BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ruang IGD adalah suatu bagian dari RSUD RAGAB BEGAWE CARAM
MESUJIdibawah Kepala Instalasi Gawat Darurat dan Kepala Bidang Pelayanan Medis.
Yang memberikan pelayanan pasien emergency (gawat darurat) secara umum baik
dewasa maupun anak – anak. Staf yang kompeten dan perlengkapan yang sesuai standar
diperlukan untuk perawatan pasien-pasien yang menderita penyakit secara umum, selain
itu sarana dan prasarana juga memiliki peranan penting dalam menunjang pelayanan dan
keterampilan staf.
Ruang IGD memberikan pelayanan yang cepat, professional dan berkualitas dengan
mengedepankan keselamatan pasien. Untuk itu diperlukan dukungan SDM, sarana,
prasarana serta peralatan yang memadai demi meningkatkan pelayanan di Ruang IGD.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian, selama
perjalanan ke rumah sakit, maupaun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Gawat Darurat perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan
pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien IGD RSUD RAGAB
BEGAWE CARAM MESUJIkhususnya.
B. TUJUAN PEDOMAN :
1. Tujuan Umum
Pedoman pelayanan Ruang IGD secara umum sebagai dasar pegarahan serta
pengendalian bagi setiap dokter, perawat dan penunjang medis dalam pelayanan di
lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih dan di luar lingkungan rumah
sakit yang terkait dengan pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap,sehingga
terwujud suatu tatalaksana pengelolaan pelayanan yang baik sesuai dengan peraturan
yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Khusus
Lebih khusus tujuan pedoman pelayanan Ruang IGD adalah:
a. Terselenggaranya pemberian pelayanan secara komprehensip.
b. Terselenggaranya Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) dengan
metode PJ (penanggung jawa shift ) dan PP (Perawat pelaksana) .
c. Terjalinnya kerjasama yang baik antar karyawan yang saling menghargai dan
menjunjung tingga etika.
d. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten memberikan pelayana
pada pasien diruang IGD (gawat darurat).
e. Tercapainya 6 langkah Sasaran Keselamatan Pasien
f. Terselengaranya perencanaan pengadaan dan pemeliharaan peralatan sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) peralatan.
D. BATASAN OPERASIONAL
Ruang IGD adalah ruang yang diperuntukkan untuk pasien-pasien secara umum baik
pasien rawat jalan , rawat inap ,dan pasien gawat darurat , dan melayani pasien umum
ataupun asuransi / BPJS.
1. Instalasi Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada
pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan
berbagai multidisiplin.
2. Triage
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma /
penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan – perubahan
anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan
fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
6. Pasien Gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan
terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat ) bila tidak mendapat
pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
misalnya kanker stadium lanjut
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan
anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya
10. Kecelakaan ( Accident )
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1. Tempat kejadian :
Kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
Kecelakaan di sekolah
Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat rekreasi,
perbelanjaan, di area olah raga, dan lain – lain.
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik
karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
c.
11. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia
yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan
terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan
pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah
satu system / organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
3. Keracunan ( poisoning )
4. Degerenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water and
electrolit )
7. Dan lain-lain.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang undang No 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
2. Undang – undang No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit
3. Undang undang no 36 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran.
5. Standar Peralatan Keperawatan dan Kebidanan di Sarana Kesehatan Depkes,2001.
6. Undang – undang No.29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
7. Buku pedoman Penyelenggaraan Pelayanan di Rumah Sakit – Dekes RI 2007
8. Peraturan menteri kesehatan RI No.1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang registrasi
tenaga kesehatan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Formal
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan di IGD RSUD RAGAB BEGAWE CARAM MESUJI:
Jadwal dinas Jumlah Keterangan
Dinas pagi Dokter IGD 3
Kepala Ruangan 1
Ka Tim 1
PJ Shift 1
Perawat 5
pelaksana
Petugas Umum 2
Dokter IGD 3
C. PENGATURAN JAGA
Jadwal Dinas Waktu
Dinas Pagi Pkl. 08.00 – 14.00 WIB
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
19
18
20
25
TRIAG
9
E 1
10
11
2
2
1
7 3
8 4
13 5
14
6
15 1 17
6
24
21 22 23
A. STANDAR FASILITAS
No Fasilitas standart Jumlah
A. Fisik / bangunan / sarana
1. Ruang Perawat 1 1
a.Meja 3 3
b.Kursi 4 4
c.Lemari buku 1 1
d.Komputer 1 1
e.Pesawat telf 1 1
f.Lampu RO 1 1
g.Tempat sampah 2 2
h.Kipas Angin - -
i.lemari /rak buku 1 1
2. Ruang Kepala Ruang 1 -
a.Meja 1 -
b.Kursi 2 -
c.Kursi tamu 3 -
d.Meja tamu 1 -
e.Komputer 1 -
f.Lemari buku 2 -
g.Tempat sampah 1 -
h.Pesawat telpon 1 -
i.Kipas Angin 1 -
3. Ruang Ganti Karyawan
a.Locker 8 -
b.Tempat sampah 1 -
c.Gantungan baju 1 -
d.Kaca 1 -
4. JUMLAH TEMPAT TIDUR
Tempat tidur 8 8
Meja Pasien - -
Bangku Kayu Panjang - -
Selimut 9 8
5. Alat-alat kesehatan
Suction 2 2
Tensimeter air raksa 8 1
Termometer air raksa 8 2
Oksigen sentral 8 5
Illuminator 1 1
Trolly Tindakan 2 1
Tromol Kassa 2 1
Korentang - -
Tiang infuse 8
Brancard 2 1
Kursi roda 2 2
Stetoskop Dewasa 8 4
Stetoskop Anak 1 -
Resusitasi Set 2 1
Bengkok Besar 8 -
Bengkok Sedang 8 1
Bengkok Kecil 8 -
Bak Instrumen Sedang 8 1
Pincet Anatomis 8 2
Pincet Chirrugis 8 2
Gunting Verban 8 1
Gunting Necrotomi 8 2
Gunting H af
Gunting Kecil 8 1
Pean Lurus 2
Pean Bengkok 2
Tong Spatel 2 -
Baterai 2 1
Tourniquet 2 2
Advantage set 1 -
Syringe Pump 1 -
Puls Oxymetri 1 -
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
1. PENDAFTARAN
Semua pasien yang mendapatkan pelayanan perawatan kesehatan, atau yang akan
mendapatkan pelayanan kesehatan, harus diregistrasikan di dalam data pasien dan mendapatkan
nomor rekam medis. Ini meliputi pasien rawat inap (termasuk bayi baru lahir), pasien rawat
jalan, dan pasien yang hanya memeriksakan spesimen (contoh: sample darah) diregisterkan
sebagai pasien. Keberhasilan mengidentifikasi pasien menurunkan angka duplikasi registrasi.
Jika pasien tidak mempunyai satu identitas unik dan spesifik maka hal ini dapat mengganggu
pelayanan pasien.
Jika pasien tersebut adalah pasien lama, maka petugas pendaftaran mendaftar pasien
sebagai berikut:
1. Petugas menerima dan meneliti kartu pasien;
2. Petugas pendaftaran mendaftar pasien sesuai dengan pelayanan yang akan dituju dengan
mewawancarai pasien tersebut;
3. Jika berkas sudah terkumpul, maka petugas mendistribusikan semua berkas rekam medis
pasien ke poliklinik yang dituju;
Jika prosedur diatas tidak diindahkan oleh petugas pendaftaran dan terkait, maka,
petugas yang bersangkutan mendapatkan sangsi oleh pihak manajemen maupun direktur.
Merujuk ke prosedur registrasi pasien rawat jalan dan rawat inap untuk informasi
proses yang lebih rinci.
Jenis-jenis pendaftaran :
1. Pendaftaran yang direncanakan (elektif): Pendaftaran yang sudah direncanakan
merupakan pendaftaran rawat inap dari pasien yang sudah direncanakan sebagai
tindak lanjut untuk mendapatkan pelayanan rawat inap. Semua data akan
dikumpulkan sebelum tanggal yang sudah ditentukan. Pasien diinstruksikan untuk
melapor ke bagian pendaftaran.
2. Pendaftaran bagi pasien rawat jalan : Pasien mungkin didaftarkan secara langsung
dari poliklinik RSUD Budhi Asih. Dokumen yang diperlukan akan dikirimkan ke
bagian pendaftaran dan pasien akan mendapatkan kamar perawatan yang sesuai dan
tersedia di unit rawat inap.
3. Pendaftaran dari IGD: Pasien dari IGD memerlukan pendaftaran rawat inap, harus
mempunyai formulir dari pendaftaran dan dikirimkan bagian pendaftaran dan
pasien akan diberikan kamar rawat yang tersedia di ruang rawat inap.
4. Pendaftaran pasien observasi: Pasien dapat di observasi di emergensi dan VK
maksimal 6 jam sejak pasien masuk rumah sakit, selanjutnya dokter harus
memutuskan apakah pasien masuk dalam perawatan RS, rujuk ke rumah sakit lain
atau pasien di pulangkan dan di informasikan kepada pasien atau keluarga. Selama
observasi pasien dimonitor secara berkala. Ketika pasien diobservasi dan
diputuskan oleh dokter memerlukan perawatan rawat inap, harus melengkapi
formulir dan dikirimkan ke bagian pendaftaran dan pasien akan diberikan kamar
rawat yang tersedia di ruang rawat inap.
5. Pasien transfer dari rumah sakit lain: Ketika permintaan transfer diterima oleh
bagian pendaftaran, selanjutnya dialihkan kepada dokter umum di IGD. Kemudian
IGD akan mengkoordinasikan transfer pasien dengan bagian admission dan
mengumpulkan data yang diperlukan..
Merujuk kepada prosedur di bawah ini:
1. Pendaftaran pasien- Poliklinik
2. Pendaftaran pasien- IGD
3. Pendaftaran pasien – Rawat Inap
4. Penerimaan pelayanan di Emergensi
5. Menerima pasien rujukan dari fasilitas kesehatan lain untuk perawatan
6. Observasi pasien di IGD
7. Observasi pasien di VK
6. Petugas menanyakan apakah pasien setuju dengan fasilitas yang sesuai dengan
permintaan pasien;
a) Jika setuju, maka pasien mengisi formulir persetujuan;
b) Jika tidak setuju, maka petugas menanyakan apakah pasien memilih tempat yang
lain selama tempat yang diinginkan belum ada;
c) Jika setuju, maka petugas mengisi formulir persetujuan sesuai tempat yang
diinginkan pasien;
d) Jika tidak setuju, maka petugas merujuk pasien ke rumah sakit lain sesuai
permintaan pasien;
e) Petugas mendaftar pasien berdasarkan identifikasi data sosial pasien;
7. Petugas memberitahukan ke pihak ruangan rawat inap akan ada pasien baru;
a) Petugas memberikan informasi kepada pasien bahwa tempat sudah disiapkan;
b) Petugas mengantarkan pasien untuk diantar ke ruangan rawat inap;
8. Petugas medis di unit pelayanan rawat inap memberikan pelayanan kesehatan bagi
pasien;
a) Apakah pasien perlu pemeriksaan penunjang yang lain atau tidak;
b) Jika perlu pemeriksaan penunjang, maka petugas memberikan formulir ke unit
pemeriksaan yang dituju;
c) Jika tidak, maka pasien tetap mendapatkan pelayanan kesehatan rawat inap;
9. Petugas Rawat Inap menanyakan kepada dokter apakah pasien sudah diperbolehkan
untuk pulang;
a) Jika diperbolehkan untuk pulang, maka petugas menginformasikan kepada pihak
pendaftaran ada pasien yang keluar / discharge;
b) Petugas mempersilahkan pasien untuk menyelesaikan administrasi pembayaran
di bagian kasir;
c) Petugas mempersilahkan pasien untuk pulang;
d) Jika tidak diperbolehkan untuk pulang, maka pasien tetap mendapatkan
pelayanan kesehatan rawat inap;
2. SISTEM KOMUNIKASI
3. PELAYANAN TRIASE
Triage Pasien dilakukan di IGD, dengan menggunakan 5 Sistem pelevelan sebagai berikut :
LEVEL RESPON KETERANGAN JENIS KASUS
I Segera Pasien dalam keadaan kritis Cardiac arrest/henti jantung
(Resusitasi) dan mengancam nyawa Anafilaksis
atau anggota badannya Trauma multipel / kompleks
menjadi cacat bila tidak / cedera berat yang
segera mendapat membutuhkan resusitasi,
pertolongan atau tindakan syok,
darurat. Pasien tidak sadar (GCS 3-
(Gawat Darurat) 9), over dosis, kejang,
cedera kepala).
Obstruksi jalan nafas berat
II ≤ 15 menit Pasien berada dalam Nyeri dada akut, aritmia
(Emergensi) keadaan gawat, akan jantung hebat, cedera kepala
menjadi kritis dan (GCS 10 - 13),
mengancam nyawa bila Gangguan pernafasan berat
tidak segera mendapat (PO2 < 85%)
pertolongan atau tidakan Nyeri hebat,
darurat. sengatan/gigitan binatang
(Gawat Tidak Darurat) berbisa
Overdosis (sadar)
Gangguan psikiatri berat
Perdarahan
Fraktur luas
Pasien dengan suhu > 39oC
III ≤ 30 menit Pasien berada dalam Cedera kepala (GCS 14-15)
(Urgensi) keadaan tidak stabil, dapat Nyeri abdomen sedang
berpotensi menimbulkan Fraktur tertutup
masalah serius tetapi tidak Penyakit-penyakit akut
memerlukan tindakan Trauma dengan nyeri
darurat, dan tidak sedang
mengancam nyawa.
(Darurat Tidak Gawat)
IV ≤ 60 menit Pasien datang dengan Cedera kepala ringan (tanpa
(less urgent) keadaan stabil, tidak muntah dan tanda-tanda
mengancam nyawa, dan vital normal), nyeri ringan
tidak memerlukan tindakan Nyeri kepala ringan
segera. Sakit ringan
(Tidak gawat tidak
darurat)
V ≤ 120 Pasien datang dengan Ganti verban
(Rutin) menit keadaan stabil, tidak Permintaan rujukan
mengancam nyawa, tidak Kontrol ulang
memerlukan tindakan Medical cek up
segera, hanya
membutuhkan perawatan
lanjutan.
Gambar 1.1
Skema triage rumah sakit
Proses triage dimulai ketika pasien masuk ke pintu IGD. Perawat triage harus mulai
memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayatsingkat dan melakukan pengkajian,
misalnya melihat sekilas kearah pasienyang berada di brankar sebelum mengarahkan ke ruang
perawatan yang tepat.
Pengumpulan data subjektif dan objektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5 menit
karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat utama. Perawat triage bertanggung
jawab untuk menempatkan pasien di area pengobatan yang tepat; misalnya bagian trauma dengan
peralatan khusus, bagian jantung dengan monitor jantung dan tekanan darah, dll. Tanpa
memikirkan dimana pasien pertama kali ditempatkan setelah triage, setiap pasien tersebut harus
dikaji ulang oleh perawat utama sedikitnya sekali setiap 60 menit.
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat darurat, pengkajian
dilakukan setiap 5 - 15 menit / lebih bila perlu. Setiap pengkajian ulang harus didokumentasikan
dalam rekam medis. Informasi baru dapat mengubah kategorisasi keakutan dan lokasi pasien di
area pengobatan. Misalnya kebutuhan untuk memindahkan pasien yang awalnya berada di area
pengobatan minor ke tempat tidur bermonitor ketika pasien tampak mual atau mengalami sesak
nafas, sinkop, atau diaforesis. (Iyer, 2004).
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda - tanda objektif bahwa ia mengalami
gangguan pada airway, breathing, dan circulation, maka pasien ditangani terlebih dahulu.
Pengkajian awal hanya didasarkan atas data objektif dan data subjektif sekunder dari pihak
keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data pengkajian kemudian dilengkapi dengan data
subjektif yang berasal langsung dari pasien (data primer).
4. INFORMED CONSENT
5. TRANSPORTASI PASIEN
Transportasi didefinisikan sebagai kegiatan pemindahan penumpang barang dari suatu
tempat ke tempat lain, dimana di dalamnya terdapat unsur pergerakan (movement).
Transportasi sangat memegang peranan penting dalam pengembangan suatu Rumah Sakit.
Suatu interaksi yang baik dan ideal antara komponen – komponen transportasi ( pasien,
medis, barang, sarana dan prasarana ) membentuk suatu sistem transportasi yang
komprehensif, efisien dan efektif sehingga diharapkan mampu mengoptimalkan fungsi
transportasi dalam suatu Rumah Sakit.
A. Tujuan Pedoman
a. Mendekatkan sarana pelayanan transportas i kesehatan gawat darurat kepada
pasien / korban atau kegiatan yang beresiko timbulnya kecelakaan / gawat
darurat medik.
b. Mengurangi angka kematian dan kecacatan penderita dengan kasus gawat
darurat medik / trauma.
c. Meningkatkan bentuk pelayanan transportasi Ambulance Gawat Darurat yang
professional
A. Ruang Lingkup
1. Merujuk pasien dari Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain yang dituju.
2. Menjemput pasien yang membutuhkan transportasi ke Rumah Sakit untuk
memperoleh pelayanan kesehatan
3. Mengantar pasien dari Rumah sakit ke rumah pasien.
4. Pelayanan ambulance meliputi daerah luar kota dan dalam kota.
5. Pelayanan terhadap jenazah yang membutuhkan transportasi rumah sakit
B. Batasan Operasional
Pelayanan transportasi ambulance
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan transportasi pasien
dari rumah sakit ke rumah sakit lain yang di tuju, dari rumah pasien ke rumah sakit,dari
rumah sakit ke rumah pasien dan pelayanan pasien rujukan baik rujukan tetap maupun
rujukan sementara dengan cara aman.
A. Perangkat Kerja
1. Ambulance
2. Sarana komunikasi
3. Peralatan medis dan obat-obatan
4. Alat Tulis
Dalam proses merujuk pasien petugas perawat dan dokter yang akan mendampingi
pasien harus sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan.
Sebelumnya perawat akan melakukan proses identifikasi dan menuliskan data-
data / penggunaan ambulance ( nama pasien, ruang rawat inap, waktu penggunaan dan
tujuan penggunaan di form permintaan rujuk yang telah di sediakan ). Setelah itu
perawat menghubungi driver ambulance untuk segera menyiapkan mobil ambulance,
bersamaan dengan itu perawat dan dokter mempersiapkan pasien dan peralatan
medis sesuai dengan kondisi pasien dan petugas melakukan tindakan sesuai prosedur.
b. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan
pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi
informed consent
2) Perawat IGD menghubungi rumah sakit rujukan
3) Perawat IGD menghubungi petugas ambulance RS “Darmayu”
3. Distribusi Ketenagaan
Pengendara / driver ambulance standby di tempat / pos kendaraan atau ditempat
pendaftaran ,
Pagi : 2 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
Untuk pelayanan ambulance lebih dari satu maka dapat dilakukan on call
petugas ambulance yang jaga ( shift ) berikutnya
b. Perawat pendamping dibagi 3 shift jaga yang diatur oleh masing masing ruangan.
c. Dokter pendamping adalah dokter jaga bangsal jika diperlukan
c. Mobil Jenazah
Nama Polisi : AE 9380 SA
Merk/Type : MITSUBISHI L 300
Jenis Model : AMBULANCE
Tahun Pembuatan : 1998
Tahun Perakitan : 1998
Isi Silinder : 2477CC
Warna : PUTIH
Nomer rangka : L300DP257726
Nomer mesin : 4D56C828673
Warna TNKB : Hitam
Bahan bakar : Solar
No BPKB : 8262636J
d. Mobil Operasional
Nama Polisi : AD8896CU
Merk/Type : TOYOTA / INOVA
Jenis Model : MPNP / STASION WAGON
Tahun Pembuatan : 2008
Tahun Perakitan : 2008
Isi Silinder : 1998CC
Warna : HIJAU METALIK
Nomer rangka : MHFXW429782113298
Nomer mesin : 1TR6537850
Warna TNKB : Hitam
Bahan bakar : BENSIN
No BPKB : 8964662I
e. Mobil Operasional
Nama Polisi : AD8786OS
Merk/Type : HONDA/MOBILIO
Jenis Model : MINI BUS
Tahun Pembuatan : 2016
Tahun Perakitan : 2015
Isi Silinder : 1496CC
Warna : PUTIH
Nomer rangka : MHRDD4850GJ600102
Nomer mesin : L15Z12400652
Warna TNKB : Hitam
Bahan bakar : BENSIN
No BPKB : -
1. Tidak tersedianya berbagai sarana kesehatan lain yang setiap saat dapat dimanfaatkan
untuk memperoleh pelayanan rawat jalan, terutama pada hari-hari libur.
2. Makin banyak penderita yang menghemat, tidak berkunjung dulu ke dokter atau ke
klinik, karena menurut penilaian mereka dokter atau klinik juga nantinya akan merujuk
mereka. Makin banyak dokter yang lebih senang merujuk penderita ke UGD dari pada
melakukan tindakan medis di tempat praktek pribadi.
3. Pengaruh kebijakan asuransi kesehatan, yang hanya menanggung biaya perawatan
rawat jalan apabila diselenggarakan oleh UGD.
Penyelesaian Masalah False Emergency
Untuk mengatasi berbagai masalah pelayanan gawat daurat ada beberapa upaya penyelesaian
yang dapat dilaksanakan. Upaya-upaya yang dimaksud antara lain: (Oktami, 2013).
1. Visum Sementara:
Dibuat oleh dokter yang menangani pasien pertama kali. Dokter menuliskan data-data
lengkap sesuai hasil pemeriksaan pertama di IGD yang telah tertulis di lembar pengkajian
IGD
2. Visum Sambungan:
Dibuat oleh DPJP yang merawat di ruang rawat inap. Dokter menulis data-data lengkap
perkembangan/ kondisi terakhir pasien di ruang rawat inap dan kalau perlu juga dilengkapi
dengan data- data pada Catatan perkembangan terintegrasi
8.PELAYANAN PASIEN DOA
Pasien DOA (Death on Arrival) adalah pasien yang ketika diterima telah meninggal.
Pelayanan pasien di Instalasi Gawat Darurat di berikan berdasarkan kriteria TRIAGE
1. Setelah diperiksa, dan dinyatakan meninggal ( SPO Memastikan Pasien Meninggal ) dokter
menyampaikan kepada pengantar pasien-sebaiknya adalah keluarga terdekat pasien.
2. Pasien yang sudah meninggal di bersihkan dan posisikan sesuai agama/kepercayaannya
3. Keluarga diarahkan untuk menyelesaikan adminitrasi di kasir.
4. Siapkan Surat Keterangan meninggal rangkap 2
5. Penyerahan Surat keterangan meninggal diserahkan sebelum pasien dibawa pulang oleh
keluarga
6. Beritahu kepada keluarga menyelesaikan administrasi kebagian kasir
7. Perawat IGD menghubungi driver yang bertugas untuk mengantar jenazah kerumah duka
Setelah administrasi diselesaikan pihak keluarga jenazah diantar oleh driver menuju rumah duka
BAB V
LOGISTIK
Kegiatan logistik Ruang IGD Rumah Sakit “Darmayu” adalah kegiatan kegiatan pengadaan,
permintaan, penyimpanan, pendistribusian, serta pengendalian obat / alkes , linen , instrumen,
dan barang keperluan rumah tangga. Pengelolaan dan pengendalian logistik Ruang IGD Rumah
Sakit Darmayu merupakan tugas dan tanggung jawab dari Kepala Ruang IGD , dibantu oleh
seksi penanggung jawab seksi logistik ruang IGD .
A. LOGISTIK OBAT
1. Perencanaan
a. Obat rutin pasien
Pengadaan obat direncanakan berdasarkan pemakain selama24 jam
b. Obat emergency
Pengadaan obat emergency untuk live saving menjadi tanggung jawab apoteker dan
kerja sama dengan kepala ruang dan perawat penanggung jawab shift ruang
IGD ,dimana obat emergency disediakan di trolli emergency
2. Permintaan / penyediaan
a. Obat rutin pasien
Permintaan obat pasien untuk pemberian satu hari dalam bentuk (ODD) menggunakan
form permintaan /resep obat , untuk pasien BPJS menggunakan form resep BPJS ,dan
untuk pasien umum menggunakan form resep pasien umum
b. Obat emergency
Permintaan obat emergency sesuai dengan jumlah kesediaan stok obat yang tersedia
dan dimintakan ke bagain farmasi menggunakan form permintaan obat emergency,dan
menjadi tanggung jawab apoteker rumah sakit “Darmayu”
3. Penyimpanan
a. Penyimpanan obat dan alkes pasien disimpan dilemari obat dengan ditata berdasarkan
kandungan obat yang tersedia
b. Penyimpanan obat emergency di trolli emergency.
c. Penyimpanan obat di ruangan dengan suhu antara 15- 25 celcius dan kelembaban 60° -
70° dicatat di form pemantauan suhu dan kelembaban dan dicatat setiap shiff /hari
4. Pendistribusian / penyaluran
a. Obat Pasien
Pendistribusian obat sesuai dengan instruksi DPJP, kemudian dicatat dalam form
resep obat pasien umum untuk pasien umum dan form resep obat pasien BPJS
untuk pasien BPJS
b. Obat emergency
Pendistribusian obat emergency sesuai dengan instruksi DPJP kemudian dicatat
dibuku pemakaian obat emergency
5. Pengendalian
a. Obat Pasien
Pengendalian obat pasien setiap pengambilan dari farmasi dilakukan dobel cek antara
petugas farmasi dengan perawat ruangan IGD,pemberian obat ke pasien dilakukan
dobel cek antara perawat yang menyiapkan dengan perawat yang memberikan.
Apabila ada obat yang sudah diorder dan dihentikan pemberiannya oleh DPJP maka
obat akan di retur ke bagian farmasi.
b. Obat emergency.
Pemakaian obat emergency harus dicatat di buku pemakaian obat emergency dan obat
yang sudah dipakai dimintakan ke farmasi memakai form permintaan obat
emergency. Petugas farmasi melakukan pengecekan setiap satu minggu sekali.
6.Daftar obat emergency
a. Sulfas atropine : 2 ampul
b. Eprineprin : 2 ampul
c. D40% : 2 ampul
d. Spuit 3cc : 1 pc
e. Spuit 5cc : 1 pc
f. Spuit 10cc : 1 pc
g. Ambubag : 1 set
h. Mayo no. 30 : 1buah
i. Mayo no. 50 : 1buah
j. Selang O2 : 1buah
k. Aminophilin : 2 buah
l. Alkohol swab : 5 buah
m. Selang O2 bayi : 1 buah
n. Selang O2 anak : 1 buah
B. LOGISTIK LINEN
1. Perencanaan
Perencanaan pengadaan linen dilakukan oleh unit logistik ruang IGD
2. Permintaan
kepala ruang mengajukan permintaan kepada unit bagian logistik sesuai dengan
kebutuhan
3. Penyimpanan
Stok sprei ruangan disimpan di lemari Ruang IGD.
4. Pendistribusian
a. Pendistribusian dilakukan setiap hari dengan menukar linen kotor dengan linen
bersih ke bagian linen dengan menggunakan form serah terima linen.
b. Bila ada kekurangan linen , petugas ruangan meminta langsung ke bagian loundry.
5. Pengendalian
Linen dicatat dalam buku stok yang diisi setiap seminggu sekali oleh petugas
penanggung jawab loundry.
C. LOGISTIK INSTRUMEN
1. Perencanaan
Perencanaan pengadaan instrumen dilakukan setiap satu tahun sekali.
2. Permintaan
Permintaan instrumen dengan cara menulis di blangko permintaan barang tidak rutin ke
bagian logistik
3. Penyimpanan
Instrumen disimpan di lemari instrumen Ruang IGD
4. Pendistribusian
Pendistribusian instrumen dikeluarkan bila ada instrumen yang sudah dalam kondisi
tidak layak pakai.
5. Pengendalian
Instrumen dicatat dalam buku stok/inventaris alat yang diisi setiap seminggu sekali oleh
petugas penanggung jawab instrumen.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
3. PENCEGAHAN/IMUNISASI, VAKSINASI
Vaksinasi atau imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan yang paling efektif
untuk mengurangi dan atau mencegah terjadinya penyakit atau penularan serta pemberian
kekebalan tubuh. Vaksinasi atau imunisasi diberikan pada karyawan yang tergolong dalam
kelompok berisiko dan rentan terpapar virus yang dibawa oleh pasien. Kelompok berisiko
dan rentan adalah :dokter dan perawat.Untuk kelompok beresiko dapat dilakukan vaksinasi
minimal 5 tahun sekali
Kegiatan vaksinasi atau imunisasi meliputi :
1. Menetapkan jenis vaksinasi atau imunisasi yang perlu diberikan pada kelompok
beresiko dan rentan terpapar virus :
Hepatitis B : untuk seluruh petugas yang rentan dan beresiko.
2. Evaluasi terhadap vaksinasi atau imunisasi tahap selanjutnya dilakukan setiap 5
tahun sekali.
3. Pelaksanaan vaksinasi dan imunisasi dilaksanakan di Rumah Sakit “Darmayu”
Ponorogo.
4. Pelaksanaan vaksiniasi dan imunisasi karyawan diatur dalam kebijakan tersendiri.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. PASIEN JATUH
Numerator : -
Denominator : -
Kriteria Eksklusi : -
Target Kinerja : 0
Numerator : -
Denominator : -
Target Kinerja : 0
Dengan diterbitkannya Pedoman Pelayanan Keperawatan Ruang IGD ini, diharapkan dapat
mendukung pelayanan asuhan keperawatan yang berfokus pada pelanggan di Ruang IGD.
Pedoman Pelayanan Keperawatan Ruang IGD ini merupakan pedoman yang bersifat umum.
Untuk pengaturan lebih detail tentang pelaksanaan pelayanan, dijabarkan ke dalam Pedoman
Pengorganisasian, Standar Prosedur Operasional, Program Kerja sesuai dengan ketetapan dan
peraturan yang ada di rumah Sakit ‘’Darmayu’’
Seiring dengan perkembangan ilmu keperawatan serta persaingan pelayanan antar rumah sakit,
baik swasta maupun pemerintah, tentunya Ruang IGD Rumah Sakit Umum “Darmayu’’ akan
senantiasa terus memperbaiki dan mengembangkan pedoman ini sesuai dengan kebutuhan dan
kemajuan teknologi terkini.
Semoga Pedoman Pelayanan Keperawatan Ruang IGD ini memberikan kontribusi dan hasil
nyata terhadap pelayanan keperawatan yang profesional dan berdaya saing tinggi khususnya di
Ruang IGD, dan Rumah Sakit “Darmayu” pada umumnya..