Anda di halaman 1dari 4

Lampiran

PERLINDUNGAN HARTA BENDA MILIK PASIEN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam proses memperoleh pertolongan medis di Rumah Sakit, seorang pasien khususnya yang
dalam keadaan tergesa-gesa seringkali tanpa direncanakan / disengaja membawa serta benda –
benda bernilai ekonomi tinggi. Ketika yang bersangkutan datang ke tempat pelayanan kesehatan,
seperti di Unit Rawat Jalan, IGD, Unit Kamar Operasi, atau tempat Pendaftaran Pasien. Harta benda
yang dimaksud dapat berupa perhiasan, perlengkapan asesoris, surat kendaraan, dompet yang berisi
uang, atau bahkan uang dalam jumlah besar.
Rumah Sakit bertanggung jawab melindungi harta benda yang dimaksud ketika pasien
tersebut menjalani pelayanan kesehatan yang mewajibkan pasien menanggalkan harta benda
tersebut, jauh atau bahkan di luar jangkauan pengawasannya. Apalagi jika pasien diantarkan oleh
orang lain dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Rumah Sakit berupaya mencegah terjadinya kerugian pasien akibat hilangnya harta benda
tersebut selama pasien berada dalam proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit melalui prosedur
yang harus dipahami dan dipatuhi oleh setiap petugas yang memberikan pelayanan terhadap pasien
yang dimaksud.

B. TUJUAN
1. Umum
Untuk melindungi harta benda yang dibawa pasien ketika pasien datang untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan di unit yang ada di Rumah Sakit.
2. Khusus
Adanya acuan bagi petugas di Rumah Sakit dalam mengidentifikasi harta benda pasien untuk
dilakukan langkah langkah perlindungan.

C. PENGERTIAN
1. Harta benda pasien : adalah barang benda yang melekat atau dibawa tanpa sengaja dibawa
oleh pasien ketika datang ke unit pelayanan di Rumah Sakit untuk memperoleh pelayanan
kesehatan. Harta benda yang dimaksud dapat berupa :
a. Perhiasan / aksesoris yang ada di badan pasien.
b. Jam tangan.
c. Alat elektronik : Ponsel, laptop, tablet.
d. Dompet beserta isinya : uang, KTP, SIM, kartu debet / kredit, kartu ATM.
e. Surat kelengkapan kendaraan : STNK
f. Pakaian dan perlengkapan busana : Jas, jaket, topi, kaca mata, alat bantu dengar, sepatu,
tas.
2. Perlindungan harta benda pasien : kegiatan dan upaya untuk menjamin terlindunginya harta
benda pasien ketika pasien sedang dalam proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
3. Identifikasi : proses pengenalan dan pendataan check list harta benda pasien oleh petugas di
Rumah Sakit.
4. Check list : daftar rincian harta benda pasien yang diidentifikasi dan disimpan dalam safety
box, ditandatangani pihak petugas unit di Rumah Sakit dan satu orang saksi.
5. Saksi : orang kedua, selain petugas, yang melakukan identifikasi, dan ikut menyaksikan proses
identifikasi. Bersama sama petugas yang melakukan identifikasi, menanda-tangani form check
list harta benda pasien. Dalam hal ini dapat saja pasien yang bersangkutan (jika dalam kondisi
sadar) atau pihak keluarga / pengantar pasein / penjaga pasien / petugas lainnya.
6. Serah terima : proses penyerahan dan penerimaan harta benda pasien antara petugas di satu
unit dengan petugas di unit lain, atau antara petugas dengan pasein / atau petugas dengan
keluarga pasien.
7. Safety box : tempat khusus yang disediakan oleh Rumah Sakit untuk menyimpan titipan harta
benda pasien.

BAB II
RUANG LINGKUP

A. PASIEN YANG DILINDUNGI HARTA BENDANYA


1. Pasien yang datang ke unit pelayanan di Rumah Sakit yang dalam kondisi tergesa - gesa atau
tanpa sengaja membawa serta harta benda yang melekat di tubuhnya, berada di dalam
tasnya, atau dikantong pakaiannya.
2. Pasien yang dalam kondisi tertentu (darurat), diantar oleh orang lain ke unit pelayanan di
Rumah Sakit, berikut harta benda yang melekat dibadannya/ terbawa ketika itu.
3. Pasien yang harus melaksanakan proses pelayanan kesehatan yang mewajibkannya untuk
menanggalkan / menjauhkannya dari pengawasan terhadap barang tersebut ketika menjalani
pemeriksaan / terapi.
4. Pasien yang akan menjalani operasi tanpa ada pihak keluarga yang menjaganya.

B. STAF YANG TERLIBAT


1. Staf / petugas yang berdinas di unit pelayanan
2. Security.

C. UNIT YANG TERLIBAT


1. IGD.
2. Unit Rawat Jalan.
3. Unit Kamar Operasi.
4. Unit rawat inap.
5. Kasir
6. Security.

D. JENIS PERLINDUNGAN
Harta benda disimpan di dalam safety box yang ada di Kantor Security, dan diserahkan kembali
kepada pasien atau keluarga pasien yang berhak, ketika pasien sudah selesai mendapatkan
pelayanan kesehatan, atau ketika kondisi pasien sudah memungkinkan.

E. BATASAN OPERASIONAL.
1. Rumah Sakit bertangung jawab untuk melindungi harta benda pasien yang patut dilindungi
harta bendanya, kecuali :
a. Barang berharga tersebut memang dirahasiakan dan / tidak bersedia dititipkan.
b. Barang yang dibawa dengan sengaja dan melanggar ketentuan tata tertib yang berlaku di
Rumah Sakit.
2. Pasien yang tidak bersedia menitipkan harta benda yang dibawanya, dapat memilih alternatif:
a. Membawa pulang harta bendanya dengan minta pertolongan pihak keluarga, atau
menitipkan kepada pihak keluarga.
b. Menjaganya sendiri sedapat mungkin dengan tidak akan menuntut Rumah Sakit untuk
bertanggung jawab jika harta benda yang dimaksud hilang.

BAB III
TATA LAKSANA
A. TATA LAKSANA PERLINDUNGAN HARTA BENDA PASIEN YANG DATANG DALAM KONDISI SADAR
DI KLINIK RAWAT JALAN / IGD
1. Dengan tidak mengabaikan proses pelayanan kesehatan yang semestinya dilakukan, petugas
unit menjelaskan jika pasien harus menjalani proses pelayanan kesehatan yang mensyaratkan
pasien wajib menanggalkan / meninggalkan harta benda tersebut, maka ada baiknya pasien
menitipkan harta benda yang dibawanya itu.
2. Petugas bersama sama pasien melakukan check list dalam form penitipan barang berharga
milik pasien. Apabila pasien mendelegasikan kepada orang lain maka orang yang dimaksud
berfungsi sebagai saksi.
3. Pasien / saksi bersama petugas menandatangani formulir penitipan barang.
4. Petugas unit menyerahkan barang tersebut ke Kasir jika barang berharga dan menandatangani
penyerahan barang untuk menitipkan harta benda yang dimaksud ke dalam safety box. Jika
barang yang akan dititipkan berupa pakaian, sendal, sepatu penyerahan dilakukan di Security.

B. TATA LAKSANA PERLINDUNGAN HARTA BENDA PASIEN DALAM KONDISI TIDAK SADAR, YANG
DIBAWA OLEH PENGANTAR KE IGD
1. Dengan tidak mengabaikan proses pelayanan kegawatdaruratan yang semestinya dilakukan,
petugas unit IGD segera mengidentifikasi harta benda pasien, baik yang melekat di tubuh
pasien maupun yang terbawa di pakaian pasien, atau yang dibawakan oleh pengantar
pasien.
2. Petugas unit mengajak pengantar untuk menjadi saksi dan bersama sama melakukan check
list, kemudian menanda-tanganinya.
3. Jika pasien yang dimaksud merupakan korban KLL, atau korban tindak pidana, dimana harta
benda tersebut nantinya akan dijadikan sebagai barang bukti tindak pidana, maka petugas
IGD harus menyerahkannya kepada pihak Kepolisian dengan bukti serah terima barang. Jika
bukan kasus tindak pidana maka petugas unit memanggil Scurity sebagai pihak ke 2 dan
menyimpan barang berharga Dan bersama-sama mengisi foam serah terima barang dan
tanda tangan. Jika barang yang akan dititipkan berupa pakaian, sendal, sepatu penyerahan
dilakukan di Scurity.

C. TATA LAKSANA PERLINDUNGAN HARTA BENDA PASIEN YANG MENJALANI RAWAT INAP ATAU
TINDAKAN OPERASI
1. Petugas ruangan perawatan menjelaskan dengan bijak dan sopan bahwa pasien sebaiknya
tidak membawa atau mengenakan harta benda berharga selama dalam perawatan. Jika
pasien berkenan, dapat menitipkan harta benda yang dimaksud di safety box Rumah Sakit,
sebab kehilangan barang yang tidak bersedia dititipkan bukan menjadi tanggung jawab
Rumah Sakit.
2. Jika pasien dalam kondisi tidak sadar, petugas wajib menjelaskan perihal tersebut kepada
keluarga yang menjaga pasien.
3. Petugas ruangan melakukan check list harta benda yang dititipkan bersama-sama pasien
atau pihak keluarga pasien, dan kedua pihak menandatangani form penitipan barang.
4. Petugas unit menyerahkan barang tersebut ke Kasir jika barang berharga dan
menandatangani penyerahan barang untuk menitipkan harta benda yang dimaksud ke dalam
safety box. Jika barang yang akan dititipkan berupa pakaian, sendal, sepatu penyerahan
dilakukan di Scurity

D. JANGKA WAKTU PENITIPAN


1. Harta benda yang dititipkan dapat tetap berada di dalam safety box beserta formulir
penitipan barang, sampai pasien selesai menjalani pelayanan di Rumah Sakit atau sampai
pasien meminta barang titipan untuk dikembalikan segera.
2. Jika pasien meninggal dunia dalam perawatan, harta benda yang dititipkan dapat
dikembalikan kepada pihak keluarga pasien setelah menunjukkan bukti hubungan keluarga,
berdasarkan dokumen yang legal dan berlaku.

E. TATA LAKSANA SERAH TERIMA PENGEMBALIAN HARTA BENDA PASIEN YANG DITITIPKAN
1. Jika pasien telah selesai menerima pelayanan, atau atas permintaan pasien sendiri ingin
segera mengambil harta benda yang dititipkan, petugas unit mengantarkan ke security,
mengidentifikasi kembali benda yang akan dikembalikan, dan setelah cocok petugas akan
menyerahkan kepada pasien / orang yang menerima pendelegasian.
2. Pasien / pihak keluarga yang didelegasikan, menandatangani form penitipan barang pada
kolom “penerimaan kembali barang titipan”. Barang yang sudah diserahkan, formulirnya di
serahkan ke Security untuk didokumentasikan.

BAB IV
DOKUMENTASI

Petugas unit harus memperhatikan pendokumentasian harta benda yang dititipkan untuk
menghindari kesalah pahaman ketika barang yang dititipkan tersebut dikembalikan kepada
pemiliknya atau pihak keluarga. Oleh sebab itu form check list barang titipan harus dikelola dengan
seksama. Jumlah benda, jenis benda, dan nama benda sebaiknya ditulis dalam persepsi yang sama
antara petugas unit dan pemilik barang atau saksi. Sebagai contoh, sebuah jam tangan harus di
cantumkan merek (logo dagang) misalnya “Rolex”, bersalut emas. Namun jika data pendukungnya
tidak ada maka petugas cukup mencatat klasifikasinya saja, misalnya : kalung emas berbentuk rantai,
atau giwang emas berbentuk bintang.
Serah terima pengembalian barang titipan harus ditandatangani oleh penerima, jika itu bukan pasien
sebagai pemilik barang itu sendiri, maka petugas harus meminta fotokopi KTP untuk
didokumentasikan dalam buku catatan penitipan dan pengembalian barang yang berada dalam
formulir.
Dokumen yang diperlukan :
1. Formulir Penitipan Barang milik pasien
2. Persetujuan umum

Anda mungkin juga menyukai