BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seringkali terjadi banyak kasus atau peristiwa secara mendadak atau tibatiba rnisalnya kecelakaan, pingsan, bencana alarn yang mengakibatkan timbulnya
korban. Hal ini dapat mengakibatkan suatu kondisi yang cukup berbeda yakni
kepanikan, kacau, kecurigaan. Baik korban yang mengalarni maupun orang yang
melihat atau menolong. Kadang kala sering juga dalam kesempatan tersebut
kewaspadaan kurang akibat situasi yang tidak menentu. Sehingga dapat berakibat
adanya kehilangan barang atau benda terutama dan korban yang mengalami
bencana.
Negara Indonesia rnempunyai landasan hukurn yang cukup kuat untuk
dapat melindungi hak pnibadi seseorang untuk mendapatkan penlindungan yang
layak tanpa terkecuali baik untuk din pribadai maupun barang atau benda yang
dirniliknya. Sehingga setiap orang yang berada di tempat manapun tidak merasa
terancam baik secara fisik ataupun non fisik akibat kehilangan barang atau benda
Pengertian
Pengertian perlindungan adalah proses menjaga atau perbuatan untuk melindungi
Harta benda adalah
Tujuan
1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya adanya
kehilangan harta benda pribadi pada pasien/pengunjung/karyawan selama
berada di rumah sakit.
2. Mengurangi kejadian yang berhuhungan dengan adanya kecurian dan
pihak dalam atau luar pada pasien/pengunjung/karyawan.
Ruang Lingkup
Prinsip
1. Semua pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus
mendapat perlindungan harta benda pribadi dengan benar saat masuk
rumah sakit dan selama berada dirumah sakit.
2. Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus
berusaha menjaga harta benda pribadi.
3. Tujuan utarna perlindungan harm benda adalah untuk menjaga keamanan
yang memiliki harta benda tersebut.
4. Perlindungan harta benda digunakan pada proses pasien/pengunjung/
karyawan masuk dalam
lingkungan rurnah sakit.
BAB II
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
1. Seluruh Staf Rumah Sakit
a. Mernahami dan menerapkan prosedur perlindungan harta benda pribadi
milik pasien/pengunjung.
b. Memastikan prosedur perlindungan
harta
benda
pribadi
milik
rawat inap.
Memastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika terdapat
kesalahan penyimpanan maka penyimpanan harus clipindah
tempatnya.
Petugas Keamanan/Security
3.
tempatnya
Kepala Instalasi / KepalaRuang
Memastikan seluruh staf di Instalasi mernahami prosedur
4. Manajer
Memantau dan memastikan panduan perlindungan harta benda dikeloa
BAB III
TATA LAKSANA PERLINDUNGAN HARTA BENDA
1. PERLNDUNGAN
PASIEN
Berlaku untuk pasien yang berada di rawat map dimana dalam hal ini
pasien mengenakan perhiasan atan barang berharga lainnya dan sedang
dalam kondisi akan dilakukan tindakan pelayanan medis.
1) Tatalaksana perlindungan harta benda pasien
a. Semua pasien sebelum masuk rawat
inap
harus
terima penyimpanan
Pada
saat
pasien
tidak
ada
keluarga
yang
b. Para
Rawamangun
harus
memberikan
membandingkannya
dengan
adanya
Surat
PENGUNJUNG
1. Tatalaksana perlindungan harta benda pengunjung
a. Semua pengunjung harus diidentifikasi dengan benar
sebelum masuk dalam lingkungan rumali sakit dengan
menggunakan tanda pengenal yang masih berlaku (KTP.
SIM, Paspor) dan harta benda apa saja yang dibawa.
b. Pastikan pada pengunjung agar menjaga harm benda yang
dibawanya dan jelaskan bahwa tidak ada penitipan harta
benda yang dibawanya.
c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada semna
pengunjungjika terjadi kecelakaan, bencana atau hilang
kesadaran/ingatan pada din pengunjung tersebut dan tidak
ada pengecualian selama herada dalain lingkungan rumah
sakit.
d. Jika
terjadi
kesadaran/ingatan
kecelakaan/bencana
pada
pengunjung
atnu
hilang
secara
tiba-tiba
pada buku
maka
harus
memberikan
Surat
Proses
perlindungan
harta
benda
hams
diberikan
sebelum
dilakukan
tindakan
petayanan
kesehatan
2. Tindakan/prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan
perlindungan harta benda pengunjung:
Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa).
Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana.
Pada saat terjadi kasus pencurian.
Pada saat pengunjung hilang kesadaran/ingatan
b. Para staf RSKB Rawamangun harus mengkonfirmasi
pengunjung dalam perlindungan harti benda dengan benar
dengan menanyakan nama dan harta benda yang akan
dilindungi, kernudian niembandingkannya dengan data
berdasarkan infornasi yang didapat dan laporan petugas
keamanan. Jangan menyebutkan nama dan harta benda
yang
dilindungi
dan
meminta
pengunjung
untuk
pengunjung
secara
personal
pada
saat
pengunjung datang.
KARYAWAN
1. Tatalaksana perlindungan haiti benda karyawan
a. Semua karyawan hams bertanggung jawab sendiri atas
harta benda yang dibawanya.
terjadi
kecelakaan/bencana
atau
hilang
karyawan
kesadaran/ingatan
dalam
kondisi
maka
harus
terluka
atau
hilang
memberikan
Surat
mencakup
detail
wajib
yang
dapat
i.
yang
tidak
mau
diberikan
diberikan
perlindungan harta
benda.
Tidak ada kepercayaan dan karyawan
Proses perlindungan harta benda harLis
diinformasikan akan risiko yang dapat tenjadi jika
tidak dilakukan. Alasan karyawan harus dicatat
diberikan
membutuhkan
perlindungan
harta
benda.
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang niembutuhkan
perlindungan harta benda karyawan:
Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa).
Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana
Pada saat terjadi kasus pencurian.
Pada saat karyawan hilang kesadaran/ingatan
b. Para staf RSKB Rawamangun harus mengkonfirrnasi
karyawan dalarn perlindungan harta benda dengan benar
dengan rnenanyakan nama dan harta benda yang akan
dilindungi, kemudian membandingkannya dengan data
berdasarkan informasi yang didapat dan laporan petugas
kearnanan. Jangan rnenyebutkan nama dan harta benda
yang
dilindungi
dan
meminta
karyawan
untuk
pengunjung
secara
personal
pada
saat
pengunjung datang.
II. TATA CARA PERLINDUNGAN
Jenis Perlindungan
Perlindungan yang tersedia di RSKB Rawamangun adalah sebagai berikut:
a. Perlindungan harta benda pasien
b. Perlindungan harta benda pengunjung
c. Perlindungan harta benda karyawan
Menitipkan Harta Benda
Proses perlindungan harta benda yang tersedia di RSKB Rawamangun adalah
sebagai berikut:
Pasien
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pasien dalam kondisi akan ada
tindakan pelayanan kesehatan dan tidak ada keluarga yang mendampingi atau
dalam kondisi hilang kesadaran.
Pengunjung
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi korban
kecelakaan/hilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada keluarga yang
mendampingi.
Karyawan
Proses perlindungan harm benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi korban
kecelakaan/bilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada keluarga yang
mendampingi.
Pelaporan Insiden/ Kejadian Kesalahan Perlindungan Harta Benda Pasien
1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a. Misidentifikasi data / pencatatan di buku laporan.
b. Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
c. Misidentifikasi laporan investigasi
d. Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi.
e. Kesalahan penulisan tanda untuk karat benda yang mendapat
perlindungan di buku Japoran
2. Beberapa penvebab umum terjadinya misidentifikasi adalah:
1) Kesalahan pada administrasi / tata usaha
Salah memberikan landa pada harm benda pasien
Kesalahan mengisi buku laporan.
Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salab.
Pencatatan yang tidak benar / tidak Iengkap / tidak terbaca
2) Kegagalan verifikasi
Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi
Tidak mernatuhi protokol verifikasi
3) Kesulitan kornunikasi.
Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi. atau
keterbatasan bahasa pasien
Kegagalan untuk pernbacaan kembali
Kurangnya kultur/budaya organisasi
4) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pasien
pastikan keamanan dan keselarnatan pasien
Pengunjung
1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
pengunjung
Keslahan mengisi buku laporan.
Penulisan data berdasar haiti benda yang dititipkan
salah
Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak
terbaca
5) Kegagalan verifikasi
Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi.
Tidak mematuhi protokol verifikasi
6) Kesulitan komunikasi.
Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau
7)
Pasien
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalarn kurun waktu 2 tahun
2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan HRD serta akan dilaksanakan
dalarn waktu 6 bulan setelah implernentasi kebijakan. Audit ini meliputi:
a. Jumlah persentase pasien yang rnembutuhkan perlindungan pada harta
benda
b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan
c. Alasan mengapa pasien tidak menggunakan tanda identitas untuk
perlindungan khusus
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau dan
ditindakianjuti saat dilakukan revisi kebijakan.
Pengunjung
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
2. Reneana audit akan disusun dengan bantuan panitia kesehatan keselamatan
kerja serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi
kebijakan. Audit ni meliputi:
a. Jumlah persentase pengunjung yang menggunakan tanda visitor
b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan
c. Alasan mengapa pengunjung tidak rnenggunakan tanda visitor
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau dan
ditindakianjuti saat dilakukan revisi kebijakan.
Karyawan
1. Kebijakan mi akan dikaji ulang dalarn kurun waktu 2 tahun
2. Rencana audit akan disusun oleh Unit HRD serta akan dilaksanakan dalam
waktu 6 bulan setelah implernentasi kebijakan. Audit mi meliputi:
a. Jurnlah persentase karyawan yang menggunakan tanda pengenal
b. Akurasi dan reliabilitas infomiasi yang terdapat di buku laporan
c. Alasan mengapa karyawan tidak nienggunakan tanda pengenal
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan karyawan akan dipantau
dali ditindakianjuti saat dilakukan revisi kebijakan.
BAB III
PENUTUP
Perlindungan terhadap kekerasan fisik merupakan salah satu unsur pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan peningkatan
kesadaran hukum, hak asasi manusia serta cara berpikir yang kritis dan raslonal.
Untuk itu Rumah Sakit harus dapat memberikan pelayanan yang Ichib baik
termasuk pelayanan perlindungan pada semua orang yang berada di Iingkungan
ruinah sakit.
Pengamanan perlindungan berlaku untuk siapapun yang berada dalam
lingkungan rumah sakit baik
untuk
atau
karyawan
harus
memberikan
Surat
Pernyataan