DARURAT
Disusun oleh:
Abdulaziz Ar Bajamal
NIM : 20160309022
Email: aziz.arba@gmail.com
Meskipun telah majunya sistem rumah sakit yang dianut oleh suatu
negara bukan berarti tiap rumah sakit memiliki kemampuan mengelola IGD
sendiri. Penyebab utama kesulitan untuk mengelola IGD adalah karena IGD
merupakan salah satu dari unit kesehatan yang paling padat modal, padat
karya, serta padat teknologi.
1. Biru
a) Henti jantung yang kritis
2. Merah
f) Luka bakar derajat II >25 % tidak mengenai dada dan muka
3. Kuning
4. Hijau
Kebanyakan IRD buka 24 jam ,meski pada malam hari jumlah staf
yang ada akan lebih sedikit
D. Tujuan IRD
4. Suatu IRD harus mampu memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi
pada masyarakat dengan problem medis akut
E. Kriteria IRD
2. IRD juga harus memiliki penderita – penderita false emergency (korban
yang memerlukan tindakan medis tetapi tidak segera),tetapi tidak boleh
memggangu / mengurangi mutu pelayanan penderita- penderita gawat
darurat.
3. IRD sebaiknya hanya melakukan primary care sedangkan definitive care
dilakukan ditempat lain dengan cara kerjasama yang baik
2. Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda (Alur masuk
kendaraan /pasien tidak sama dengan alur keluar)
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
2. Infeksi
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of
water and electrolie)
II. TRIAGE
1. gagal nafas,
2. cedera torako-abdominal,
3.
c. mati.
A. Sistem triase
3. Menjamin kelancaran pelayanan dan mencegah hambatan yang tidak perlu
4. Menilai dan menilai ulang pasien baru / pasien yang menunggu
1. Perkenalkan diri anda dan jelaskan apa yang akan anda lakukan.
5. Pahami sistem IRD dan keterbatasan anda. Ingat objektif primer aturan
triase. Gunakan sumber daya untuk mempertahankan standar
pelayanan memadai.
F. Fahami juga :
4.
·
G. Tipe Triage :
a. Daily triage
Daily triage adalah triage yang selalu dilakukan sebagai dasar pada
system kegawat daruratan. Triage yang terdapat pada setiap rumah
bsakit berbeda-beda, tapi secara umum ditujukan untuk mengenal,
mengelompokan pasien menurut yang memiliki tingkat keakutan
dengan tujuan untuk memberikan evaluasi dini dan perawatan yang
tepat. Perawatan yang paling intensif dberikan pada pasien dengan
sakit yang serius meskipun bila pasien itu berprognosis buruk.
c. Disaster Triage
Ada ketika system emergensi local tidak dapat memberikan perawatan
intensif sesegera mungkin ketika korban bencana sangat
membutuhkan. Filosofi perawatan berubah dari memberikan
perawatan intensif pada korban yang sakit menjadi memberikan
perawatan terbaik untuk jumlah yang terbesar. Fokusnya pada
identifikasi korban yang terluka yang memiliki kesempatan untuk
bertahan hidup lebih besar dengan intervensi medis yang cepat. Pada
disaster triage dilakukan identifikasi korban yang mengalami luka
ringan dan ditunda terlebih dahulun tanpa muncul resko dan yang
mengalami luka berat dan tidak dapat bertahan. Prioritasnya
ditekankan pada transportasi korban dan perawatan berdasarkan level
luka.
d. Military Triage
Sama dengan tiage lainnya tapi berorientasi pada tujuan misi
disbanding dengan aturan medis biasanya. Prinsip triage ini tetap
mengutamakan pendekatan yang paling baik karena jika gagal untuk
mencapai tujuan misi akan mengakibatkan efek buruk pada kesehatan
dan kesejahteraan populasi yang lebih besar.
F. KLASIFIKASI TRIAGE
– Prioritas kedua
– Prioritas rendah
Terdiri dari :
Pada triase ini tidak dibutuhkan dokter dan perawat, tapi hanya
dibutuhkan seseorang dengan pelatihan medis yang minimal.
Pengkajian dilakukan kdengan sangat cepat selama 60 detik pada
bagian berikut :
1) Ventilasi / pernapasan
3) Status neurology
Tujuannya hanya untuk memperbaiki masalah-masalah yang
mengancam nyawa seperti obstruksi jalan napas, perdarahan yang
massif yang harus diselesaikan secepatnya. Pasien diklasifikasikan
sebagai berikut :
Ä Critical/ Immediate
– respirasi >30x/menit
Ä Delayed
– Respirasi <30x/menit
Ä Dead
1) Traffic director
2) Spot check
Pada model ini, perawat mendapatkan keluhan utama bersama dengan
data subjektif dan objektif yang terbatas, dan pasien dikategorikan ke
dalam salah satu dari tiga prioritas pengobatan berikut ini : “gawat
darurat,” “mendesak,” atau “ditunda”. Dapat dilakukan beberapa tes
diagnostic pendahuluan, dan pasien ditempatkan di area perawatan
tertentu atau di ruang tunggu. Tidak ada evaluasi ulang yang
direncanakan sampai dilakukan pengobatan.
3) Comprehensive
Sistem comprehensive adalah sistem yang paling maju dengan
melibatkan dokter dan perawat dalam menjalankan peran triase. Data
dasar yang diperoleh meliputi pendidikan dan kebutuhan pelayanan
kesehatan primer, keluhan utama, serta informasi subjektif dan ojektif.
Tes diagnostic pendahuluan dilakukan dan pasien ditempatkan di
ruang perawatan akut atau ruang tunggu. Jika pasien ditempatkan di
ruang tunggu, pasien harus dikaji ulang setiap 15 sampai 60 menit
(Rea, 1987).
Fauzanlampoeng.http://www.scribd.com/doc/50079020/sarana-dan-
prasarana-fisik-unh-gawat-darurat
STIKBINAHUSADA.2008.http://blogspot.com/2008/12/konsep-dasar-
keperawatan-gawat-darurat.html
http://www.angelfire.com/nc/neurosegery/falsafahgd.html
http://id.wikipedia.org/wiki/unitgawatdarurat
http://www.rsob.online.net.informasi/pengertian-umum
http://vita-insani.co.id/rsjombang/fasilitas.php