Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PERLINDUNGAN BARANG MILIK PASIEN

DI RSUD SIMO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I
PENDAHUAN

A. Latar Belakang
Seringkali terjadi banyak kasus atau peristiwa secara mendadak atau tiba-tiba
misalnya kecelakaan, pingsan ,bencana alam, yang mengakibatkan timbulnya korban. Hal
ini dapat mengakibatkan suatu kondisi yang cukup berbeda yakni kepanikan, kacau
maupun kecurigaan. Baik korban yang mengalami maupun orang yang melihat maupun
menolong. Kadang kala sering juga dalam kesempatan tersebut kewaspadaan kurang
akibat situasi tidak menentu. Sehingga dapat berakibat adanya kehilangan barang atau
benda, terutama korban yang mengalami bencana.
Negara Indonesia mempnyai landasan hukum yang cukup kuat untuk dapat
melindungi hak pribadi seseorang untuk mendapatkan perlindungan yang layak tanpa
terkecuali baik untuk diri pribadi maupun barang atau benda yang dimilikinya. Sehingga
setiap orang yang berada di tempat manapun tidak merasa terancam baik secara fisik
ataupun nonfisik akibat kehilangan barang atau benda.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 438/Menkes/PER/IX/2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran.;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 12/Menkes/PER/III/2012 tentang Akreditasi
Rumah Sakit;
6. Peraturan Bupati Boyolali No. 45 Tahun 2015 tentang Tata Kelola Rumah Sakit
Umum Daerah Simo Kabupaten Boyolali Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah
Dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum Daerah;
7. Keputusan Direktur RSUD Simo No.445/916A/36/2015 tentang Kebijakan Hak
Pasien dan Keluarga di Rumah Sakit Umum Daerah Simo.

C. Tujuan
1. Menghormati hak-hak pasien untuk hal-hal yang terkait dengan barang- barang milik
pribadi yang dibawa/terbawa ke rumah sakit.
2. Menjaga keutuhan barang pribadi milik pasien bila dibutuhkan untuk kepentingan
penyelidikan atau sebagai barang bukti kepolisian.
3. Meminimalisasi kasus kehilangan barang-barang milik pasien dan karyawan.

D. Sasaran
1. Pihak Internal
Sasaran internal dalam hal ini adalah seluruh pegawai RSUD Simo terutama perawat,
dokter dan petugas pendaftaran IGD, serta petugas satuan keamanan.
2. Pihak Eksternal
Sasaran eksternal dalam hal ini adalah pasien RSUD Simo dan keluarga.

BAB II
DEFINISI
Barang Milik Pasien adalah segala bentuk barang yang dimiliki oleh sesorang secara
sah dan memiliki nilai secara ekonomi dan memiliki arti secara personal. Perlindungan
adalah proses menjaga atau perbuatan untuk melindungi. RSUD Simo berupaya untuk
menjaga suatu barang dari kerusakan dan kehilangan yang mengakibatkan pengurangan nilai
barang dan kehilangan oleh karena pencurian.

BAB III
RUANG LINGKUP
Ketentuan perlindungan barang-barang pasien berlaku bagi barang milik pasien di
Instalasi Gawat Darurat, pasien bedah rawat sehari, pasien rawat inap dan pasien yang tidak
mampu mengamankan barang berharga miliknya dan mereka tidak mampu membuat keputusan
mengenai barang pribadinya di Rumah Sakit Umum Daerah Simo. Panduan ini mengatur tempat
menyimpan barang milik pasien dan petugas yang menyimpan, serta prosedur perlindungan
barang-barang milik pasien.

BAB IV
TATA LAKSANA
1. Tata Laksana Perlindungan Barang Milik Pasien.
a. Semua pasien baru dan pasien rawat inap harus diinformasikan bahwa Rumah Sakit
tidak bertangung jawab jika ada harta benda yang hilang saat dirawat di Rumah Sakit.
Hal ini sudah diinformasikan di bagian Pendaftaran. Pastikan pasien sudah menyetujui
dan mengerti tentang informasi yang disampaikan terkait perlindungan harta yang ada
di dalam Lembar Persetujuan Umum (General Consent), kemudian menandatanganinya.
b. Perlindungan barang milik pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit menjadi
tanggung jawab rumah sakit. Namun demikian tidak semua barang-barang milik pasien
tersebut selama perawatan menjadi tanggung jawab rumah sakit.
c. Keluarga/ penunggu pasien diwajibkan meninggalkan barang berharga di rumah dan
membawa hanya barang-barang yang penting selama tinggal di rumah sakit, pihak
rumah sakit tidak bertanggungjawab terhadap kehilangan barang pribadi/berharga di
area rumah sakit, kecuali pada kondisi pasien yang secara kesehatan dipandang tidak
cakap untuk melindungi barang-barang milik pribadinya.
d. Jika ada anggota keluarga atau teman yang menemani pasien, harus diminta untuk
membawa pulang uang atau perhiasan milik pasien. Namun bila tidak ada anggota
keluarga yang menemani, Rumah Sakit Umum Daerah Simo menyediakan tempat
penitipan barang milik pasien di tempat resmi yang telah disediakan Rumah Sakit.
Pasien harus memberitahu/ menitipkan pada Rumah Sakit jika memiliki gigi palsu,
kacamata, lensa kontak, protesa tubuh atau barang lainnya untuk diamankan.
e. Ada kondisi-kondisi tertentu pasien yang secara kesehatan dan secara kejiwaan tidak
dapat untuk mengamankan barang-barang miliknya sendiri, hal tersebut menjadi
tanggung jawab rumah sakit.
f. Kondisi pasien yang tidak ada kendala kejiwaan dan dipandang cakap melindungi
barang miliknya serta oleh karena disengaja membawa barang berharga, maka RSUD
Simo tidak bertanggung jawab atas segala kerusakan dan kehilangan yang terjadi
selama perawatan di RSUD Simo.
g. Kondisi-kondisi pasien dan kelompok barang yang menjadi tanggung jawab rumah sakit
adalah pasien emergensi, pasien bedah rawat sehari, pasien rawat inap yang memiliki
kriteria sebagai berikut :
1) Pasien tanpa ada keluarga yang mengantar atau diantar oleh orang yang tidak
dikenalnya.
2) Pasien yang secara kesehatan dipandang tidak cakap untuk melindungi barang-
barang milik pribadinya
3) Pasien dengan kasus kriminal dimana barang-barang miliknya menjadi barang bukti
kepolisian.
4) Pasien yang meminta pihak Rumah Sakit untuk melindungi barang miliknya.
5) Kelompok barang :
a) Barang berharga berupa logam mulia, perhiasan.
b) Barang elektronik berupa handphone, laptop.
c) Dokumen penting berupa passport, visa, dll.
d) Barang bukti (seluruh barang yang ada dan melekat pada pasien.
e) Barang penting bagi pasien berupa gigi palsu, kacamata, lensa kontak dan
protesa tubuh.
h. Segera hubungi petugas Satpam bila ada kasus kehilangan harta benda milik pasien.
Jika perlu hubungi pihak berwajib untuk menangani kasus kehilangan harta benda milik
pasien jika kasus tersebut berlanjut.
i. Petugas yang berhak menyimpan adalah Petugas Satuan Pengamanan (Satpam)
bekerjasama dengan perawat jaga.
j. Mekanisme / Prosedur :
1) Barang yang tidak menjadi tanggung jawab rumah sakit.
Semua pasien diluar kondisi poin (g) tersebut di atas harus menyimpan barang-
barangnya kepada orang/keluarga yang dianggap bisa/bertanggung jawab terhadap
barang tersebut (dipercaya) pada saat :
a) Pasien pertama kali masuk ruang perawatan, baik ruang IGD maupun ruang
Rawat Inap.
b) Pasien yang mau melakukan tindakan untuk pemeriksaan penunjang.
c) Pasien yang akan operasi.
2) Barang yang menjadi tanggung jawab rumah sakit.
Semua pasien yang termasuk kondisi poin (g) tersebut di atas memiliki hak untuk
diamankan barang-barang milik pasien berdasarkan prosedur sebagai berikut :
a) Pasien baru di IGD
i. Lakukan identifikasi terhadap pasien yang tidak bisa mengamankan barang
miliknya. Orientasi tempat penyimpanan barang milik pasien (bila pasien
sadar/ada keluarga /wali). Keluarga pasien diminta membawa pulang
barang berharga milik pasien dan hanya membawa barang-barang yang
penting selama tinggal di Rumah Sakit.

ii. Pasien yang tidak sadar dan tanpa keluarga harus mendapatkan
perlindungan terhadap barang-barangnya.
iii. Pasien dengan kasus yang berkaitan dengan kasus kepolisian (kasus
kriminalitas), harus dilakukan pengamanan terhadap barang-barangnya dan
status barang yang menjadi barang bukti.
iv. Pengamanan barang-barang milik pasien harus dilakukan pencatatan,
disaksikan oleh dokter atau perawat jaga.
v. Lakukan pencatatan serah terima penitipan barang dan membuat salinan
untuk pasien melakukan crosscheck saat melakukan pengambilan barang
(bila pasien pulang /pasien meninggal dunia, ada keluarga /wali).
vi. Dalam pencatatan barang milik pasien, petugas dilarang menafsirkan
sendiri terhadap nilai barang. Pencatatan dilakukan dengan menyebutkan
bentuk dan warna, serta merk (jika ada).
vii. Petugas Satpam melakukan respon jika ada permintaan penitipan barang
milik pasien dari ruang-ruang perawatan.
viii. Petugas Satpam yang menerima barang milik pasien, harus dilengkapi
dengan bukti serah terima penitipan barang. Kemudian disimpan di tempat
yang aman dan terkunci. Kunci dibawa Satpam.
ix. Saat menitipkan barang ke pihak Rumah Sakit, formulir tersebut
ditandatangani oleh petugas Satpam (yang menerima barang), Perawat saat
itu (saksi), dan Pasien bila sadar atau perawat bila pasien tidak sadar (yang
menyerahkan).
x. Pengembalian barang yang disimpan petugas Satpam kepada pasien,
dilakukan oleh perawat jaga dengan mengisi Formulir serah terima
penitipan barang yang ditandatangani oleh perawat jaga (yang
menyerahkan) dan pasien (penerima) dan perawat saat itu (saksi).

b) Pasien Rawat Inap


i. Perawat jaga mengingatkan pasien untuk tidak membawa barang berharga
selama menjalani perawatan.
ii. Perawat jaga mengidentifikasi terhadap pasien yang tidak bisa
mengamankan barang miliknya. Orientasi tempat penyimpanan barang
milik pasien (bila pasien sadar/ada keluarga /wali). Keluarga pasien
diminta membawa pulang barang berharga milik pasien dan hanya
membawa barang-barang yang penting selama tinggal di Rumah Sakit.
iii. Pasien yang tidak sadar dan tanpa keluarga harus mendapatkan
perlindungan terhadap barang-barangnya.
iv. Pengamanan barang-barang milik pasien harus dilakukan pencatatan,
disaksikan oleh dokter atau perawat jaga.
v. Lakukan pencatatan serah terima penitipan barang dan membuat salinan
untuk pasien melakukan crosscheck saat melakukan pengambilan barang
(bila pasien pulang /pasien meninggal dunia, ada keluarga /wali).
vi. Dalam pencatatan barang milik pasien, petugas dilarang menafsirkan
sendiri terhadap nilai barang. Pencatatan dilakukan dengan menyebutkan
bentuk dan warna, serta merk (jika ada).
vii. Petugas Satpam melakukan respon jika ada permintaan penitipan barang
milik pasien dari ruang-ruang perawatan.
viii. Petugas Satpam yang menerima barang milik pasien, harus dilengkapi
dengan formulir serah terima penitipan barang. Kemudian disimpan di
tempat yang aman dan terkunci. Kunci dibawa Satpam.
ix. Saat menitipkan barang ke pihak Rumah Sakit, formulir tersebut
ditandatangani oleh petugas Satpam (yang menerima barang), Perawat saat
itu (saksi), dan Pasien bila sadar atau perawat bila pasien tidak sadar (yang
menyerahkan).
x. Barang tersebut diamankan oleh perawat jaga ruangan sampai pasien
tersebut kondisinya sudah bisa mengamankan barang miliknya sendiri atau
sampai pasien dinyatakan boleh pulang.
xi. Pengembalian barang yang disimpan petugas Satpam kepada pasien,
dilakukan oleh perawat jaga dengan mengisi Formulir serah terima
penitipan barang yang ditandatangani oleh perawat jaga (yang
menyerahkan) dan pasien (penerima) dan perawat saat itu (saksi).
xii. Segala bentuk kerusakan dan kehilangan selama barang berada di dalam
penyimpanan ruang perawat jaga menjadi tanggung jawab Rumah Sakit.

BAB V
DOKUMENTASI

Seluruh kegiatan perlindungan barang milik pasien didokumentasikan dalam


formulir serah terima penitipan barang, sebagai bukti perlindungan barang pasien selama
pasien berada di rumah sakit dan menjalani masa perawatan. Rumah Sakit menjamin
keamanan barang pasien selama berada dalam penyimpanan petugas sampai pasien selesai
perawatan keluar rumah sakit.
Berita acara serah terima penitipan barang berisikan tentang :
a. Nomor Rekam Medis, Nama Pasien, Jenis Kelamin, dan Ruangan.
b. Waktu/ tanggal pernyataan.
c. Nama jelas perawat jaga yang menerima barang, jabatan.
d. Daftar barang yang harus diisi lengkap dan jelas.
e. Saat menitipkan barang ke pihak Rumah Sakit, formulir tersebut ditandatangani oleh
petugas Satpam (yang menerima barang), Perawat saat itu (saksi), dan Pasien bila sadar
atau perawat bila pasien tidak sadar (yang menyerahkan).
f. Saat mengembalikan barang ke pasien, formulir tersebut ditandatangani oleh perawat
jaga (yang menyerahkan) dan pasien (penerima) dan perawat saat itu (saksi).

BAB VI
PENUTUP
Buku panduan Perlindungan Harta Milik Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Simo
disusun untuk dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan melindungi harta milik pasien.
Dengan adanya ini maka setiap pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Simo dapat sebagai
pedoman dalam pelayanan yang juga melindungi harta milik pasien.
Panduan Perlindungan Harta Milik Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Simo agar
dijalankan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh pegawai RSUD Simo.

Anda mungkin juga menyukai