Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PRAKTIK 4-6 MEDICAL EMERGENCY UNIT &

STANDARD EQUIPMENT AND MATERIALS IN MEDICAL


EMERGENCY UNIT

Dosen Pembimbing: drg. Irma H.Y. Siregar, M.HKes

Dibuat oleh: Kelompok 2


Kelas: Alih Jenjang

1. Deni Setiawan (P1337425223040)


2. Anggi Armelia Prastuti (P1337425223044)
3. Titania Chofifah (P1337425223047)
4. Yosefina Ose Beda (P1337425223051)
5. Sania Handayani (P1337425223052)
6. Laura Jose Grajela Jeronimo Leonia (P1337425223059)
7. Alima Aldafa Sinaga (P1337425223065)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KESEHATAN GIGI
PROGRAM SARJANA TERAPAN TERPI GIGI
2023
A. PENGERTIAN GAWAT DARURAT
Gawat artinya mengancam nyawa,sedangkan darurat adalah perlu
mendapatkan penanganan atau tindakan segera untuk menghilangkan ancaman
nyawa korban. Jadi, gawat darurat adalah keadaan yang mengancam nyawa yang
harus dilakukan tindakan segera untuk menghindari kecacatan bahkan kematian
korban.
Instalasi Gawat Darurat adalah salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit
yang memiliki team kerja dengan kemampuan khusus dan perawatan yang
memberikan pelayanan pasien gawat darurat yang terorganisir. Instalasi pelayanan
pertama bagi pasien yang datang ke Rumah Sakit terutama dalamhal kedaruratan
berdasarkan kriteria standart baku. Saat tiba di IRD pasien biasanya menjalani
pemilahan terlebih dahulu anamnesis untuk membantu menentukan sifat dan
keparahan penyakitnya. Penderita yang kena penyakit serius biasanya lebih sering
mendapat visite lebih sering oleh dokter daripada mereka yang penyakitnya tidak
begitu parah . Setelah penaksiran dan penanganan awal pasien bisa dirujuk ke
Rumah sakit distabilkan dan dipindahkan ke rumah sakit lain karena berbagai
alasan atau dikeluarkan. Kebanyakan IRD buka 24 jam ,meski pada malam hari
jumlah staf yang ada akan lebih sedikit.
IRD mempunyai mempunyai 2 tipe kriteria yang terdiri dari : kriteria semu
dan kriteria kematian. Kriteria semu yang terdiri dari label berwarna kuning dan
hijau biasanya pada kriteria ini pasien yang mempunyai penyakit ringan dan
biasanya langsung pulang. Sedangkan kriteria kematian atau kriteria pasien yang
menyangkut nyawa yang terdapat pada label merah dan biru, biasanya pada
kriteria ini pasien bisa pulang dan rawat inap, di khususkan pada pasien yang biru
harus rawat inap.

B. Tujuan Instalasi Rawat Darurat


1. Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita gawat darurat
2. Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien
3. Melakukan penanggulangan korban musibah masal dan bencana yang terjadi
dalam maupun diluar rumah sakit
4. Suatu IRD harus mampu memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi pada
masyarakat dengan problem medis akut

C. Prinsip Umum Pelayanan Instalasi Rawat Darurat Di Rumah Sakit


Prinsip umum pelayanan IGD di rumah sakit adalah (Depkes RI, 2010)
1. Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang memiliki
kemampuan : melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat dan
melakukan resusitasi dan stabilitasi (life saving).
2. Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit harus dapat memberikan
pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu
3. Berbagai nama untuk instalasi/unit pelayanan gawat darurat di rumah sakit
diseragamkan menjadi Instalasi Gawat Darurat (IGD).
4. Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangani kasus
gawat darurat.
5. Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 ( lima ) menit setelah
sampai di IGD.
6. Organisasi IGD didasarkan pada organisasi multidisiplin, multiprofesi dan
terintegrasi struktur organisasi fungsional (unsur pimpinan dan unsur
pelaksana).
7. Setiap Rumah sakit wajib berusaha untuk menyesuaikan pelayanan gawat
daruratnya minimal sesuai dengan klasifikasi.

D. Triase
Setiap Rumah Sakit harus memiliki standar triase ytang ditetapkan oleh kepala/
direktur Rumah Sakit.
1. Triase merupakan proses khusus memilah Pasien berdasarkan beratnya cedera
atau penyakit untuk menentukan jenis penanganan /intervensi
kegawatdaruratan.
2. Triase tidak disertai tindakan / intervensi medis.
3. Prinsip triase diberlakukan sistem prioritas yaitu penentuan / penyeleksian
mana yang harus didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada
tingkat ancaman jiwa yang timbul berdasarkan :
a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit
b. Dapat mati dalam hitungan jam
c. Trauma ringan
d. Sudah meninggal
4. Prosedur triase :
a. Pasien datang diterima tenaga kesehatan di IGD rumah sakit
b. Diruang triase dilakukan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk
menentukan derajat kegawatdaruratannya oleh tenaga kesehatan dengan
cara :
1) Menilai tanda vital dan kondisi umum pasien
2) Menilai kebutuhan medis
3) Menilai kemungkinan bertahan hidup
4) Menilai bantuan yang memungkinkan
5) Memproritaskan penanganan defenitif
c. Namun bila jumlah pasien lebih dari 50 orang, maka triase dapat
dilakuka diruang triase (didepan gedung IGD rumah sakit )
d. Pasien dibedakan menurut kegawatdaruratannya dengan memberi kode
warna :
1) kategori merah : prioritas pertama (area resusitasi ) pasien cidera
berat mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila
ditolong segera dan langsung diberi tindakan resusitasi, tetapi bila
memerlukan tindakan medis lebih lanjut, pasien dapat dipindahkan
keruang operasi atau dirujuk ke rumah sakit lain.
2) kategori kuning : prioritas kedua (area tindakan) pasien memerlukan
tindakan definitif tidak ada ancaman jiwa segera dan jika
memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat dipindahkan keruang
observasi dan menunggu giliran setelah pasien kategori merah
ditangani.
3) kategori hijau : prioritas ketiga (area observasi) pasien dengan cidera
minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari
pertolongan atau jika perlu dilakuka perawatan akan dipindahkan ke
unit rawat jalan atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan,
maka pasien diperbolehkan untuk dipulangkan.
4) kategori hitam : prioritas nol pasien meninggal atau cidera fatal yang
jelas tidak mungkin diresusitasi jika pasien sudah meninggal dapat
langsung dipindahkan kekamar jenazah.

E. Klasifikasi Klasifikasi pelayanan Instalasi Gawat Darurat terdiri dari:


1. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I sebagai standar minimal untuk
Rumah Sakit Kelas D.
Memberikan pelayanan sebagai berikut:
a. Diagnosis & penanganan Permasalahan pd A : Jalan nafas (airway
problem), B : Pernafasan (Breathing problem) dan C : Sirkulasi
pembuluh darah (Circulation problem)
b. Melakukan Stabilisasi dan evakuasi
2. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level II sebagai standar minimal untuk
Rumah Sakit Kelas C.
Memberikan pelayanan sebagai berikut:
a. Diagnosis & penanganan : Permasalahan pd A : Jalan nafas (airway
problem), B : Pernafasan (Breathing problem) dan C : Sirkulasi
pembuluh darah (Circulation problem)
b. Penilaian Disability, Penggunaan obat, EKG, defibrilasi (observasi HCU)
c. Bedah cito
3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level III sebagai standar minimal untuk
Rumah Sakit Kelas B.
Memberikan pelayanan sebagai berikut:
a. Diagnosis & penanganan : Permasalahan pd A, B, C dgn alat-alat yang
lebih lengkap termasuk ventilator.
b. Penilaian disability, Penggunaan obat, EKG, defibrilasi.
c. Observasi HCU/R. Resusitasi.
d. Bedah cito.
4. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level IV sebagai standar minimal untuk
Rumah Sakit Kelas A.
Memberikan pelayanan sebagai berikut:
a. Diagnosis & penanganan : Permasalahan pd A, B, C dgn alat-alat yang
lebih lengkap termasuk ventilator
b. Penilaian disability, Penggunaan obat, EKG, defibrilasi
c. Observasi HCU/ R. Resusitasi-ICU.
d. Bedah cito.

F. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)


Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu yang selanjutnya
disingkat SPGDT adalah suatu mekanisme pelayanan Korban/Pasien Gawat
Darurat yang terintegrasi dan berbasis call center dengan menggunakan kode
akses telekomunikasi 119 dengan melibatkan masyarakat.
SPGDT bertujuan untuk:
1. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan
2. Mempercepat waktu penanganan (respon time) Korban/Pasien Gawat Darurat
dan menurunkan angka kematian serta kecacatan.
Penyelenggaraan SPGDT terdiri atas:
1. sistem komunikasi Gawat Darurat;
2. sistem penanganan Korban/Pasien Gawat Darurat; dan
3. sistem transportasi Gawat Darurat.

G. Peralatan Standar yang ada di Unit Gawat Darurat Berdasarkan Klasifikasi IRD,
Kegunaan serta Cara Penggunaannya.

N NAMA GAMBAR KEGUNAAN CARA


O ALAT PENGGUNAAN
1 Peralatan Resusitasi
a. Alat pembebas jalan nafas
E.T.T  Untuk Memasukan pipah
(dewasa, membebaskan jalan napas
anak) jalan napas buatan ke dalam
 Untuk pemberian trakea melalui
pernapasan mulut
mekanik ( dengan
ventilator)
Suction Mengeluarkan cairan  Pastikan alat-
yang tidak alat dalam
diperlukan didalam proses saction
tubuh pasaien seperti dalam keadaan
lendir, ludah, darah, sudah steril
nanah. dan dapat
digunakan
dengan baik
 Pasangkan
saction
machine ke
tabung cairan
 Hubungkan
tabung cairan
ke cathere
menggunakan
pipah
 Melakukan
penghisapan
lendir
Tabung  Berfungsi sebagai Tabungnya dapat
trakeostomi alternatif jalan dihubungkan ke
nafas, untuk suplay oksigen
membantu proses dan mesin bantu
sekresi paru-paru pernapasan
pasien. (ventilator)
 Mengirimkan
oksigen ke paru-
paru jika
kesulitan
bernapas dengan
normal akibat
adanya cedera
atau disebabkan
otot yang sangat
lemah
 Memungkinakan
pasien bernapas
jika tenggorokan
bernapas jika
tenggorokan
tersumbat
Laringoskop Untuk memudahkan  Pemberian
dalam memeriksa obat bius lokal
kondisi tenggorokan, pada hidung
melakukan biopsi pasien
atau mengeluarkan  Memasukan
benda asing dari alat kedalam
tenggorokan hidung hingga
mencapai
laring

Magil Untuk memasang  Pegang


forceps intubasi atau alat forceps
bantu saluran nafas magil dengan
atau mengambil ibu jari dan
benda asing dari jari manis
saluran nafas bagian tangan
atas pasien  masukan
forcep
(dalam
keadaan
tertutup)
kedalam
mulut pasien
 buka dan
tutup forceps
untuk
menjepit
benda asing
b. Alat bantu pernafasan
Sungkup Alat untuk  Pasang alat ke
mengalirkan oksigen sistim supalay
kecepatan rendah oksigen
pada pasien yang  Putar kenop
bisa bernapas meteran arus
spontan oksigen dan
sesuaikan
kecepatan
aliran oksigen
sesuai
kebutuhan
 tekan katup
yang terdapat
antara resevoir
dan sungkup
menggunakan
jari untuk
memastikan
bahwa oksigen
masuk dan
mengisi
resevoir
dengan baik
 lepaskan jari
dari katup
apabila
resevoir terisi
dengan baik
 perlahan-lahan
remas resevoir
untuk
mengosongka
n oksigen
yang telah
mengisi
resevoir agar
keluar melalui
katup
 buat pasien
merasa tenang
dan pantau
tanda vital
selama
pemberian
terapi oksigen
Bag valve Alat untuk  Pastikan jalan
mask mengatasi kondisi napas bersih
henti nafas. tidak ada
Hpoventilasi, atau sumbatan
jika ventilasinya  Kepala
tidak memadai diposisikan
sampai pasien bisa hingga jalan
bernapas spontan napas terjaga
atau sampai ada dan
ventilasi penunjang sungkupnya
yang lebih defenitif harus menutup
seperti ventilator sempurna
tidak boleh
ada kebocoran
 Jika
baggingnya
tidak tepat ada
kebocoran
maka
paru=paru
tidak akan
mengembang
Ventilator Untuk membantu  Salah satu
kerja paru-paru yang ujung selang
tidak bekerja secara dimasukan
normal kedalam
saluran udara
paru-paru
pasien melalui
mulut atau
hidung
Oxygen Alat bantu  Membuka
portable pernapasan tutup bagian
atas tabung
 Lalu letakan
tutup pada
kepala kaleng
dan gunakan
sebagai
masker
 Tutup hidung
dan mulut
dengan tutup
kaleng
tersebut
selama kurang
lebih 2 detik
 pemakian bisa
diulang 5-10
kali
2 Peralatan fiksasi / balut dan bidai
Mitella / kain  Membantu  Balutkan
segitiga mengendalikan pada bagian
pendarahan’ tubuh yang
 mengurangi rasa menggantung
nyeri atau
 mempercepat cedera/terluk
penyembuhan a
 menjadi
penopang untuk
bagian tubuh
yang cedera
3 Peralatan evakuasi
Scoop Dipakai untuk  Sesuaikan
stretcher evakuasi korban panjang tandu
bencana yang dengan tinggi
lokasinya sulit pasien
dijangkau  Buka kunci
dan pisahkan
menjadi dua
bagian
 pasang tandu
scoop perlahan
minimal 2
petugas
dengan
memasitkan
kesegarisan
kepala dan
vertebrata
 kunci kembali
tandu dan
pasang sabuk
pengaman
Brancard/ Untuk memindahkan  Memposisikan
stratcher pasien yang pasien ke arah
mengalami penolong
ketidakmampuan,  Penolong yang
keterbatasan ataupun lain menahan
tidak sadar area kepala
punggung
pasien
 Kemudian
pasien
diletakan
bersamaan
dengan tandu
secara
perlahan
Dipasangkan
penganan dan
pindahkan pasien
ke ambulance
Kursi roda Membantu mobilitas  Didorng
seseorang yang pegangan
terganggu atau tidak rem plastik
dapat berjalan karna dengan
sakit cedera atau usia tangan ke
arah depan
kursi rodah

Tarik
pegangan
rem plastik
ke belakng
untuk
melepaskan
rem
 Pastikan kaki
berada di
alas kaki
selama
pengoperasia
n
KED Untuk membebaskan Dimasukan ke
(Kedrick korban tabrakan bagian kursi
Extrication lalulintas dari sehingga akan
Device) kendaraan bermotor dapat membuka
jalan napas bagi
korban yang
divakuasi

Ambulans Untuk menaangani Dikendarai oleh


dan/ seorang driver
ataumengangkut
pasien dengan
kondisi gawat
darurat atau
berpotensi
mengancam nyawa
dari suatu tempat ke
tempat yang lain
untuk mendapatkan
pengobatannya
L.S.B (Long Digunakan untuk  Memposisikan
spine board) mengevakuasi pasien ke arah
korban yang diduga penolong
mengalami cedera  Penolong yang
tulang belakang lain menahan
area kepala
punggung
pasien
 Kemudian
pasien
diletakan
bersamaan
dengan tandu
secara
perlahan
 Dipasangkan
penganan dan
pindahkan
pasien ke
ambulance
4 Peralatan penanganan medis
Minor set Untuk melakukan Menggunakan
surgery tindakan bedah sesuai kebutuhan
minor perawatan

Pulse Alat pengukur kadar 


Buat tangan
oxymetri oksigen dalam darah dan jari lebih
rileks
 Letakan alat
saturasi
dengan
posisi yang
tepat
 Pastikan alat
saturasi
menyala
hingga tanda
pemeriksaan
selesai
 Lepaskan
oximeter saat
sudah
mengetahui
hasil
pemeriksaan
Tensi meter Mengukur tekanan  Pasang manset
darah pada lengan
pasien
 Nyalakan
tombol daya
alat tensi
digital
 Manset akan
mengembang
dengan
sendirinya
 alat tensi
digital akan
menampilkan
hasil
Thermogan Alat ukur suhu atau Tempatkan
thermometer dengan thermometer
metode nonkontak didepan dahi
dengan jarak yang
tercantum sesuai
buku petunjuk

Infus set Memberikan cairan  Tentukan


infus ke dalam tubuh area vena
pasien melalui yang akan
intravena untuk ditusuk
memenuhi untuk
kebutuhan cairan menyalurkan
dan elektrolit infus
 Memasang
tornikuet
 Menusukan
IV kateter ke
vena
menggunaka
n jarum yang
menghadap
ke jantung
 Menyambun
gkan jarum
IV Ke selang
infus
 Menutup
area insersi
menggunaka
n kasa steril
dan plester
 Mengatur
tetesan infus
E.K.G Tes untuk mengukur  Pasang
monitor dan merekam elktroda dada
aktivitas listrik dengan
jantung menekan karet
menggunakan mesin penghisap
pendeteksi implus  Buat kalibrasi
listrik  Rekam setiap
lead 3-4 beat
atau
gelombang
 Kalau perlu
lakukan
kalibrasi
setelah
perekaman
 Semua
elektroda
dilepas

Defibrillator Memberikan kejutan  Pastikan


set listrik ke jantung defibrilator
untuk mengatasi dalam keadaan
irama jantung yang kering
upnormal yang  Beri krim pada
berpotensi fatal paddle dan
(aritmia) tempelkan
pada pasien
dalam posisi
apeks dan
sternum
 tekan tombol
energy
 lakukan
pengisian
dengan
menekan satu
tombol pada
paddle lalu
proses
pengisian
dapat dilihat
pada monitore
AED untuk menolong  Tempelkan
(Automated orang yang satu pads pada
External mengalami henti dada kanan
Defibrillator) jantung atas di bawah
tulang
clavicula
 Letakan satu
pads yang lain
di sebelah
putting susu
kiri
 Sambungkan
kabel AED ke
kotak mesin
AED
 CLEARkan
korban dan
biarkan AED
menganalisa
Gelombang
 Jika AED
memerintahka
n untuk
melakukan
shock AED
akan
memerintahka
n penolong
menjauh dari
pasien

Injeksi set Memasukan cairan Penggunaan


obat kedalam tubuh sesuai indikasi
pasien

Alat tes Alat yang digunakan Mengambil


glukosa untuk melakukan tes sampel darah
gula darah dengan alat jarum
suntik lalu
tempelkan sampel
darah secukupnya
pada strip tes gula
darah yang
terpasang pada
glukometer
5 Peralatan kelengkapan
Operating Untuk penerangan  Hubungkan ke
lamp pada saat arus listrik
pembedahan  Menekan
dikamar operasi tombol power

Operating Untuk meletakan  Hubungkan ke


table pasien sesuai dengan aliran listrik
posisi yang  Atur posisi
dikehendaki dalam yang
melakukan tindakan diinginkan
opersai atau atau sesuai
pembedahan
jenis tindakan
Tabung  Mengembalikan  Periksa
oksigen tekanan oksigen persediaan
jaringan dengan  Pasang
meningkatkan selang
ketersediaan oksigen
oksigen dalam  Atur laju
berbagai kondisi aliran
 Membantu  Letakan
resusitasi kanula di
 Memberikan hidung
dukungan hidup
untuk pasien
berventilasi
artifisial
 Tabung oksigen
membantu
stabilitas
kardiovaskuler

Urine Untuk mengeluarkan  Selang kateter


catheter urin dari kantung perlu dilumuri
kemih, sehingga pelumas agar
pengguna dapat mudah
membuang air dimasukan
kencing dengan  Masukan
normal selang kateter
kedalam
kandung
kemih melalui
uretra( saluran
kencing)
 Lalu di kunci
dengan
mengembungk
an balon di
ujung kateter

Pispot Digunakan untuk  Berikan alas


membantuh pasien dan bantal pada
dalam mebuang air area tubuh
besar atau BAK bagian belakang
seperti bokong,
kaki ditekuk
seperti
seseorang yang
akan
melahirkan,
 Masukkan
pispot dan bantu
untuk
menahannya,
 Pastikan bahwa
posisi pispot
benar,
 Setelah selesai
bersihkan
pasien dan
gunakan
kembali
celananya
Stetoskop Untuk  Pilih tempat
mendengarkan suara yang tenang
dari dalam tubuh, untuk
salah satunya untuk menggunakan
mendengar suara stetoskop
detak jantung dan  Atur posisi
mendeteksi pasien
kelainannya  Tentukan untuk
menggunakan
diafragma atau
bel
 Gunakan
stetoskop
langsung pada
kulit

Anda mungkin juga menyukai