Anda di halaman 1dari 67

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

UNIT GAWAT DARURAT

RSU WONOLANGAN
JL. RAYA DRINGU 118 PROBOLINGGO
TLP (0335) 424007. FAX ( 0335 ) 431937
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan terminal terakhir dalam menangani pasien gawat darurat.
Unit Gawat Darurat adalah salah satu bagian dari rumah sakit yang menyediakan pelayanan
penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit atau cidera yang dapat mengancam
kelangsungan hidupnya(Wikipedia).

Pelayanan kegawatdaruratan merupakan sebuah penyelenggaraan pelayanan terpadu


yang ditujukan bagi penderita gawat, darurat, dan gawat darurat, baik dalam keadaan sehari-
hari maupun dalam keadaan bencana.

Pelayanan Kegawatdaruratan pada setiap rumah sakit sering menjadi sorotan publik
sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan sehingga mutu pelayanan yang diberikan harus
terus ditingkatkan.Oleh karena itu dalam memberikan pelayanan kegawat daruratan di Unit
Gawat Darurat harus memiliki tim kerja dengan kemampuan khusus dan didukung peralatan
yang lengkap serta memadai untuk memberikan pelayanan kepada pasien gawat
darurat.Pelayanan yang diberikan harus teroganisir dengan baik sehingga dapat menangani
kegawat daruratan dalam keadaan sehari-hari maupun keadaan bencana.Karena itu pelayanan
kegawatdaruratan memerlukan penanganan secara terpadu dan pengaturan dalam satu sistim.

B. Tujuan
Tujuan Umum

Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi Unit Gawat Darurat dalam memberikan
pelayanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing di Unit Gawat Darurat.

Tujuan Khusus

a. Memperlancar pelayanan kegawat daruratan karena masing- masing pemberi jasa


mengetahui tugas dn fungsinya.
b. Setiap pemberi jasa pelayanan di Unit Gawat Darurat dapat bekerja sesuai dengan visi
dan misi dari Unit Gawat darurat RSU Wonolangan.
C. Landasan Hukum
1. Undang-undang Kesehatan RI No.36 tahun 2009 tentang kesehatan.
2. Undang – undang Kesehatan RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Keputusan Menteri Keputusan No.436/SK/VI/1993 tentang Penetapan
Standar Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medik.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159 B / Menke /PER/IV/198 tentang
Rumah Sakit.
BAB II
GAMBARAN UMUM RSU WONOLANGAN

Rumah Sakit Umum Wonolangan pada awalnya adalah salah satu Rumah
Sakit di lingkungan PT Perkebunan Nusantara XI(Persero).Dalam perkembangan mulai
Januari 2014 menjadi anak perusahaan dengan nama PT Nusantara Sebelas Medika. Rumah
Sakit ini berdiri diatas tanah seluas kurang lebih 8000 meter persegi.Pada awalnya Rumah
Sakit Umum Wonolangan ini berbentuk Balai Kesehatan Perkebunan (BAKESBUN) yang
berdiri pada tanggal 1 Agustus 1985.Namun pada tahun 1992 telah terjadi perubahan bentuk
menjadi RumahSakit Umum Wonolangan.Sekarang melayani pasien dengan kapasitas tempat
tidur 82 .
RSU Wonolangan terletak dikabupaten Probolinggo kurang lebih 7 km arah
Timur dari pusat kota Probolinggo tepatnya di jl.Raya Dringu no 118 Desa Kedung Dalem
Kecamatan Dringu,RSU Wonolangan memberikan pelayanan kesehatan kepada karyawan
PTPN XI beserta batih dan masyarakat Umum.Pelayanan yang diberikan meliputi Rawat
Jalan (Poli Umum dan Poli Spesialis) dan Rawat Inap.Didukung Penunjang Medis
Loratorium 24 jam,Radiologi,USG,fisioterapi dan instalasi farmasi 24 jam.
BAB III

Visi,Misi,falsafah,Nilai Dan Tujuan Rumah Sakit Umum Wonolangan

a. Visi
Menjadikan rumah sakit yang unggul dan berbasis kompetensi dengan
mengutamakan kepuasan pelanggan serta keselamatan pasien ,didukung oleh
sumber daya manusia yang handal.

b. Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima ( excellent ) dan bermutu pada
masyarakat /lingkungan usaha guna memperoleh nilai tambah bagi
masyarakat dan rumah sakit.
2. Memelihara kesehatan karyawan PT Nusantara Sebelas Medika beserta
batihnya dan karyawan PT Perkebunana Nusantara XI (Persero) beserta
batihnya secara preventif maupun kuratif sehingga kinerja perusahaan
optimal.

c. Falsafah
Profesionalisme dengan dilandasi pengabdian tulus dan memberikan kepuasan
kepada masyarakat / pelanggan.

d. Moto
Jujur ,dapat dipercaya serta tanggung jawab

e. Landasan Nilai
PROAKSI
P : Produktif
A : Amanah
K : Kualitas
S : Simpati
I : Inovatif
f. Tujuan rumah Sakit Umum Wonolangan
1. Memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat,karyawan dan
pensiunan karyawan PT.Perkebunan Nusantara XI (Persero)beserta
batihnya
2. Mendapatkan nilai tambah tanpa meninggalkan funsi sosial
kemasyarakatan.

g. Tujuan Keperawatan di Unit Gawat Darurat (UGD)

Tujuan Umum

Melaksanakan pelayanan keperawatan yang professional dan menjunjung tinggi


etika dengan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara cepat,tepat
dan akurat sesuai dengan kebutuhan pasien dengan berpedoman pada standar
asuhan keperawatan yang berlaku untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien
dan menurunkan angka kematian gawat darurat.

Tujuan Khusus

1. Memberikan pelayanan,pengamatan seccara terus menerus kepada pasien


gawat darurat yang belum stabil.
2. Memberikan tindakan pelayanan keperawatan secara cepat dan tepat
berdasarkan asuhan keperawatan sesuai dengan perubahan keadaan pasien.
3. Mencegah kecacatan kepada pasien gawat darurat.
4. Menurunkan angka kematian pasien gawat darurat
5. Memberikan motivasi /penyuluhan kepada keluarga pasien yang dalam
keadaan panic.
6. Menjalin kerja sama antara pasien dengan perawat ,keluarga pasien dengan
perawat dan antar perawat dengan perawat antar instalasi.
7. Menciptakan dan memelihara kebersihan ,keamanan dan kenyamanan di Unit
Gawat Darurat.
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

Kepala Rumah Sakit

Komite Etik Komite SMF


Medis Medik
Mediko Legal

Kabag Pelayanan Kabag AKU

Kasub Bag KasubBag KasubBag KasubBag KasubBag Kasub Ka. Inst.


Pelayanan Medik Keperawatan Penunjang SDM Keuangan& Bag SIM
pembukuan
Farmasi
Medik

Ka Unit Ka Unit Ka Unit Ka Unit Ka Unit Ka Unit


ICU Keperawatan Radiologi Personalia Keuangan Rekam
Medik

Ka Unit Ka Unit Ka Unit


Ka Unit
Laboratorium Diklat Pembukuan
UGD

Ka Unit Rumah Ka Unit Ka Unit


Ka Unit Tangga IPSRS Gudang
Rwt Jalan

Ka Unit
Rwt Inap

Ka Unit
OK
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
UNIT GAWAT DARURAT

Struktur Organisasi Unit Gawat Darurat RSU Wonolangan

KEPALA RSU WONOLANGAN

KEPALA BAGIAN
PELAYANAN

KA BID MEDIS KA BID


KEPERAWATAN

KEPALA UNIT GAWAT


DARURAT

Koordinator Perawat
UGD
dr.Jaga dr.Jaga dr. Jaga

Shift I Shift II Shift III

Perawat Perawat Perawat


Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Shift I Shift II Shift III


BAB VI
URAIAN JABATAN UNIT GAWAT DARURAT

A. Kepala Unit Gawat Darurat

Nama Jabatan : Dokter Kepala Unit Gawat Darurat


Pengertian : Dokter Kepala Unit Gawat Darurat adalah tenaga medis yang diberi
tanggung jawab dan kewenangan dalam mengatur dan mengendalikan
kegiatan pelayanan medis di Unit Gawat Darurat selama 24 jam
dengan mengacu pada Standar Pelayanan dan Prosedur yang ada.
Persyaratan : a. Pendidikan :
Lulus dari pendidikan Kedokteran Umum.
b. Kursus / Pelatihan Jabatan :
Sudah mengikuti pelatihan BLS / BCLS / ATLS / ACLS / PPGD
c. Pengalaman kerja :
Tenaga Medik minimum 5 tahun
Tanggung Jawab
Secara struktural Dokter kepala Unit Gawat Darurat bertanggung jawab kepada
Kepala Bagian Pelayanan Medik terhadap Seluruh kegiatan pelayanan medis di
Unit Gawat Darurat.

Wewenang :
Dalam melaksanakan tugasnya Dokter kepala Unit Gawat Darurat mempunyai
wewenang antara lain :
1. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas dan wewenang staf
bawahannya yang terkait dengan pelayanan medik di Unit Gawat Darurat.
2. Mengawasi,menilai mutu dan mengendalikan hasil kerja staf bawahannya.
3. Memberi teguran terhadap staf bawahahannya jika melakukan kesalahan.
Uraian Tugas :
1. Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi:
- Menyusun rencana kerja kepala Unit Gawat Darurat.
- Menyusun rencana kebutuhan tenaga dokter di Unit Gawat Darurat dari
segi jumlah dan kualitasnya.
- Membuat Program pelatihan dokter di Unit Gawat darurat
2. Melaksanakan fungsi tugas meliputi:
- Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di Unit Gawat
Darurat.
- Menyusun jadwal jaga dokter Unit Gawat Darurat
- Mengadakan pertemuan berkala dengan staf dokter dan perawat diUnit
GawatDarurat
- Memberi kesempatan kepada staf untuk mengikuti kegiatan ilmiah.
- Mengkoordinasi dalam pengadaan obat di Unit Gawat Daruat sesuai
kebutuhan.
- Mengatur koordinasi dalam pemeliharaan alat agar selalu siap pakai.
- Mengendalikan dan melakukan pengawasan dalam sistem pengobatan
pasien.
- Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan dan
sistem pengobatan yang dilakukan di Unit Gawat Darurat sesuai batas
kewenangannya.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan pengendalian dan penilaian:
- Melakukan pengawasan terhadap dokter jaga dan perawat Unit Gawat
Darurat.
- Memberikan penilaian terhadap kinerja staf dibawahnya dalam lingkup
Unit Gawat Darurat.
- Bertanggung jawab terhadap kelancaran dan ketertiban terhadap sistem di
Unit Gawat Darurat
B. Uraian Tugas Dokter Jaga Unit Gawat Darurat

Nama Jabatan : Dokter Jaga Unit Gawat Darurat

Pengertian : Dokter Jaga Unit Gawat Darurat adalah tenaga medis yang melakukan
pelayanan medis di Unit Gawat Darurat selama 24 jam dengan
mengacu pada Standar Pelayanan dan Prosedur yang ada.

Persyaratan : a. Pendidikan :
Lulus dari pendidikan Kedokteran Umum.
b. Kursus / Pelatihan Jabatan :
Sudah mengikuti pelatihan BLS / BCLS / ATLS / ACLS / PPGD
c. Pengalaman kerja :
Tenaga Medik minimum 1 tahun

Tanggung Jawab : Secara srtruktural Dokter Jaga Unit Gawat Darurat bertanggung jawab
kepada Kepala Unit Gawat Darurat terhadap hal-hal :
1. Hasil pemeriksaan dan diagnosa pada penderita.
2. Hasil pelaksanaan tindakan medis.
3. Hasil pelaksanaan triage.
4. Hasil pelaksanaan pengisian lembar status pasien.
5. Hasil pembuatan visum et repertum.

Wewenang : Dalam melaksanakan tugasnya Dokter Jaga Unit Gawat Darurat


mempunyai wewenang antara lain :
1. Melaksanakan tindakan yang bersifat life saving.
2. Melakukan tindakan medis yang bersifat bedah minor.
3. Memberikan terapi medik.
4. Membuat surat keterangan sakit dan dirawat.
5. Membuat surat pemintaan pemeriksaan penunjang.
6. Melakukan Informed Consent pada kasus-kasus yang
membutuhkan operasi Cito.
7. Melakukan rujukan sesuai dengan Indikasi.
8. Menghubungi dokter konsulen sesuai kasus.
9. Mengusulkan penambahan atau perbaikan sarana dan prasarana
di Unit Gawat Darurat.
Uraian Tugas :

1. Melakukan triage di Unit Gawat Darurat


2. Melakukan pemeriksaan pada penderita yang datang ke Unit
Gawat Darurat.
3. Melakukan tindakan medis sesuai dengan Standar Pelayanan
Medis dan menstabilkan keadaan pasien di Unit Gawat
darurat.
4. Mengisi lembar status pasien di Unit Gawat Darurat.
5. Membuat Visum etrepertum apabila ada permintaan visum
et repertu dari penyidik
6. Melakukan pemeriksaan dan tindakan di unit rawat inap
pada keadaan emergency
7. Mengikuti rapat bulanan di Unit Gawat Darurat.

C. Koordinator Perawat Unit Gawat Darurat


Nama Jabatan : Koordinator Perawat di Unit Gawat Darurat
Pengertian : Koordinator Perawat Unit Gawat Darurat adalah perawat yang
melakukan pengawasan dan kendali kegiatan pelayanan keperawatan.
Persyaratan : a. Pendidikan :
Berijazah pendidikan formal minimum SPK/D3 Keperawatan.
b. Kursus / Pelatihan Jabatan :
Memiliki sertifikat khusus PPGD/BCLS/BLS.
c. Kondisi Fisik :
Sehat jasmani dan rohani
Tanggung Jawab : Koordinator perawat Unit Gawat Darurat bertanggung jawab
terhadap seluruh hasil kinerja perawat Unit Gawat Darurat dalam
pelayanan keparawatan kepada Kepala Unit Gawat Darurat.
Wewenang : Menegur dan membimbing perawat Unit Gawat Darurat yang
melakukan pelanggaran atau kelalaian.
Uraian Tugas :
1. Mengkoordinir seluruh kegiatan perawat di Unit Gawat Darurat.
2. Melakukan pengawasan dan kendali kegiatan pelayanan
keperawatan di Unit Gawat Darurat
3. Menyusun jadwal jaga perawat Unit Gawat Darurat setiap bulan.
4. Membantu melakukan pelayanan keperawatan di Unit Gawat
Darurat.
5. Memberikan penilaian kinerja pada perawat Unit Gawat darurat
6. Membuat Program orientasi bagi perawat/karyawan baru
7. Menyusun program pelatihan untuk perawat Unit Gawat Darurat
8. Menyediakan kebutuhan alat dan obat sesuai dengan kebutuhan
di Unit Gawat Darurat.

D. Uraian Tugas Perawat Pelaksana Unit Gawat Darurat

Nama Jabatan : Perawat pelaksana di Unit Gawat Darurat


Pengertian : Seorang tenaga keperawatan yang di beri wewenang dalam
melaksanakan Pelayanan Keparawatan di Unit Gawat Darurat.
Persyaratan : a. Pendidikan :
Berijazah pendidikan formal minimum SPK/D3 Keperawatan.
b. Kursus / Pelatihan Jabatan :
Memiliki sertifikat khusus PPGD/BCLS/BLS.
c. Pengalaman kerja:
Minimum telah bekerja 3 tahun di Unit Keperawatan.
d. Kondisi Fisik :
Sehat jasmani dan rohani
Tanggung Jawab : Dalam melaksanakan tugasnya perawat pelaksana di Unit Gawat Darurat
bertanggung jawab kepada koordinator keperawatan Unit Gawat
Darurat terhadap hal hal:
1. Hasil pemberian Pelayanan Keperawatan sesuai standar.
2. Hasil pendokumentasian pelayanan keperawatan/kegiatan
lain yang dilakukan.
Wewenang :
1. Meminta informasi dan petunjuk atasan.
2. Memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien dan keluarga
sesuai batas kemampuan dan kewenangan.
Uraian Tugas :

1. Menyiapkan peralatan medis/keperawatan di Unit Gawat Darurat


kelancaran.
2. Memelihara peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai
3. Menerima pasien baru sesuai prosedur.
4. Menunjukkan tempat pemeriksaan kepada pasien di Unit Gawat
Darurat.
5. Melaksanakan anamnese dan pemeriksaan fisik untuk mentukan
Diagnosa keperawatan,menyusun rencana keperawatan.
6. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai advis/saran dokter.
7. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga.
8. Membantu merujuk pasien kepada institusi lain yang lebih mampu
sesuai instruksi dokter.
9. Melaksanakan tindakan kegawat daruratan sesuai prosedur tetap.
10. Melaksakan evaluasi tindakan keperawatan.
11. Melaksanakan observasi kondisi pasien selanjutnya melaksanakan
tindakan yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut.
12. Melaksanakan tugas sore,malam dan hari libur secara bergilir sesuai
jadwal.
13. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara pasien
dan perawat.
14. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang keperawatan.
15. Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan Asuhan Keperawatan
yang tepat dan benar.
16. Menyiapkan pasien rawat jalan yang akan pulang meliputi: -
Membuat nota pembayaran untuk penyelesaian administrasi.
- Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya.
- Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan
dirumah
Misalnya :
a) Merawat luka.
b) Melatih anggota gerak.
17. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara
lisan maupun tertulis saat pergantian dinas
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

A. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Unit Rawat Inap


Adalah tata cara kerjasama antara Unit Gawat Darurat dengan unit Rawat Inap guna
memperlancar pelayanan di Ruamah Sakit Wonolangan.

1. Pasien UGD yang akan rawat inap , dibuatkan surat pengantar rawat inap oleh
dokter jaga UGD, penanggung jawab/keluarga pasien ke bagian TPP/ admission
untuk memilih kamar perawatan, setelah penanggung jawab/keluarga pasien
menandatangani surat persetujuan rawat inap,TPP memesan kamar ke Rawat Inap
2. Bila kamar sudah siap petugas Unit Rawat Inap menghubungi petugas Unit Gawat
Darurat bahwa kamar sudah siap.
3. Perawat Unit Gawat Darurat mengantar pasien bersama data Rekam Medik pasien
ke kamar yang dituju.
4. Petugas Unit Gawat Darurat menyerahkan pasien bersama data Rekam Medik
Pasien dan melakukan serah terima kepada petugas Unit Rawat Inap dan ditanda
tangani oleh kedua petugas.

B. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Kamar Operasi


adalah tata cara kerjasama antara Unit Gawat Darurat dengan Unit Kamar Operasi dalam
hal pelayanan pasien yang memerlukan tindakan operasi.

1. Bila ada pasien Unit Gawat Darurat memerlukan tindakan operasi, dokter UGD
atau dokter yang merawat memberi penjelasan kepada pasien beserta keluarganya
tentang tindakan yang akan dilakukan. serta meminta persetujuan operasi atau
Inform Consent.
2. Perawat Unit Gawat Darurat menghubungi petugas Kamar Operasi untuk
memberitahukan ada pasien yang akan di lakukan tindakan operasi.
3. Perawat Unit Gawat Darurat mengantar pasien bersama data Rekam Medis beserta
pemeriksaan penunjang medis pasien ke Unit Kamar Operasi kemudian
melakukan serah terima kepada petugas penerima pasien di Unit Kamar Operasi
kemudian kedua petugas menandatangani form serah terima pasien..
C. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Intensive Care Unit
( ICU)

1. Apabila ada pasien dari UGD yang memerlukan perawatan intensif, maka pasien
akan dibuatkan surat pengantar rawat Inap ke ICU oleh dokter jaga UGD.
2. Penanggung jawab/keluarga pasien dianjurkan ke bagian admission untuk
mendaftar.
3. Setelah penanggung jawab/keluarga pasien menandatangani surat persetujuan
perawatan di ICU, maka pasien diantar oleh perawat UGD ke ruang ICU.
4. Perawat UGD melakukan serah terima pasien kepada perawat ICU kemudian
kedua petugas menandatangani form serah terima pasien.
D. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Sub Unit Radiologi

adalah tata cara kerjasama antara Unit Gawat Darurat dengan Sub unit Radiologi dalam
hal pelayanan pasien yang memerlukan tindakan pemeriksaan foto di Unit Gawat Darurat.

1. Bila ada penderita memerlukan tindakan foto rongent dokter UGD membuat
pengantar foto rongent sesuai dengan jenis dan lokasi yang di foto rongent..
2. Perawat Unit Gawat Darurat mengantar pengantar foto rongent ke Sub Unit
Radiologi.
3. Apabila pasien memerlukan tindakan pemeriksaan foto diluar jam kerja maka
petugas Unit Gawat Darurat menghubungi petugas Sub Unit Radiologi melalui
telepone dan apabila petugas Radiologi sudah datang petugas Unit Gawat Darurat
membawa pengantar foto ke Sub Unit Radiologi dan memberikannya pada
petugas Sub Unit Radiologi. Apabila Sub Unit Radiologi sudah siap petugas Unit
Gawat Darurat membawa pasien ke Sub Unit Radiologi untuk di foto.
4. Apabila sudah selesai dilakukan foto petugas Unit Gawat Darurat membawa
pasien kembali ke Unit Gawat Darurat untuk dilakukan tindakan selanjutnya.
5. Bila hasil foto sudah selesai petugas Sub Unit Radiologi mengantar hasilnya ke
Unit Gawat Darurat untuk pasien rawat jalan dan apabila pasien opname petugas
Sub Unit Radiologi mengantar hasilnya ke Unit Rawat Inap.
E. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Sub Unit Laboratorium
adalah tata cara kerjasama antara Unit Gawat Darurat dengan Sub unit Laboratorium baik
untuk pemeriksaan pasien rawat jalan maupun untuk pasen rawat inap di Unit Gawat
Darurat

1. Bila ada penderita Unit Gawat Darurat memerlukan pemeriksaan laboratorium


untuk keperluan diagnosa, maka dokter Unit Gawat Darurat atau dokter yang
merawat mengisi formulir Laboratorium dengan memberikan tanda centang pada
formulir laboratorium.
2. Perawat Unit Gawat Darurat memberi penjelasan pada pasien dan keluarga bahwa
akan melakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium.
3. Perawat Unit Gawat Darurat mengantar formulir beserta sample darah ke
Laboratorium dan menyerahkannya pada petugas Laboratorium.
4. Apabila pemeriksaan sudah selesai petugas SubUnit Laboratorium mengantar
hasil pemeriksaan ke Unit Gawat Darurat bila pasien rawat jalan dan mengantar
ke Unit Rawat Inap apabila pasien opmame.
F. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Instalasi farmasi
adalah tata cara kerjasama dalam hal penyediaan obat guna memperlancar pelayanan
keperawatan di Unit Gawat Darurat.
1. Setelah dokter menulis resep perawat Unit Gawat Darurat menulis resep tersebut
perawat UGD menulis di buku resep permintaan obat.
2. Kemudian perawat melengkapi No Rekam Medis bila rawat jalan atau NO rekam
medis dan register untuk pasien rawat inap kemudian menyerahkan resep ke
pasien atau keluarga pasien untuk diserahkan pada Instalasi Farmasi.
3. Petugas Instalasi Farmasi melayani resep obat kemudian diserahkan ke pasien atau
keluarga pasien untuk diserahkan pada petugas Unit Gawat Darurat.
4. Setelah obat datang di Unit Gawat Darurat perawat / petugas Unit Gawat Darurat
mencocokkan dengan buku permintaan obat yang ada di Unit Gawat Darurat.
G. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan sub Unit Poliklinik
adalah tata cara kerjasama antara Unit Gawat Darurat dengan Sub Unit Pliklinik Umum
guna memperlancar pelayanan di Rumah Sakit Wonolangan
1. Bila ada pasien dari Sub Unit Poliklinik perlu dilakukan opname, maka wajib
melalui Unit Gawat Darurat untuk mendapat tindakan pertolangan pertama di Unit
Gawat Darurat.
2. Setelah pasien mendapat tindakan dan pertolongan pertama di Unit Gawat Darurat
salah satu keluarga diminta untuk daftar ke bagian Admision.
3. Setelah pasien di observasi di Unit Gawat Darurat dan keadaan sudah stabil pasien
dipindahkan ke Unit Rawat Inap sesuai dengan permintaan kelasnya.
4. Petugas Unit Gawat Darurat menyerahkan pasien bersama data Rekam Medik
Pasien dan melakukan serah terima kepada petugas Unit Rawat Inap dan ditanda
tangani oleh kedua petugas.

H. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Unit Gudang


adalah suatu rangkaian kerjasama dalam hal penyediaan alat kesehatan, bahan pembalut
alat tulis kantor dan alat-alat rumah tangga guna memperlancar pelayanan keperawatan di
Unit Gawat Daurat.

1. Petugas Unit Gawat Darurat merekap alat kesehatan dan bahan pembalut yang telah
dipergunakan penderita dari buku pemakaian alat kesehatan dan bahan pembalut.
2. Petugas Unit Gawat Darurat mencatat dibuku Bon Unit Gawat darurat dan membuatkan
Bon Gudang.
3. Petugas Unit Gawat Darurat menyetor Bon Gudang kepada Petugas unit Gudang
4. Petugas Unit Gudang melayani Bon Gudang dari Unit Gawat Darurat.
5. Setelah Bon Gudang dilayani oleh petugas Unit Gudang petugas Unit Gawat Darurat
menerima alat kesehatan dan bahan pembalut lalu mencocokkan dengan buku Bon
Gudang Unit Gawat Darurat yang sudah ditanda tangani oleh petugas Unit Gudang.
I. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Unit Admission dan
Rekam Medis
Unit Admission
Adalah hubungan kerja sama dalam hal pelayanan pendaftaran pasien baru rawat jalan
dan semua pasien rawat inap dengan Unit Admission.

1. Pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat bila rawat jalan langsung mendaftar ke Unit
Admission bila rawat inap akan dibuatkan surat pengantar rawat inap oleh dr jaga Unit
Gawat Darurat kemudian keluarga mendaftar dengan surat pengantar tersebut.
2. Setelah petugas selesai melakukan pendaftaran pasien kemudian mengantarkan status
pasien ke Unit Gawat Darurat dan menyerahkan kepada petugas Unit Gawat darurat
3. Petugas Unit Gawat Darurat melengkapi status pasien sesuai hasil pemeriksaan
tindakan dan pengobatan

Unit Rekam Medis

Pasien yang berobat ke UGD akan diberikan nomor rekam medis dan status medis pasien,

dan yang sudah selesai berobat disimpan di bagian rekam medis serta bila pasien berobat

kembali, status medis pasien diminta kembali ke bagian rekam medis oleh petugas

admission.

J. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Sub Unit Transportasi


(ambulance)

adalah tata cara kerjasama antara Unit Gawat Darurat dengan Sub Unit Sopir sebagai
sarana transportasi baik untuk pengiriman pasien rujukan ke Rumah Sakit lain ataupun
untuk mengantar penderita yang memerlukan pemeriksaan ke luar Rumah Sakit
Wonolangan.

1. Bila ada penderita memerlukan kendaraan ambulance untuk pengiriman/rujuk


pasien ke RS lain atau pemeriksaan ke luar Rumah Sakit Wonolangan, Petugas
Sub Unit Gawat Darurat menghubungi Unit SDM atau Sub Unit Satpam.
2. Ambulance siap di UGD
3. Petugas Unit Gawat Darurat atau Unit Rawat Inap mendampingi penderita yang
akan dikirim / rujuk
K. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan IPSRS

Adalah suatu rangkaian kerjasama dalam hal pemeliharaan dan perbaikan alat maupun
fasilitas rumah sakit di Unit Gawat Darurat guna memperlancar pelayanan.

1. Petugas Unit Gawat Darurat berkewajiban menjaga dan memelihara alat-alat


Rumah Sakit yang ada di Unit Gaat Darurat dan apabila dari alat-alat tersebut
diketahui ada yang rusak maka petugas harus membuat laporan.
2. Laporan Petugas Unit Gawat Darurat berupa :
 Laporan langsung ke petugas teknisi tentang alat dan kerusakannya
 Menulis di buku kerusakan Unit Gawat Darurat.

3. Petugas teknisi memberikan tanggapan berupa :


 Perbaikan langsung setelah menerima laporan dilakukan bila alat tersebut
sangat dibutuhkan dalam memberikan pelayanan dan apabila tidak segera
diperbaiki dapat mengurangi mutu pelayanan

Misalnya : Suction, Nebulazer dan lain-lain.

 Perbaikan tertunda dilakukan bila alat tersebut merupakan alat penunjang


pelayanan yang kegunaannya tidak akan mengurangi mutu pelayanan

Misalnya : AC, Dracing car, dan lain-lain.

2. Petugas Unit Gawat Darurat dapat mengajukan laporan ulang bila :


 Masih terdapat kerusakan pada alat yang telah diperbaiki
 Belum ada tanggapan atas laporan yang diajukan
 Petugas teknisi membuat laporan tentang alat yang telah diperbaiki
sesuai dengan ketentuan dan ditandatangani oleh petugas Unit gawat
Darurat
L. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Sub Unit
Adalah suatu rangkaian kerjasama dalam hal pemeliharaan dan kebersihan linen di Unit
Gawat Darurat guna memperlancar pelayanan.

 Petugas Unit Gawat Darurat membilas linen yang kotor terlebih dahulu di
Spoelhook dan menempatkan pada tempat yang tersedia di Unit Gawat Darurat.
 Petugas Sub Unit linen mengambil linen kotor di Unit Gawat Darurat setiap pagi
dan mencatat dibuku penerimaan linen serta membubuhkan tanda tangan lalu
membawa linen kotor ke Sub Unit Linen.
 Apabila linen sudah bersih, maka petugas Sub Unit linen mengantar linen ke Unit
Gawat Darurat dan diterima petugas Unit Gawat Darurat lalu dicocokkan pada
buku penerimaan linen dan membubuhkan tanda tangan
M. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Sub Unit Kasir
Adalah hubungan kerjasama dalam hal penyelesaian administrasi pasien rawat
jalan/pasien dirujuk dengan sub unit kasir untuk memperlancar pelayanan Unit Gawat
Darurat
 Pasien rawat jalan yang telah selesai berobat ke UGD akan diantar ke bagian
kasir oleh perawat UGD untuk menyelesaikan administrasi.

N. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Instalasi Gizi

 Pasien UGD yang memerlukan kebutuhan nutrisi segera, akan dimintakan


langsung ke bagian gizi melalui telephone dengan memberitahukan nama
pasien dan makanan/minuman (teh manis) yang diperlukan.
 Dokter Jaga UGD dan petugas UGD yang jaga pagi dan sore akan mendapat extra
feeding dari Instalasi Gizi ,dokter jaga UGD sore dan malam mendapatkan
mendapatkan mie instan dan petugas UGD jaga malam akan mendapatkan jatah
makan malam dari Instalasi Gizi sesuai dengan jadwal jaga dokter UGD dan petugas
UGD yang diserahkan ke Instalasi Gizi.

O. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Bagian Keamanan


( Satpam)
 Apabila Pasien UGD penuh keluarga pasien masuk ke Ruang UGD menghubungi
satpam untuk mengamankan UGD sehingga keluarga pasien tidak menghalangi
petugas UGD dalam memberikan pelayanan ke pasien

 Bila ada pasien UGD yang meninggal, maka setelah jenazah dirapikan akan

diantar ke kamar jenazah dengan terlebih dahulu menginformasikan kebagian

Keamanan.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

POLA KETENAGAAN BERDASARKAN ANALISA BEBAN KERJA UNIT GAWAT


DARURAT

I . KEBUTUHAN TENAGA

Didalam melakukan penghitungan kebutuhan tenaga di Unit Unit Gawat Darurat ,


dibutuhkan beberapa hal :

1. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM


2. Menetapkan waktu kerja tersedia
3. Menyusun standar beban kerja
4. Menyusun standar kelonggaran
5. Penghitungan kebutuhan SDM
6. Analisa kebutuhan SDM

a. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM

Tujuan diadakan penetapan tersebut diatas adalah agar diperolehnya unit kerja dan
kategori SDM yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan di Unit Gawat
Darurat Rumah Sakit Wonolangan.

b. Menetapkan waktu kerja tersedia

Tujuan ditetapkannya waktu kerja adalah agar diperolehnya waktu kerja yang dimiliki
oleh masing – masing kategori SDM yang bekerja di Unit Gawat Darurat selama kurun
waktu 1 (satu) tahun.

Berdasarkan hal tersebut diatas, perhitungan untuk menetapkan waktu kerja tersedia
menggunakan rumus sebagai berikut :

Waktu kerja tersedia = [ A – (B+C+D+E) ] X F


Keterangan :

 A = Hari kerja, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit Wonolangan
dalam 1 minggu 6 hari kerja, maka dalam 1 (satu) tahun adalah 6 hari X 52 minggu
adalah 312 hari.
 B = Cuti tahunan, sesuai ketentuan, setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja
setiap tahun
 C = Pendidikan dan pelatihan, untuk mempertahankan dan meningkatkan
kompetensi / profesionalisme setiap kategori SDM memiliki hak untuk mengikuti
pelatihan / kursus / seminar / lokakarya dalam 1 (satu) tahun minimal 3 hari kerja,.
 D = Hari libur nasional, sesuai dengan ketentuan hari libur nasional yang
dikeluarkan oleh pemerintah tahun 2013 adalah 13 hari kerja.
 E = Ketidakhadiran kerja, sesuai data rata – rata ketidakhadiran kerja (kurun waktu
1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa pemberitahuan
 F = Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di Unit Gawat Darurat Rumah
sakit Wonolangan adalah dalam 1 hari adalah 7 jam (6 hari kerja / minggu)
TABEL 1
WAKTU KERJA YANG TERSEDIA UNTUK KARYAWAN / KARYAWATI

UNIT GAWAT DARURAT TAHUN 2013

KATEGORI SDM

DOKTER PERAWAT
KODE
A Hari Kerja 312 312 Hari / tahun

B Cuti Tahunan 12 12 Hari / tahun

C Pendidikan dan Pelatihan 3 3 Hari / tahun

D Hari Libur Nasional 13 13 Hari / tahun

E Ketidakhadiran Kerja 5 5 Hari / tahun

F Waktu Kerja 7 7 Jam / hari


Berdasarkan Tabel 1 diperoleh perhitungan setiap kategori SDM sebagai berikut :

1. Hari kerja yang tersedia :

a. Perawat :

[ 312 – ( 12+3+13+5 ) ] = 279 hari kerja / tahun

b. Dokter :

[ 312 – ( 12+3+13+5 ) ] = 279 hari kerja / tahun

2. Jam kerja tersedia untuk kategori SDM :

a. Dokter :

( 279 hari / th ) X ( 7 jam / hari ) = 1953 jam kerja / tahun

b. Perawat :

( 279 hari / th ) X ( 7 jam / hari ) = 1953 jam kerja / tahun

c. Menyusun Standar Beban Kerja

Tujuan penyusunan standar beban kerja agar diperoleh kuantitas kegiatan pokok yang
dapat dikerjakan selama 1 tahun oleh masing – masing kategori SDM di tiap – tiap unit
kerja yang sesuai dengan waktu kerja tersedia yang dimiliki.

Adapun rumus perhitungan untuk memperoleh standar beban kerja masing – masing
kategori SDM adalah sebagai berikut :

Waktu Kerja Tersedia

Standar Beban Kerja =

Rata – rata waktu yang dibutuhkan oleh tiap kategori


SDM untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok
Keterangan :

 Rata – rata waktu kegiatan pokok dapat ditetapkan berdasarkan data sekunder atau
referensi hasil penelitian pada tahap awal penetapan rata – rata waktu kegiatan pokok
dapat diperoleh dengan melaksanakan pengamatan dan pencatatan waktu yang
dibutuhkan masing – masing kategori SDM untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok
sesuai dengan standar pelayanan dan SPO yang berlaku di Rumah Sakit.
 Sebelum melaksanakan pengamatan dan pencatatan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan kegiatan pokok terlebih dahulu pilih 1 – 2 orang dari masing – masing
kategori SDM yang memiliki disiplin dan etos kerja yang baik serta ketaatan dalam
melaksanakan standar pelayanan dan SPO.
 Selanjutnya hasil pengamatan rata – rata waktu kegiatan pokok yang telah diperoleh
dibahas guna mendapatkan tanggapan dan kesepakatan dari masing – masing kategori
SDM.
TABEL 2

KEGIATAN POKOK TENAGA UNIT GAWAT DARURAT

KATEGORI URAIAN KEGIATAN RATA – RATA KEGIATAN


SDM WAKTU POKOK

Dokter/ _ Menerima pasien dan melakukan triage 1 menit False


Emergency
Perawat  Melakukan anamnese dan pemeriksaan fisik 9 menit

20 menit
 Melakukan tindakan dan observasi

30 menit

 Menerima pasien dan melakukan triage False Gawat


3 menit
 Melakukan anamnese dan pemeriksaan fisik

17 menit
 Melakukan tindakan dan observasi
100 Menit

120 menit

False Darurat
3 menit
 Menerima pasien dan melakukan triage
 Melakukan anamnese dan pemeriksaan fisik 17 menit

130 menit
 Melakukan tindakan dan observasi
150 menit
 Menerima pasien dan melakukan triase 5 menit False Gawat
 Melakukan anamnese dan pemeriksaan fisik Darurat
20 menit
 Melakukan tindakan dan observasi
195 menit

210 menit

5 menit
 Menerima pasien dan melakukan triage
False Gawat
 Melakukan ananese dan pemeriksaan fisik 20 menit
Darurat dan
- Melakukan tindakan dan observasi
365 menit Observasi

390 menit
TABEL 3

STANDAR BEBAN KERJA PER KEGIATAN POKOK

KATEGORI URAIAN RATA – WAKTU STANDAR


SDM RATA KERJA BEBAN KERJA
KEGIATAN
WAKTU TERSEDIA

Dokter /  False 30 menit 1.946 x 60 menit 3.836


Perawat
Emergency

 Pasien Gawat
120 menit 1.946 x 60 menit 937
 Pasien Darurat
150 menit 1.946 x 60 menit 778,4
 Pasien Gawat
210 menit 1.946 x 60 menit 556
Darurat

 Pasien Gawat
390 menit 1.946 x 60 menit 299,3
Darurat dan

Observasi

d. Menyusun Standar Kelonggaran

Penyusunan standar kelonggaran bertujuan agar diperolehnya jumlah kebutuhan waktu


untuk menyelesaikan faktor kelonggaran yang dimiliki oleh masing – masing kategori
SDM.

Faktor kelonggaran merupakan kegiatan yang menunjang kegiatan pokok dan kegiatan
yang kurang terkait dengan kompetensi dan kewenangan yang dimiliki masing – masing
kategori SDM.
Adapun rumus penghitungan standar kelonggaran oleh masing – masing kategori SDM
adalah :

Jumlah rata – rata waktu per faktor kelonggaran

Standar Kelonggaran =
Data dan informasi yang dibutuhkan untukmasing kategori SDM adalah :
Waktu kerja tersedia

a. Uraian tugas dan tanggung jawab


b. Catatan kegiatan – kegiatan yang kurang sesuai atau kurang terkait dengan kegiatan
pokok
c. Faktor kelonggaran masing – masing kategori SDM pada tiap – tiap unit pelayanan
d. Frekuensi tiap faktor kelonggaran dalam satuan hari / minggu / bulan
e. Waktu rata – rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap faktor kelonggaran
f. Waktu kerja tersedia yang telah ditetapkan

TABEL 4

STANDAR KELONGGARAN TENAGA UNIT GAWAT DARURAT

KATEGORI FREKUENSI WAKTU JUMLAH WAKTU KERJA TERSEDIA STANDAR


SDM / FAKTOR MASING – MASING KELONGGARAN
KELONGGAR KATEGORI ( SKG )
AN
( WKT )

- Dokter 52 mgg 30 menit 6 hari 1.946 0, 08

- Perawat 52 mgg 30 menit 6 hari 1.946 0,08


e. Penghitungan kebutuhan SDM per unit kerja

Tujuannya adalah diperolehnya jumlah masing – masing kategori SDM yang dibutuhkan
untuk mengerjakan seluruh beban kegiatan pada tiap unit kerja di Rumah Sakit
Wonolangan selama kurun waktu 1 tahun.

Data dan informasi yang dibutuhkan untuk penghitungan kebutuhan SDM masing –
masing kategori SDM per unit kerja, utamanya adalah sebagai berikut :

a. Waktu kerja tersedia


b. Standar beban kerja masing – masing kategori SDM
c. Standar kelonggaran masing – masing kategori SDM
d. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu 1 (satu) tahun
Perhitungan kebutuhan SDM pada setiap unit kerja dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :

Kuantitas kegiatan pokok

Kebutuhan SDM = + Standar kelonggaran

Standar beban kerja

Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan data kegiatan yang telah dilaksanakan di
tiap unit kerja Rumah Sakit Wonolangan selama kurun waktu 1 tahun.

f. Analisa Kebutuhan SDM

Tujuannya adalah diperolehnya informasi adanya kecukupan, kekurangan, kelebihan


SDM serta alternatif pendayagunaan dan pemenuhannya pada tiap Unit Kerja.

Dalam menganalisa kebutuhan SDM jangka pendek (1 – 2 tahun) dibutuhkan data – data
sebagai berikut :

a. Perkiraan beban kegiatan pelayanan pada tahun yang akan datang (1 – 2 tahun)
b. Standar beban kerja masing-masing kategori tenaga
Apabila dalam penghitungan kebutuhan SDM diperoleh hasil yang nilainya lebih kecil
dari 0,5, sebelum diputuskan penambahan SDM terlebih dahulu Rumah Sakit
melaksanakan kegiatan dan tindakan sebagai berikut :

a. Optimalisasi SDM yang telah ada untuk dapat menambah jam kerja (over time)
dengan insentif yang memadai
b. Melaksanakan review SPO dan standar pelayanan untuk mengkaji adanya prosedur
yang dapat dikurangi, rata – rata waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu
kegiatan pokok dengan tanpa mengindahkan mutu pelayanan
Analisa kebutuhan SDM di Rumah Sakit juga perlu memperhatikan faktor – faktor yang
mempengaruhi kegiatan pelayanan pada tiap – tiap unit kerja, utamanya sebagai berikut :

a. Pengurangan, penambahan jumlah SDM yang telah ada


b. Penambahan peralatan kedokteran, peningkatan sarana dan prasarana
c. Pengembangan atau pembukaan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan penunjang
d. Perubahan SPO pelayanan

DAFTAR PUSTAKA
2. Standar Formasi Tenaga Kerja Rumah Sakit dan Kebutuhan Tenaga Kerja Rumah
Sakit , 29 September 2005
3. Penghitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja untuk Rumah Sakit (WISN
= Workload Indicator Of Staffing Need), Yayasan Pengembangan dan Manajemen
Kesehatan (YPMK) PERDHAKI, 11-12 Oktober 2005.
Pola Ketenagaan Unit Gawat Darurat tahun 2013

Tabel Tenaga Dokter Di Unit Gawat Darurat


Rumah Sakit Umum Wonolangan Tahun 2013

DAFTAR TENAGA DOKTER STANDART KETENAGAAN

JUMLAH KWALITAS PELATIHAN JUMLAH DOKTER KWALITAS


DOKTER PELATIHAN

4 Dokter Umum 2 ACLS 4 Dokter Umum 2 PPGD

2 PPGD 1 ATLS

1 ACLS

Kebutuhan Dokter Unit Gawat Darurat :


a. Data yang dibutuhkan :
1. Jumlah hari atau jam kerja setahun
2. Cuti tahunan
3. Hari libur Nasional
4. Pendidikan dan pelatihan
5. Ketidakhadiran kerja
6. Jumlah waktu kelonggaran (rapat, keperluan pribadi)
7. Kategori pasien UGD
8. Lamanya penanganan pasien sesuai kategori
9. Jumlah pasien setahun (per kategori)
b. Menghitung waktu dan hari kerja dokter :
1. Hari kerja = 6 hari kerja x 52 minggu (1 tahun) = 312 hari
2. Cuti tahunan = 12 hari
3. Jumlah hari mengikuti pendidikan dan latihan dalam 1 tahun = 3 hari
4. Hari libur nasional = 13 hari
5. Ketidakhadiran kerja = 5 hari
Jadi hari kerja dalam 1 tahun = 312 –33 = 279 hari / tahun

Waktu kerja =279 x 7 jam = 1953 jam / tahun


c. Menghitung kategori pasien dan lamanya pelayanan :
1. False Emergency (F) = 10 menit
2. Gawat (G) = 40 menit
3. Darurat (D) = 50 menit
4. Gawat Darurat (GD) = 70 menit
5. Gawat Darurat (GD) + Observasi (O) = 130 menit

d. Menghitung standar beban kerja :


Yaitu :

Waktu Yang Tersedia

Waktu Pelayanan

1953 X 60

1. False Emergency ( F ) = = 11.718


10

1953 X 60

2. Gawat ( G ) = = 2.929
40

1953 X 60

3. Darurat ( D ) = = 2.343

50

1953 X 60

4.Gawat Darurat ( GD ) = = 1.674

70

1953 X 60

5.Gawat Darurat + Observasi = = 901,38

130
e. Mencari data kuantitas kegiatan pokok :
1. False Emergency ( F ) = 251
2. Gawat ( G ) = 827
3. Darurat ( D ) = Gawat Darurat = 573
4. Gawat Darurat (GD) = 2048
5. Gawat Darurat ( GD ) + Obs observasi ( O ) = 2068
f. Mencari kebutuhan tenaga :
Yaitu :

Kegiatan Pokok

Standar beban kerja

251

1. False Emergency ( F ) = = 0,0214


11.718

827

2. Gawat ( G ) = = 0,282

2.929

573

3. Darurat ( D ) = = 0,244

2.343

2048

4. Gawat Darurat ( GD ) = = 1,22

1.674

2068

5. Gawat Darurat + Observasi ( O ) = = 2,294

901,38
Total kebutuhan tenaga dokter = 0,0214 + 0,282 + 0,244 + 1,22 + 2,294 orang

= 4,061

g. Menghitung standar kelonggaran dokter :


Kegiatan profesi = 3 jam / minggu

Jumlah rata-rata waktu per faktor kelonggaran

Standar kelonggaran =

Waktu yang tersedia

3 jam / minggu

1.946 : 52

= = 0,08

37,42

h.Menghitung total kebutuhan SDM :

4,061orang + 0,08 orang = 4,141 orang  4 dokter

Dengan rincian = dokter ( 1 dokter jaga pagi, 1 dokter jaga

sore,1 dokter jaga malam, dan 1 dokter libur )

i.Kesimpulan

Saat ini jumlah tenaga UGD terdiri orang dokter. Jumlah yang dibutuhkan 4orang
dokter . Jadi dokter jaga UGD sudah tercukupi
Tabel Tenaga Perawat Di Unit Gawat Darurat
Rumah Sakit Umum Wonolangan Tahun 2013

DAFTAR TENAGA PERAWAT STANDART KETENAGAAN

JUMLAH KWALITAS JUMLAH KWALITAS


PERAWAT PELATIHAN PERAWAT PELATIHAN

6 Perawat D3 1 BCLS 8 Perawat 6 PPGD


Keperawatan
1 PPGD 2 BCLS

1 PONEK

Kebutuhan Perawat UGD :


Data yang dibutuhkan :

1.Jumlah hari atau jam kerja setahun

2.Cuti tahunan

3.Hari libur Nasional

4.Pendidikan dan pelatihan

5.Ketidakhadiran kerja

6.Jumlah waktu kelonggaran (rapat, keperluan pribadi)

7.Kategori pasien UGD

8.Lamanya penanganan pasien sesuai kategori

9.Jumlah pasien setahun (per kategori)


a. Menghitung waktu dan hari kerja perawat :

1.Hari kerja = 6 hari kerja x 52 minggu (1 tahun) = 312 hari

2.Cuti tahunan = 12 hari

3.Jumlah hari mengikuti pendidikan dan latihan dalam 1

tahun = 3 hari

4.Hari libur nasional = 13 hari

5.Ketidakhadiran kerja = 5 hari

6.Jadi hari kerja dalam 1 tahun = 312 – 33 = hari / tahun

Waktu kerja = 279 x 7 jam = 1953 jam / tahun

b. Menghitung kategori pasien dan lamanya pelayanan :

1.False Emergency (F) = 20 menit

2.Gawat (G) = 80 menit

3.Darurat (D) = 100 menit

4.Gawat Darurat (GD) = 140 menit

5.Gawat Darurat (GD) + Observasi (O) = 260 menit

c. Menghitung standar beban kerja :

Yaitu :

Waktu Yang Tersedia

Waktu pelayanan

1953 X 60

1.False Emergency ( F ) = = 5.859

20

1953 X 60

2.Gawat ( G ) = = 1.464

80
1953 X 60

3.Darurat ( D ) = = 1.171

100

1953 X 60

4. Gawat Darurat ( GD ) = = 837

140

1953 X 60

5. Gawat Darurat + Observasi = = 450,69

260

d. Mencari data kuantitas kegiatan pokok :

1. False Emergency ( F ) = 251

2.Gawat ( G ) = 827

3.Darurat ( D ) = 573

4.Gawat Darurat = 2048

5.Gawat Darurat ( GD ) + Obs oervasi ( O ) = 2068

e. Mencari kebutuhan tenaga perawat :

Yaitu :

Kegiatan Pokok

Standar Beban Kerja


251

1.False Emergency ( F ) = = 0,0428 orang

5.859

827

2. Gawat ( G ) = = 0,564 orang

1.464

573

3. Darurat ( D ) = = 0,489 orang

1.171

2048

4. Gawat Darurat( GD ) = = 2,446 orang

837

2068

5. Gawat Darurat + Observasi ( O ) = = 4,588 orang

450,69

Total kebutuhan tenaga = 0,0428 + 0,564 +0,489 + 2,446 + 4,588 orang

= 8,128

f. Menghitung standar kelonggaran perawat

Kegiatan profesi = 3 jam / minggu

Jumlah rata-rata waktu per faktor kelonggaran

Standar kelonggaran =
Waktu yang tersedia

3 jam / minggu

1.946 : 52

= = 0,08

37,42

g. Menghitung total kebutuhan SDM :

8,129 orang + 0,08 orang = 8,209 orang 8 orang

Dengan rincian = perawat ( 2perawat jaga pagi, 2 perawat jaga sore, 2 perawat

jaga malam, dan 2 perawat libur )

h. Kesimpulan
Saat ini jumlah tenaga UGD terdiri 7 orang perawat. Jumlah yang dibutuhkan 8
orang perawat. Jadi kekurangan tenaga Unit Gawat Darurat = 1 orang perawat.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

A. KEGIATAN ORIENTASI DOKTER BARU DI UNIT GAWAT


DARURAT
Dalam melaksanakan tugasnya tenaga Dokter Jaga di Unit Gawat Darurat harus
mampu bekerja secara cepat, tepat, dan cermat saat memberikan pelayanan terhadap
kasus– kasus kegawat daruratan di Unit Gawat Darurat. Untuk itu sebelum melaksanakan
tugas di Unit Gawat Darurat seorang dokter harus mengetahui sarana, prasarana yang ada
serta memahami tatalaksana teori dasar pelayanan Gawat Darurat.Oleh Karena itu harus
ada kegiatan orientasi bagi Dokter Jaga baru di Unit Gawat Darurat
I. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pelayanan di Unit Gawat Darurat , khususnya bagi
tenaga dokter baru di Unit Gawat Darurat
2. Tujuan Khusus
Setelah orientasi tenaga dokter baru diharapkan dapat :
1. Mengenal lingkungan fisik Unit Gawat Darurat.
2. Mengetahui alur pelayanan di Unit Gawat Darurat.
3. Mampu melaksanakan standart pelayanan kegawat daruratan.
4. Mengetahui garis kewenangan dan tanggung jawabnya.
5. Bisa kerjasama dengan tim kerja di Unit Gawat Darurat.
6. Mampu memberikan pertolongan hidup dasar (Basic Life Support) dan
lanjutan.
7. Mampu menggunakan alat – alat dan obat – obatan life saving di UGD.

II. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
Melaksanakan kegitan orientasi Rumah Sakit Umum Wonolangan tahun agar
tenaga dokter yang bertugas di Unit Gawat Darurat mengetahui sistem
pelayanan dan tata cara hubungan kerja sama dengan Unit terkait.
2. Rincian kegiatan.
- Melaksanakan penanganan dan observasi pasien langsung di Unit Gawat
darurat dengan pengawasan yang dilakukan oleh kepala Unit Gawat Darurat,
khususnya di bidang kegawat daruratan.
- Melaksanakan kunjungan lapangan, untuk mengetahui unit – unit yang terkait
dengan Unit Gawat Darurat yaitu Unit Rawat Inap, Unit Rawat Jalan, Unit
Kamar Operasi, Unit ICU,Intalasi farmasi, Unit Radiologi dan Unit Laborat.

Tabel Rincian Kegiatan Orientasi Dokter Baru

PENANGGUN
KEGIATAN MATERI METODE
G JAWAB

TRIAGE 1. Mampu melaksanakan standart Lisan dan KA. UGD


pelayanan di Unit gawat darurat. Praktek
2. Mampu menyeleksi penderita yang Lapangan
datang sesuai dengan derajat
penyakitnya.
a. Penderita yang terancam jiwanya
dalam beberapa menit (merah).
b. Penderita yang terancam jiwanya
dalam beberapa jam (kuning).
c. Penderita dengan trauma ringan dan
tidak mengancam jiwa (hijau).
d. Penderita meninggal (hitam).
ADMINIS 1. Mengetahui kebijakan Rekam Medik Lisan dan KA. UGD
TRASI Unit Gawat Darurat. Praktek
a. Membuat Pengantar Rawat Inap dan Lapangan
pengisian form rawat jalan untuk
pasien PTP XI
b. Pengisian status Unit Gawat
Darurat.
c. Melaksanakan pelaporan.
2. Mengetahui kebijakan rumah sakit
tentang standart alat – alat dan obat –
obatan di Unit Gawat Darurat.

RESUSITA 1. Mampu menggunakan obat dan alat – Lisan dan KA. UGD
SI alat life saving. Praktek
2. Mampu melakukan pertolongan hidup Lapangan
dasar dan lanjutan.
3. Mampu melaksanakan praktek
kedokteran sesuai standart pelayanan di
Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Wonolangan.

OBSERVA 1. Mampu mengindentifikasi derajat Lisan dan KA. UGD


SI kegawatan penderita. Praktek
2. Mampu melakukan observasi kepada Lapangan
penderita.
a. Mengidentifikasi keadaan umum.
b. Mengontrol tanda – tanda vital.
c. Melakukan observasi pada pasien
yang mendapatkan obat – obat atau
alat – alat life saving.

TINDAKAN Memahami kebijakan dan prosedur Lisan dan KA. UGD


BEDAH
tentang penderita yang harus dikerjakan Praktek
operasi segera/cito. Lapangan
a. Jenis kasus.
b. Persiapan penderita.
c. Tata cara hubungan kerja sama Unit
Gawat Darurat dengan Kamar
Operasi.

TINDAKAN 1. Memahami kebijakan dan prosedur KA. UGD


MEDIK
penderita masuk sampai dilakukan
tindakan kegawat daruratan.
2. Memahami jenis – jenis kasus yang perlu
dirujuk.
3. Mampu memberikan tindakan medik
sesuai standart pelayanan di Unit Gawat
Darurat Rumah Sakit Umum
Wonolangan.
4. Mampu melaksanakan komunikasi
dengan DPJP.
5. Mampu melakukan tata cara hubungan
kerja sama dengan Unit terkait yaitu Unit
Rawat Inap, Unit Rawat Jalan, Unit
Kamar Operasi,Unit ICU, Unit Radiologi
dan Unit Laboratorium.
B. KEGIATAN ORIENTASI PERAWAT BARU DI UNIT GAWAT DARURAT

Pada awalnya petugas baru yang bertugas di Unit Gawat Darurat khususnya tenaga
perawat, biasanya akan mengalami kesulitan, kecemasan dan keraguan dalam menjalankan
tugas, sehingga akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan disaat menghadapi kasus-
kasus di Unit Gawat Darurat. Hal ini disebabkan karena tenaga perawat yang baru belum
mengetahui lingkungan, atau teman kerja baru di Unit Gawat Darurat.Disamping itu tenaga
perawat yang baru juga belum mengetahui tatacara, peraturan yang berlaku serta alat-alat
kesehatan yang tersedia di Unit Gawat Darurat. Oleh karena itu, maka di Unit Gawat Darurat
perlu dibuat suatu kegitan Orientasi / Pengenalan di Unit Gawat Darurat bagi tenaga perawat
baru.

I. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pelayanan di Unit Gawat Darurat , khususnya bagi
tenaga perawat baru di Unit Gawat Darurat
2. Tujuan Khusus
Setelah orientasi tenaga perawat baru diharapkan dapat :
1. Mengenal lingkungan fisik Unit Gawat Darurat.
2. Mengetahui alur pelayanan di Unit Gawat Darurat.
3. Mampu melaksanakan standart pelayanan kegawat daruratan.
4. Mengetahui garis kewenangan dan tanggung jawabnya.
5. Bisa kerjasama dengan tim kerja di Unit Gawat Darurat.
6. Mampu memberikan pertolongan hidup dasar (Basic Life Support).
7. Mengetahui alat – alat dan obat – obatan emergency.
8. Mengetahui tata tertib rumah sakit.
9. Mengenal dan mengetahui tentang visi dan misi keperawatan.

III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Kegiatan Pokok
Melaksanakan kegitan orientasi Rumah Sakit Umum Wonolangan
agar tenaga perawat yang bertugas di Unit Gawat Darurat mengetahui sistem
pelayanan dan tata cara hubungan kerja sama dengan Unit terkait.
2 Rincian kegiatan.
- Melaksanakan penanganan dan observasi pasien secara langsung di Unit
Gawat darurat dengan pengawasan yang dilakukan oleh kepala Unit Gawat
Darurat, khususnya di bidang kegawat daruratan.
- Melaksanakan kunjungan lapangan, untuk mengetahui unit – unit yang terkait
dengan Unit Gawat Darurat yaitu Unit Rawat Inap, Unit Rawat Jalan, Unit
Kamar Operasi, Unit ICU,Instalasi farmasi, Unit Radiologi dan Unit Laborat.

Tabel rincian kegiatan program

PENANGGUNG
MATERI METODE
KEGIATAN JAWAB

TRIAGE 1. Memahami dan mampu melaksanakan Lisan dan KA. UGD


standart pelayanan di Unit gawat darurat. Praktek
2. Mampu menyeleksi penderita yang Lapangan
datang sesuai dengan derajat
penyakitnya.
a. Penderita yang terancam jiwanya
dalam beberapa menit (merah).
b. Penderita yang terancam jiwanya
dalam beberapa jam (kuning).
c. Penderita dengan trauma ringan dan
tidak mengancam jiwa (hijau).
d. Penderita meninggal (hitam).

ADMINIS 1. Mengetahui kebijakan Rekam Medik Lisan dan KA. Perawat


TRASI
Unit Gawat Darurat. Praktek Jaga
1. Pendaftaran. Lapangan
2. Pengisian RM dan penomoran.
3. Pengisian buku pencatatan
dokumentasi.
4. Pelaporan.
2. Mengetahui kebijakan rumah sakit
tentang standart alat – alat dan obat –
obatan di Unit Gawat Darurat.

RESUSITA 1. Memahami obat dan alat – alat life Lisan dan KA. Perawat
SI saving. Praktek Jaga
2. Mampu melakukan bantuan hidup dasar. Lapangan
3. Memahami penggunaan obat dan life
saving.
4. Mampu membuat asuhan keperawatan
dan praktek keperawatan sesuai standart
di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit
Umum Wonolangan.

OBSERVA 1. Mampu mengindentifikasi derajat Lisan dan KA. Perawat


SI kegawatan penderita. Praktek Jaga
2. Mampu melakukan observasi kepada Lapangan
penderita.
a. Mengawasi keadaan umum.
b. Mengontrol tanda – tanda vital.
c. Mengontrol obat – obat atau alat –
alat yang sedang terpasang pada
penderita.
d. Membuat asuhan keperawatan sesuai
standart pelayanan di Unit Gawat
Darurat Rumah Sakit Umum
Wonolangan.

TINDAKAN Memahami kebijakan dan prosedur tentang Lisan dan KA. UGD
BEDAH penderita yang harus dikerjakan operasi Praktek
segera/cito. Lapangan
a. Jenis kasus.
b. Persiapan penderita.
c. Tata cara hubungan kerja sama Unit
Gawat Darurat dengan Kamar
Operasi.

TINDAKAN 1. Memahami kebijakan dan prosedur KA. UGD


MEDIK
penderita masuk sampai dilakukan
tindakan
2. Memahami jenis – jenis kasus yang perlu
dirujuk.
3. Mampu memberikan tindakan dan
asuhan keperawatan sesuai standart
pelayanan di Unit Gawat Darurat Rumah
Sakit Umum Wonolangan.
4. Mampu melakukan tata cara hubungan
kerja sama dengan Unit terkait yaitu Unit
Rawat Inap, Unit Rawat Jalan, Unit
Kamar Operasi,Unit ICU,Instalasi
farmasi, Unit Radiologi dan Unit
Laboratorium.
BAB X
PERTEMUAN /RAPAT

A. Pengertian

Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah
tertentu.

B. Tujuan

a. Umum :
Dapat membantu terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang profesional
diUnit Gawat Darurat rumah Sakit umum wonolangan

b. Khusus :
1. Menggali segala permasalahan terkait dengan pemberian pelayanan di Unit
Gawat Darurat.
2. Mencari jalan keluar atau solusi pemecahan permasalahan yang terkait
dengan pelayanan di Unit Gawat Darurat
C. Kegiatan Rapat

Rapat dilaksanakan oleh UGD yang dipimpin oleh Kepala Rumah Sakit Umum
Wonolangan,Kepala Pelayanan dan Kepala Unit Gawat diikuti oleh seluruh petugas Unit
Gawat darurat . Rapat yang diadakan ada 2 macam yaitu :

1. Rapat Terjadwal :

Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh Kepala Unit Gawat Darurat

setiap bulan 2x kali

2. Rapat Tidak Terjadwal :

Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil dan diadakan oleh
Kepala Unit Gawat Darurat untuk membahas atau menyelesaikan permasalahan diUGD
dikarenakan adanya permasalahan yang ditemukan bersifat insiden.
BAB XI

PELAPORAN

A. Pengertian

Pelaporan merupakan sistim atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala bentuk
kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan gawat darurat di Unit Gawat
Darurat.

B. Jenis Laporan

Laporan dibuat oleh Kepala Unit Gawat Darurat. Adapun jenis laporan yang dikerjakan
terdiri dari :

1. Laporan Harian

Laporan yang dibuat oleh Penanggung Jawab Shift dalam bentuk tertulis setiap hari.

Adapun hal – hal yang dilaporkan adalah :

a. Laporan kunjungan pasien UGD


b. Laporan keadaan sarana dan fasilitas UGD
2. Laporan Bulanan

Laporan yang dibuat oleh Koordinator perawat UGD dalam bentuk tertulis setiap
bulannya dan diserahkan kepada Unit Rekam Medis pada tanggal 1. Adapun hal-hal
yang dilaporkan adalah :
a. Laporan kunjungan pasien UGD yang meliputi :
1. Jumlah kunjungan pasien UGD berdasarkan Pasien Inter(Swasta, Relasi)
dan Extern (PTP XI,RS Wonolangan) serta pasien yang menggunakan
asuransi kesehatan
2. Jumlah kunjungan pasien UGD berdasarkan kasus: Bedah,Non
Bedah,Kebidanan,Anak
3. Laporan Kematian di UGD yaitu DOE dan DOA
4. Laporan Respon time < 5 menit
5. Laporan Jumlah 10 Besar Kasus/penyakit di UGD
6. Laporan kasus Rujukan pasien UGD
7. Jumlah pemeriksaan penumjang pasien di UGD

b. Laporan pemasukan dan pengeluaran UGD meliputi:


1. Laporan pendapatan Rawat Inap dan Rawat Jalan UGD.
2. Laporan Stok Alkes,cairan dan Obat di UGD.

3. Laporan Tahunan

Laporan yang dibuat oleh Kepala Unit Gawat Darurat dalam bentuk tertulis setiap
tahun dan diserahkan kepada Bagian Pelayanan dan Kepala Rumah Sakit. Adapun
hal-hal yang dilaporkan adalah :
1. Laporan kunjungan pasien UGD dan Evaluasi dalam jangka waktu 1 tahun.
2. Pola Ketenagaan di UGD dan evaluasi dalam jangka waktu 1 tahun.
3. Laporan keadaan fasilitas dan sarana di UGD dan evaluasi dalam jangka waktu 1
tahun.
4. Laporan mutu pelayanan UGD dalam jangka waktu 1 tahun.

Anda mungkin juga menyukai