Anda di halaman 1dari 37

PEDOMAN PELAYANAN UGD

PUSKESMAS KULO KECAMATAN KULO


2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan yang
cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka kematian
dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan
untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik
dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian, perjalanan
ke puskesmas, puskesma, selama perjalanan ke rumah sakit, maupaun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Gawat Darurat perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan
yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien IGD Puskesmas Kulo khususnya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat darurat di
IGD Puskesmas Kulo harus berdasarkan standar pelayanan Gawat Darurat di Puskesmas Kulo.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Gawat Darurat meliputi :
1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolonngan secepatnya
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan :
- Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
- Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya
- Keadaan tidak gawat dan tidak darurat
B. Batasan Operasional

 Instalasi Gawat Darurat


Adalah unit pelayanan di Puskesmas yang memberikan pelayanan pertama pada
pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan
berbagai multidisiplin.
 Triage
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma /
penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
 Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
 Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
 Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan – perubahan
anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan
fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.

 Pasien Gawat darurat


Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan
terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat ) bila tidak mendapat
pertolongan secepatnya.
 Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
misalnya kanker stadium lanjut
 Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan
anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
 Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya
 Kecelakaan ( Accident )
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak,
tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1. Tempat kejadian :
 Kecelakaan lalu lintas
 Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
 Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
 Kecelakaan di sekolah
 Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat rekreasi,
perbelanjaan, di area olah raga, dan lain – lain.
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik
karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
 Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
 Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan
terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan
pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah
satu system / organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
3. Keracunan ( poisoning )
4. Degerenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water and
electrolit )
7. Dan lain-lain.

Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemia


dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat ( 4 – 8 menit ), sedangkan
kegagalan sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang
lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
a. Ditempat kejadian
b. Dalam perjalanan ke Puskesmas atau rumah sakit
c. Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit

C. Landasan Hukum
a. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
b. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993 tentang
berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
c. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE / VII /
1991 Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
d. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
e. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM

Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM UGD adalah :

Nomor Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan


Formal
1 Penanggung Jawab Medis Dokter Umum Bersertifikat ACLS/ATLS

2 Ka Ru UGD S.1 + Ners Bersertifikat


BLS/BTCLS/PPGD
3 Perawat Pelaksana UGD S1 +D III Bersertifikat
Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD

B. Distribusi Ketenagaan

Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu :


a. Untuk Dinas Pagi :
yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BTCLS/PPGD
Kategori :
1 orang Ka Ru
1 orang Pelaksana
b. Untuk Dinas Sore :
yang bertugas sejumlah 1 ( Satu ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BTCLS/PPGD
Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift
c. Untuk Dinas Malam :
yang bertugas sejumlah 1 ( satu ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BTCLS/PPGD
Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift

C. Pengaturan Jaga

I. Pengaturan Jaga Perawat UGD


 Pengaturan jadwal dinas perawat UGD dibuat dan di pertanggung jawabkan oleh
Kepala Ruang (Karu) UGD dan disetujui oleh Kepala Puskesmas.
 Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke perawat
pelaksana UGD setiap satu bulan..
 Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan.
Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga
cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan
disetujui).
 Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( PJ Shift)
dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa kerja minimal 2
tahun, serta memiliki sertifikat tentang kegawat daruratan.
 Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur
dan cuti.
 Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang bersangkutan harus
memberitahu Karu UGD : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau
dinas malam. Sebelum memberitahu Karu UGD,
 Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan ( tidak terencana ), maka KaRu UGD akan mencari perawat pengganti
yang hari itu libur atau perawat UGD yang terdekat dengan Puskesmas. Apabila
perawat pengganti tidak di dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift
sebelumnya wajib untuk menggantikan.

II. Pengaturan Jaga Dokter UGD


 Pengaturan jadwal dokter jaga UGD menjadi tanggung jawab Kepala Puskesmas
 Jadwal dokter jaga UGD untuk dinas pagi dilaksanakan oleh dokter Pukesmas
(Penanggung jawab medis) dan untuk jaga sore dan malam pelaksanaannya secara
On Call oleh dokter puskesmas (Penanggung jawab medis)
 Apabila dokter jaga UGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga, maka dokter
yang bersangkutan harus menginformasikan ke Kepala Puskesmas untuk di carikan
pengganti melalui Dinas Kesehatan paling lambat 3 hari.
 Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke
Kepala Puskesmas untuk dicarikan dokter jaga pengganti melalui Dinas Kesehatan
atau pendelegasian wewenang kepada Kepala Ruangan Unit Gawat Darurat
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan

WC
Ruang Ruang Tindakan Umum
Observasi
Ruang Triase

Lorong

Teras
Ruang ADM Kamar Petugas Ruang
TSB WC
Petugas

B. Standar Fasiltas
I. Fasilitas & Sarana
UGD Puskesmas Kulo berlokasi di lantai I gedung utama yang terdiri dari ruangan
Triase, ruang resusitasi , ruang tindakan bedah , ruangan tindakan non bedah ( 1 ruangan )
dan ruangan observasi.
Ruangan resusitasi terdiri dari 1 ( satu ) tempat tidur , tindakan bedah terdiri dari satu
(1 ) tempat tidur, tindakan non bedah terdiri dari 1 ( satu ) tempat tidur, ruangan observasi
terdiri dari 2 ( dua ) tempat tidur

II. Peralatan
Peralatan yang tersedia di UGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan Gawat
Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien
Gawat darurat.
NO JENIS PERALATAN JUMLAH

I. Set Tindakan Medis/Gawat Darurat


1 Baki logam tempat alat steril tertutup 3 buah
2 Collar Brace/Neck Collar anak 1 buah
3 Collar Brace/Neck Collar dewasa 1 buah
4 Corong telinga/Spekulum telinga ukuran kecil, besar, sedang 1 set
5 Doppler 1 buah
6 Dressing Forceps 2 buah
7 EKG* 1 buah
8 Emesis Basin/ Nierbeken besar 2 buah
9 Forceps Aligator 3 buah
10 Forceps Bayonet 3 buah
11 Guedel Airway (Oropharingeal Airway) 2 buah

12 Gunting bedah standar, lengkung 3 buah

13 Gunting bedah standar, lengkung, ujung tajam/tajam 4 buah


14 Gunting bedah standar, lengkung, ujung tajam/tumpul 4 buah
15 Gunting bedah standar, lengkung, ujung tumpul/tumpul 4 buah
16 Gunting bedah standar, lurus ujung tumpul/tumpul 4 buah
17 Gunting bedah standar, lurus, ujung tajam/tajam 4 buah
18 Gunting bedah standar, lurus, ujung tajam/tumpul 4 buah
19 Gunting pembalut 3 buah
20 Gunting pembuka jahitan lurus 3 buah
21 Handle kaca laring 1 buah
22 Handle kaca nasopharing 1 buah
23 Hooked probes 1 buah
24 Kaca laring ukuran 2,4,5,6 1 set
25 Kaca nasopharing ukuran 2,4,5,6 1 set
26 Kait dan kuret serumen 1 buah
27 Kanula hidung anak 2 buah
28 Kanula hidung dewasa 3 buah
29 Masker O2 2 buah
30 Klem arteri 14 cm (Kocher) 3 buah

31 Klem arteri, 12 cm lengkung, dengan gigi 1x2 (Halstead-Mosquito) 3 buah


32 Klem arteri, 12 cm lengkung, tanpa gigi (Halstead-Mosquito) 4 buah
33 Klem arteri, 12 cm lurus, dengan gigi 1x2 (Halstead-Mosquito) 3 buah

34 Klem arteri, 12 cm lurus,tanpa gigi (Halstead-Mosquito) 4 buah

35 Klem arteri, lurus (Kelly) 3 buah


36 Klem/pemegang jarum jahit, 18 cm (Mayo-Hegar) 3 buah

37 Needle holder 14 cm 3 buah


38 Korentang, lengkung, penjepit alat steril (23 cm) 2 buah
39 Korentang, penjepit sponge 3 buah
40 Kursi roda 1 buah
41 Lampu kepala 2 buah
42 Laringoskop anak 1 buah
43 Laringoskop dewasa 1 buah
44 Laringoskop neonatus bilah lurus 1 buah
45 Magill Forceps 2 buah
46 Nebulizer 1 buah
47 Otoskop 1 buah
48 Palu reflex 2 buah
49 Pinset alat, bengkok (Remky) 3 buah
50 Pinset anatomis, 14,5 cm 3 buah
51 Pinset anatomis, 18 cm 4 buah
52 Pinset bedah, 14,5 cm 5 buah
53 Pinset bedah, 18 cm 3 buah

54 Pinset epilasi 1 buah

55 Pinset telinga 1 buah

56 Pinset insisi Hordeolum/ Chalazion 1 buah

57 Resusitator anak-anak & sungkup 1 buah

58 Resusitator dewasa & sungkup 1 buah

59 Resusitator neonatus & sungkup 1 buah

60 Retraktor, pembuka kelopak mata 1 buah

61 Semprit gliserin 2 buah


62 Silinder korentang steril 2 buah
63 Skalpel, tangkai pisau operasi 3 buah
64 Spalk 1 buah
65 Spekulum hidung 4 buah
66 Spekulum mata 1 buah
67 Sphygmomanometer untuk anak 1 buah
68 Sphygmomanometer untuk dewasa 1 buah
69 Stand lamp untuk tindakan 1 buah
70 Standar infus 4 buah
71 Steteskop anak 1 buah
72 Steteskop dewasa 1 buah
73 Steteskop janin/Laenac 1 buah
74 Suction pump (alat penghisap) 2 buah
75 Sudip lidah logam/Spatula lidah logam panjang 12 cm 4 buah
76 Sudip lidah logam/Spatula lidah logam panjang 16,5 cm 4 buah
77 Tabung oksigen dan regulator 2 buah
78 Tempat tidur periksa dan perlengkapannya 4 buah
79 Termometer anak 2 buah
80 Termometer dewasa 2 buah
81 Timbangan anak 1 buah
82 Timbangan dewasa 2 buah
83 Tissue Forceps 1 buah
84 Torniket karet 2 buah
85 Usungan (brankar ) 1 buah

II. Bahan Habis Pakai


1 Abocath/wing needle No. 20 Sesuai kebutuhan
2 Abocath/wing needle No. 24 Sesuai kebutuhan
3 Abocath/wing needle No. 22 Sesuai kebutuhan
4 Abocath/wing needle No.18 Sesuai kebutuhan
5 Alkohol 1 botol

6 Anestesi topikal tetes mata 1 botol


7 Benang chromic catgut Sesuai kebutuhan
8 Benang silk Sesuai kebutuhan
9 Cairan desinfektan/Povidone Iodine 1 botol
10 Disposable syringe 1 cc Sesuai kebutuhan
11 Disposable syringe 10 cc Sesuai kebutuhan
12 Disposable syringe 2,5 - 3 cc Sesuai kebutuhan
13 Disposable syringe 5 cc Sesuai kebutuhan
14 Disposable syringe 50 cc Sesuai kebutuhan
15 Endotracheal tube ( ETT ) 2.5 1 buah
16 Endotracheal tube ( ETT ) 3 1 buah
17 Endotracheal tube ( ETT ) 4 1 buah
18 Goggle 2 buah
19 Infus set/ intra vena set dewasa Sesuai kebutuhan
20 Infus set/intra vena set anak Sesuai kebutuhan
21 Jarum jahit untuk operasi mata, ½ lingkaran Sesuai kebutuhan
22 Jarum jahit, lengkung, ½ lingkaran penampang segitiga Sesuai kebutuhan
23 Jarum jahit, lengkung, ½ lingkaran, penampang bulat Sesuai kebutuhan
24 Jarum jahit, lengkung, 3/8 lingkaran penampang segitiga Sesuai kebutuhan
25 Jarum jahit, lengkung, 3/8 lingkaran, penampang bulat Sesuai kebutuhan
26 Kapas Sesuai kebutuhan
27 Kasa non steril Sesuai kebutuhan
28 Kasa steril Sesuai kebutuhan
29 Kateter Foley ukuran 5-8 French 2 buah
30 Kateter karet No. 10 (Nelaton) Sesuai kebutuhan
31 Kateter karet No. 12 (Nelaton) Sesuai kebutuhan
32 Kateter karet No. 14 (Nelaton) Sesuai kebutuhan
33 Lubricant gel 1 tube
34 Masker wajah dan penutup kepala Sesuai kebutuhan
35 Micropore surgical tape / Plaster Sesuai kebutuhan
36 Mucous suction, silikon Nomor 8 dan 10 Sesuai kebutuhan
37 Nasogastric Tube/selang lambung ( 3,5,8 ) Sesuai kebutuhan
38 Pelilit kapas/Cotton applicator Sesuai kebutuhan
39 Sabun tangan atau antiseptic 1 botol
40 Pembersih lantai Sesuai kebutuhan

41 Sarung tangan non steril Sesuai kebutuhan


42 Sarung tangan steril Sesuai kebutuhan
43 Selang karet untuk anus Sesuai kebutuhan
44 Skapel, mata pisau bedah besar Sesuai kebutuhan
45 Skapel,mata pisau bedah kecil Sesuai kebutuhan
46 Verban elastic Sesuai kebutuhan
47 Water based gel untuk EKG dan Doppler 1 tube
48 Id Band (Gelang Pasien) Sesuai kebutuhan
49 Sabun cuci Sesuai kebutuhan

III. Perlengkapan
1 Bak instrument tertutup 9 buah
2 Bantal 1 buah
3 Celemek plastic 3 buah
4 Dorongan tabung oksigen dengan tali pengaman 1 buah
5 Duk bolong, kecil 2 buah
6 Duk bolong, sedang 5 buah
7 Duk bolong, besar 2 buah
8 Jam/timer 1 buah
9 Kain balut segitiga ( mitella ) 5 buah
10 Kasur 1 buah
11 Kotak penyimpan jarum bekas 2 buah
12 Lemari alat 1 buah
13 Lemari obat 1 buah
14 Mangkok untuk larutan 3 buah
15 Meja instrumen/alat 1 buah
16 Perlak plastic 2 buah
17 Pispot /Urinal 2 buah
18 Sarung bantal 2 buah
19 Seprei 2 buah
20 Sikat tangan 1 buah
21 Sikat untuk membersihkan peralatan 1 buah
22 Stop Watch 1 buah

23 Tempat sampah tertutup yang dilengkapi dengan injakan 2 buah


pembuka penutup
24 Toples kapas/Kasa steril 2 buah
25 Tromol kasa/Kain steril 3 buah
26 Waskom bengkok 5 buah
27 Waskom cekung 3 buah
28 Waskom cuci 3 buah
29 Sepatu bot 2 buah
30 Troliy 2 buah
31 Label triase 40 buah
32 Microtois 1 buah
33 Apar 1 buah
34 Tandu 1 buah
35 Kunci Inggris 1 buah
36 Lemari Es 1 buah
37 Penjolok Lampu 1 buah
38 Sapu lawa-lawa 1 buah
39 Lampu Cas 2 buah
40 Printer 1 buah
41 Kipas angin 3 buah
42 Televisi 1 buah
43 Dispenser 1 buah
44 Handpon 1 buah
45 Slaber 2 buah
46 Sapu ijuk 3 buah
47 Kemoceng 2 buah
48 Pakaian bedah 2 buah
49 Senter 1 buah
50 Tempat sampah WC 2 buah
IV. Meubiler
1 Kursi kerja 4 buah
2 Lemari arsip 1 buah
3 Meja tulis ½ biro 2 buah
4 Lemari pelengkapan 1 buah
5 Papan informasi 2 buah
6 Lemari Printer 1 buah
7 Box untuk lemari Es 1 buah
8 Kotak Triase 1 buah
9 Kotak Emergency 1 buah
10 Kotak kepuasan 1 buah

V. Pencatatan dan Pelaporan


1. Buku register pelayanan Sesuai kebutuhan
2. Formulir dan Surat Keterangan lain sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan
pelayanan yang diberikan
3. Formulir Informed Consent Sesuai kebutuhan
4. Formulir rujukan Sesuai kebutuhan
5. Kertas resep Sesuai kebutuhan
6. Surat Keterangan Sakit Sesuai kebutuhan

III. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien Puskesmas Kulo saat ini memiliki 2 ( dua )
unit ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi UGD dan bagian umum.
Fasilitas & Sarana untuk Ambulance
A. Perlengkapan Ambulance
1. Ac
2. Sirine
3. Lampu rotater
4. Sabuk pengaman
5. Sumber listrik / stop kontak
6. Lemari untuk alat medis
7. Lampu ruangan
8. Wastafel

B. Alat & Obat


1. Tabung Oksigen ( 2 buah )
2. Piala ginjal ( 1 buah )
3. Tas Emergency yang berisi :
4. Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 3 / 3 kolf )
5. Senter ( 1 buah )
6. Stetoskop ( 1 buah )
7. Tensimeter ( 1 buah )
8. Oropharingeal air way
9. Gunting verban ( 1 buah )
10. Tongue Spatel dan pinset ( masing-masing1 buah )
11. Infus set makro/mikro( 2 / 2 buah )
12. IV chateter 22, 20, 18 ( 2 / 2 / 2 buah)
13. Spuit 2,5 , 5 cc ( masing- masing 2 buah )
14. Alkohol dan Betadin ( masing-masing1 botol )
15. Handscoen ( sesuai kebutuhan )
16. Verband dan kapas ( sesuai kebutuhan )
17. Plester ( sesuai kebutuhan )
18. Bak instrument ( 1 buah )

III. Standar Obat UGD Puskesmas Kulo

Obat Live Saving yang terdiri dari :

a.Injeksi

No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1 Aminophilin Ampul 5 Anti asmatic dan COPD preparations


2 Atropin sulfat Ampul 5 Anti spasmodics
3 Chlorpromacine Hcl Ampul 5 Anti emetik
4 Diazepam Ampul 5 Minor Transquillizer
5 Dexamethazon Ampul 5 Kortikosteroid
6 Dypenhidramin Ampul 5 Anti histamin
7 Ephinephrin/Adrenalin Ampul 5 Asnastetic lokal & general
8 Lidocain Ampul 20 Anastetic lokal
9 Ranitidine Ampul 10 Antacida
10 Vit k Ampul 5 Anti perdarahan
11 Vit B12 Ampul 5 Vitamin
12 Vaksin tetanus Flakon 1 Anti tetanus
13 Vaksin Rabies Flakon 2 Anti rabies

b.Cairan Infus

No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Asering Kolf 10
2 Dextrose 5 % 500 ml Kolf 5
3 Dextrose In Saline Kolf 5
4 Nacl 0,9 % 500 ml Kolf 10
5 Ringer Lactat Kolf 20

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN
I. Petugas Penanggung Jawab
- Perawat UGD
- Petugas Administrasi
II. Perangkat Kerja
- Status Medis
III. Tata Laksana Pendaftaran Pasien UGD
- Pendaftaran pasien yang datang ke UGD dilakukan oleh pasien / keluarga
dibagian administrasi Bila keluarga tidak ada petugas UGD mencari identitas
pasien
- Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian admission akan memberikan
status untuk diisi oleh dokter UGD yang bertugas.
- Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung diberikan
pertolongan di UGD, sementara keluarga / penanggung jawab melakukan
pendaftaran di bagian administrasi

B. TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI UGD


I. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter
 perawat UGD
II. Perangkat Kerja
 Hand phone

III. Tata Laksana Sistim Komunikasi UGD


1. Antara UGD dengan unit lain dalam puskesmas kulo adalah dengan nomor
extension masing-masing
2. Antara UGD dengan puskesmas dan rumah sakit lain yang terkait dengan pelayanan
diluar puskesmas kulo adalah menggunakan handpon langsung dari UGD.
3. Antara UGD dengan petugas ambulan yang berada dilapangan menggunakan
handphone
4. Dari luar Puskesmas kulo dapat langsung melalui Call center Puskesmas atau
Nomor handpon UGD.

C. TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE


I. Petugas Penanggung Jawab
- Dokter jaga
- Perawat UGD
II.Perangkat Kerja
- Stetoscope
- Tensimeter
- Status medis
III.Tata Laksana Pelayanan Triase UGD
1. Pasien / keluarga pasien mendaftar ke bagian administrasi
2. Dokter atau Perawat UGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan
menentukan prioritas penanganan.
3. Prioritas pertama ( I, tertinggi, emergency ) yaitu mengancam jiwa / mengancam
fungsi vital, pasien ditempatkan diruang resusitasi
4. Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa / fungsi vital,
bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat
terakhir. Pasien ditempatkan di ruang tindakan
5. Prioritas ketiga ( III, rendah, non emergency ) yaitu memerlukan pelayanan biasa, tidak
perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan
diruang tindakan

D. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT

I. Petugas Penangung Jawab


- Dokter jaga UGD
- Perawat UGD
II. Perangkat Kerja
- Formulir Persetujuan Tindakan
III. Tata Laksana Informed Consent
1. Dokter atau Perawat yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian
informed consent pada pasien / keluarga pasien disaksikan oleh perawat lain
atau keluarga yang lain
2. pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh
perawat atau keluarga yang lain
3. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.

E. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN

I. Petugas Penanggung Jawab


- Perawat UGD
- Supir Ambulan
II. Perangkat Kerja
- Ambulan
- Alat Tulis
III. Tata Laksana Transportasi Pasien IGD
1. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulan Puskesmas Kulo sebagai
transportasi, maka perawat unit terkait menghubungi UGD
2. Perawat UGD menuliskan data-data / penggunaan ambulan (nama pasien ruang
rawat inap, waktu penggunaan & tujuan penggunaan
3. Perawat UGD menghubungi bagian/supir ambulan untuk menyiapkan kendaraan
4. Perawat UGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.

F.TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY

I. Petugas Penanggung Jawab


 Perawat Admission
 Dokter jaga UGD

II. Perangkat Kerja


 Stetoscope
 Tensi meter
 Alat Tulis
III. Tata Laksana Pelayanan False Emergency
1. Pasien / keluarga pasien mendaftar dibagian administrasi
2. Dilakukan triase untuk penempatan pasien diruang tindakan
3. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter atau Perawat jaga UGD
4. Dokter atau Perawat jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga /
penanggung jawab
5. Bila perlu dirawat / observasi pasien dianjurkan kebagian administrasi.
6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung pulang
7. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter

G.TATA LAKSANA PELAYANAN VISUM ET REPERTUM

I. Petugas Penanggung Jawab


 Petugas Rekam Medis
 Dokter jaga UGD
II. Perangkat Kerja
 Formulir Visum Et Repertum UGD
III. Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum
1. Petugas UGD menerima surat permintaan visum et repertum dari pihak kepolisian
2. Surat permintaan visum et repertum diserahkan kebagian rekam medik
3. Petugas rekam medik menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga yang
menangani pasien terkait
4. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medik maka lembar yang asli
diberikan pada pihak kepolisian
H. TATA LAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL ( DOA )

I. Petugas Penanggung Jawab


 Dokter atau
 Perawat jaga UGD
II. Perangkat Kerja
 Senter
 Stetoscope
 EKG
 Surat Kematian
III. Tata Laksana Death On Arrival UGD ( DOA )
1. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter atau perawat jaga UGD
2. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah
3. Dokter jaga UGD membuat surat keterangan meninggal
4. Jenazah dipindahkan / diserah terimakan ke keluarga pasien.

I. TATA LAKSANA SISTIM INFORMASI PELAYANAN PRA PUSKESMAS


I. Petugas Penanggung Jawab
 Perawat UGD
II. Perangkat Kerja
 Ambulan
 Handphone

III. Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Puskesmas


1. Perawat atau Bidan yang mendampingi pasien memberikan informasi mengenai
kondisi pasien yang akan dibawa, kepada perawat UGD Puskesmas Kulo
2. Isi informasi mencakup :
 Keadaan umum ( kesadaran dan tanda – tanda vital )
 Peralatan yang diperlukan di UGD ( suction dsb )
 Kemungkinan untuk dirawat atau dirujuk
 Perawat UGD melaporkan pada dokter jaga UGD & PJ Shift serta menyiapkan
hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan yang diterima dari petugas
ambulan.

J. TATA LAKSANA SISTIM RUJUKAN


I . Petugas Penanggung Jawab
 Dokter UGD
 Perawat UGD
II. Perangkat Kerja
 Ambulan
 Formulir persetujuan tindakan
 Formulir rujukan
III. Tata Laksana Sistim Rujukan UGD
1. Alih Rawat
 Perawat UGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk
 Dokter atau Perawat jaga UGD memberikan informasi pada dokter atau Perawat
jaga rumah sakit rujukan mengenai keadaan umum pasein
 Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat UGD menghubungi sopir
ambuulance
2. Pemeriksaan Diagnostik
 Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan pemeriksaan
diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi informed consent
 Perawat UGD menghubungi rumah sakit atau Puskesmas rujukan
 Perawat UGD menghubungi petugas ambulan Puskesmas Kulo
3. Spesimen
 Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan specimen
 Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent
 Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan kepetugas
laboratorium
 Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju

BAB V
LOGISTIK
A. PERENCANAAN
Menentukan macam, mutu, dan jumlah alat yang dibutuhkan dalam pelayanan gawat darurat
1. Peralatan kesehatan
Alat kesehatan yang digunakan untuk mendiagnosa, menangani,dan mengevakuasi (proses
rujukan) serta alat medis pendukung untuk penanggulangan penderita gawat darurat
a. Trauma (bedah)  
b. Non Trauma (jantung, interna, kebidanan, anak dan neonatus, neurologi dan psikiatri)
2. Obat-obatan emergency
a.Kegawatdaruratan Jantung 
b.Kegawatdaruratan interna
c.Kegawatdaruratan kebidanan
d.Kegawatdaruratan anak dan neonates
e.Kegawatdaruratan neurologi dan psikiatri

B. PENGANGGARAN
1.Membuat perkiraan biaya
2.Barang yang diperlukan dan jumlahnya, harga satuan dan harga total harus disusun dalam
bentuk table

C. PENGADAAN
Pengadaan peralatan, obat, bahan medis habis pakai sesuai kebutuhan :
1.Ada buku pedoman pelayanan gawat darurat Depkes
2.Ada peralatan, obat, bahan medis habis pakai sesuai dengan buku pedoman (kecuali
pneumatik trousers, pacemaker, CVP tidak menjadi persyaratan
3.Ada obat emergency yang selalu siap
4.Ada daftar obat-obat yang mudah diidentifikasi dan letak obat mudah diambil

D. PENYIMPANAN
Peralatan disimpan dalam dua tempat :
1.Tempat penyimpanan utama atau cadangan dimana persediaan disimpan tetapi tidak
digunakan
2.Tempat penggunaan setelah digunakan Untuk menyimpanan peralatan, diperlukan
ketrampilan berikut:
1.Catatan penerimaan barang baru dan pengeluaran barang
2.Membuat neraca buku-stok (persediaan) atau buku besar

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
 Asesmen resiko
 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
B. Tujuan
D. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas
E. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
F. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di Puskesmas
G. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan Kejadian
Tidak Diharapkan ( KTD )

STANDAR KESELAMATAN PASIEN


 Hak pasien
 Mendidik pasien dan keluarga
 Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
 Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
 Mendidik staf tentang keselamatan pasien
 Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
 Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )


ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan
bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah

KTD yang tidak dapat dicegah


Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan
mutakhir

KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )


Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission ) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat mencederai pasien,
tetapi cedera serius tidak terjadi :
 Karena “ keberuntungan”
 Karena “ pencegahan ”
 Karena “ peringanan ”
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai
untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti : operasi pada
bagian tubuh yang salah.

Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti, amputasi
pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan
adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.

C. TATA LAKSANA
 Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
 Melaporkan pada dokter jaga UGD
 Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
 Mengobservasi keadaan umum pasien
 Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden Keselamatan”

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih
tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak berusia
kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari
keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum mampu
menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang
sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara
langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan
dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum
dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui tindakan
pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka
kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan
angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua
penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan
untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari
penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan
Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial
yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai
resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi
diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.

III. Tindakan yang beresiko terpajan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

IV. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah
kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di Puskesmas Kulo dalam memberikan pelayanan adalah
angka keterlambatan penanganan kegawat daruratan dengan varibel jumlah penderita yang
dilayani > 5 menit berbanding dengan jumlah penderita gawat darurat hari yang sama

Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format tersendiri
dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan penanggung jawab pelayanan

Anda mungkin juga menyukai