PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan
tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat
meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu.
Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga
dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun
dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka
diperlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat
kejadian, selama perjalanan ke rumah sakit, maupaun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Gawat Darurat perlu dibuat
standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien IGD RS
Ummi.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat
darurat di IGD RS Ummi harus berdasarkan standar pelayanan Gawat Darurat RS
Ummi.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Gawat Darurat meliputi :
1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolonngan secepatnya
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan :
Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat
Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa
dan anggota badannya
Keadaan tidak gawat dan tidak darurat
1
B. Batasan Operasional
1. Instalasi Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada
pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan
melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triage
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma /
penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan – perubahan
anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat
perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak
segera diatasi.
6. Pasien Gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat )
bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat misalnya kanker stadium lanjut
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya
10. Kecelakaan ( Accident )
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan
sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1. Tempat kejadian :
Kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
Kecelakaan di sekolah
2
Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat
rekreasi, perbelanjaan, di area olah raga, dan lain – lain.
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
11. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia
yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan
nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari
salah satu system / organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
3. Keracunan ( poisoning )
4. Degerenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss
of water and electrolit )
7. Dan lain-lain.
3
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
a. Ditempat kejadian
b. Dalam perjalanan ke rumah sakit
c. Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit
C. Landasan Hukum
1. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI /
1993 tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
3. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
4. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM IGD adalah :
B. Distribusi Ketenagaan
C. Pengaturan Jaga
5
I. Pengaturan Jaga Perawat IGD
Pengaturan jadwal dinas perawat IGD dibuat dan di pertanggung jawabkan
oleh Kepala Ruang (Karu) IGD
Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
perawat pelaksana IGD setiap satu bulan..
Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku
permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang
ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu
pelayanan, maka permintaan disetujui).
Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( PJ
Shift) dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa
kerja minimal 2 tahun, serta memiliki sertifikat tentang kegawat daruratan.
Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam,
libur dan cuti.
Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat
jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang
bersangkutan harus memberitahu Karu IGD : 2 jam sebelum dinas pagi, 4
jam sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu Karu
IGD, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat
pengganti, Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat
pengganti, maka KaRu IGD akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu
perawat yang hari itu libur atau perawat IGD yang tinggal di asrama.
Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka KaRu IGD akan mencari perawat
pengganti yang hari itu libur atau perawat IGD yang tinggal di asrama.
Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan, maka perawat yang dinas
pada shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.
6
o Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Ka Instalasi Gawat Darurat dan di harapkan
dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti, apabila dokter
jaga pengganti tidak didapatkan, maka Ka Instalasi Gawat Darurat
wajib untuk mencarikan dokter jaga pengganti, yaitu digantikan oleh
dokter jaga yang pada saat itu libur atau dirangkap oleh dokter jaga
ruangan. Apabila dokter jaga pengganti tidak di dapatkan maka dokter
jaga shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.
o Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Ka Instalasi Gawat Darurat dan di harapkan
dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti, apabila dokter
jaga pengganti tidak didapatkan, maka Ka Instalasi Gawat Darurat
wajib untuk mencarikan dokter jaga pengganti, yaitu digantikan oleh
dokter jaga yang pada saat itu libur atau dirangkap oleh dokter jaga
ruangan. Apabila dokter jaga pengganti tidak di dapatkan maka dokter
jaga shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.
7
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruanga n
Terlampir
B. Standar Fasilitas
I. Fasilitas & Sarana
IGD RS Ummi berlokasi di lantai I yang terdiri dari ruangan Triase, ruang
resusitasi , ruang tindakan, ruangan observasi, dan ruang kebidanan
Ruang triase 1 tempat tidur, Ruangan resusitasi terdiri dari 1 tempat tidur ,
ruangan tindakan dari 1 tempat tidur, ruangan tindakan non bedah terdiri dari 5
tempat tidur, ruangan observasi terdiri dari 1 tempat tidur, ruang kebidanan
terdiri 2 tempat tidur, infant warmer 1 tempat tidur
II. Peralatan
Peralatan yang tersedia di IGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan
Gawat Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan
terhadap pasien Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan
jantung seperti monitor dan defribrilator
8
16. Thermometer ( 1 buah )
17. Tiang Infus ( 1 buah )
9
1. Stomach tube / NGT
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
- Nomer 12 ( 3 buah )
2. Urine bag ( 3 buah )
3. Otoscope ( 1 buah )
4. Nebulizer ( 1 buah )
5. Mesin EKG ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 buah )
7. IV catheter semua nomer ( 1 set )
8. Spuit sesuai kebutuhan :
- 1 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah )
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )
9. Tensimeter ( 1 buah )
10. Stetoskop ( 1 buah )
11. Thermometer ( 1 buah )
12. Tiang infus ( 1 buah )
10
III. Alat – alat kesehatan
1. Ambu bag / Air viva untuk dewasa & anak ( 1 buah / 1 buah )
2. Oropharingeal airway
- Nomer 3 ( 2 buah )
- Nomer 4 ( 2 buah )
3. Laringoscope dewasa & anak ( 1 set )
4. Magyl forcep
5. Face mask ( 1 buah )
6. Urine bag non steril ( 5 buah )
7. Spuit semua ukuran
8. Infus set ( 1 set)
9. Endotracheal tube ( dewasa & anak )
- Nomer 2.5 ( 1 buah )
- Nomer 3 ( 1 buah )
- Nomer 4 ( 1 buah )
- Nomer 7 ( 1 buah )
- Nomer 7.5 ( 1 buah )
- Nomer 8 ( 1 buah )
10. Slang oksigen sesuai kebutuhan
11. Stomach tube / NGT
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
- Nomer 12 ( 3 buah
12. IV catheter sesuai kebutuhan
- Nomer 18 Cath / Terumo ( 2 / 2 buah )
- Nomer 20 Cath / Terumo ( 2 / 16 buah )
- Nomer 22 Cathy / terumo ( 2 / 11 buah )
13. Suction catheter segala ukuran
- Nomer 10 ( 3 buah )
- Nomer 12 ( 2 buah )
14. Neck collar Ukuran S / M ( 2 / 1 )
e. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien saat ini memiliki 2 ( dua ) unit
ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi IGD dan bagian umum.
11
5. Sumber listrik / stop kontak
6. Lemari untuk alat medis
7. Lampu ruangan
8. Wastafel
B. Alat & Obat
1. Tabung Oksigen ( 1 buah )
2. Mesin suction ( 1 buah )
3. Monitor EKG 1 buah )
4. Stretcher ( 1 buah )
5. Scope ( 2 buah )
6. Piala ginjal ( 5 buah )
7. Tas Emergency yang berisi :
Obat – obat untuk life saving
1. (Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 / 10 kolf )
2. Senter ( 2 buah )
3. Stetoskop ( 4 buah )
4. Tensimeter ( 1 buah )
5. Piala ginjal ( 1 buah )
6. Oropharingeal air way
7. Gunting verban ( 2 buah )
8. Tongue Spatel ( 1 buah )
9. Reflex hummer ( 2 buah )
10. Infus set ( 1 buah )
11. IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )
12. Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )
12
14 Midazolam Hameln 15 Mg Amp 5
15 Sibital Inj. Amp 3
16 Tramadol Inj. Amp 3
17 Valisanbe Inj. Amp 5
18 Electro Gel Tube 1
19 Diphenhydramine Amp 5
20 Vascon Amp 5
21 ATP (Adenosin Trifosfat) Amp 5
21 Diazepam Amp 3
13
3 Amlodipine 5 Mg Tab 10
4 Aspilet Tablet 80 Mg Tab 10
5 Bisolvon Inj. Amp 2
6 Bisolvon Drops Botol 1
7 Bledstop Inj. Amp 2
8 Bioplacenton Cream Tube 1
9 Buscopan Inj. Amp 3
10 Captopril 12,5 Mg Tab 10
11 Captopril 25 Mg Tab 10
12 Catapres Inj Amp 2
13 Clopidogrel 75 Mg Tab 10
14 Cortidex Inj. Amp 3
15 ISDN Tab Tab 10
16 Dexamethasone 5 mg Inj. Amp 3
17 Infusan D5 100 Ml Sanbe Pcs 5
18 Infusan D5 + 1/2 NS Sanbe ( 2A) Pcs 5
19 Infusan D5 + 1/4 NS Sanbe (N4) Pcs 5
20 Infusan D5 500 ML Sanbe Pcs 5
21 Infusan NaCl 0,9 % 100 Ml Sanbe Pcs 5
22 Infusan NaCl 0,9 % 500 Ml Sanbe Pcs 5
23 Infusn NaCl 500 Ml Wida OGB Pcs 5
24 Infusan NaCl 0,9 % 100 Ml Otsu Pcs 5
25 Infusan Ring As 500 Ml DP Sanbe Pcs 5
26 Infusan RL 500 Ml Sanbe DP Pcs 5
27 Infusan D10% Otsuka Pcs 5
28 Infusan RL 500 Ml Otsuka Pcs 5
29 Infusan Steril Water 1 L Wida Pcs 2
30 Infusan Tridex 27 A Sanbe Pcs 5
31 Infusan Tridex 27 B Sanbe Pcs 5
32 Tridex Plain 500 Ml Sanbe Pcs 5
33 Otsu Water Inj. 25 Ml ( Aquabidest) Pcs 5
34 NaCl 0,9% 25 Ml Otsu Pcs 5
35 Lasix Injeksi Amp 3
36 Lidocain 2% Bernofarm Amp 5
37 Lignovel Injeksi Amp 5
38 Ondansetron 4 Mg Injeksi (Dexa) Amp 3
39 Ondansetron 8 Mg Injeksi (Dexa) Amp 3
40 Pulmicort Resp 0,5 Mg Pcs 3
41 Pulmicort Resp 1 Mg Pcs 3
42 Ranitidine Inj.50 Mg Amp 3
43 Rativol Inj. Amp 2
44 Sagestam Inj. Amp 1
45 Thrombophobe Gell Tube 1
46 Ventolin Nebules Pcs 3
47 Xylocain 2% Jelly Tube 1
14
d. Stok alkes IGD RS.Ummi
Jumlah Jumlah
No Nama Barang Satuan No Nama Barang Satuan
Stok Stok
15
Cm
Cat Gut Chrom 3/0 75 Stomach Tube no
30 Pcs 5 96 Pcs 2
Cm 12
Cat Gut Chrom 4/0 75 Stomach Tube no
31 Pcs 5 97 Pcs 2
Cm 14
Stomach Tube no
32 Dermanios Scrub Ltr 0.5 98 Pcs 2
16
Discofix 3 Way Suction Catheter no
33 Pcs 3 99 Pcs 2
Stopcock 6
Suction Catheter no
34 Ecolene 2/0 75 Cm Pcs 5 100 Pcs 2
8
Suction Catheter no
35 Ecolene 3/0 75 Cm Pcs 5 101 Pcs 2
10
Suction Catheter no
36 Ecolene 4/0 75 Cm Pcs 5 102 Pcs 2
12
Suction Catheter no
37 Gelang Bayi Biru Pcs 15 103 Pcs 2
14
38 Gelang Bayi Pink Pcs 15 104 Surplug Terumo Pcs 5
39 Gelang Dewasa Pink Pcs 15 105 Tegaderm Anak Pcs 10
Handschoen Gammex
40 Pcs 5 106 Tegaderm Dewasa Pcs 10
Steril 6.5
Handschoen Gammex Tensocreepe
41 Pcs 5 107 Pcs 1
Steril 7 15cmx4.55m
Handschoen Gammex
42 Pcs 5 108 Tongue Spatel Besi Pcs 1
Steril 7.5
Handschoen Gammex
43 Pcs 5 109 Tongue Spatel Kayu Pcs 40
Steril 8
44 Infus Set TI*PU Pcs 10 110 Transofix Pcs 2
45 Infus Set TI*U Pcs 10 111 Umbilical Cord Pcs 5
Infus Set Intrafix
46 Pcs 10 112 Underpad Pcs 10
Pediatri
IV Cath Surflo Flash
47 Pcs 10 113 Urin Bag Pcs 5
No. 18
IV Cath Surflo Flash
48 Pcs 10 114 Wing Needle no 21 Pcs 5
No. 20
IV Cath Surflo Flash
49 Pcs 10 115 Wing Needle no 23 Pcs 5
No. 22
IV Cath Surflo Flash
50 Pcs 10 116 Wing Needle no 25 Pcs 5
No. 24
IV Cath Surflo Flash
51 Pcs 10 117 Wing Needle no 27 Pcs 5
No. 26
Kapas Pembalut 500
52 Pcs 1 118
GR
53 Kasa Binda Pcs 1 119
16
16Cmx16Cm
Kasa Hidrophile
54 Pcs 1 120
Binda
55 Kasa Lipat Gulung Pcs 400 121
56 Tensocreepe Pcs 1 122
57 Leukomed Pcs 3 123
58 Leukosan Strips Pcs 2 124
59 Masker Tali Pcs 50 125
60 Masker RM Dewasa Pcs 2 126
61 Masker NRM Dewasa Pcs 2 127
62 Masker RM Anak Pcs 2 128
63 Masker NRM Anak Pcs 2 129
Microdrip Buret
64 Pcs 2 130
Terumo
Micromist Nebulizer
65 Pcs 5 131
Dewasa
Micromist Nebulizer
66 Pcs 5 132
Anak
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
17
I. Petugas Penanggung Jawab
Petugas Operator
Dokter / perawat IGD
II. Perangkat Kerja
telpon
Hand phone
III. Tata Laksana Sistim Komunikasi IGD
1. Antara IGD dengan unit lain dalam adalah dengan nomor extension
masing-masing unit
2. Antara IGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang terkait
dengan pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan telephone
langsung dari IGD dengan menggunakan kode PIN yang dimiliki oleh
dokter jaga atau melalui bagian operator
3. Antara IGD dengan petugas ambulan yang berada dilapangan
menggunakan pesawat telephone dan handphone
4. Dari luar RS Ummi dapat langsung melalui operator
18
- Formulir Persetujuan Tindakan
III. Tata Laksana Informed Consent
1. Dokter IGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian
informed consent pada pasien / keluarga pasien disaksikan oleh
perawat
2. pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan
oleh perawat.
3. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.
19
7. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter
20
1. Perawat yang mendampingi pasien memberikan informasi mengenai kondisi
pasien yang akan dibawa, kepada perawat IGD.
2. Isi informasi mencakup :
Keadaan umum ( kesadaran dan tanda – tanda vital )
Peralatan yang diperlukan di IGD ( suction, monitor, defibrillator )
Kemungkinan untuk dirawat di unit intensive care ( SPO – IGD – 024 )
Perawat IGD melaporkan pada dokter jaga IGD serta menyiapkan hal-hal
yang diperlukan sesuai dengan laporan yang diterima dari petugas
ambulan
21
BAB V
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
Asesmen resiko
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
Pelaporan dan analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
B. Tujuan
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
22
diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat
dicegah
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima,
seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti,
amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku.
C. TATA LAKSANA
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
pasien
b. Melaporkan pada dokter jaga IGD
c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
d. Mengobservasi keadaan umum pasien
e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden
Keselamatan”
23
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV
menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari
ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49
tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara
berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan
yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan
kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya
kasus secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi
penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa
pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya
kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus
kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa
menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar
2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut
perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali
secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa
melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran
infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu
dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi
“Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan
kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya
mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga
kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja
maksimal.
II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
24
kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus
menerapkan prinsip “Universal Precaution”.
25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
26