PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Dalam proses pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit, banyak sekali
permasalahan-permasalahan yang harus dilakukan perbaikan dan pembenahan yang perlu
penanganan lebih cepat, proses yang paling banyak disoroti meliputi perbaikan disisi
pelayanan langsung kepada pasien, apalagi berkenaan dengan pemberian perlindungan
terhadap pasien yang dalam keadaan tidak mempunyai daya dikarenakan kondisi
kesehatannya.
Rumah sakit bertanggung jawab melindungi pasien dari kekerasan fisik oleh pengunjung,
pasien lain dan staf rumah sakit. Tanggung jawab ini terutama bagi bayi, anak-anak,
lanjut usia dan lainnya yang tidak mampu melindungi dirinya atau memberi tanda untuk
minta bantuan. Rumah sakit berupaya mencegah kekerasan melalui prosedur investigasi
pada setiap orang yang tidak memiliki identifikasi, monitoring lokasi yang terpencil atau
terisolasi di rumah sakit dan secara cepat bereaksi terhadap mereka yang berada dalam
bahaya kekerasan.
B. Tujuan
Untuk melakukan perlindungan terhadap bayi, anak-anak, orang tua dan orang lain yang
kurang mampu atau tidak mampu melindungi dirinya dari tindakan kekerasan
fisik/penganiayaan, yang dilakukan oleh pengunjung, pasien lain dan petugas.
C. Definisi
1. Perlindungan Pasien
Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi hak-hak pasien selama dalam
perawatan di rumah sakit dari segala bentuk ancaman dan tindakan yang akan
mengancam fisik, mental dan emosional
2. Kekerasan fisik
Semua bentuk tindakan atau perlakuan yang dapat menyakitkan secara fisik yang
mengakibatkan cedera ringan sampai pada dampak yang mengakibatkan kematian
1
3. Kekerasan psikologis
Semua bentuk ancaman fisik terhadap individu atau kelompok yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada fisik, mental, spiritual, moral, atau sosial termasuk
pelecehan secara verbal.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pedoman Perlindungan Pasien dari Kekerasan Fisik ini meliputi
Kriteria yang dapat digolongkan sebagai tindakan kekerasan, upaya-upaya yang dilakukan
Rumah Sakit dalam mencegah terjadinya tindak kekerasan serta prosedur pelaporan bila
dijumpai tindak kekerasan pada pasien diatur dan dikategorikan dalam ruang lingkup dalam
panduan ini.
C. Penanggung jawab
1. Staf yang bertugas/berdinas
2. Satuan pengamanan rumah sakit
3. Keluarga pasien
D. Jenis Perlindungan
1. Melakukan pemeriksaan kepada orang-orang yang berada dilokasi tanpa identifikasi
yang jelas.
2. Melakukan pemantauan wilayah yang terpencil atau terisolasi
3. Cepat dalam menanggapi dan memberikan pertolongan bila dalam keadaan bahaya
atau dianiaya.
3
E. Ruang Lingkup Perlindungan Pasien
1. Pasien Rawat Jalan
2. Pasien Rawat Inap
3. Pasien IGD
4. Pasien Penunjang Medik
5. Pasien di lokasi Rumah Sakit
4
BAB III
TATA LAKSANA
Untuk memenuhi hak pasien dalam perlindungan pasien dari kekerasan fisik Rumah Sakit
melaksanakan upaya-upaya yang di atur dalam pedoman perlindungan pasien dari kekerasan
fisik. Kekerasan fisik yang mungkin terjadi terhadap pasien dapat berasal dari petugas rumah
sakit, pasien lain maupun pengunjung. Pelaksanaan perlindungan pasien dari kekerasan fisik
diterapkan pada saat pertama kali pasien dan keluarga pasien melakukan pendaftaran di
Rumah Sakit baik dilakukan di poli rawat jalan, rawat inap maupun IGD serta di seluruh
pelayanan kesehatan yang tersedia di rumah sakit. Secara keseluruhan, proses perlindungan
dilakukan dilingkungan internal rumah sakit selama pasien mendapatkan pelayanan
kesehatan.
proses pelaksanaan perlindungan dapat di lakukan oleh komponen staf medis rumah sakit dan
tim keamanan yang disediakan dan ditugaskan untuk melakukan identifikasi dan pengawasan
terhadap pasien-pasien yang membutuhkan perhatian extra.
A. Tata laksana Perlindungan Tindak Kekerasan secara Umum
1. Petugas medis di masing-masing unit pelayanan mengidentifikasi pasien yang
berisiko terkenanya tindak kekerasan / yang memerlukan perlindungan.
2. Petugas medis menempatkan pasien / tempat tidur pasien sesuai dengan kategori
setiap kasus yang diderita pasien
3. Petugas medis menginformasikan/meminta keluarga pasien untuk dapat membantu
menjaga pasien Selama proses pengobatan di Rumah Sakit
4. Dilakukannya sistem jam berkunjung pasien, dengan batasan-batasan tertentu untuk
dapat memonitor kondisi pasien, baik memonitor dari sisi kesehatan maupun risiko
kekerasan, meliputi :
Pagi jam : 10.00 s/d 12.00 WIB
Sore jam : 14.00 s/d 18.00 WIB
5. Disediakan kartu jaga/penunggu pasien selama proses rawat inap untuk keluarga
pasien yang mendampingi pasien jaga malam.
6. Dilakukan monitor pada lokasi terpencil/terisolasi, pemantauan individu yang
dicurigai akan melakukan tindakan kekerasan, identifikasi pengunjung dan
pengawasan keamanan yang dilakukan oleh petugas keamanan Rumah Sakit
5
7. Disusun mekanisme/sistem pengawasan yang terpadu antara perawat/petugas dengan
satuan pengamanan rumah sakit untuk mengantisipasi kondisi terjadinya kekerasan
fisik, dsb.
8. Petugas keamanan rumah sakit melakukan penguncian akses pintu yang terhubung
dengan jalan keluar masuk pengunjung dengan ruang rawat inap pasien setelah jam
berkunjung selesai.
6
6. Pengunjung yang menjenguk pasien diluar ketentuan jam berkunjung yang ditetapkan,
wajib meletakkan kartu tanda pengenal kepada petugas keamanan rumah sakit dan
dapat diambil pada saat waktu berkunjung selesai.
7. Petugas keamanan terus melakukan kontrol terhadap pengunjung yang berada
didalam rumah sakit dan mewaspadai bila terjadi kemungkinan adanya tindak
kekerasan yang timbul.
7
untuk pasien yang tidak mampu menjangkau atau mempergunakan bel, agar dapat
dijaga oleh keluarga atau orang yang dapat dipercaya oleh pasien.
4. Pertolongan pertama saat terjadinya kekerasan fisik dapat dilakukan oleh petugas
yang terdekat oleh pasien, dan untuk selanjutnya dapat menghubungi petugas
keamanan untuk menjaga kejadian yang lebih buruk lagi.
5. Ruang perawatan rawat ianp di rumah sakit dilengkapi dengan HT( handy talke) yang
terhubung dengan petugas keamanan, bila sewaktu-waktu terjadi kekerasan fisik,
petugas ruangan dapat memanggil bagian kemanan tersebut bila ada kejadian
kekerasan fisik
6. Kejadian kekerasan fisik terhadap pasien, baik yang dilakukan oleh pengunjung,
pasien lain ataupun petugas akan dilakukan proses lebih lanjut (investigasi) dan bila
diperlukan dapat menghubungi Kepolisian setempat untuk membantu
penyelesaiannya dari sisi hukum yang berlaku.
7. Petugas ruangan dan petugas keamanan membuat laporan kejadian kekerasan fisik
sebagai bukti adanya tindakan, kronologi kejadian dan dilaporkan kepada pimpinan
Rumah Sakit dan bila diperlukan diberikan kepada pihak Kepolisian yang terkait.
8
6. Atasan langsung akan memeriksa laporan apakah kekerasan fisik yang terjadi dapat
diselesaikan pada tingkat kepala bagian/unit atau memerlukan keputusan yang lebih
tinggi.
7. Pada kasus insiden tindak kekerasan yang tidak selesai di tingkat bagian/unit setelah
menerima laporan segera membentuk Tim Investigasi yang terdiri dari Personel
keamanan rumah sakit dan pihak yang berwajib.
8. Setelah selesai melakukan investigasi, lakukan sistem pelaporan hasil investigasi
kepada Kepala Rumah Sakit secara berkala.
INSIDEN TINDAK
KEKERASAN
KEPALA UNIT /
KEPALA BAGIAN
INVESTIGASI
PETUGAS
KEAMANAN
KEPALA
RUMAH SAKIT 9
BAB IV
DOKUMENTASI
10
Formulir Laporan Insiden Tindak Kekerasan
Rumah Sakit .........................
I. DATA PASIEN
Nama : _____________________________________________________________
No Rekam Medis: _______________________ Ruangan : _______________________
Umur * : 0-1 bulan > 1 bulan – 1 tahun
> 1 tahun – 5 tahun > 5 tahun – 15 tahun
> 15 tahun – 30 tahun > 30 tahun – 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Tanggal Masuk RS : ___________________________ Jam __________________
2. Insiden : ________________________________________________________
3. Kronologis Insiden
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
11
Pasien rawat inap
Pasien rawat jalan
Pasien UGD
Lain-lain _______________________________________________ (sebutkan)
6. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ____________________________________________ (sebutkan)
(Tempat pasien berada)
: :
Pembuat Laporan Penerima Laporan
__________________ __________________
: :
Paraf Paraf
__________________ __________________
: :
Tgl Lapor Tgl terima
__________________ __________________
12