Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN PELAYANAN

UNIT GAWAT DARURAT

RSU WONOLANGAN
JL. RAYA DRINGU 118 PROBOLINGGO
TLP (0335) 424007. FAX ( 0335 ) 431937
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan
upaya kesehatan dasar atau rujukan dan upaya kesehatan penunjang.Rumah sakit dalam menjalankan
funsinya diharapkan senantiasa memperhatikan fungsi sosialnya dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya di
tandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit,mutu pelayanan rumah sakit sangat
di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang paling dominan  adalah sumber daya
manusia, (Depkes RI (2002).

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat


memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan , serta yang penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan. Adapun kepuasan
pasien atas pelayanan keperawatan yang diberikan tidak lepas dari kesiap siagaan dalam
melayani pasien termasuk kesiapan untuk memenuhi kebutuhan pasien, menerima pasien,
menjaga privacy pasien, menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang kesehatan pasien dengan
sopan dalam segala kondisi yang terjadi.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang harus memberikan tindakan
yang cepat, tepat dan cermat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan
angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan
gawat darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi
pasien gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Sehubungan dengan hal tersebut Unit Gawat Darurat sebagai ujung tombak pelayanan
di Rumah Sakit dituntut untuk selalu siap melayani pasien, kesiapan itu meliputi peningkatan
pelayanan dan sumber daya manusia baik pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan non
keperawatan. Di Unit Gawat Darurat hampir setiap saat ada kasus kegawatan yang harus
segera mendapat pelayanan dan di sini dokter dan perawat yang selalu kontak pertama
dengan pasien selama 24 jam. Oleh sebab itu pelayanan profesional harus ditingkatkan
karena pasien gawat darurat harus mendapat pelayanan kesehatan dengan cepat, tepat dan
cermat untuk itu diperlukan ketelitian yang tinggi dengan tujuan pasien yang datang di Unit
Gawat Darurat akan mendapat kesembuhan tanpa cacat. Oleh karenanya petugas Unit Gawat
Darurat disamping mendapat bekal ilmu pengetahuan penanggulangan penderita gawat
darurat juga harus meningkatkan ketrampilan dengan mengikuti pelatihan- pelatihan tentang
pelayanan kegawat daruratan (PPGD/BCLS/ACLS/BTLS/ATLS).Seningga diharapkan dapat
meningkatkan kualitas dan menghasilkan pelayanan yang baik sekaligus dapat memenuhi
harapan masyarakat khususnya dapat memberikan kepuasan kepada pasien. Selanjutnya
memberikan dampak positif, penyebarluasan informasi adanya pelayanan baik pada UGD
maupun masyarakat di lingkungan tempat tinggal pasien.
Berdasar hal tersebut diatas,maka di Unit Gawat Darurat sangat perlu dibuat standar
pelayanan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan di Unit Gawat darurat di Rumah
Sakit Umum Wonolangan.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pelayanan Unit gawat Darurat meliputi :

1. Pasien dengan kasus True Emergency


Yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat) bila tidak
mendapat pertolonngan secepatnya.

2. Pasien dengan kasus False Emergency


Yaitu pasien dengan :

 Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat


 Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya
 Keadaan tidak gawat dan tidak darurat

C. Batasan Operasional
1. Unit Gawat darurat.
a. Pengertian Unit Gawat darurat
 Adalah salah satu bagian rumah sakit yang menyediakan penangana awal
bagi pasien pasien yang menderita sakit dan cidera yang dapat mengancam
kelangsungan hidupnya.(Wikipedia bahasa Indonesia)
 Adalah suatu unit di rumah sakit yang memiliki tim kerja dengan
kemampuan khusus dan peralatan yang memberikan pelayan pasien gawat
darurat,merupakan rangkaian dari upaya penanggulangan pasien gawat
darurat yang terorganisir.
 Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama
pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu
dengan melibatkan berbagai multidisiplin.
b. Tujuan pelayanan Unit Gawat darurat

Untuk memberikan pertolongan pertama bagi pasien yang datang dan berusaha
mencegah berbagai resiko seperti kematian, cacat,menanggulangi korban
kecelakan atau bencana lainnya yang langsung membutuhkan tindakan.

c. Prinsip Umum (856/Menkes/SK/IX/20090)


1. Setiap rumah sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang
memiliki kemampuan:

 Melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat.

 Melakukan resusitasi dan stabilisasi(life saving)

2. Pelayanan gawat Darurat rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan

24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu.

3. Berbagai nama instalasi/unit gawat darurat di rumah sakit diseragamkan

menjadi instalasi gawat darurat

4. Rumah sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangani kasus

kasus gawat darurat.

5. Pasien gawat darurat harus sudah ditangani < 5 menit sampai di UGD
6. Organisasi Instalasi Gawat Darurat didasarkan pada 0rganisasi multi-

disiplin ilmu,multiprofesi dan terintegrasi dengan struktur organisasi


fungsional yang terdiri dari unsure pelaksana yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan pelayananan terhadap pasien gawat ddarurat di unit
gawat darurat ,dengan wewenang penuh yang dipimpin oleh dokter.
Indikator pelayanan Unit Gawat Darurat
1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa
2. Jam buka Pelayanan Gawat Darurat 24 jam
3. Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang berser tifikat yang masih
berlaku BLS/PPGD/ALS standart 100%
4. Ketersediaan Tim Penanggulangan bencana,standar 1tim
5. Waktu tanggap pelayanan dokter di Gawat Darura standar < 5 menit
terlayani setelah pasien datang.
6. Kepuasan pelanggan ≥70%
7. Kematian pasien≤24 jam standar≤ 2 per 1000(pindah ke pelayanan rawat
inap setelah 8 jam)
8. Khusus untuk RS jiwa pasien dapat ditenangkan dalam waktu
≤48jam,standar 100%

Pengertian-pengertian yang harus dipahami di Unit Gawat Darurat:

 Pasien Gawat Darurat

adalah Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila
tidak mendapat pertolongan secepatnya contoh: pasien Infark Myocad
Acut,pasien perdarahan hebat.

 Pasien Gawat Tidak Darurat :

adalah Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat, misalnya kanker stadium lanjut.

 Pasien Darurat Tidak Gawat :

adalah Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badanya, misalnya luka sayat dangkal/v apertum tanpa
perdarahan.
 Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat :

adalah pasien yang datang dalam keadaan baik tidak mengancam nyawa dan
anggota badannya, misalnya pasien dengan batuk, pilek.

 Kecelakaan (accident)

adalah suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera (fisik, mental,
sosial)

Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :

1. Tempat kejadian :
 Kecelakaan lalu lintas
 Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
 Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
 Kecelakaan di sekolah
 Kecelakaan di tempat–tempat umum lain seperti halnya : tempat rek-
reasi, perbelanjaan, di area olah raga, dan lain – lain.
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.

 Cidera

adalah masalah kesehatan yang didapat /dialami sebagai akibat kecelakaan

 Kondisi Kedaruratan

Suatu kondisi dimana terjadi ganguan integritas fisiologis atau psikologis


secara mendadak .
 Kematian

Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah
satu system / organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
3. Keracunan ( poisoning )
4. Degerenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water and
electrolit )
7. Dan lain-lain.

Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemia


dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, sedangkan kegagalan
sistem/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
a. Ditempat kejadian
b. Dalam perjalanan ke rumah sakit
c. Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit
2. Triase Unit Gawat darurat.
a. Pengertian
 adalah seleksi terhadap penderita atau korban menurut prioritas berat
ringannya penyakit/trauma yang mengancam jiwa, potensial mengancam jiwa,
tidak perlu segera, dan kritis atau sudah meninggal serta kecepatan dalam
penanganan pemindahannya.
 Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya
trauma / penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya
b. Tujuan Triase
adalah untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan
pertolongan kedaruratan.

Dengan triase tenaga kesehatan akan mampu :

 Melakukan intervensi yang cepat dan tepat kepada pasien


 Menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan pengobatan
lanjutan 
 Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses
penanggulangan/pengobatan gawat darurat

c. Sistem Triage di Unit Gawat Darurat dilaksanakan berdasarkan prioritas


kegawatan pasien yaitu sebagai berikut :
 Prioritas pertama : Label Merah

Dimana kondisi penderita mengancam jiwa atau mengancam fungsi vital.

Penanganan dan pemindahan bersifat segera.

Contoh :

1. Sumbatan jalan nafas atau distress nafas


2. Luka tusuk dada
3. Hipotensi atau syok
4. Perdarahan pembuluh nadi
5. Problem kejiwaan serius
6. Tangan atau kaki yang terpotong dengan perdarahan
7. Combustio tingkat II > 25 %
8. Combustio tingkat III > 25 %
 Prioritas kedua : Label kuning
Dimana kondisi penderita potensial menganjam jiwa atau fungsi vital bila tidak
ditangani dalam waktu singkat dan pemindahannya jangan terlambat.

Contoh :

1. Combustio tingkat II dan III < 25%


2. Patah tulang besar
3. Trauma thorax atau abdomen
4. Laserasi luas
5. Trauma bola mata

 Prioritas ketiga : Label hijau

Dimana kondisi penderita memerlukan pelayanan seperti biasa, tidak perlu


segera. Penaganan dan pemindahan bersifat terakhir.

Contoh :

1. Combustio dan laserasi otot ringan


2. Combustio tingkat I < 20% kecuali daerah muka dan tangan
 Prioritas keempat : Label Hitam

Dimana kondisi penderita datang sudah dalam keadaan meninggal merupakan


prioritas terakhir

3. Prioritas Penanganan Kegawatan

Urutan Prioritas penanganan kegawatan pada pasien berdasarkan pada 6-B yaitu :

 B -1 = Breath –pernafasan
 B -2 = Blood – system peredaran darah ( sirkulasi )
 B -3 = Brain – system saraf pusat
 B -4 = Bladder – system urogenitalis
 B -5 = Bowel – system pencernaan
 B -6 = Bone – system tulang dan persendian
4. Bencana

a. Pengertian

adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta
benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan
nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.

b. TUJUAN
a. Memberikan pertolongan medik yang optimal dengan waktu yang sesingkat
mungkin di rumah sakit
b. Menyelamatkan jiwa dan mencegah kecacatan
c. Menurunkan jumlah kesakitan dan kematian korban akibat bencana
d. Mencegah penyakit yang mungkin timbul dan mencegah penyebarannnya
pasca bencana
e. Menciptakan dan meningkatkan mekanisme kerja sektoral dan lintas sektoral
dalam penanggulangan kegawatdaruratan musibah masal / bencana sehari-hari

D. Landasan Hukum
1. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993
tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
4. Surat keputusan Menteri Kesehatan No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Kepala Unit Gawat darurat adalah seorang dokter yang telah mengikuti pelatihan/
bersertifikat PPGD/ACLS/ATLS dengan pengalaman kerja medik minimal 5 tahun
2. Dokter Jaga Unit gawat adalah luluskedokteran umum dan telah mengikuti
pelatihan/bersertifikat PPGD/ACLS/ATLS dengan pengalamam kerja medik
minimal 1 tahun.
3. Perawat Koordinator Unit Gawat Darurat minimal pendidikan formal DIII
Keperawatan bersertifikat PPGD/BCLS/BTLS
4. Perawat Unit Gawat Darurat pendidikan formal DIII Keperawatan yang
bersertifikat BCLS/BTLS/PPGD

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Unit Gawat Darurat yaitu dibagi dalam 3 shift dinas
a. Dinas Pagi
1 Dokter jaga UGD
1 Perawat Koordinator UGD
1 Perawat Pelaksanana UGD
b. Dinas Sore
1 Dokter UGD
1 Perawat penanggung jawab shift UGD
1 Perawat Pelaksana UGD
c. Dinas Malam
1 Dokter jaga UGD
1 Perawat Penanggung Jawab Sift UGD
1 Perawat Pelaksana UGD
C. Pengaturan Jaga
I. Pengaturan Jaga Dokter Jaga Unit Gawat Darurat
a. Pengaturan jadwal dokter jaga UGD menjadi tanggung jawab Kepala UGD
ditandatangani oleh kepala RSU Wonolangan dan kepala UGD
b. Jadwal jaga dokter UGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan
c. Apabila karena sesuatu hal dokter jaga UGD tidak dapat jaga sesuai dengan

jadwal jaga yang telah ditetapkan maka :

 Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan


kepada kepala Unit Gawat Darurat paling lambat 1 hari sebelum tanggal
jaga, serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga pengganti.
 Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan kepada Kepala Unit Gawat Darurat dan di harapkan
dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti, apabila dokter jaga
pengganti tidak didapatkan, maka Kepala Unit Gawat Darurat wajib untuk
mencarikan dokter jaga pengganti, yaitu digantikan oleh dokter jaga yang
pada saat itu libur. Apabila dokter jaga pengganti tidak di dapatkan maka
dokter jaga shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.(Pengaturan Jadwal
Jaga sesuai SOP)
d. Jadwal jaga dibagi 3 shift dinas
 Dinas pagi jam 06.00-14.00
 Dinas sore 14.00-22.00
 Dinas malam 22.00-06.00

II. Pengaturan Jaga perawat UGD

a. Pengaturan jadwal dinas perawat UGD dibuat dan di pertanggung jawabkan


oleh Koordinator perawat UGD dtandatangani oleh Kepala Rumah sakit
dan Kepala UGD
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan
c. Bagi Perawat Unit Gawat Darurat yang berhalangan jaga, maka yang
bersangkutan wajib mencarikan Perawat pengganti sampai selambat-
lambatnya 1 hari sebelum saat jaga dan melaporkannya kepada Kepala
UGD persetujuannya.
d. Bila Perawat Unit Gawat Darurat yang bertugas berhalangan jaga
mendadak, maka Kepala Pelayanan keperawatan Unit Gawat Darurat akan
mencarikan pengganti Perawat Unit Gawat Darurat yang bersangkutan
dengan salah seorang dari Perawat Unit Gawat Darurat yang ada.
e. Jika semua Perawat Unit Gawat Darurat yang ada juga tidak bisa
menggantikan atau berhalangan, maka tugas jaga akan digantikan oleh
koordinator perawat Unit Gawat Darurat (Pengaturan jadwal jaga sesuai
SOP)

III. Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen di RSU Wonolangan

a. Jadwal jaga dokter Konsulen di Unit Gawat Darurat adalah jadwal jaga
yang disusun untuk berkonsultasi tentang pasien/penderita sesuai dengan
kondisi klinis pasien di Unit Gawat Darurat setiap hari selama 1 bulan.
b. Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab Kepala
Bagian Pelayanan.
c. Jadwal jaga disusun berdasarkan analisa kebutuhan dokter Konsulen di Unit
Gawat Darurat dalam 24 jam On Call selama 1 bulan terdiri dari dokter
spesialis Bedah, Penyakit Dalam, Anak, dan Obstetri Ginekologi.
d. Jadwal jaga diketahui dan ditanda tangani oleh Kepala Rumah Sakit,
Kepala Rumah Sakit dan Kepala Komite Medik.
e. Bagi dokter Konsulen yang berhalangan jaga, maka yang bersangkutan
wajib menitipkan jaga kepada dokter pengganti yang ditunjuk dan atas

sepengetahuan Komite Medik.

f. Dokter Konsulen di Unit Gawat Darurat mentaati dan menjalankan jadwal


sesuai jadwal yang telah disusun
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang Unit Gawat Darurat RSU wonolangan

2 1
3 KETERANGAN :
1 = RUANG TUNGGU
2 = PARKIR AMBULANCE

4 5 6 UNTUK PASIEN YG MAU


MASUK
3 = PINTU MASUK UGD
4 = RUANG ISTIRAHAT
PETUGAS

7 5 = TRIASE

10
6 = RUANG RESUSITASI
7 = RUANG TINDAKAN
BEDAH
8 = RUANG TINDAKAN
MEDIK

8 9 = RUANG OBSERVASI

11 10 = MEJA DOKTER
11 = OBAT DAN CAIRAN LIFE
SAVING
12 = SPOLHOCK

9
12
1
B. Standar Fasilitas
Standar Fasilitas Unit Gawat Darurat mengacu pada standar Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Menkes no 856/Menkes/SK/IX/2009.Alat dan obat yang ada di UGD
adalah yang bersifat life saving harus tersedia dan siap pakai untuk life saving sesuai
standar.
Alat dan Obat life saving sebagai berikut
 Sarana :
 Brankar pasien
 Troli /dressing car
 Sterilisator
 Toilet set(urinal,pispot,bengkok)
 Kursi roda

 Alat Resusitasi ,
 Oropharingeal tube
 Nasopharingeal tube
 Nasotrakheal tube
 Orotrakheal tube
 Tracheostomy tube
 Ventilator transport
 Laringoscope set anak dan dewasa danETT
 Suction
 Bag valve mask
 Defibrilator
 Kanul oksigen
 Simple Masker oksigen anak dan dewasa
 Masker Nebuleizer anad dan dewasa
 Masker Non rebreathing anak dan dewasa
 Oksigen medis
 Alat untuk tindakan Medical
 Infusion pump
 Sringe pump
 Kumbah lambung set
 NGT
 Infuset
 Tranfusi set
 IVC(Intra Vena Catheter)
 Spuit Semua ukuran(1cc,3cc,5cc,10cc,50cc)
 Nebuleizer
 Otoscope set
 THT set

 Alat untuk tindakan Bedah


 Vena section set
 Alat bedah minor set
 Dressing set/Rawat luka set
 Lampu tindakan
 Benang dan jarum hecting

 Alat penunjang diagnostic


 ECG
 ECG Monitor
 Pulse oximetri
 Glucotest
 Stetoscope
 Tensimeter
 Termometer

 Imobilization set :
 Neck Collar
 Scoop Streecher
 Long Spine Board
 Kendrik Extrication Device
 Bidai

 Alat Pelindung Diri petugas : sarung tangan,masker,kaca mata google


 Obat-obat dan cairan life saving yang harus selalu tersedia diUGD
a. Cairan infus koloid,kristaloid,dextrose
 Cairan kristaloid : RL,Nacl o,9%,Ring As
 Cairan koloid : Wida Hes,dextran L
 Cairan D5%,D 10%
b. Obat-obat life saving
 Adrenalin
 Epinefrin
 Aminophilin
 Sulfat Atropin
 Kortikosteroid(dexametasone)
 Lidocain
 D 40%
 Natrium Bicarbonat
 MGSO4 20% dan MGSO4 40%
 Petidin
 Morpin
 ATS
 Anti Bisa Ular
 Anti Rabies
 Amiodaron
 Manitol
 Furosemid
 Amiodaron
 Pethidin
 Morfin
 Anti convulsion
 Dopamin
 Manitol
 Analgetik
 Antipiretik
 Dobutamin
 Trombolitik
 Kebijakan dan prosedur PPGD harus tertulis “ Up to date “ dapat diantaranya kasus
keracunan masal dan kasus kegawatan di ruangan.
 Ada prosedur tetap mengenai penggunaan obat Life saving

DAFTAR ALAT,CAIRAN, DAN OBAT

UGD RSU WONOLANGAN


JENIS RINCIAN dan JUMLAH

1. Brankar pasien : 3
2. Tempat tidur untuk tindakan medikal:1
3. Troli tindakan: 2
SARANA dan PRASARANA 4. Lampu emergency:1
5. Stik pan/pispot : 1
6. Urinal : 1
7. Spoel hok ada
8. Kotak obat emergensi ada
9. Sterilisator :1
10. Kursi roda : 1
11. Penunjang medis ( laborat dan radiologi)

1. Laringoscope (anak:1,dewasa;1)
2. Oropaharingeal Tube no 1-4
3. Suction :1
4. Bag Valve Mask ( Ambu Bag anak 1,dewasa 2)
5. Simple masker 02 anak dan dewasa: 3 buah
6. Masker Non Rebreathing Anak dan dewasa : 3
ALAT RESUSITASI
Buah
7. Nasal canule anak
dan dewasa(anak:3,dewasa:4)
8. Nasogastric tube no 5:1,no 8: 1.no 16 :1,no 18:1
9. Nebulizer: 1
10. Infus set : 10
11. Tranfusi set : 5
12. Infuset pediatric : 5
13. Solution set :1
14. IVC no 26: 2bj,24: 5bj,22:5 bj,20: 5 bj,18: 2
( venflon 20 : 5 bj,venflon 22: 3 bj,venflon 18: 2)
DAFTAR ALAT,CAIRAN, DAN OBAT

UGD RSU WONOLANGAN

JENIS RINCIAN dan JUMLAH


1. Stetoscope : 2
2. Thermometer : 2
3. Tensimeter dewasa: 2
4. Tensimeter anak: 1
ALAT DIAGNOSTIK, 5. Otoscope 1 set
TINDAK MEDIS DAN BEDAH 6. THT set
7. Alat pengecek gula darah sesaat :1
8. Electrokardiographi ( ECG ):1
9. Monitor ECG :1
10. Pulse oximetri : 1
11. Alat bedah minor dan ekstraksi
korpus: 5 set
12. Lampu kepala: 1

1. Collar brace:1
2. Bebat ( tensocrepe, kasa gulung kecil
dan besar )
3. Scoop Streetcher : 1
ALAT STABILISATOR / 4. Bidai
IMOBILIZATION
DAFTAR ALAT,CAIRAN, DAN OBAT

UGD RSU WONOLANGAN

JENIS RINCIAN dan JUMLAH

1. Ringer Laktat : 15 fls


2. Normal Saline: 5fls
3. Asering: 5fls
4. Dextrose 5%: 3fls
CAIRAN
LIFE SAVING 5. Dextrose 10%: 3fls
6. Tridex 27 B: 5fls
7. Tridex Pain : 3 fls
8. KAEN MG 3: 2fls
9. Dextrose 40% : 4fls
10. Plasma Expander/HES : 2 fls

1. Adrenalin /epinephrine: 5amp


OBAT 2. Epedrin 1 amp
LIFE SAVING 3. Dopamin : 2 amp
4. Lidokain : 15 amp
5. Sulfas Atropin : 15 amp
6. Stesolid sup 5 mg: 1 tb
7. Aminofilin : 3 amp
8. Natrium Bicarbonat: 1 amp
9. MgSO4 20 %: 1 fles
10.MgSO4 40 % : 1 fles
11.Furosemid/lasix : 3 amp
12.Dexametasone : 3 amp
13.Penitoin : 1 amp
14. KCL: 1
15. Meylon: 1
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran
1. Penanggung jawab
 Perawat UGD
 Petugas Admission
2. Tata Laksana Pendaftaran
a. Pendaftaran pasien rawat inap dan rawat jalan UGD RSU Wonolangan
dilakukan oleh pasien/keluarga pasien ke bagian TPP,untuk pasien rawat inap
dibuatkan surat pengantar rawat inap oleh dokter jaga UGD untuk mendaftar ke
TPP.
b. Sebagai bukti bahwa pasien rawat jalan sudah mendaftar, pasien/ keluarga
pasien akan membawa karcis yang berisi nama pasien dan nomor rekam medis
pasien.Untuk pasien rawat inap keluarga pasien akan membawa buku status
pasien yang akan diisi oleh petugas UGD
c. Bila keluarga tidak ada,petugas UGD akan bekerja sama dengan security untuk
mencari identitas pasien jika diperlukan lapor polisi untuk mencarikan keluarga
pasien.
d. Bila pasien dalam kondisi gawat darurat maka akan diberikan pertolongan
dahulu di UGD setelah itu keluarga pasien mendaftar ke TPP.

B. Tata Laksana Sistem Komunikasi


Sistem komunikasi yang tersedia di Unit Gawat Darurat RSU Wonolangan berupa:
 Telepone
 Aiphone
 HT

1. Apabila petugas Unit Gawat Darurat perlu berkomunikasi dengan Unit lain di
dalam Rumah Sakit dapat menggunakan Aiphone dengan nomer yang ada didaftar
aiphone atau menggunakan telp PABX.
2. Apabila petugas Unit Gawat Darurat perlu berkomunikasi dengan petugas satpam
Rumah Sakit Umum Wonolangan atau Cleaning Servis dapat menggunakan HT.
3. Apabila petugas Unit Gawat Darurat perlu berkomunikasi dengan Unit lain diluar
Rumah Sakit Umum Wonolangan dapat menggunakan telepone yang disediakan
di Unit Gawat Darurat yang bisa langsung keluar atau dapat menggunakan PABX
melalui operator.
4. Apabila ada pihak di luar Rumah Sakit Umum Wonolangan yang
membutuhkan berkomunikasi dengan Unit Gawat Darurat bisa menghubungi
no (0335) 420225 atau melalui no (0335) 424007 melalui operator.

C. Tata Laksana Pelayanan Triase


1. Penanggung jawab triase adalah dokter jaga UGD
2. Tata laksana
a. Dokter jaga UGD melakukan pemeriksaan pasien secara lengkap untuk
menentukan prioritas penanganan dan menentukan pasien pasien rawat
jalan/rawat inap/rujuk
b. Prioritas I label Merah yaitu mengancam jiwa/fungsi vital jika tidak
ditangani segera ditempatkan di ruang resusitasi
c. Prioritas II Label kuning yaitu potensial mengancam jiwa jika tidak
ditangani dalam waktu singkat pasien ditempatkan diruang
medical/ruang bedah
d. Prioritas III Label hijau yaitu pasien yang memerlukan penanganan
biasa pasien ditempatkan di ruang medical/non bedah.

D. Tata Laksana Informed Consent


1. Penanggung Jawab dokter Jaga UGD
2. Perangkat kerja Formulir Persetujuan
a. Dokter UGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian
informed consent pada pasien/ keluarga pasien disaksikan oleh perawat
UGD
b. Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan
oleh perawat.Keluarga pasien/pasien tanda tangan,saksi tanda tangan
dan dokter Jaga UGD tanda tangan.
c. Setelah diisi lengkap dan ditanda tangani semua maka formulir
informed consent dimasukkan dalam berkas rekam medis pasien.

E. Talalaksana Transportasi Pasien


1. Penanggung jawab
 Perawat UGD
 Supir Ambulan
2. Tatalaksana Transportasi pasien UGD
a. Untuk pasien yang memerlukan penggunaan ambulance RSU
Wonolangan(menjemput pasien dari tempat kejadian kll/dari rumah
pasien )maka TPP akan mengghubungi UGD dan supir
ambulance.Apabila perawat UGD kerena masih menangani pasien di
UGD tidak bisa ditinggalkan maka yang berangkat menjemput pasien
digantikan oleh perawat rawat inap.
b. Perawat UGD akan menyiapkan alat medis sesuai dengan informasi
tentang kondisi pasien.

F. Tatalaksana Pelayanan False Emergency


1. Pasien atau keluarga pasien mendaftar ke TPP
2. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dr jaga UGD
3. Setelah selesai pemeriksaan dr jaga UGD menjelaskan kondisi pasien kepada
pasien/keluarga penanggung jawab pasien.
4. Pasien dibuatkan resep dan bisa pulang serta dianjurkan control ke poli klinik
sesuai saran dokter.

G. Tatalaksana Pelayanan Visum Et Repertum UGD


1. Penanggung jawab
 Dokter Jaga UGD
 Perawat UGD
 Petugas Rekam Medis
2. Petugas UGD menerima surat permintaan visum et repertum dari kepolisian
setelah pasien diperiksa, dokter jaga UGD menandatangani surat visum
tersebut.
3. Kemudian surat visum diberi numerator oleh perawat UGD dan diserahkan
kepada petugas rekam medis beserta status UGD pasien.
4. Setelah surat visum dibuatkan oleh petugas rekam medis sesuai berkas rekam
medis pasien hasilnya dikonsulkan ke dokter jaga UGD yang menerima
visum.Bila ada kesalahan akan direvisi dulu bila sudah benar maka dr jaga
yang menerima surat visum akan menandatangainnya.
5. Setalah selesai surat visum tersebut maka petugas rekam medis memberikan
berkas yang asli kepetugas kepolisian yang mengambil visum,duplikatnya
disimpan oleh petugas rekam medis.

H. Pelayanan Death On Arrival ( DOA)


1. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga UGD
2. Bila dokter menyatakan meninggal maka akan dijelaskan pada keluarga bahwa
pasien sudah meninggal kemudian perawat UGD melakukan perawatan
jenazah.
3. Dokter Jaga UGD membuat surat keterangan kematian
4. Bila kematian disebabkan kecelakaan lalu lintas perawat UGD lapor polisi
bagian laka lantas dan menjelaskan pada keluarga untuk dilakukan visum
jenazah ke RSUD dr M Saleh bila keluarga pasien menyetujuinya dan bila
keluarga menolak maka harus tanda tangan menolak dilakukan visum.Begitu
juga bila kematian tidak wajar harus lapor polsek terdekat.
5. Jenazah dipindahkan ke ruang jenazah selama 2 jam bila keluarga pasien tidak
menyetujuinya maka tanda tangan form penolakan.jika administrasi selesai
transportasi jenazah dengan ambulan RSU Wonolangan jika domisili di dalam
kota jika keluar kota probolinggo petugas akan mencarikan ambulance
jenazah.

I. Sistem Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit


1. Penanggung jawab
 Dokter Jaga UGD
 Perawat UGD
 Sopir Ambulance
2. Perangkat kerja
 Mobil ambulance
 Handpone
3. Tata Laksana Sistem Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit

a. Perawat yang mendampingi pasien di ambulan melaporkan kondisi pasien

yang akan dibawa ke Unit Gawat Darurat RSU wonolangan

b. Laporan kondisi pasien mencakup :

 Keadaan umum ( kesadaran dan tanda – tanda vital )

 Kondisi khusus yang dialami pasien contoh :

 Perdarahan yang dialami

 Pasien kll dengan trauma thorax

 Pasien dengan multiple Frakture dll

 Peralatan yang diperlukan di UGD ( suction, monitor, defibrillator )

 Kemungkinan untuk dirawat diruang ICU

 Perawat UGD melaporkan pada dokter jaga UGD & menyiapkan hal-

hal yang diperlukan sesuai dengan laporan yang diterima dari petugas

ambulan.

J. Sistem rujukan di Unit Gawat Darurat


I. Alih Rawat
a. Penanggung jawab
 Dokter jaga UGD
 Perawat UGD
b. Perangkat kerja
 Ambulan
 Formulir Rujukan pasien
c. Tata laksana sistem rujukan
1. Dokter jaga UGD menghubungi rumah sakit tujuan rujukan,menjelaskan
keadaan pasien kepada dokter jaga dan menjelaskan alasan dirujuk.
2. Penderita yang akan dirujuk atau pindah rawat harus sudah tertangani life
savingnya dan diperkirakan dapat sampai ketempat yang dituju dalam
keadaan selamat.
3. Dokter yang merawat atau dokter Unit Gawat Darurat membuatkan surat
rujukan pasien.
4. Perawat UGD melengkapi persiapan pasien yang akan dirujuk dengan
membawa peralatan penunjang hidup, obat dan alat kesehatan yang
diperlukan untuk menangani pasien selama dalam perjalanan untuk dirujuk
5. Petugas yang mendampingi pasien yang dirujuk adalah satu orang perawat
Unit Gawat Darurat
6. Setelah sampai di RS rujukan petugas yang mengantarkan pasien melakukan
serah terima kepada petugas rumah sakit rujukan.

II. Pemeriksaan Diagnostik


1. Pasien/keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan
pemeriksaan diagnostik,bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi
informed consent
2. Perawat UGD menghubungi rumah sakit rujukan untuk pemeriksaan
diagnostik
3. Perawat UGD menghubungi sopir ambulan ,setelah semua siap pasien
diberangkatkan untuk pemeriksaan diagnostik.

III. Pemeriksaan Spesimen


1. Pasien/keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan specimen

oleh dokter jaga UGD

2. Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent

3. Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan ke perawat UGD

kemudian diserahkan ke petugas laboratorium

4. Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju.


BAB V
LOGISTIK

Pemakaian dan penggantian obat,cairan dan alat kesehatan di Unit Gawat


Darurat Rumah Sakit Umum Wonolangan
1. Pemakaian obat,cairan dan alat kesehatan dibuatkan resep dan ditandatangani
oleh dokter jaga UGD untuk setiap pasien yang memerlukannya.Untuk obat
pengambilannya langsung ke apotek jika memerlukan obat emergency maka akan
dipinjami dahulu dari obat emergency UGD kemudian akan dibuatkan resep untuk
minta ganti dari instalasi farmasi.
2. Kemudian untuk alat kesehatan dan cairan yang sudah ditulis di resep selanjutnya
dibuatkan bon gudang oleh petugas UGD yang dinas malam untuk meminta
gantinya ke bagian gudang.
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
 Keselamatan pasien ( patient safety ) rumah sakit adalah : suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
 Sistem tersebut meliputi :
 Assesmen resiko
 Identifikasi dan pengelolaan pasien
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
 Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh:
 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit


2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

C. Tata laksana Keselamatan pasien


Dengan menerapkan Sembilan Solusi Keselamatan Pasien Rumah Sakit sebagai
berikut :

1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-Alike


Medication Names)
2. Pastikan Identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
5. Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
7. Hindari salah kateter dan salah sambung slang (tube)
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai
9. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan infeksi
Tata laksana diUGD
a. Memberikan pertolongan pertama pada pasien sesuai kondisi yang terjadi pada
pasien dengan sistem triase.
b. Memberikan tindakan sesuai instruksi dokter jaga
c. Melakukan observasi keadaan umum pasien dan melakukan observasi ketat
jika diperlukan sampai kondisi pasien stabil baru ditranfer ke ruangan.
d. Mendokumentasikan dan melaporkan insiden keselamatan pasien pada tim
keselamatan pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan


kesehatan adalah orang yang selalu kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24
jam secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terkena/tertular infeksi dari
pasien yang ditangani tersebut,oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan
dan keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal,dan
juga mencegah menyebarkan penyakit ke pasien lain.

Tujuan
Petugas kesehatan dalam menjalankan tugasnya dapat melindungi diri dari resiko
penyebaran infeksi dan mencegah penyebaran infeksi ke pasien lain.

Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :

1. Hand hygiene guna mencegah penyebaran infeksi dan memotong rantai


penyebaran infeksi silang
2. Pemakaian Alat Pelindung Diri(APD) bagi petugas kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan, seperti memakai skort ,sarung tangan dan masker wajah.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ligkungan.

BAB IV
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu Unit Gawat Darurat meliputi :


1. Pengisian sensus harian indikator klinis UGD
2. Sensus Indikator Klinis UGD meliputi
a. Respon time < 5 menit
b. Resiko respon time > 5 menit
c. Kepatuhan pemasangan gelang identitas pasien di UGD
d. Kejadian reaksi tranfusi di UGD
e. Kepatuhan petugas dalam cuci tangan dengan 6 langkah

Dalam pelaksanaannya sensus harian indikator klinis UGD akan disetor ke sub Unit Rekam
Medis yang akan dibuatkan kurva/diagram harian dalam format tersendiri dan dievaluasi serta
dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu, Kepala bagian Pelayanan dan Kepala Rumah Sakit Umum
Wonolangan.

Pengendalian mutu pelayanan di Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Umum


Wonolangan merupakan suatu upaya tanpa akhir yang harus didukung oleh sumber daya
manusia yang mempunyai pengetahuan, keterampilan serta sikap profesional di bidangnya.
Dalam pelaksanaanya upaya peningkatan mutu ini bukanlah hal yang mudah karena itu perlu
adanya kerja sama dengan berbagai pihak yang mempunyai visi dan misi yang sama.

BAB IX
PENUTUP

Unit Gawat Darurat harus mampu memberikan pelayanan gawat darurat secara
cepat,tepat dan cermat sehinngga dapat mencegah kematian dan kecacatan yang tidak perlu
terjadi agar kelangsungan hidup pasien dapat terjamin karena itu Unit Gawat Darurat harus
didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang
memadai yang didapat dari berbagai pelatihan tentang pelayanan kegawat daruratan
(bersertifikat BCLS/BTLS/PPGD/ACLS/ATLS ) serta sikap yang profesional sesuai dengan
standar Pedoman Pelayanan Gawat Darurat .

Hal ini diharapkan meningkat mutu pelayanan di Unit Gawat darurat sehingga dapat
memenuhi harapan masyarakat pengguna jasa/pasien .Selanjutnya memberikan dampak
positif pada citra rumah sakit yaitu dengan penyebarluasan informasi adanya pelayanan yang
baik di Unit Gawat darurat Rumah sakit Umum Wonolangan.Yang akan berdampak
meninggkatkan kepercayaan masyarakat pada pelayanan kesehatan di Rumah sakit umum
wonolangan.

Anda mungkin juga menyukai