RSU WONOLANGAN
JL. RAYA DRINGU 118 PROBOLINGGO
TLP (0335) 424007. FAX ( 0335 ) 431937
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan terminal terakhir dalam menangani pasien gawat darurat.
Unit Gawat Darurat adalah salah satu bagian dari rumah sakit yang menyediakan pelayanan
penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit atau cidera yang dapat mengancam
kelangsungan hidupnya(Wikipedia).
Pelayanan Kegawatdaruratan pada setiap rumah sakit sering menjadi sorotan publik
sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan sehingga mutu pelayanan yang diberikan harus
terus ditingkatkan.Oleh karena itu dalam memberikan pelayanan kegawat daruratan di Unit
Gawat Darurat harus memiliki tim kerja dengan kemampuan khusus dan didukung peralatan
yang lengkap serta memadai untuk memberikan pelayanan kepada pasien gawat
darurat.Pelayanan yang diberikan harus teroganisir dengan baik sehingga dapat menangani
kegawat daruratan dalam keadaan sehari-hari maupun keadaan bencana.Karena itu pelayanan
kegawatdaruratan memerlukan penanganan secara terpadu dan pengaturan dalam satu sistim.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi Unit Gawat Darurat dalam memberikan
pelayanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing di Unit Gawat Darurat.
Tujuan Khusus
Rumah Sakit Umum Wonolangan pada awalnya adalah salah satu Rumah
Sakit di lingkungan PT Perkebunan Nusantara XI(Persero).Dalam perkembangan mulai
Januari 2014 menjadi anak perusahaan dengan nama PT Nusantara Sebelas Medika. Rumah
Sakit ini berdiri diatas tanah seluas kurang lebih 8000 meter persegi.Pada awalnya Rumah
Sakit Umum Wonolangan ini berbentuk Balai Kesehatan Perkebunan (BAKESBUN) yang
berdiri pada tanggal 1 Agustus 1985.Namun pada tahun 1992 telah terjadi perubahan bentuk
menjadi RumahSakit Umum Wonolangan.Sekarang melayani pasien dengan kapasitas tempat
tidur 82 .
RSU Wonolangan terletak dikabupaten Probolinggo kurang lebih 7 km arah
Timur dari pusat kota Probolinggo tepatnya di jl.Raya Dringu no 118 Desa Kedung Dalem
Kecamatan Dringu,RSU Wonolangan memberikan pelayanan kesehatan kepada karyawan
PTPN XI beserta batih dan masyarakat Umum.Pelayanan yang diberikan meliputi Rawat
Jalan (Poli Umum dan Poli Spesialis) dan Rawat Inap.Didukung Penunjang Medis
Loratorium 24 jam,Radiologi,USG,fisioterapi dan instalasi farmasi 24 jam.
BAB III
a. Visi
Menjadikan rumah sakit yang unggul dan berbasis kompetensi dengan
mengutamakan kepuasan pelanggan serta keselamatan pasien ,didukung oleh
sumber daya manusia yang handal.
b. Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima ( excellent ) dan bermutu pada
masyarakat /lingkungan usaha guna memperoleh nilai tambah bagi
masyarakat dan rumah sakit.
2. Memelihara kesehatan karyawan PT Nusantara Sebelas Medika beserta
batihnya dan karyawan PT Perkebunana Nusantara XI (Persero) beserta
batihnya secara preventif maupun kuratif sehingga kinerja perusahaan
optimal.
c. Falsafah
Profesionalisme dengan dilandasi pengabdian tulus dan memberikan kepuasan
kepada masyarakat / pelanggan.
d. Moto
Jujur ,dapat dipercaya serta tanggung jawab
e. Landasan Nilai
PROAKSI
P : Produktif
A : Amanah
K : Kualitas
S : Simpati
I : Inovatif
f. Tujuan rumah Sakit Umum Wonolangan
1. Memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat,karyawan dan
pensiunan karyawan PT.Perkebunan Nusantara XI (Persero)beserta
batihnya
2. Mendapatkan nilai tambah tanpa meninggalkan funsi sosial
kemasyarakatan.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Ka Unit
Rwt Inap
Ka Unit
OK
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
UNIT GAWAT DARURAT
KEPALA BAGIAN
PELAYANAN
Koordinator Perawat
UGD
dr.Jaga dr.Jaga dr. Jaga
Wewenang :
Dalam melaksanakan tugasnya Dokter kepala Unit Gawat Darurat mempunyai
wewenang antara lain :
1. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas dan wewenang staf
bawahannya yang terkait dengan pelayanan medik di Unit Gawat Darurat.
2. Mengawasi,menilai mutu dan mengendalikan hasil kerja staf bawahannya.
3. Memberi teguran terhadap staf bawahahannya jika melakukan kesalahan.
Uraian Tugas :
1. Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi:
- Menyusun rencana kerja kepala Unit Gawat Darurat.
- Menyusun rencana kebutuhan tenaga dokter di Unit Gawat Darurat dari
segi jumlah dan kualitasnya.
- Membuat Program pelatihan dokter di Unit Gawat darurat
2. Melaksanakan fungsi tugas meliputi:
- Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di Unit Gawat
Darurat.
- Menyusun jadwal jaga dokter Unit Gawat Darurat
- Mengadakan pertemuan berkala dengan staf dokter dan perawat diUnit
GawatDarurat
- Memberi kesempatan kepada staf untuk mengikuti kegiatan ilmiah.
- Mengkoordinasi dalam pengadaan obat di Unit Gawat Daruat sesuai
kebutuhan.
- Mengatur koordinasi dalam pemeliharaan alat agar selalu siap pakai.
- Mengendalikan dan melakukan pengawasan dalam sistem pengobatan
pasien.
- Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan dan
sistem pengobatan yang dilakukan di Unit Gawat Darurat sesuai batas
kewenangannya.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan pengendalian dan penilaian:
- Melakukan pengawasan terhadap dokter jaga dan perawat Unit Gawat
Darurat.
- Memberikan penilaian terhadap kinerja staf dibawahnya dalam lingkup
Unit Gawat Darurat.
- Bertanggung jawab terhadap kelancaran dan ketertiban terhadap sistem di
Unit Gawat Darurat
B. Uraian Tugas Dokter Jaga Unit Gawat Darurat
Pengertian : Dokter Jaga Unit Gawat Darurat adalah tenaga medis yang melakukan
pelayanan medis di Unit Gawat Darurat selama 24 jam dengan
mengacu pada Standar Pelayanan dan Prosedur yang ada.
Persyaratan : a. Pendidikan :
Lulus dari pendidikan Kedokteran Umum.
b. Kursus / Pelatihan Jabatan :
Sudah mengikuti pelatihan BLS / BCLS / ATLS / ACLS / PPGD
c. Pengalaman kerja :
Tenaga Medik minimum 1 tahun
Tanggung Jawab : Secara srtruktural Dokter Jaga Unit Gawat Darurat bertanggung jawab
kepada Kepala Unit Gawat Darurat terhadap hal-hal :
1. Hasil pemeriksaan dan diagnosa pada penderita.
2. Hasil pelaksanaan tindakan medis.
3. Hasil pelaksanaan triage.
4. Hasil pelaksanaan pengisian lembar status pasien.
5. Hasil pembuatan visum et repertum.
1. Pasien UGD yang akan rawat inap , dibuatkan surat pengantar rawat inap oleh
dokter jaga UGD, penanggung jawab/keluarga pasien ke bagian TPP/ admission
untuk memilih kamar perawatan, setelah penanggung jawab/keluarga pasien
menandatangani surat persetujuan rawat inap,TPP memesan kamar ke Rawat Inap
2. Bila kamar sudah siap petugas Unit Rawat Inap menghubungi petugas Unit Gawat
Darurat bahwa kamar sudah siap.
3. Perawat Unit Gawat Darurat mengantar pasien bersama data Rekam Medik pasien
ke kamar yang dituju.
4. Petugas Unit Gawat Darurat menyerahkan pasien bersama data Rekam Medik
Pasien dan melakukan serah terima kepada petugas Unit Rawat Inap dan ditanda
tangani oleh kedua petugas.
1. Bila ada pasien Unit Gawat Darurat memerlukan tindakan operasi, dokter UGD
atau dokter yang merawat memberi penjelasan kepada pasien beserta keluarganya
tentang tindakan yang akan dilakukan. serta meminta persetujuan operasi atau
Inform Consent.
2. Perawat Unit Gawat Darurat menghubungi petugas Kamar Operasi untuk
memberitahukan ada pasien yang akan di lakukan tindakan operasi.
3. Perawat Unit Gawat Darurat mengantar pasien bersama data Rekam Medis beserta
pemeriksaan penunjang medis pasien ke Unit Kamar Operasi kemudian
melakukan serah terima kepada petugas penerima pasien di Unit Kamar Operasi
kemudian kedua petugas menandatangani form serah terima pasien..
C. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Intensive Care Unit
( ICU)
1. Apabila ada pasien dari UGD yang memerlukan perawatan intensif, maka pasien
akan dibuatkan surat pengantar rawat Inap ke ICU oleh dokter jaga UGD.
2. Penanggung jawab/keluarga pasien dianjurkan ke bagian admission untuk
mendaftar.
3. Setelah penanggung jawab/keluarga pasien menandatangani surat persetujuan
perawatan di ICU, maka pasien diantar oleh perawat UGD ke ruang ICU.
4. Perawat UGD melakukan serah terima pasien kepada perawat ICU kemudian
kedua petugas menandatangani form serah terima pasien.
D. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Sub Unit Radiologi
adalah tata cara kerjasama antara Unit Gawat Darurat dengan Sub unit Radiologi dalam
hal pelayanan pasien yang memerlukan tindakan pemeriksaan foto di Unit Gawat Darurat.
1. Bila ada penderita memerlukan tindakan foto rongent dokter UGD membuat
pengantar foto rongent sesuai dengan jenis dan lokasi yang di foto rongent..
2. Perawat Unit Gawat Darurat mengantar pengantar foto rongent ke Sub Unit
Radiologi.
3. Apabila pasien memerlukan tindakan pemeriksaan foto diluar jam kerja maka
petugas Unit Gawat Darurat menghubungi petugas Sub Unit Radiologi melalui
telepone dan apabila petugas Radiologi sudah datang petugas Unit Gawat Darurat
membawa pengantar foto ke Sub Unit Radiologi dan memberikannya pada
petugas Sub Unit Radiologi. Apabila Sub Unit Radiologi sudah siap petugas Unit
Gawat Darurat membawa pasien ke Sub Unit Radiologi untuk di foto.
4. Apabila sudah selesai dilakukan foto petugas Unit Gawat Darurat membawa
pasien kembali ke Unit Gawat Darurat untuk dilakukan tindakan selanjutnya.
5. Bila hasil foto sudah selesai petugas Sub Unit Radiologi mengantar hasilnya ke
Unit Gawat Darurat untuk pasien rawat jalan dan apabila pasien opname petugas
Sub Unit Radiologi mengantar hasilnya ke Unit Rawat Inap.
E. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Sub Unit Laboratorium
adalah tata cara kerjasama antara Unit Gawat Darurat dengan Sub unit Laboratorium baik
untuk pemeriksaan pasien rawat jalan maupun untuk pasen rawat inap di Unit Gawat
Darurat
1. Petugas Unit Gawat Darurat merekap alat kesehatan dan bahan pembalut yang telah
dipergunakan penderita dari buku pemakaian alat kesehatan dan bahan pembalut.
2. Petugas Unit Gawat Darurat mencatat dibuku Bon Unit Gawat darurat dan membuatkan
Bon Gudang.
3. Petugas Unit Gawat Darurat menyetor Bon Gudang kepada Petugas unit Gudang
4. Petugas Unit Gudang melayani Bon Gudang dari Unit Gawat Darurat.
5. Setelah Bon Gudang dilayani oleh petugas Unit Gudang petugas Unit Gawat Darurat
menerima alat kesehatan dan bahan pembalut lalu mencocokkan dengan buku Bon
Gudang Unit Gawat Darurat yang sudah ditanda tangani oleh petugas Unit Gudang.
I. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Unit Admission dan
Rekam Medis
Unit Admission
Adalah hubungan kerja sama dalam hal pelayanan pendaftaran pasien baru rawat jalan
dan semua pasien rawat inap dengan Unit Admission.
1. Pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat bila rawat jalan langsung mendaftar ke Unit
Admission bila rawat inap akan dibuatkan surat pengantar rawat inap oleh dr jaga Unit
Gawat Darurat kemudian keluarga mendaftar dengan surat pengantar tersebut.
2. Setelah petugas selesai melakukan pendaftaran pasien kemudian mengantarkan status
pasien ke Unit Gawat Darurat dan menyerahkan kepada petugas Unit Gawat darurat
3. Petugas Unit Gawat Darurat melengkapi status pasien sesuai hasil pemeriksaan
tindakan dan pengobatan
Pasien yang berobat ke UGD akan diberikan nomor rekam medis dan status medis pasien,
dan yang sudah selesai berobat disimpan di bagian rekam medis serta bila pasien berobat
kembali, status medis pasien diminta kembali ke bagian rekam medis oleh petugas
admission.
adalah tata cara kerjasama antara Unit Gawat Darurat dengan Sub Unit Sopir sebagai
sarana transportasi baik untuk pengiriman pasien rujukan ke Rumah Sakit lain ataupun
untuk mengantar penderita yang memerlukan pemeriksaan ke luar Rumah Sakit
Wonolangan.
Adalah suatu rangkaian kerjasama dalam hal pemeliharaan dan perbaikan alat maupun
fasilitas rumah sakit di Unit Gawat Darurat guna memperlancar pelayanan.
Petugas Unit Gawat Darurat membilas linen yang kotor terlebih dahulu di
Spoelhook dan menempatkan pada tempat yang tersedia di Unit Gawat Darurat.
Petugas Sub Unit linen mengambil linen kotor di Unit Gawat Darurat setiap pagi
dan mencatat dibuku penerimaan linen serta membubuhkan tanda tangan lalu
membawa linen kotor ke Sub Unit Linen.
Apabila linen sudah bersih, maka petugas Sub Unit linen mengantar linen ke Unit
Gawat Darurat dan diterima petugas Unit Gawat Darurat lalu dicocokkan pada
buku penerimaan linen dan membubuhkan tanda tangan
M. Hubungan Kerjasama Unit Gawat Darurat dengan Sub Unit Kasir
Adalah hubungan kerjasama dalam hal penyelesaian administrasi pasien rawat
jalan/pasien dirujuk dengan sub unit kasir untuk memperlancar pelayanan Unit Gawat
Darurat
Pasien rawat jalan yang telah selesai berobat ke UGD akan diantar ke bagian
kasir oleh perawat UGD untuk menyelesaikan administrasi.
Bila ada pasien UGD yang meninggal, maka setelah jenazah dirapikan akan
Keamanan.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
I . KEBUTUHAN TENAGA
Tujuan diadakan penetapan tersebut diatas adalah agar diperolehnya unit kerja dan
kategori SDM yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan di Unit Gawat
Darurat Rumah Sakit Wonolangan.
Tujuan ditetapkannya waktu kerja adalah agar diperolehnya waktu kerja yang dimiliki
oleh masing – masing kategori SDM yang bekerja di Unit Gawat Darurat selama kurun
waktu 1 (satu) tahun.
Berdasarkan hal tersebut diatas, perhitungan untuk menetapkan waktu kerja tersedia
menggunakan rumus sebagai berikut :
A = Hari kerja, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit Wonolangan
dalam 1 minggu 6 hari kerja, maka dalam 1 (satu) tahun adalah 6 hari X 52 minggu
adalah 312 hari.
B = Cuti tahunan, sesuai ketentuan, setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja
setiap tahun
C = Pendidikan dan pelatihan, untuk mempertahankan dan meningkatkan
kompetensi / profesionalisme setiap kategori SDM memiliki hak untuk mengikuti
pelatihan / kursus / seminar / lokakarya dalam 1 (satu) tahun minimal 3 hari kerja,.
D = Hari libur nasional, sesuai dengan ketentuan hari libur nasional yang
dikeluarkan oleh pemerintah tahun 2013 adalah 13 hari kerja.
E = Ketidakhadiran kerja, sesuai data rata – rata ketidakhadiran kerja (kurun waktu
1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa pemberitahuan
F = Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di Unit Gawat Darurat Rumah
sakit Wonolangan adalah dalam 1 hari adalah 7 jam (6 hari kerja / minggu)
TABEL 1
WAKTU KERJA YANG TERSEDIA UNTUK KARYAWAN / KARYAWATI
KATEGORI SDM
DOKTER PERAWAT
KODE
A Hari Kerja 312 312 Hari / tahun
a. Perawat :
b. Dokter :
a. Dokter :
b. Perawat :
Tujuan penyusunan standar beban kerja agar diperoleh kuantitas kegiatan pokok yang
dapat dikerjakan selama 1 tahun oleh masing – masing kategori SDM di tiap – tiap unit
kerja yang sesuai dengan waktu kerja tersedia yang dimiliki.
Adapun rumus perhitungan untuk memperoleh standar beban kerja masing – masing
kategori SDM adalah sebagai berikut :
Rata – rata waktu kegiatan pokok dapat ditetapkan berdasarkan data sekunder atau
referensi hasil penelitian pada tahap awal penetapan rata – rata waktu kegiatan pokok
dapat diperoleh dengan melaksanakan pengamatan dan pencatatan waktu yang
dibutuhkan masing – masing kategori SDM untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok
sesuai dengan standar pelayanan dan SPO yang berlaku di Rumah Sakit.
Sebelum melaksanakan pengamatan dan pencatatan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan kegiatan pokok terlebih dahulu pilih 1 – 2 orang dari masing – masing
kategori SDM yang memiliki disiplin dan etos kerja yang baik serta ketaatan dalam
melaksanakan standar pelayanan dan SPO.
Selanjutnya hasil pengamatan rata – rata waktu kegiatan pokok yang telah diperoleh
dibahas guna mendapatkan tanggapan dan kesepakatan dari masing – masing kategori
SDM.
TABEL 2
30 menit
17 menit
Melakukan tindakan dan observasi
100 Menit
120 menit
False Darurat
3 menit
Menerima pasien dan melakukan triage
Melakukan anamnese dan pemeriksaan fisik 17 menit
130 menit
Melakukan tindakan dan observasi
150 menit
Menerima pasien dan melakukan triase 5 menit False Gawat
Melakukan anamnese dan pemeriksaan fisik Darurat
20 menit
Melakukan tindakan dan observasi
195 menit
210 menit
5 menit
Menerima pasien dan melakukan triage
False Gawat
Melakukan ananese dan pemeriksaan fisik 20 menit
Darurat dan
- Melakukan tindakan dan observasi
365 menit Observasi
390 menit
TABEL 3
Pasien Gawat
120 menit 1.946 x 60 menit 937
Pasien Darurat
150 menit 1.946 x 60 menit 778,4
Pasien Gawat
210 menit 1.946 x 60 menit 556
Darurat
Pasien Gawat
390 menit 1.946 x 60 menit 299,3
Darurat dan
Observasi
Faktor kelonggaran merupakan kegiatan yang menunjang kegiatan pokok dan kegiatan
yang kurang terkait dengan kompetensi dan kewenangan yang dimiliki masing – masing
kategori SDM.
Adapun rumus penghitungan standar kelonggaran oleh masing – masing kategori SDM
adalah :
Standar Kelonggaran =
Data dan informasi yang dibutuhkan untukmasing kategori SDM adalah :
Waktu kerja tersedia
TABEL 4
Tujuannya adalah diperolehnya jumlah masing – masing kategori SDM yang dibutuhkan
untuk mengerjakan seluruh beban kegiatan pada tiap unit kerja di Rumah Sakit
Wonolangan selama kurun waktu 1 tahun.
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk penghitungan kebutuhan SDM masing –
masing kategori SDM per unit kerja, utamanya adalah sebagai berikut :
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan data kegiatan yang telah dilaksanakan di
tiap unit kerja Rumah Sakit Wonolangan selama kurun waktu 1 tahun.
Dalam menganalisa kebutuhan SDM jangka pendek (1 – 2 tahun) dibutuhkan data – data
sebagai berikut :
a. Perkiraan beban kegiatan pelayanan pada tahun yang akan datang (1 – 2 tahun)
b. Standar beban kerja masing-masing kategori tenaga
Apabila dalam penghitungan kebutuhan SDM diperoleh hasil yang nilainya lebih kecil
dari 0,5, sebelum diputuskan penambahan SDM terlebih dahulu Rumah Sakit
melaksanakan kegiatan dan tindakan sebagai berikut :
a. Optimalisasi SDM yang telah ada untuk dapat menambah jam kerja (over time)
dengan insentif yang memadai
b. Melaksanakan review SPO dan standar pelayanan untuk mengkaji adanya prosedur
yang dapat dikurangi, rata – rata waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu
kegiatan pokok dengan tanpa mengindahkan mutu pelayanan
Analisa kebutuhan SDM di Rumah Sakit juga perlu memperhatikan faktor – faktor yang
mempengaruhi kegiatan pelayanan pada tiap – tiap unit kerja, utamanya sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
2. Standar Formasi Tenaga Kerja Rumah Sakit dan Kebutuhan Tenaga Kerja Rumah
Sakit , 29 September 2005
3. Penghitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja untuk Rumah Sakit (WISN
= Workload Indicator Of Staffing Need), Yayasan Pengembangan dan Manajemen
Kesehatan (YPMK) PERDHAKI, 11-12 Oktober 2005.
Pola Ketenagaan Unit Gawat Darurat tahun 2013
2 PPGD 1 ATLS
1 ACLS
Waktu Pelayanan
1953 X 60
1953 X 60
2. Gawat ( G ) = = 2.929
40
1953 X 60
3. Darurat ( D ) = = 2.343
50
1953 X 60
70
1953 X 60
130
e. Mencari data kuantitas kegiatan pokok :
1. False Emergency ( F ) = 251
2. Gawat ( G ) = 827
3. Darurat ( D ) = Gawat Darurat = 573
4. Gawat Darurat (GD) = 2048
5. Gawat Darurat ( GD ) + Obs observasi ( O ) = 2068
f. Mencari kebutuhan tenaga :
Yaitu :
Kegiatan Pokok
251
827
2. Gawat ( G ) = = 0,282
2.929
573
3. Darurat ( D ) = = 0,244
2.343
2048
1.674
2068
901,38
Total kebutuhan tenaga dokter = 0,0214 + 0,282 + 0,244 + 1,22 + 2,294 orang
= 4,061
Standar kelonggaran =
3 jam / minggu
1.946 : 52
= = 0,08
37,42
i.Kesimpulan
Saat ini jumlah tenaga UGD terdiri orang dokter. Jumlah yang dibutuhkan 4orang
dokter . Jadi dokter jaga UGD sudah tercukupi
Tabel Tenaga Perawat Di Unit Gawat Darurat
Rumah Sakit Umum Wonolangan Tahun 2013
1 PONEK
2.Cuti tahunan
5.Ketidakhadiran kerja
tahun = 3 hari
Yaitu :
Waktu pelayanan
1953 X 60
20
1953 X 60
2.Gawat ( G ) = = 1.464
80
1953 X 60
3.Darurat ( D ) = = 1.171
100
1953 X 60
140
1953 X 60
260
2.Gawat ( G ) = 827
3.Darurat ( D ) = 573
Yaitu :
Kegiatan Pokok
5.859
827
1.464
573
1.171
2048
837
2068
450,69
= 8,128
Standar kelonggaran =
Waktu yang tersedia
3 jam / minggu
1.946 : 52
= = 0,08
37,42
Dengan rincian = perawat ( 2perawat jaga pagi, 2 perawat jaga sore, 2 perawat
h. Kesimpulan
Saat ini jumlah tenaga UGD terdiri 7 orang perawat. Jumlah yang dibutuhkan 8
orang perawat. Jadi kekurangan tenaga Unit Gawat Darurat = 1 orang perawat.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
PENANGGUN
KEGIATAN MATERI METODE
G JAWAB
RESUSITA 1. Mampu menggunakan obat dan alat – Lisan dan KA. UGD
SI alat life saving. Praktek
2. Mampu melakukan pertolongan hidup Lapangan
dasar dan lanjutan.
3. Mampu melaksanakan praktek
kedokteran sesuai standart pelayanan di
Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Wonolangan.
Pada awalnya petugas baru yang bertugas di Unit Gawat Darurat khususnya tenaga
perawat, biasanya akan mengalami kesulitan, kecemasan dan keraguan dalam menjalankan
tugas, sehingga akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan disaat menghadapi kasus-
kasus di Unit Gawat Darurat. Hal ini disebabkan karena tenaga perawat yang baru belum
mengetahui lingkungan, atau teman kerja baru di Unit Gawat Darurat.Disamping itu tenaga
perawat yang baru juga belum mengetahui tatacara, peraturan yang berlaku serta alat-alat
kesehatan yang tersedia di Unit Gawat Darurat. Oleh karena itu, maka di Unit Gawat Darurat
perlu dibuat suatu kegitan Orientasi / Pengenalan di Unit Gawat Darurat bagi tenaga perawat
baru.
I. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pelayanan di Unit Gawat Darurat , khususnya bagi
tenaga perawat baru di Unit Gawat Darurat
2. Tujuan Khusus
Setelah orientasi tenaga perawat baru diharapkan dapat :
1. Mengenal lingkungan fisik Unit Gawat Darurat.
2. Mengetahui alur pelayanan di Unit Gawat Darurat.
3. Mampu melaksanakan standart pelayanan kegawat daruratan.
4. Mengetahui garis kewenangan dan tanggung jawabnya.
5. Bisa kerjasama dengan tim kerja di Unit Gawat Darurat.
6. Mampu memberikan pertolongan hidup dasar (Basic Life Support).
7. Mengetahui alat – alat dan obat – obatan emergency.
8. Mengetahui tata tertib rumah sakit.
9. Mengenal dan mengetahui tentang visi dan misi keperawatan.
1. Kegiatan Pokok
Melaksanakan kegitan orientasi Rumah Sakit Umum Wonolangan
agar tenaga perawat yang bertugas di Unit Gawat Darurat mengetahui sistem
pelayanan dan tata cara hubungan kerja sama dengan Unit terkait.
2 Rincian kegiatan.
- Melaksanakan penanganan dan observasi pasien secara langsung di Unit
Gawat darurat dengan pengawasan yang dilakukan oleh kepala Unit Gawat
Darurat, khususnya di bidang kegawat daruratan.
- Melaksanakan kunjungan lapangan, untuk mengetahui unit – unit yang terkait
dengan Unit Gawat Darurat yaitu Unit Rawat Inap, Unit Rawat Jalan, Unit
Kamar Operasi, Unit ICU,Instalasi farmasi, Unit Radiologi dan Unit Laborat.
PENANGGUNG
MATERI METODE
KEGIATAN JAWAB
RESUSITA 1. Memahami obat dan alat – alat life Lisan dan KA. Perawat
SI saving. Praktek Jaga
2. Mampu melakukan bantuan hidup dasar. Lapangan
3. Memahami penggunaan obat dan life
saving.
4. Mampu membuat asuhan keperawatan
dan praktek keperawatan sesuai standart
di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit
Umum Wonolangan.
TINDAKAN Memahami kebijakan dan prosedur tentang Lisan dan KA. UGD
BEDAH penderita yang harus dikerjakan operasi Praktek
segera/cito. Lapangan
a. Jenis kasus.
b. Persiapan penderita.
c. Tata cara hubungan kerja sama Unit
Gawat Darurat dengan Kamar
Operasi.
A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah
tertentu.
B. Tujuan
a. Umum :
Dapat membantu terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang profesional
diUnit Gawat Darurat rumah Sakit umum wonolangan
b. Khusus :
1. Menggali segala permasalahan terkait dengan pemberian pelayanan di Unit
Gawat Darurat.
2. Mencari jalan keluar atau solusi pemecahan permasalahan yang terkait
dengan pelayanan di Unit Gawat Darurat
C. Kegiatan Rapat
Rapat dilaksanakan oleh UGD yang dipimpin oleh Kepala Rumah Sakit Umum
Wonolangan,Kepala Pelayanan dan Kepala Unit Gawat diikuti oleh seluruh petugas Unit
Gawat darurat . Rapat yang diadakan ada 2 macam yaitu :
1. Rapat Terjadwal :
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh Kepala Unit Gawat Darurat
Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil dan diadakan oleh
Kepala Unit Gawat Darurat untuk membahas atau menyelesaikan permasalahan diUGD
dikarenakan adanya permasalahan yang ditemukan bersifat insiden.
BAB XI
PELAPORAN
A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistim atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala bentuk
kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan gawat darurat di Unit Gawat
Darurat.
B. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh Kepala Unit Gawat Darurat. Adapun jenis laporan yang dikerjakan
terdiri dari :
1. Laporan Harian
Laporan yang dibuat oleh Penanggung Jawab Shift dalam bentuk tertulis setiap hari.
Laporan yang dibuat oleh Koordinator perawat UGD dalam bentuk tertulis setiap
bulannya dan diserahkan kepada Unit Rekam Medis pada tanggal 1. Adapun hal-hal
yang dilaporkan adalah :
a. Laporan kunjungan pasien UGD yang meliputi :
1. Jumlah kunjungan pasien UGD berdasarkan Pasien Inter(Swasta, Relasi)
dan Extern (PTP XI,RS Wonolangan) serta pasien yang menggunakan
asuransi kesehatan
2. Jumlah kunjungan pasien UGD berdasarkan kasus: Bedah,Non
Bedah,Kebidanan,Anak
3. Laporan Kematian di UGD yaitu DOE dan DOA
4. Laporan Respon time < 5 menit
5. Laporan Jumlah 10 Besar Kasus/penyakit di UGD
6. Laporan kasus Rujukan pasien UGD
7. Jumlah pemeriksaan penumjang pasien di UGD
3. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh Kepala Unit Gawat Darurat dalam bentuk tertulis setiap
tahun dan diserahkan kepada Bagian Pelayanan dan Kepala Rumah Sakit. Adapun
hal-hal yang dilaporkan adalah :
1. Laporan kunjungan pasien UGD dan Evaluasi dalam jangka waktu 1 tahun.
2. Pola Ketenagaan di UGD dan evaluasi dalam jangka waktu 1 tahun.
3. Laporan keadaan fasilitas dan sarana di UGD dan evaluasi dalam jangka waktu 1
tahun.
4. Laporan mutu pelayanan UGD dalam jangka waktu 1 tahun.