk rnencegah
terulanginya kembali kejadian tersebut.

4. Manajer
 Memantau dan memastikan panduan perlindungan harta benda
dikelola dengan baik oleh Kepala Instalasi dan Kepala Unit.
 Menjaga standarisasi dalam rnenerapkan panduan perlindungan
harta benda pasien/pengunjung/karyawan.
BAB III
TATA LAKSANA PERLINDUNGAN HARTA BENDA

1. PERLINDUNGAN PASIEN

Berlaku untuk pasien yang berada di rawat inap dimana dalam hal ini
pasien mengenakan perhiasan atan barang berharga lainnya dan sedang
dalam kondisi akan dilakukan tindakan pelayanan medis.
1) Tatalaksana perlindungan harta benda pasien
a. Semua pasien sebelum masuk rawat inap harus
diinformasikan bahwa rumah sakit tidak bertanggung
jawab jika ada harta benda yang hilang sebab pada saat
akan masuk rawat inap sudah di informasikan oleh Unit
Pendaftaran.
b. Pastikan bahwa pasien sudah menyetujui dan mengerti
tentang infonnasi yang disampaikan tentang perlindungan
harta benda.
c. Pastikan pasien memberikan Surat Pernyataan bahwa
bersedia tidak akan menuntut apapun pada pihak rumah
sakit apabila terjadi kehilangan harta benda karena sudah
diinformasikan bahwa rumah sakit tidak bertanggung
jawab atas harta benda pribadi milik pasien.
d. Pastikan adanya proses serah terima penyimpanan
sementara untuk harta benda pribadi milik pasien apabila
pada pasien tersebut tidak ada keluarga yang mendampingi
dan akan dilakukan tindakan pelayanan kesehatan dan
mengisi buku serah terima perlindungan harta benda
pasien.
e. Segera hubungi pihak keamanan untuk kasus kehilangan
harta benda milik pasien jika ada peristiwa kehilangan.
f. Jika perlu hubungi pihak yang berwajib untuk menangani
kasus kehilangan harta benda milik pasien jika kasus
tersebut berlanjut.
2) Tindakan/prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda
pasien.
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan
perlindungan harta benda pasien:
 Pada saat pasien tidak ada keluarga yang
mendampingi sedangkan pada pasien tersebut akan
dilakukan tindakan pelayanan kesehatan.
 Pada saat pasien mengalami hilang kesadaran/hilang
ingatan
b. Para staf rumah sakit harus memberikan perlindungan harta
benda pasien dengan benar dengan menanyakan kejelasan
inforrnasi yang disampaikan oleh Unit Pendaftaran untuk
tidak rneninggalkan harta benda khususnya yang berharga
diluar pengamatan pasien, kemudian membandingkannya
dengan adanya Surat Pernyataan yang tercantum di rekam
medis. Jangan menyebutkan sernua informasi tentang
perlindungan dan meminta pasien untuk mengkonfirmasi
dengan jawaban ya / tidak.
c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak
mengetahui untuk menjaga harta bendanya sendiri.
Informasi rnengenai bahwa rumah sakit tidak bertanggung
jawab atas barang benda milik pasien diinformasikan ulang
oleh perawat yang bertugas menangani pasien secara
personal sebelum pasien menjalani suatu prosedur.
d. Perlindungan harta benda sebaiknya mencakup 2 detail
wajib, yaitu :
 Didata semua harta benda pada saat pasien masuk
 Mendata semua pengunjung yang datang
berkunjung di wang perawatan lenipat pasien
dirawat.

2. PENGUNJUNG

1. Tatalaksana perlindungan harta benda pengunjung


a. Semua pengunjung harus diidentifikasi dengan benar
sebelum masuk dalam lingkungan rumah sakit dengan
menggunakan tanda pengenal yang masih berlaku (KTP.
SIM, Paspor) dan harta benda apa saja yang dibawa.
b. Pastikan pada pengunjung agar menjaga harta benda yang
dibawanya dan jelaskan bahwa tidak ada penitipan harta
benda yang dibawanya.
c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada semna
pengunjung jika terjadi kecelakaan, bencana atau hilang
kesadaran/ingatan pada diri pengunjung tersebut dan tidak
ada pengecualian selama herada dalam lingkungan rumah
sakit.
d. Jika terjadi kecelakaan/bencana atau hilang
kesadaran/ingatan pada pengunjung secara tiba-tiba
pastikan segera berikan perlindungan terhadap diri dan
harta benda pengunjung, kernudian catat pada buku serah
terima perlindungan harta benda pasien dan laporkan pada
pihak manajemen rumah sakit.
e. Pada situasi di mana tidak dapat diberikan perlindungan
terhadap harta benda maka harta benda harus dipastikan
dititipkan/ditinggal pada pihak keamanan dan kemudian
dikoordinaskan pada pihak manajemen.
f. Harta benda pengunjung tidak boleh dititipkan kepada
pihak rumah sakit walaupun bersifat sementara dan kondisi
pengunjung masih memungkinkan untuk menjaga harta
bendanya sendiri karena rurnah sakit tidak bertanggung
jawab perlindungan harta benda tersebut kecuali dalam
kondisi tertentu.
g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara waktu
jika pengunjung dalam kondisi terluka atau hilang
kesadaran/ingatan maka harus memberikan Surat
Pernyataan Penitipan dengan disertai tanda pengenal
(KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dan dibubuhi oleh
tanda tangan/cap jempol pengunjung.
h. Tanda pengenal yang disertakan di pos keamanan
sebaiknya mencakup 2 detail wajib yang dapat
mengidentifikasi pengunjung, yaitu:
 Tanda pengenal masih berlaku.
 Tanda pengenal harus asli/bukan fotocopy
i. Jelaskan prosedur perlindungan harta benda sementara dan
tujuannya kepada pengunjung.
j. Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan sebelurn
memberikan perlindungan harta benda pada pengunjung.
k. Saat menanyakan identitas dan harta benda pengunjung,
selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya: ‘Siapa nama
Anda?’ barang apa yang anda titipkan ? (jangan
rnenggunakan pertanyaan tertutup seperti ‘Apakah narna
anda Ibu Susi?’)
l. Jika pengunjung tidak mampu memberitahukan narnanya
(misalnya pada pengunjung tidak sadar, bayi, disfasia,
gangguan jiwa), verifikasi harta benda pengunjung kepada
keluarga / pengantarnya. Jika mungkin, tanda pengenal
jangan dijadikan satu-satunya bentuk identiflkasi pada saaat
menitipkan harta benda. Tanya ulang narna dan alarnat
pengunjung, kernudian bandingkan jawaban pengunjung
dengan data yang lertulis dibuku laporan..
m. Pengecekan buku laporan pengunjung dilakukan tiap kali
pergantian jaga petugas kearnanan
n. Unit yang memberikan perlindungan pada harta benda
pengunjung harus menanyakan ulang identitas pengunjung
dan membandingkan data yang diperoleh dan laporan
verifikasi pihak keamanan.
o. Pada kasus pengunjung yang tidak mau diberikan
perlindungan harta benda:
 Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab,
seperti:
 menolak diberikan perlindungan harta benda
 Tidak ada kepercayaan dari pengunjung
 Proses perlindungan harta benda hams
diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika
tidak dilakukan. Alasan pengunjung harus dicatat
pada buku laporan petugas kearnanan.
 Jika pengunjung menolak untuk diberikan
perlindungan harta bendanya, petugas harus lebih
waspada dan mencari cara lain untuk memberikan
perlindungan pada harta benda pengunjung dengan
benar sebelum dilakukan tindakan pelayanan
kesehatan.

2. Tindakan/prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda


a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan
perlindungan harta benda pengunjung:
 Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa).
 Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana.
 Pada saat terjadi kasus pencurian.
 Pada saat pengunjung hilang kesadaran/ingatan
b. Para staf rumah sakit harus mengkonfirmasi pengunjung
dalam perlindungan harta benda dengan benar dengan
menanyakan nama dan harta benda yang akan dilindungi,
kernudian niembandingkannya dengan data berdasarkan
infornasi yang didapat dan laporan petugas keamanan.
Jangan menyebutkan nama dan harta benda yang
dilindungi dan meminta pengunjung untuk
mengkonfirrnasi dengan jawaban ya / tidak.
c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung tidak
rnau diberikan perlindungan pada harta benda yang
dibawanya. Perlindungan harta benda harus di pastikan
diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang bertugas
menangani pengunjung secara personal pada saat
pengunjung datang.

3. KARYAWAN

1. Tatalaksana perlindungan harta benda karyawan


a. Semua karyawan hams bertanggung jawab sendiri atas
harta benda yang dibawanya.
b. Pastikan pada karyawan agar menjaga harta benda yang
dibawanya dan jelaskan bahwa tidak ada penitipan harta
benda yang dibawanya.
c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada sernua
karyawan jika terjadi kecelakaan, bencana atau hilang
kesadaran/ingatan pada diri karyawan tersebut dan tidak
ada pengecualian selama berada dalam lingkungan rumah
sakit.
d. Jika terjadi kecelakaan/bencana atau hilang
kesadaran/ingatan pada karyawan secara tiba -tiba pastikan
segera berikan perlindungan terhadap diri dan harta benda
karyawan, kemudian catat pada buku laporan dan laporkan
pada pihak manajemen rurnah sakit.
e. Pada situasi di mana tidak dapat diberikan perlindungan
terhadap harta benda maka harus dipastikan harta benda
dititipkan/ditinggal pada pihak keamanan dan kemudian
dikoordinasikan pada pihak manajemen.
f. Harta benda karyawan tidak boleh dititipkan kepada pihak
rumah sakit walaupun bersifat sementara dan kondisi
pengunjung masih rnemungkinkan untuk menjaga harta
bendanya sendiri karena rumah sakit tidak bertanggung
jawab perlindungan harta benda tersebut kecuali dalam
kondisi tertentu.
g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara waktu
jika karyawan dalam kondisi terluka atau hilang
kesadaran/ingatan maka harus memberikan Surat
Pernyataan Penitipan dengan disertai tanda pengenal
(KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dan dibubuhi oleh
tanda tangan/cap jempol karyawan.
h. Tanda pengenal yang disertakan di pos keamanan
sebaiknya mencakup 2 detail wajib yang dapat
mengidentifikasi pengunjung, yaitu :
 Tanda pengenal masib berlaku.
 Tanda pengenal harus asli bukan fotocopy
i. Jelaskan prosedur perlindungan haiti benda sernentara dan
tujuannya kepada karyawan.
j. Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan sebelurn
rnemberikan perlindungan harta benda pada karyawan.
k. Saat menanyakan identitas dan harta benda karyawan,
selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya: ‘Siapa nama
Anda?’ barang apa yang anda titipkan ? (jangan
menggunakan pertanyaan tertutup seperti( “Apakah nama
anda Ibu Susi?”).
l. Jika karyawan tidak mampu memberitahukan namanya
(misalnya pada karyawan tidak sadar. disfasia, gangguan
jiwa), verifikasi harta benda karyawan kepada teman
sejawat/unit kerjanya. Jika rnungkin, tanda pengenal
jangan dijadikan satu-satunya bentuk identifikasi pada saat
menitipkan harta benda Tanya ulang nama dan alamat
pengunjung, kemudian bandingkan jawaban karyawan
dengan data yang tertulis dibuku laporan.
m. Pengecekan buku laporan dilakukan tiap kali pergantian
jaga petugas keamanan.
n. Unit yang memberikan perlindungan pada harta benda
karyawan harus menanyakan ulang identitas karyawan dan
membandingkan data yang diperoleh dan laporan verifikasi
pihak kearnanan.
o. Pada kasus karyawan yang tidak mau diberikan
perlindungan harta benda:
 Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab,
seperti:
 Menolak diberikan perlindungan harta
benda.
 Tidak ada kepercayaan dan karyawan
 Proses perlindungan harta benda harLis
diinformasikan akan risiko yang dapat tenjadi jika
tidak dilakukan. Alasan karyawan harus dicatat
pada buku laporan petugas keamanan.
 Jika karyawan menolak untuk diberikan
perlindungan harta bendanya, petugas harus lebih
waspada dan mencari cari lain untuk memberikan
perlindungan pada harta benda pengunjung dengan
benar sebelum dilakukan tindakan pelayanan
kesehalan.
2. Tindakan/ prosedur yang membutuhkan perlindungan harta
benda.
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang niembutuhkan
perlindungan harta benda karyawan:
 Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa).
 Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana
 Pada saat terjadi kasus pencurian.
 Pada saat karyawan hilang kesadaran/ingatan
b. Para staf rumah sakit harus mengkonfirrnasi karyawan
dalarn perlindungan harta benda dengan benar dengan
rnenanyakan nama dan harta benda yang akan dilindungi,
kemudian membandingkannya dengan data berdasarkan
informasi yang didapat dan laporan petugas kearnanan.
Jangan rnenyebutkan nama dan harta benda yang
dilindungi dan meminta karyawan untuk rnengkonfirmasi
dengan jawaban ya / tidak.
c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung
tidak rnau diberikan perlindungan pada harta benda yang
dibawanya. Perlindungan harta benda harus di pastikan
diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang bertugas
menangani pengunjung secara personal pada saat
pengunjung datang.

II. TATA CARA PERLINDUNGAN

Jenis Perlindungan

Perlindungan yang tersedia adalah sebagai berikut:


a. Perlindungan harta benda pasien
b. Perlindungan harta benda pengunjung
c. Perlindungan harta benda karyawan

Menitipkan Harta Benda

Proses perlindungan harta benda yang tersedia adalah sebagai berikut:


Pasien
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pasien dalam kondisi
akan ada tindakan pelayanan kesehatan dan tidak ada keluarga yang
mendampingi atau dalam kondisi hilang kesadaran.
Pengunjung
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi
korban kecelakaan/hilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada
keluarga yang mendampingi.
Karyawan
Proses perlindungan harm benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi
korban kecelakaan/bilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada
keluarga yang mendampingi.

Pelaporan Insiden/ Kejadian Kesalahan Perlindungan Harta Benda Pasien


1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a. Misidentifikasi data / pencatatan di buku laporan.
b. Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
c. Misidentifikasi laporan investigasi
d. Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi.
e. Kesalahan penulisan tanda untuk karat benda yang mendapat
perlindungan di buku laporan
2. Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah:
1) Kesalahan pada administrasi / tata usaha
 Salah memberikan landa pada harm benda pasien
 Kesalahan mengisi buku laporan.
 Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salab.
 Pencatatan yang tidak benar / tidak Iengkap / tidak terbaca
2) Kegagalan verifikasi
 Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi
 Tidak mernatuhi protokol verifikasi
3) Kesulitan kornunikasi.
 Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi. atau
keterbatasan bahasa pasien
 Kegagalan untuk pernbacaan kembali
 Kurangnya kultur/budaya organisasi
4) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pasien
pastikan keamanan dan keselarnatan pasien
Pengunjung :
1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
 Kesalahan penulisan tanda pengenal yang masih berlaku di
buku laporan.
 Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
 Registrasi identitas saat mendata harta benda yang
dilindungi
2. Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah:
1) Kesalahan pada administrasi / tata usaha
 Salah memberikan tanda pada harta benda
pengunjung.
 Kesalahan mengisi buku laporan.
 Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah
 Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak
terbaca
2) Kegagalan verifikasi
 Tidak ada kuatnya/ tidak adanya protokol verifikasi
 Tidak mematuhi protokol verifikasi
3) Kesulitan komunikasi
 Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau
keterbatasan bahasa pengunjung
 Kegagalan untuk pembacaan kembali
 Kurangnya kultur / budaya organisasi
4) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda
pengunjung pastikan keamanan dan keselamatan karyawan
 Salah memberikan tanda pada harta benda
pengunjung
 Kesalahan mengisi buku laporan.
 Penulisan data berdasar harta benda yang dititipkan
salah
 Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak
terbaca
5) Kegagalan verifikasi
 Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi.
 Tidak mematuhi protokol verifikasi
6) Kesulitan komunikasi.
 Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau
keterbatasan bahasa pengunjung.
 Kegagalan untuk pernbacaan kembali.
 Kurangnya kultur / budaya organisasi

7) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda


pengunjung pastikan keamanan dan kesearnatan pengunjung

Revisi Dan Audit :

Pasien
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalarn kurun waktu 2 tahun
2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan HRD serta akan
dilaksanakan dalarn waktu 6 bulan setelah implernentasi kebijakan.
Audit ini meliputi:
a. Jumlah persentase pasien yang rnembutuhkan perlindungan
pada harta benda
b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku
laporan
c. Alasan mengapa pasien tidak menggunakan tanda identitas
untuk perlindungan khusus
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan
dipantau dan ditindakianjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

Pengunjung
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
2. Reneana audit akan disusun dengan bantuan panitia kesehatan
keselamatan kerja serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah
implementasi kebijakan. Audit ni meliputi:
a. Jumlah persentase pengunjung yang menggunakan tanda visitor
b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan
c. Alasan mengapa pengunjung tidak rnenggunakan tanda visitor
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan
dipantau dan ditindakianjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

Karyawan
1. Kebijakan mi akan dikaji ulang dalarn kurun waktu 2 tahun
2. Rencana audit akan disusun oleh Unit HRD serta akan dilaksanakan
dalam waktu 6 bulan setelah implernentasi kebijakan.
Audit mi meliputi:
a. Jurnlah persentase karyawan yang menggunakan tanda pengenal
b. Akurasi dan reliabilitas infomiasi yang terdapat di buku laporan
c. Alasan mengapa karyawan tidak nienggunakan tanda pengenal
4. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan karyawan akan
dipantau dali ditindakianjuti saat dilakukan revisi kebijakan.
BAB III
PENUTUP

Perlindungan terhadap kekerasan fisik merupakan salah satu unsur pada


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan peningkatan
kesadaran hukum, hak asasi manusia serta cara berpikir yang kritis dan raslonal.
Untuk itu Rumah Sakit harus dapat memberikan pelayanan yang Ichib baik
termasuk pelayanan perlindungan pada semua orang yang berada di Iingkungan
ruinah sakit.
Pengamanan perlindungan berlaku untuk siapapun yang berada dalam
lingkungan rumah sakit baik untuk pasien/pengunjung ataupun karyawan.
Namun untuk Iebih mengualkan hak perlindungan lersebut maka balk
pasien/pengunjung atau karyawan harus memberikan Surat Pernyataan
Perlindungan secara tertutis sehinggajelas sejauh mana pengamanan akan
diberikan.
Panduan Perlindungan Terhadap Harta Benda ini dipakai sebagai acuan
oleh rumah sakit dalarn mengembangkan pengamanan sehingga dapat diketahui
sumber daya rnanusia dan fasilitas yang dirniliki oleh rumah sakit dapat
menunjang pengarnanan tersehut

Anda mungkin juga menyukai