Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PENYIMPANAN BARANG MILIK PASIEN

DI RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA SINGGAHAN

RS GRAHA HUSADA SINGGAHAN TAHUN 2023


BAB I DEFINISI

A. Latar Belakang

Perlindungan Barang Milik Pasien adalah suatu upaya rumah sakit untuk
melindungi barang pasien dari kehilangan dan pencurian, barang adalah benda –
benda yang berwujud yang di gunakan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya,
barang Berharga adalah barang yang mempunyai nilai jual tinggi menurut yang
memiliki barang tersebut, barang milik pasien merupakan segala sesuatu yang dimiliki
oleh pasien rumah sakit baik pasien rawat jalan maupun pasien yang sedang dalam
rawatan rumah sakit yang mempunyai arti dan bisa dinilai dengan uang

B. Pengertian
Tempat penyimpanan/penitipan barang adalah suatu sarana atau tempat untuk
menyimpan barang-barang berharga milik pasien rumah sakit yang tertutup dan
terkunci serta jauh dari jangkauan pihak luar.Loker adalah tempat menyimpan
barang/benda agar tidak hilang atau di curi.

C. Tujuan
Tempat penyimpanan/penitipan barang milik pasien bertujuan agar dapat
mengamankan barang-barang milik pasien yang dititipkan dengan utuh dan lengkap.
Dan merupakan salah satu hak pasien yang selalu dihubungkan dengan pemeliharaan
kesehatan bertujuan agar pasien mendapatkan upaya kesehatan, sarana kesehatan
dan bantuan dari tenaga kesehatan yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
yang optimal sesuai dengan undand-undang no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit.
BAB II RUANG LINGKUP

RS Graha Husada Singgahan sebagai penyedia layanan kesehatan, wajib


melindungi harta benda pasien yang tidak mampu mengamankan barang miliknya
atau tidak mampu mengambil keputusan terhadap barang pribadinya atau tidak ada
keluarganya, seperti :

1. Pasien Emergensi
Dalam memberikan pelayanan emergensi di Intalasi Rawat Darurat RS, sering
kali pasien (utamanya yang mengalami kecelakaan lalu lintas) hanya di antar oleh
petugas kepolisiaan atau masyarakat umum dan tidak ada yang mau bertanggung
jawab menitipkan barang berharga yang dimilki oleh oleh pasien seperti uang dan
perhiasan maka semua menjadi tanggung jawab rumah sakit untuk
mengamankannya.

2. Pasien tidak dapat mengkomunikasikan keputusannya, baik dengan


berbicara, bahasa tubuh atau cara lainnya (Pasien koma).
Hal ini terjadi pada pasien koma yang mengalami kehilangan kesadaran
sehingga tidak dapat menjaga dan mengkomunikasikan barang miliknya. Koma
dapat timbul karena berbagai kondisi termasuk keracunan keabnormalan
metabolik, penyakit system saraf pusat, serta luka neorologis akut seperti stroke
dan hipoksia, gagar otak karena kecelakaan berat terkena kepala dan terjadi
pendarahan di dalam tempurung kepala. Koma juga dapat secara sengaja di
timbulkan dengan pemberian anagen farmasentika. Seringkali pasien koma hanya
di antar masyarakat umum dan tidak ada yang mau bertanggung jawab menitipkan
barang berharga yang dimilki oleh oleh pasien seperti uang, dan perhiasan.

Maka semua menjadi tanggung jawab rumah sakit untuk mengamankannya.


Saat pasien datang dan diantar oleh petugas kepolisian, maka rumah sakit
mengidentifikasi barang berharga milik pasien. Jika barang berharga milik pasien
telah diamankan oleh pihak kepolisian di TKP dan atau diamankan saat belum
masuk rumah sakit maka rumah sakit tidak mengambil tanggungjawab terhadap
barang milik pasien tersebut.

3. Pasien dengan tanpa Identitas (Mr. X/ Mrs. X)


Hal ini terjadi pada pasien dengan tanpa identitas yang tidak dapat menjaga
dan mengkomunikasikan barang miliknya. Seringkali pasien dengan tanpa
identitas hanya di antar oleh petugas kepolisiaan atau masyarakat umum dan
tidak ada yang mau bertanggung jawab menitipkan barang berharga yang di milki
oleh oleh pasien seperti uang dan perhiasan, maka semua menjadi tanggung
jawab rumah sakit untuk mengamankannya.

4. Barang Berharga yang dilindungi dan menjadi tanggung jawab Rumah Sakit
Dompet, Telepon seluler, Perhiasan, Uang, Dokumen penting serta barang yg
bernilai bagi pasien.
BAB III TATA LAKSANA

A. Prosedur penyimpanan barang berharga pada pasien gawat darurat,


koma dan pasien tanpa Identitas (Mr. X / Mrs. X) yang tidak ada satu orang
pun penunggu.
Pasien gawat darurat & koma yang tidak ada satupun penunggu maka yang
menitipkan barang berharga adalah petugas IGD / front office dan di dampingi oleh
saksi yaitu petugas satpam/ jaga kawal atau jaga supervisi.. Selanjutnya satpam
akan menyiapkan formulir penyimpanan barang berharga (rangkap 2) dan
mengisinya sesuai jumlah dan kondisi barang yang akan dititipkan. Setelah proses
pengisian dan pengecekan barang selesai, satpam akan mengambil formulir
pertama untuk disimpan di dalam lemari/ brankas bersama barang dan formulir
kedua (tindasan) diberikan kepada petugas rawat inap/ IGD untuk disimpan di
dalam rekam medis pasien yang nantinya diberikan kepada keluarga pasien
sebagai bukti pengambilan. Setelah keluarga pasien ada, maka barang segera
dilimpahkan kepada keluarga yang ada dengan prosedur yang telah ditetapkan RS
Graha Husada Singgahan.

B. Prosedur Pengambilan barang:


Pada saat keluarga pasien telah datang/ pasien pulang/ meninggal dunia,
perawat jaga menyerahkan formulir penyimpanan barang milik pasien kepada
keluarga/ pihak yang berhak kemudian satpam mencocokkan data identitas yang
ada di formulir penyimpanan barang berharga dan melakukan pengecekan jumlah
dan kondisi barang yang dititipkan. Selanjutnya penyerahan barang diikuti dengan
pengisian formulir serah terima barang yang ditanda tangani kedua belah pihak.
Keluarga atau pihak yang mengambil harus meninggalkan fotocopy identitas/ KTP.
BAB IV DOKUMENTASI

Semua proses penyimpanan dan penyerahan barang milik pasien dicantumkan dalam
formulir yang akan dilampirkan pada rekam medis pasien tersebut. Adapun formulir dalam
perlindungan barang milik pasien antara lain:

a. General Consent Informasi Penyimpanan Harta Benda Pasien


b. Formulir Penyimpanan dan serah terima Barang Milik Pasien
BAB V PENUTUP

Demikian panduan ini dibuat agar dapat dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan
bagi pasien terutama dalam hal melindungi harta benda miliknya dikarenakan ketidakmampuan
pasien tersebut atau sebab lain, sehingga rumah sakit mengambil tanggung jawab penuh
melalui prosedur yang telah ada.

Anda mungkin juga menyukai