Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TATA CARA PENANGANAN INSTALASI GAWAT

DARURAT

Disusun oleh:

Abdulaziz Ar Bajamal

NIM : 20160309022

HP/WA: 0812 91000 644

Email: aziz.arba@gmail.com

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2016
A. Pengertian Instalasi Gawat Darurat

Menurut Azrul (1997) yang dimaksud gawat darurat (emergency care)


adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita
dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving).

Instalasi gawat darurat adalah salah satu sumber utama pelayanan


kesehatan di rumah sakit. Ada beberapa hal yang membuat situasi di IGD
menjadi khas, diantaranya adalah pasien yang perlu penanganan cepat
walaupun riwayat kesehatannya belum jelas.

Maksud dari pelayanan rawat darurat adalah bagian dari pelayanan


kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk
menyelamatkan kehidupannya. Unit kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan rawat darurat disebut dengan nama Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, keberadaan IGD dapat beraneka
macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang tergabung dalam rumah
sakit.

Meskipun telah majunya sistem rumah sakit yang dianut oleh suatu
negara bukan berarti tiap rumah sakit memiliki kemampuan mengelola IGD
sendiri. Penyebab utama kesulitan untuk mengelola IGD adalah karena IGD
merupakan salah satu dari unit kesehatan yang paling padat modal, padat
karya, serta padat teknologi.

IRD yaitu suatu tempat / unit pelayanan dirumah sakit yang memiliki
tim kerja dengan kemampuan khusus dan peralatan yang memebrikan
pelayanan pasien gawat darurat yang terorganisir.

Instalasi pelayanan pertama bagi pasien yang datang ke rumah sakit


terutama dalam hal kedaruratan berdasrkan kriteria standart baku.
B. Kegiatan IGD

Instalasi Gawat Darurat yang merupakan suatu bentuk penanganan


kegawatdaruratan memiliki berbagai macam kegiatan. Menurut Flynn (1962)
dalam Azrul (1997) kegiatan IGD secara umum dapat dibedakan sebagai
berikut:

A. Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat.

Kegiatan utama yang menjadi tanggung jawab IGD adalah


menyelenggarakan pelayanan gawat darurat. Sayangnya jenis pelayanan
kedokteran yang bersifat khas seing disalah gunakan. Pelayanan gawat darurat
yang sebenarnya bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan penderita (live
saving), sering dimanfaatkan hanya untuk memperoleh pelayanan pertolongan
pertama (first aid) dan bahkan pelayanan rawat jalan (ambulatory care)

B. Menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang


membutuhkan pelayanan rawat inap intensif.

Kegiatan kedua yang menjadi tanggung jawab UGD adalah


menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang
membutuhkan pelayanan intensif. Pada dasarnya pelayanan ini merupakan
lanjutan dari pelayanan gawat darurat, yakni dengan merujuk kasus-kasus
gawat darurat yang dinilai berat untuk memperoleh pelayanan rawat inap
intensif.

c. Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat.

Kegiatan ketiga yang menjadi tanggung jawab UGD adalah


menyelenggarakan informasi medis darurat dalam bentuk menampung serta
menjawab semua pertanyaan anggota masyarakat yang ada hubungannya
dengan keadaan medis darurat (emergency medical questions).
C. Disiplin Pelayanan

Disiplin pelayanan adalah suatu aturan yang berkaitan dengan cara


memilih anggota antrian yang akan dilayani lebih dahulu. Disiplin yang biasa
digunakan adalah (Subagyo, 1993) :

1. FCFS : First Come-First Served (pertama masuk, pertama dilayani)

2. LCFS : Last Come-First Served (terakhir masuk, pertama dilayani)

3. SIRO : Service In Random Order (pelayanan dengan urutan acak)

4. Emergency First : Kondisi berbahaya yang didahulukan.

Dalam hal kegawatdaruratan pasien yang datang ke IRD akan dilayani


sesuai urutan prioritas yang ditunjukan dengan labelisasi warna ,yaitu :

1. Biru : Gawat darurat,resusitasi segera yaitu Untuk penderita


sangat gawat/ ancaman nyawa.

2. Merah : Gawat darurat,harus MRS yaitu untuk penderita gawat


darurat (kondisi stabil / tidak membahayakan nyawa )
3. Kuning : Gawat darurat ,bisa MRS /Rawat jalan yaitu Untuk
penderita darurat, tetapi tidak gawat

4. Hijau : Gawat tidak darurat,dengan penanganan bisa rawat jalan


yaitu Untuk bukan penderita gawat.

5. Hitam : Meninggal dunia

Prioritas dari warna

1. Biru
a) Henti jantung yang kritis

b) Henti nafas yang kritis

c) Trauma kepala yang kritis

d) Perdarahan yang kritis

2. Merah

a) Sumbatan jalan nafas atau distress nafas

b) Luka tusuk

c) Penurunan tekanan darah

d) Perdarahan pembuluh nadi

e) Problem kejiwaan

f) Luka bakar derajat II >25 % tidak mengenai dada dan muka

g) Diare dengan dehidrasi

h) Patah tulang

3. Kuning

a) Lecet luas

b) Diare non dehidrasi

c) Luka bakar derajat I dan derajat II > 20 %

4. Hijau

a) Gegar otak ringan

b) Luka bakar derajat I

Gawat : Suatu keadaan yang mengancam nyawa pasien

Darurat : Suatu keadaan yang segera memerlukan pertolongan


Saat tiba di IRD pasien biasanya menjalani pemilahan terlebih dahulu
anamnesis untuk membantu menentukan sifat dan keparahan penyakitnya.
Penderita yang kena penyakit serius biasanya lebih sering mendapat visite
lebih sering oleh dokter daripada mereka yang penyakitnya tidak begitu
parah . Setelah penaksiran dan penanganan awal pasien bisa dirujuk ke Rumah
sakit distabilkan dan dipindahkan ke rumah sakit lain karena berbagai alasan
atau dikeluarkan

Kebanyakan IRD buka 24 jam ,meski pada malam hari jumlah staf
yang ada akan lebih sedikit

D. Tujuan IRD

1. Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita gawat darurat

2. Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien

3. Melakukan penanggulangan korban musibah masal dan bencana yang


terjadi dalam maupun diluar rumah sakit

4. Suatu IRD harus mampu memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi


pada masyarakat dengan problem medis akut

E. Kriteria IRD

1. IRD harus buka 24 jam

2. IRD juga harus memiliki penderita – penderita false emergency (korban


yang memerlukan tindakan medis tetapi tidak segera),tetapi tidak boleh
memggangu / mengurangi mutu pelayanan penderita- penderita gawat
darurat.
3. IRD sebaiknya hanya melakukan primary care sedangkan definitive care
dilakukan ditempat lain dengan cara kerjasama yang baik

4. IRD harus meningkatkan mutu personalia maupun masyarakat sekitarnya


dalam penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD)

5. IRD harus melakukan riset guna meningkatkan mutu / kualitas pelayanan


kesehatan masyarakat sekitarnya.

F. Kemampuan minimal petugas IRD

Menurut Depkes 1990

1. Membuka dan membebaskan jalan nafas (Airway)

2. Memberikan ventilasi pulmoner dan oksigenasi (Breathing)

3. Memberikan sirkulasi artificial dengan jalan massage jantung luar


(Circulation)

4. Menghentikan perdarahan,balut bidai,transportasi,pengenalan dan


penanggulangan obat resusitas,membuat dan membaca rekaman EKG

G. Kemampuan tenaga perawat ird

Sesuai dengan pedoman kerja perawat,Depkes 1999

1. Mampu mengenal klasifikasi dan labelisasi pasien


2. Mampu mengatasi pasien : syok, gawat nafas,gagal
jantung,kejang,koma,perdarahan,kolik, status asthmatikus,nyeri hebat
daerah panggul dan kasus ortopedi.

3. Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan Askep

4. Mampu berkomunikasi :intern dan ekstern

H. Sarana dan prasarana fisik ruangan yang diperlukan di ird

Ketentuan umum fisik bangunan :

1. Harus mudah dijangkau oleh masyarakat

2. Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda (Alur masuk
kendaraan /pasien tidak sama dengan alur keluar)

3. Harus memiliki ruang dekontaminasi (dengan fasilitas shawer) yang


terletak antara ruang “triage “(ruang penerimaan pasien) dengan ruang
tindakan

4. Ambulans / kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di


depan pintu

5. Ruang triage harus dapat memuat minimal 2 brankar

I. Prinsip penanggulangan penderita gawat darurat


Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan
dan salah satu sistem / organ seperti :

1. Susunan saraf pusat

2. Pernafasan

3. Kardiovaskuler

4. Hati

5. Ginjal

6. Pancreas

Kegagalan (kerusakan) sistem/ organ tersebut dapat disebabkan oleh :

1. Trauma / cedera

2. Infeksi

3. Keracunan (polsoning)

4. Degenerasi (kailure)

5. Asfiksi

6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of


water and electrolie)

Kegagalan sistem saraf pusat,kardiovaskuler,pernafasan dan


kehilangan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat
(4-6 menit). Sedangkan kegagalan sistem / organ yang lain dapat
menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama. Drngan demikian
keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dalam
mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :

1. Kecacatan menemukan penderita gawat darurat


2. Kecepatan meminta pertolongan

3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan :

a) Ditempat kejadian

b) Dalam perjalanan kerumah sakit

c) Pertolongan selanjutnya secara mantap di Puskesmas / Rumah Sakit

II. TRIAGE

Mempunyai arti menyortir atau memilih. Dirancang untuk


menempatkan pasien yang tepat diwaktu yang tepat dengan pemberi
pelayanan yang tepat. Triage merupakan suatu proses khusus memilah pasien
berdasar beratnya cedera atau penyakit dan menentukan jenis perawatan gawat
darurat serta transportasi. Dan merupakan proses yang berkesinambungan
sepanjang pengelolaan.

Dalam Triage tidak ada standard nasional baku, namun ada 2 sistem yang
dikenal, yaitu:

1. METTAG (Triage tagging system).

Sistim METTAG merupakan suatu pendekatan untuk memprioritisasikan


tindakan.

Prioritas Nol (Hitam) :


1. Mati atau jelas cedera fatal.

2. Tidak mungkin diresusitasi.

Prioritas Pertama (Merah) :

Cedera berat yang perlukan tindakan dan transport segera.

1. gagal nafas,

2. cedera torako-abdominal,

3. cedera kepala / maksilo-fasial berat,

4. shok atau perdarahan berat,

5. luka bakar berat.

Prioritas Kedua (Kuning) :

Cedera yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu
dekat :

1. cedera abdomen tanpa shok,

2. cedera dada tanpa gangguan respirasi,

3. fraktura mayor tanpa shok,

4. cedera kepala / tulang belakang leher,

5. luka bakar ringan.

Prioritas Ketiga (Hijau) :

Cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera :

1. cedera jaringan lunak,


2. fraktura dan dislokasi ekstremitas,

3. cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas,

4. gawat darurat psikologis.

Sistim METTAG atau pengkodean dengan warna system tagging


yang sejenis, bisa digunakan sebagai bagian dari Penuntun Lapangan START.

2. Sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid


Transportation).

3.

Penuntun Lapangan START memungkinkan penolong secara cepat


mengidentifikasikan korban yang dengan risiko besar akan kematian segera
atau apakah tidak memerlukan transport segera.

Penuntun Lapangan START dimulai dengan penilaian pasien 60 detik,


meliputi pengamatan terhadap ventilasi, perfusi, dan status mental. Hal ini
untuk memastikan kelompok korban :

a. perlu transport segera / tidak,

b. tidak mungkin diselamatkan,

c. mati.

A. Sistem triase

Non Bencana : Memberikan pelayanan terbaik pada pasien secara individu.

Bencana / Korban Berganda : Memberikan pelayanan paling efektif untuk


sebanyak mungkin pasien

B. Objektif primer di IRD


1. Pengenalan tepat yang butuh pelayanan segera

2. Menentukan area yang layak untuk tindakan

3. Menjamin kelancaran pelayanan dan mencegah hambatan yang tidak perlu

4. Menilai dan menilai ulang pasien baru / pasien yang menunggu

5. Beri informasi /rujukan pada pasien / keluarga

6. Redam kecemasan pasien / keluarga; humas.

C. Aturan primer petugas

1. Skrining pasien secara cepat.

2. Penilaian terfokus.

D. Sasaran primer dan sekunder triase

1. Primer : Mengenal kondisi yang mengancam jiwa.

2. Sekunder : Memberi prioritas pasien sesuai kegawatannya.

E. Prinsip umum triase

1. Perkenalkan diri anda dan jelaskan apa yang akan anda lakukan.

2. Pertahankan rasa percaya diri pasien.

3. Coba untuk mengamati semua pasien yang datang, bahkan saat


mewawancara pasien.
4. Pertahankan arus informasi petugas triase dengan area tunggu & area
tindakan. Komunikasi lancar sangat perlu. Bila ada waktu adakan
penyuluhan.

5. Pahami sistem IRD dan keterbatasan anda. Ingat objektif primer aturan
triase. Gunakan sumber daya untuk mempertahankan standar
pelayanan memadai.

F. Fahami juga :

1. Struktur pembagian ruangan dengan perangkat yang sesuai.

2. Pemeriksaan fisik singkat dan terfokus.

3. WASPADA atas pasien dengan ancaman jiwa atau serius potensial terancam
hidup atau anggota badannya harus didahulukan dalam penilaian hingga dapat
segera ditindak.

4.

Prinsip dari triage :

a. Triase harus cepat dan tepat

Kemampuan untuk merespon secara cepat, terhadap keadaan yang


menganca nyawa merupakan suatu yang sangan penting pada bagian
kegawatdaruratan

b. Pemeriksaan harus adekuat dan akurat

Akurasi keyakinan dan ketangkasan merupakan suatu element


penting pada proses pengkajian
c. Keputusan yang diambil berdasarkan pemeriksaan

Keamanan dan keefektifan perawatan pasien hanya dapat


direncanakan jika ada informasi yang adekuat dan data yang akurat

d. Memberikan intervensi berdasarkan keakutan kondisi

Tanggungjawab utama dari perawat triase adalah untuk mengkaji dan


memeriksa secara akurat pasien, dan memberikan perawatan yang
sesuai pada pasien, termasuk intervensi terapiutik, prosedur
diagnostic, dan pemeriksaan pada tempat yang tepat untuk perawatan

e. Kepuasan pasien tercapai

– Perawat triase harus melaksanakan prinsip diatas untuk mencapai


kepuasan pasien

– Perawat triase menghindari penundaan perawatan yang mungkin


akan membahayakan kesehatan pasien atau pasien yang sedang
kritis

– Perawat triase menyampaikan support kepada pasien, keluarga


pasien, atau teman

(Department Emergency Hospital Singapore, 2009)

Prinsip umum lain dalam asuhan keperawatan yang di berikan oleh


perawat di ruang gawat darurat antara lain :

a) Penjaminan keamanan diri perawatan dan klien terjaga, perawat


harus menerapkan prinsip universal precaution, mencegah penyebaran
infeksi dan memberikan asuhan yang nyaman untuk klien

b) Cepat dan tepat dalam melakukan triage, menetapkan diagnose


keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi yang berkelanjutan
c) Tindakan keperawatan meliputi resusitasi dan stabilisasi diberikan
untuk mengatasi masalah biologi dan psikologi klien

d) Penjelasan dan pendidikan kesehatan untuk klin dan keluarga


diberikan untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan kerjasama
perawat dan klien

e) System monitoring kondisi klien harus dapat dijalankan

f) Sisten dokumentasi yang dipai dapat digunakan secara mudah, cepat


dan tepat

g) Penjaminan tindakan keperawatan secara etik dan legal keperawatan


perlu dijaga.

G. Tipe Triage :

Ada beberapa Tipe triage, yaitu :

a. Daily triage
Daily triage adalah triage yang selalu dilakukan sebagai dasar pada
system kegawat daruratan. Triage yang terdapat pada setiap rumah
bsakit berbeda-beda, tapi secara umum ditujukan untuk mengenal,
mengelompokan pasien menurut yang memiliki tingkat keakutan
dengan tujuan untuk memberikan evaluasi dini dan perawatan yang
tepat. Perawatan yang paling intensif dberikan pada pasien dengan
sakit yang serius meskipun bila pasien itu berprognosis buruk.

b. Mass Casualty incident


Merupakan triage yang terdapat ketika sestem kegawatdaruratan di
suatu tempat bencana menangani banyak pasien tapi belum mencapai
tingat ke kelebihan kapasitas. Perawatan yang lebih intensif diberikan
pada korban bencana yang kritis. Kasus minimal bisa di tunda terlebih
dahulu.

c. Disaster Triage
Ada ketika system emergensi local tidak dapat memberikan perawatan
intensif sesegera mungkin ketika korban bencana sangat
membutuhkan. Filosofi perawatan berubah dari memberikan
perawatan intensif pada korban yang sakit menjadi memberikan
perawatan terbaik untuk jumlah yang terbesar. Fokusnya pada
identifikasi korban yang terluka yang memiliki kesempatan untuk
bertahan hidup lebih besar dengan intervensi medis yang cepat. Pada
disaster triage dilakukan identifikasi korban yang mengalami luka
ringan dan ditunda terlebih dahulun tanpa muncul resko dan yang
mengalami luka berat dan tidak dapat bertahan. Prioritasnya
ditekankan pada transportasi korban dan perawatan berdasarkan level
luka.

d. Military Triage
Sama dengan tiage lainnya tapi berorientasi pada tujuan misi
disbanding dengan aturan medis biasanya. Prinsip triage ini tetap
mengutamakan pendekatan yang paling baik karena jika gagal untuk
mencapai tujuan misi akan mengakibatkan efek buruk pada kesehatan
dan kesejahteraan populasi yang lebih besar.

e. Special Condition triage


Digunakan ketika terdapat faktor lain pada populasi atau korban.
Contohnya kejadian yang berhubungan dengan senjara pemusnah
masal dengan radiasi, kontaminasi biologis dan kimia. Dekontaminasi
dan perlengkapan pelindung sangat dibutuhkan oleh tenaga medis.
(Oman, Kathleen S., 2008;2)

F. KLASIFIKASI TRIAGE

Ada banyak klasifikasi triage yang digunakan, adapun beberapa


klasifikasi umum yang dipakai :

a) Three Categories Triage System

Ini merupakan bentuk asli dari system triase, pasien dikelompokkan


menjadi :
– Prioritas utama

– Prioritas kedua

– Prioritas rendah

Tipe klasifikasi ini sangat umum dan biasanya terjadi kurangnya


spesifitas dan subjektifitas dalam pengelompokan dalam setiap grup

b) Four Categories Triage System

Terdiri dari :

– Prioritas paling utama (sesegera mungkin, kelas 1, parah dan


harus sesegera mungkin)

– Prioritas tinggi (yang kedua, kelas 2, sedang dan segera)

– Prioritas rendah (dapat ditunda, kelas 3, ringan dan tidak harus


segera dilakukan)

– Prioritas menurun (kemungkinan mati dan kelas 4 atau kelas 0)

c) Start Method (Simple Triage And Rapid Treatment)

Pada triase ini tidak dibutuhkan dokter dan perawat, tapi hanya
dibutuhkan seseorang dengan pelatihan medis yang minimal.
Pengkajian dilakukan kdengan sangat cepat selama 60 detik pada
bagian berikut :

1) Ventilasi / pernapasan

2) Perfusi dan nadi (untuk memeriksa adanya denyut nadi)

3) Status neurology
Tujuannya hanya untuk memperbaiki masalah-masalah yang
mengancam nyawa seperti obstruksi jalan napas, perdarahan yang
massif yang harus diselesaikan secepatnya. Pasien diklasifikasikan
sebagai berikut :

Ä The Walking Wounded

Penolong ditempat kejadian memberikan instruksi verbal pada


korban, untuk berpindah. Kemudian penolong yang lain melakukan
pengkajian dan mengirim korban ke rumahsakit untuk mendapat
penanganan lebih lanjut

Ä Critical/ Immediate

Dideskripsikan sebagai pasien dengan luka yang serius, dengan


keadaan kritis yang membutuhkan transportasi ke rumahsakit
secepatnya, dengan criteria pengkajian :

– respirasi >30x/menit

– tidak ada denyut nadi

– tidak sadar/kesadaran menurun

Ä Delayed

Digunakan untuk mendeskripsikan pasien yang tidak bisa yang


tidak mempunyai keadaan yang mengancam jiwa dan yang bisa
menunggu untuk beberapa saat untuk mendapatkan perawatan dan
transportasi, dengan criteria

– Respirasi <30x/menit

– Ada denyut nadi


– Sadar/ respon kesadaran normal

Ä Dead

Digunakan ketika pasien benar-benar sudah mati atau


mengalami luka dan mematikan seperti luka tembak di kepala
(Departement Emergency Hospital Singapore, 2009).Sistem
klasifikasi pasien yang digunakan, diantaranya :

1) Traffic director

Dalam sistem ini, perawat hanya mengidentifikasi keluhan utama dan


memilih antara status “mendesak” atau “tidak mendesak”. Berdasarkan
klasifikasi ini pasien dikirim ke ruang tunggu atau area perawatan
akut. Tidak ada tes diagnostik permulaan yang dilakukan sampai tiba
waktu pemeriksaan.

2) Spot check
Pada model ini, perawat mendapatkan keluhan utama bersama dengan
data subjektif dan objektif yang terbatas, dan pasien dikategorikan ke
dalam salah satu dari tiga prioritas pengobatan berikut ini : “gawat
darurat,” “mendesak,” atau “ditunda”. Dapat dilakukan beberapa tes
diagnostic pendahuluan, dan pasien ditempatkan di area perawatan
tertentu atau di ruang tunggu. Tidak ada evaluasi ulang yang
direncanakan sampai dilakukan pengobatan.

3) Comprehensive
Sistem comprehensive adalah sistem yang paling maju dengan
melibatkan dokter dan perawat dalam menjalankan peran triase. Data
dasar yang diperoleh meliputi pendidikan dan kebutuhan pelayanan
kesehatan primer, keluhan utama, serta informasi subjektif dan ojektif.
Tes diagnostic pendahuluan dilakukan dan pasien ditempatkan di ruang
perawatan akut atau ruang tunggu. Jika pasien ditempatkan di ruang
tunggu, pasien harus dikaji ulang setiap 15 sampai 60 menit (Rea,
1987).

Ada beberapa istilah yang digunakan dalam unit gawat darurat


berdasarkan Prioritas Perawatannya, antara lain :

a. Gawat Darurat (P1)

Keadaaan yang mengancam nyawa/adanya gangguan ABC dan


perlu tindakan segera, misalnya cardiac arrest, penurunan
kesadaran , trauma mayor dengan perdarahan hebat

b. Gawat Tidak Darurat (P2)

Keadaan mengangancam nyawa tetepi tidak memerlukan tindakan


darurat. Setelah dilakukan resusitasi maka ditindak lanjuti oleh
dokter specialis. Misalnya : pasien kanker tahap lanjut, fraktur,
sickle cell dan lainya.

c. Darurat Tidak Gawat (P3)

Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan


tindakan darurat. Pasien sadar, tidak ada gangguan ABC dan dapat
langsung diberikan terapi definitif. Untuk tindak lanjut dapat ke
poliklinik, misalnya: laserasi, fraktur minor/tertutup,sistitis, otitis
media dan lainya.

d. Tidak Gawat Tidak Darurat

Keaadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan


tindakan gawat. Gejala dan tanda klinis ringan/asimptomatis.
Misalnya penyakit kulit, batuk, flu, dan sebagainya (ENA,
2001;Iyer, 2004)
DAFTAR PUSTAKA

Fauzanlampoeng.http://www.scribd.com/doc/50079020/sarana-dan-
prasarana-fisik-unh-gawat-darurat

STIKBINAHUSADA.2008.http://blogspot.com/2008/12/konsep-dasar-
keperawatan-gawat-darurat.html

http://www.angelfire.com/nc/neurosegery/falsafahgd.html
http://id.wikipedia.org/wiki/unitgawatdarurat
http://www.rsob.online.net.informasi/pengertian-umum
http://vita-insani.co.id/rsjombang/fasilitas.php

Iyer, P. 2004. Dokumentasi Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan,Jakarta : EGC

Oman, K 2008. Panduan Belajar Keperawatan Gawat Darurat :


Jakarta : EGC

Aninomous,1999. Triage officers course.


Singapore : departement of emergency medicine singapore general
hospital

Wikipedia, the free encyclopedia, 2009, triage, (Online),


(http://en.wikipedia. org/wiki/triage, Diakses pada tgl 21 Maret 2010).

Anda mungkin juga menyukai