TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Sakit yang memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan pertama masuknya
pasien dengan kondisi gawat darurat (Depkes RI, 2009). Menurut Ryadi (2010,
dalam Mashuri, 2012) gawat darurat medik adalah suatu kejadian yang menimpa
seseorang atau sekelompok orang yang secara tiba-tiba dan dapat membahayakan
nyawa serta memerlukan tindakan medik yang cepat dan tepat untuk mencegah
yang dimiliki, keberadaan IGD tersebut dapat beraneka macam, namun yang
lazim ditemukan adalah yang tergabung dalam rumah sakit (hospital based
emergency unit). Hanya saja betapapun telah majunya sistem rumah sakit yang di
anut oleh suatu negara, bukan berarti tiap rumah sakit memiliki kemampuan
mengelola IGD sendiri, untuk mengelola kegiatan IGD memang tidak mudah
penyebab utamanya adalah karena IGD adalah salah satu dari unit kesehatan yang
8
1. Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat sehingga dapat hidup
darurat yang di anut oleh anggota masyarakat memang berbeda dengan petugas
intensif. Pada dasarnya kegiatan ini merupakan lanjutan dari pelayanan gawat
darurat yakni dengan merujuk kasus-kasus gawat darurat yang di nilai berat
9
3. Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat
IGD harus dikelola dan diintegrasikan dengan Instalasi lainnya di Rumah Sakit.
IGD harus dipimpin oleh dokter, dibantu oleh tenaga medis keperawatan dan
(PPGD).
efektivitas dan efisiensi bagi pelayanan gawat darurat dalam waktu 24 jam, 7
10
Harus ada kebijakan dan prosedur pelaksanaan tertulis di unit yang selalu di
tinjau dan di sempurnakan (bila perlu) dan mudah dilihat oleh seluruh petugas.
IGD dapat di manfaatkan untuk pendidikan dan pelatihan (in service training)
Dalam Undang-undang R.I No. 44 tahun 2009, tentang rumah sakit pada bab
pelayanan korban bencana dan kejaian luar biasa atau bakti sosial bagi
kemanusiaan.
adalah :
dengan profesi yang lain dan melakukan tindakan intervensi krisis psikososial
individu.
11
2. Edukator klien
membutuhkan.
3. Managemen klien
a. Mampu mengatasi pasien : Syok, Gawat Nafas, Gagal Jantung Paru Otak,
keperawatan.
kemampuan menangani life saving anak dan dewasa, standar 100%; jam buka
(pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam ); khusus untuk rumah sakit jiwa,
12
pasien dapat ditenangkan dalam waktu ≤ 48 jam, standar 100%; perawat minimal
D3 dan bersertifikat pelatihan pelayanan gawat darurat; tidak adanya pasien yang
1. Level IV pelayanan IGD sebagai standar minimal untuk rumah sakit tipe A.
2. Level III pelayanan IGD sebagai standar minimal untuk rumah sakit tipe B.
3. Level II pelayanan IGD sebagai standar minimal untuk rumah sakit tipe C.
4. Level I pelayanan IGD sebagai standar minimal untuk rumah sakit tipe D.
sebagai berikut :
1. Pasien Tidak Gawat Tidak darurat “false emergency” ( label hijau ) korban
2. Pasien Darurat Tidak Gawat (label kuning) korban tidak gawat memerlukan
3. Pasien Gawat Darurat (label merah) korban dalam keadaan mengancam nyawa
4. Pasien Gawat Tidak Darurat (label biru) pasien parah pertolongan tidak
13
Dalam pedoman akreditasi rumah sakit yang dikeluarkan kementerian
Pasien yang datang ke rumah sakit tidak gawat dan tidak darurat atau disebut
2. Pasien akut
Pasien yang datang ke rumah sakit akibat musibah bencana alam secara tiba-
tiba akan tetapi tidak mengancam nyawa tapi hanya berakibat pada kecacatan.
Pasien dalam keadaan gawat darurat secara tiba-tiba dan terancam jiwanya
secepatnya. Misalnya pasien dengan kegawatan nafas, tidak sadar, atau pasien
kejang.
3. IGDmenerima status pasien dari rekam medik dan map plastik merah.
14
6. Pasien tanpa pengantar dan dalam kondisi tidak sadar, dokter atau paramedis
Pasien masuk IGD dengan keadaan gawat darurat menjadi prioritas I diberi
label merah dan masuk diruang Resusitasi. Untuk label kuning prioritas II adalah
pasien darurat tidak gawat, namun darurat dan masuk di ruang observasi serta
15
untukpasien tidak gawat dantidak darurat masuk di ruang observasi. Pasien
2.2.1 Pengertian
menggantungkan dirinya pada pihak lain yang terlibat pertukaran karena individu
diartikan gambaran sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa
menunjukan sikap pro atau kontra. Kepercayaan lebih mudah untuk tumbuh
diantara orang – orang yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama,
sehingga lebih mudah untuk mengubah kepercayaan individu dari pada mengubah
Kepercayaan merupakan bagian dari sikap. Sikap terdiri dari aspek kognitif,
afektif dan konasi. Kepercayaan adalah aspek yang dibentuk dalam kognitif.
Sikap itu sendiri merupakan suatu perilaku pasif yang tidak kasat mata, namun
tetap akan mempengaruhi perilaku aktif yang kasat mata. Dengan adanya
terjadi dalam hubungannya dengan pihak lain. Ketergantungan pada pihak lain
pertukaran memiliki keandalan dan integritas yang dapat memberikan hasil yang
16
jangka panjang antara pihak satu dengan yang lainnya. Dalam konteks pelayanan
1. Kemampuan (Ability)
3. Integritas (Integrity)
benar sesuai dengan fakta atau tidak. Kualitas produk/jasa yang di jual apakah
17
2.3 Waktu Tanggap (Response time)
2.3.1 Pengertian
efektivitas waktu tanggap layanan darurat respon yang dibutuhkan bagi pasien
darurat tiba di tempat kejadian setelah sistem tanggap darurat diaktifkan. Waktu
tanggap yang cepat sering merupakan komponen penting dari sistem pelayanan
pasien tiba di depan pintu rumah sakit sampai mendapatrespon dari petugas IGD
dengan response time yang cepat dan penanganan yang tepat. Hal ini dapat
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan masa kerja adalah faktor yang tidak
bisa lepas dari produktivitas kerja seseorang dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
18
1. Umur
Ada batas usia produktif seseorang dalam usia yang memungkinkan bertahan
yang merupakan awal individu berkarir, dan usia25-30 tahun merupakan tahap
2. Jenis kelamin
Produktivitas kerja pria dan wanita dalam bekerja saat ini masih menjadi
mengatakan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan antara pria dan wanita
19
3. Pendidikan
20
4. Lama kerja
orang tersebut akan memiliki pengalaman yang baik. Masa kerja dapat
kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman yang lebih pada seseorang
bahwa semakin banyak masa kerja perawat, maka semakin banyak pula
5. Motivasi
standar yang telah ditetapkan. Motivasi adalah kondisi atau status pikiran
sikap, kepatuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.
21
menggerakkan diri pegawai yang terarahuntuk mencapai tujuan organisasi
(Mangkunegara, 2010).
Persamaan/
Peneliti/ Judul Metode Hasil
Perbedaan
Widodo (2015) Metode deskriptif Ada hubungan a. Persamaan
Hubungan korelasi. Jumlah antara response Sama-sama meneliti
response time sampel dalam time perawat dalam response timedan
perawat dalam penelitian memberikan menggunakan
memberikan sebanyak 95 pelayanan dengan desain penelitian
pelayanan pasien yang dipilih kepuasan yang sama.
dengan secara random pelanggan di IGD b. Perbedaan
kepuasan sampling. RS. Panti Waluyo Jumlah sampel yang
pelanggan di Instrument Surakarta dengan digunakan, lokasi
IGD RS. Panti penelitian yang nilai p value 0,042 penelitian serta
Waluyo digunankan adalah dan tingkat variable dependen
Surakarta. arloji stopwatch keeratan hubungan yang digunakan
dan kuisioner 0,209.
kepuasan. Uji
statistik yang
digunakan adalah
pearson r.
Rembet (2015) Metode penelitian Terdapat hubungan c. Persamaan
Hubungan observasional yang signifikan Sama-sama meneliti
Response Time analitik, dengan antara response tentang respon time
Perawat menggunakan time perawat yang dilaksanakan
dengan rancangan Cross dengan tingkat di IGD
Tingkat Sectional. Sampel kepercayaan d. Perbedaan
Kepercayaan diambil dengan keluarga pasien Terdapat pada
Keluarga teknik Total pada triase kuning variable dependen
Pasien Pada Sampling yang di Instalasi Gawat dimana peneliti
Triase Kuning berjumlah 69 Darurat RSU meneliti tingkat
di Instalasi responden..Data GMIM Kalooran kepercayaan
22
Gawat Darurat yang didapat Amurang dengan keluarga pasien.
RSU GMIM Selan-jutnya nilai p value 0,000.
Kalooran dilakukan analisis
Amurang. bivariat dan uji
regresi linier
berganda pada
Pasien
Kegiatan Indikator pelayanan
pelayanan Instalasi Instalasi gawat darurat:
gawat darurat: 1. Kemampuan
1. Menyelenggaraka Instalasi gawat menangani life saving
n Pelayanan darurat anak dan dewasa,
Gawat Darurat standar 100%
2. Menyelenggaraka 2. Jam buka pelayanan
n pelayananuntuk gawat darurat, standar
kasuspelayanan 24 jam.
Respon time 3. Response time< 5
rawat inap
intensif menit
3. Menyelenggaraka 4. Pemberi pelayanan ke
n pelayanan gawat daruratan yang
informasi medis bersertifikat
Kepercayaan 5. Ketersediaan tim
darurat
pasien penanggulangan
1. Ability bencana
2. Kebaikan hati 6. Kepuasan pelanggan,
3. Integritas standar ≥ 70%.
7. Kematian pasien ≤ 24
jam, standar ≤ 2 per
1000
23
2.5.2 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah Response Time perawat yang
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Hubungan Variabel independen dan Dependen
Tingkat kepercayaan keluarga pasien pada triase kuning di Unit Gawat Darurat
24